BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” atau communicatio atau communicare yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.8 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :9 1.Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis, melainkan dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus. 8 9 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : 2009,1 Riswandi, op.cit., 4-7 9 10 2.Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar disini menunujukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan. Tujuan komunikasi mencakup banyak hal, tergantung dari keinginan atau harapan dari masing-masing pelakunya. 3.Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4.Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Selain bahasa verbal, juga ada lambanglambang yang bersifat non verbal yang dapat digunakan dalam komunikasi seperti 11 gesture (gerak tangan, kaki,atau bagian tubuh lainnya), warna, sikap duduk, berdiri, dan berbagai bentuk lambang lainnya. Penggunaan lambang-lambang non verbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat makna pesan yang disampaikan. 5.Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Apa yang kita terima, nilainya bergantung pada apa yang kita berikan. 6.Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. 12 2.1.3 Prinsip-Prinsip Komunikasi Komunikasi memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :10 1.Komunikasi adalah proses simbolik Berkat kemampuan menggunakan lambing, baik dalam penyandian, ataupun penyandian-balik, manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. 3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkannya bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. 4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang benar10 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : 2007,92-126 13 benar direncanakan dan disadari. Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, social, dan psikologis. 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. 7. Komunikasi itu bersifat sistematik Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara kita berperilaku. 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif komunikasi Makna suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, pada dasarnya terikat budaya. Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya akan ditangkap 14 oleh penutur asli bahasa bersangkutan. Penutur asli akan tertawa terbahak-bahak mendengar humor tersebut, sementara orang-orang lain mungkin akan bengong meskipun mereka secara harfiah memahami kata-kata dalam humor tersebut. 9. Komunikasi bersifat non-sekuensial Meskipun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsur-unsur proses komunikasi sebenarnya tidak terpola secara kaku. Pada dasarnya, unsur-unsur tersebut tidak berada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses komunikasi. 10. Komunikasi bersifat sinambung, dinamis, dan transaksional Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (continuous). 11. Komunikasi bersifat irreversible Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena merupakan peristiwa, perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali”. Sama halnya dengan komunikasi, sekali anda mengirimkan pesan, anda tidak dapat 15 mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. 12. Komunikasi bukan obat mujarab untuk menyelesaikan berbagai masalah Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala structural ini harus juga diatasi. 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”.11 Menurut Susanto dalam Wiryanto, istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media (media massa) kependekan dari media of mass communication.12 Menurut Pool dalam Wiryanto mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir 11 12 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Grasindo:2000,1-3 Ibid. 16 kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah,radio, film, atau televisi.13 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Effendy dalam Ardianto, mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :14 1.Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. 2.Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya. Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. 3.Fungsi Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya, khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Khalayak dapat terpengaruh dan mengubah kebiasaan mereka. 13 14 Ibid. Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: 2007,18-19 17 2.2.3 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa dari Claude D. Shannon dan Warren Weaver dalam Ardianto digambarkan sebagai proses linier dan searah. Pesan diumpamakan mengalir dari sumber informasi (information source) melalui beberapa komponen menuju kepada komunikan. Dalam proses komunikasi ini terdapat lima komponen termasuk satu komponen yaitu gangguan (noice).15 Sumber informasi (information source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan (terdiri atas kata-kata lisan atau tulisan, gambar, musik, dll) diubah ke dalam bentuk sinyal oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan saluran yang akan digunakan. Pesan dapat diteruskan atau diterima melalui saluran kepada penerima (receiver). Saluran adalah media (alat) yang dapat menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima. Penerima (receiver) menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination). Sementara itu dalam perjalanannya, sinyal memiliki potensi untuk terganggu oleh berbagai sumber gangguan (noice source) yang ada disekitarnya, misalnya pada saat yang bersamaan dalam saluran yang sama muncul terlalu banyak sinyal. Hal ini akan mengakibatkan adanya perbedaan antara sinyal yang dikirimkan dengan sinyal yang diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pesan yang dikirimkan oleh sumber, yang kemudian disusun kembali oleh penerima sehingga mencapai tujuan, tidak selalu memiliki makna yang sama. Komunikator harus menyadari bahwa suatu pesan yang dikirimkan tidak selalu diterima dengan makna atau pengertian yang sama oleh 15 Ardianto,op.cit.,30-31 18 penerima. Jika komunikator tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hal tersebut, maka hal itu merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi.16 2.3 Media Massa Media massa merupakan alat atau sarana untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi massa. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, film, media on-line atau internet, dan televisi. Menurut De Vito dalam Budianto mengungkapkan 6 fungsi penting media massa bagi masyarakat, yaitu : fungsi menghibur (entertainment), fungsi meyakinkan (to persuade), fungsi informasi, fungsi menganugerahkan status, fungsi membius (norcotizing), fungsi menciptakan rasa kebersamaan, dan fungsi pengawasan.17 2.4 Televisi Sebagai Saluran Media Massa Televisi merupakan salah satu bentuk media yang paling efektif dalam komunikasi massa. Dengan kebudayaan audio visualnya,televisi dapat menyampaikan pesan dengan sangat baik kepada khalayak. Sehingga televisi dapat berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. 16 Ibid. Heri Budianto. Tayangan Televisi : Antara Kebutuhan dan Kebuntuan Logika dalam MediaKom Jurnal Ilmiah. Jakarta : 2008,21-23 17 19 Sajian yang diberikan oleh televisi dalam bahasa audio visual, lebih mudah diingat. Televisi pun mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan.18 2.4.1 Sejarah Singkat Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1 September 1940.19 Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara ratarata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. 18 19 Budianto, op.cit.,20 Ardianto,op.cit., 135-136 20 Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu : TVRI, RCTI, SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE. 2.4.2 Sifat Televisi Sifat media penyiaran televisi sebagai salah satu bentuk media massa memiliki cirinya tersendiri. Dalam upaya menyampaikan informasi, televisi memiliki kelebihan dan juga kekurangan, antara lain seperti : Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran, dapat dilihat dan didengar kembali bila diputar kembali, daya rangsang sangat tinggi, elektris, sangat mahal, dan daya jangkau besar. Televisi sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, televisi dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu).20 2.5 Program Televisi Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian audiens. 20 Budianto,op.cit., 21 21 Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan menarik bagi audiens. 2.5.1 Jenis – Jenis Program Televisi Jenis-jenis program acara televisi dibagi menjadi 2, yaitu :21 1. Program Informasi : Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu : a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu : Straight News, Features, dan Infotainment. b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk show. 21 Morissan. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : 2008, 208-219 22 2. Program Hiburan : Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah : a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz Show, Ketangkasan, dan Reality Show. b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. 23 Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron. 2.6 Sinetron Sinetron merupakan kependekan dari sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian juga penulisan naskah. Naskah sinetron disebut juga skenario, seperti skenario dalam film layar lebar. Pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik dengan video rekorder. Bahannya, pita di dalam kaset. Penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi, dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi di rumah-rumah.22 Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendirisendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas disebut dengan mini seri. Episode dalam satu mini seri merupakan bagian dari cerita keseluruhan.23 22 23 Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta:2007,226-227 Morissan, loc.cit., 24 2.6.1 Jenis – Jenis Sinetron Format sinetron cerita terdiri dari beberapa jenis, yaitu :24 1. Sinetron Drama Modern Sinetron yang isi cerita, alur, penokohan, dan segala aspek pendukung yang ada di dalamnya lebih mengikuti perkembangan jaman. 2. Sinetron Drama Legenda Sinetron yang isi cerita, alur, penokohan, dan segala aspek pendukung yang ada di dalamnya merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi di waktu lampau. 3. Sinetron Drama Komedi Sinetron yang isi cerita, penokohan, maupun alur ceritanya bersifat lucu dan memberikan hiburan tersendiri bagi pemirsanya. 4. Sinetron Drama Saduran Sinetron yang isi, alur, penokohan, dan segala aspek yang ada di dalamnya merupakan saduran atau jiplakan dari sinetron atau film lain. Biasanya diambil dari sinetron atau film luar negeri. 5. Sinetron Drama yang dikembangkan dari cerita atau novel, cerita pendek, dan sejarah. Sinetron yang isi cerita, alur, penokohan, dan segala aspek yang ada di dalamnya merupakan perkembangan dari sebuah tulisan di novel, cerita pendek, dan cerita sejarah. 24 Soenarto,R.M. Program Televisi : FFTV-IKJ PRESS. Jakarta : 2007, 62-63 25 2.6.2 Unsur – Unsur Sinetron Beberapa unsur – unsur sinetron yang menjadi daya tarik bagi audiens :25 1. Unsur Tema dan Isi Cerita Unsur tema dan isi cerita merupakan unsur yang paling penting dan utama dalam sebuah sinetron untuk menarik minat audiens, yaitu rangkaian kejadian yang kait-mengait dalam hubungan kausal (sebab akibat) atau hubungan dengan permasalahan pokok. Unsur tema dan isi cerita yang menarik dan berbeda dari biasanya lebih mudah menarik minat audiens. 2. Unsur Pemain atau Tokoh Unsur pemain atau tokoh juga merupakan unsure penting dalam menarik minat audiens. Karakter yang tepat dan kuat untuk setiap tokoh yang mewakili dalam cerita, dapat memberikan kesan tersendiri bagi audiens. 3. Unsur Sinematografi Selain tema, isi cerita, dan pokohan, unsur sinematografi juga merupakan unsur penting dalam menarik minat audiens. Tanpa unsur sinematografi, cerita sinetron pasti akan terasa monoton dan membosankan. Audiens akan lebih tertarik bila ada efek-efek yang menarik dalam gambar, cara pengambilan gambar yang bagus, hasil editing yang bagus, dan faktor lainnya dari unsur sinematografi yang dapat lebih menarik minat audiens. 4. Unsur Pesan Audiens akan sangat tertarik apabila dalam cerita sinetron yang audiens saksikan memiliki pesan yang dapat diambil untuk kepentingan atau 25 Wibowo, op.cit., 155. 26 kehidupan audiens. Sehingga audiens tidak hanya sekedar menyaksikan sebuah sinetron, namun juga mendapatkan pesan atau pembelajaran yang baik bagi kehidupannya. 2.7 Riset Khalayak (Audience Research) Secara terminologis, research berarti mencari. Pengertian operasionalnya adalah upaya untuk mencari data yang dapat diinterpretasikan menjadi informasi yang dibutuhkan. Sedangkan audience adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedianya. Jadi, audience research adalah upaya untuk mencari data tentang khalayak (sebagai pengguna media massa). Adapun data yang dicari melalui audience research dikelompokkan ke dalam audience profile, media exposer, audience rating, efek komunikasi bermedia.26 2.7.1 Profil Audiens (Audience Profile) Data mengenai audience profile mencakup variabel-variabel :27 1. Sex (Jenis Kelamin) Pencarian data pemirsa melalui jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. 2. Age (Umur) Pencarian data pemirsa melalui tingkatan umur. 3. Education Level (Tingkat Pendidikan) Pencarian data pemirsa melalui tingkatan pendidikan . 26 Endang S. Sari. Audience Research; Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar, dan Pemirsa. Yogyakarta : 1993, 28-30 27 Ibid 27 4. Income (Pendapatan) Pencarian data pemirsa melalui besar kecilnya pendapatan. 5. Occupation (Kedudukan / jabatan) Pencarian data pemirsa melalui tingkatan kedudukan atau jabatannya. 6. Media Ownership (Pemilikan Media) Pencarian data pemirsa melalui kepemilikan media, media apa saja yang dimiliki sebagai sarana mendapatkan informasi. Dari data tersebut dapat diketahui gambaran audience suatu media massa atau audience suatu acara tertentu, dan dari berbagai variabel dalam audience profile ini dapat dikorelasikan dengan variabel-variabel lainnya sesuai dengan kepentingan penelitian sehingga tujuan peneliti dapat dicapai. 2.7.2 Terpaan Media (Media Exposure) Terpaan Media (Media Exposure) berusaha mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, print media, kombinasi media, audio dan media audio-visual, media dan print media, media audio-visual dan print media, serta media audio, audio-visual dan print media. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data audien tentang berapa kali (hari) seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian); berapa kali (minggu) seseorang mnggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan dan tengah bulanan); serta berapa kali (bulan) seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program 28 bulanan). Dari ketiga pola ini yang sering dilakukan adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu). Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media menghitung berapa lama audien bergabung dengan suatu media(berapa jam perhari); atau berapa lama audien mengikuti suatu program (berapa menit audien mengikuti suatu acara / audience’s share on a program).28 2.7.3 Audience Rating Audience Rating (perankingan yang dilakukan audiens) digunakan untuk mengetahui persepsi audiens terhadap jenis media, jenis informasi, format acara, dan komunikator yang menjadi favorit audiens. Audience Rating sangat baik dilakukan untuk mencari informasi yang paling dibutuhkan audiens, media yang sering digunakan audiens, format acara yang paling disenangi audiens, dan komunikator (broadcaster, news caster, reporter, dan lain-lainnya) yang paling bagus dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi massa.29 2.7.4 Efek Komunikasi Bermedia Penelitian efek media massa terhadap audiens bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kehadiran suatu media atau proses penyampaian pesan mempengaruhi audiens dalam berfikir, bersikap, dan berperilaku. Penelitian efek ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan sosial terjadi karena kehadiran media atau pun karena pesan media massa. 28 29 Ibid Ibid 29 Dengan data tentang audiens tersebut kita akan tahu profil audiens, informasi yang dibutuhkan audiens, teknik penyampaian pesan yang paling efektif, serta efek dan komunikasi bermedia.30 2.8 Khalayak 2.8.1 Pengertian Khalayak Khalayak (audience) merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Ukuran keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesanpesan yang disampaikan melalui saluran / medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran, dipahami, dan mendapatkan tanggapan postif dalam arti sesuai dengan harapan komunikator.31 Dengan demikian pengertian khalayak disini adalah sekumpulan orang yang terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat tertentu, memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih kurang sama, yaitu ingin memperoleh32. 30 Ibid Riswandi,. Ilmu Komunikasi, op.cit., 139 32 Ibid 31 30 2.8.2 Karakteristik khalayak Khalayak memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Khalayak Sebagai Penggarap Informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima bersifat selektif. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan bentuk informasi terntu akan melakukan decoding. Isi pesan tidak akan dicerna atu diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan keinginannya. 2. Khalayak Sebagai “Problem Solver” Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara pemecahannya. Dengan demikian informasi atau pesan uang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan masalah atau mungkin penambah kesulitan baru, jelas tak akan dapat perhatian mereka. 3. Khalayak Sebagai Mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui berbagai tahap dan barisan. 4. Khalayak Yang Mencari Pembela 31 Seseorang mimilih suatu medium tertentu dengan alas an bahwa informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya. 5. Khalayak Sebagai Anggota Kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. 6. Khalayak Sebagai Kelompok Penyajian informasi/pesan dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari kelompok khalayak sasaran. 7. Selera Khalayak Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasarn khalayak yang akan dituju. Selera khalayak ini bias juga berubah-ubah. 2.9 Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. 32 Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.33 Persepsi secara umum dipengaruhi oleh asumsi (sering dalam kondisi tidak sadar), harapan budaya, kebutuhan. Suasana hati, dan perilaku.34 Perhatian (attention) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.35 Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberikan arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya dan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Kognitif terfokus pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang disimpan di dalam ingatan, kemudian menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau aktivitasaktivitasnya. 33 Walgito,op.cit., 53 Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: 2008,89 35 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: 2005,52 34