BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi

advertisement
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa
Komunikasi
communication”
massa
sebagai
berasal
dari
kependekan
dari
bahasa
mass
Inggris
yaitu,
“mass
media
communication
(komunikasi media massa), artinya komunikasi yang menggunakan media massa
atau komunikasi mass mediated. 1
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio dan televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). 2
Definisi komunikasi massa menurut Bittner“ Mass communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of people”
(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang). 3
Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi:
“komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
1
Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006. Hal 20
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. Hal
75 3
Jalaludin Rakhman. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. Hal 188
2
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau
elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.4
2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa
1. Surveillance (Pengawasan), fungsi pengawasan komunikasi massa
dibagi dalam bentuk utama, pertama yaitu: warning or beware
surveillance (pengawasan peringatan) yang terjadi ketika media massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya
gunung berapi, dan sebagainya. Yang kedua instrumental surveillance
(pengawasan instrumental) adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (penafsiran), fungsi penafsiran hampir mirip dengan
fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data,
tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwaperistiwa yang dimuat atau ditayangkan.
3. Linkage
(Pertalian),
masyarakat
media
massa
dapat
menyatukan
anggota
yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian)
berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4
Lukianto Komala E & Elvinaro Ardianto. Komunikasi massa: suatu pengantar. Simbiosa
Rekatama Media. Bandung. 2005. Hal 3-7 7 Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi
terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.
4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai), fungsi ini juga disebut
socialization (sosialisasi) yang mengacu kepada cara, di mana individu
mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Di antara semua media massa,
televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilainilai).
Entertainment (hiburan), fungsi dari media massa sebagai fungsi
menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan
pikiran khalayak. 5
2.2. Iklan Televisi
Iklan dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal
communication about an organization, product, service, or idea by an identified
sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai organisasi, produk,
servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Iklan merupakan
salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang,
hal ini kemungkinan karena daya jangkauan nya yang luas 6 .
Periklanan menurut Jefkins adalah pesan-pesan penjualan yang paling
persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atau
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya 7 .
5
Lukianto Komala E & Elvinaro Ardianto. Komunikasi massa: suatu pengantar. Simbiosa
Rekatama Media. Bandung. 2005. Hal 6‐19 6
Morissan. Periklanan Komunikasi Terpadu. Kencana.Jakarta.2010. hal 17-18
7
Frank Jefkins, Periklanan. Erlangga. Jakarta. 1997. Hal 5
8 Iklan televisi telah menciptakan karakteristiknya sendiri, dan memiliki
operah sabunnya sendiri. Semua itu menambah daya pengulangan dan
kesinambungan pengaruhnya sebagai bentuk media iklan. 8 Luasnya masyarakat
yang dapat dijangkau oleh televisi kadang-kadang menyebabkan penyiaran
bersifat umum dan menjemukan. Oleh karena itu segmentasi pasar suatu stasiun
televisi terbagi menurut rubrik yang disiarkan. 9
Televisi sebagai media beriklan tentunya saja memiliki kekuatan serta
kelemahan nya. Televisi memiliki kekuatan dibandingkan dengan jenis media
lainnya yaitu: 10
a. Daya jangkau luas
Penetrasi televise dewasa ini sudah sangat luas, khususnya televisi yang
bersiaran
secara
nasional.
Daya
jangkau siaran
yang
luas
ini
memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk
barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke suluruh
wilayah suatu Negara. Karena kemampuannya menjangkau khalayak
dalam jumlah besar, maka televisi menjadi media ideal untuk
mengiklankan produk konsumsi missal, yaitu barang-barang yang menjadi
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, perlengkapan mandi,
pembersih, kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
b. Selektivitas dan Fleksebilitas
8
Ibid. Frank Jefkins. Hal 109
Rhenald Kasali. Manajemen Periklanan. PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 1992. Hal 120 10
Ibid
9
9 Televis sering dianggap sebagai media yang tidak selektif dalam
menjangkau khalayaknya sehingga sering dianggap sebagai media lebih
cocok untuk produk konsumsi missal. Televisi dianggap sebagai media
yang sulit untuk menjangkau segmen khalayak yang khusus atau tertentu.
Namun sebenarnya televisi dapat menjangkau khalayah yang khusus
tersebut karena adanya variasi komposisi khalayak sebagai hasil dari isi
program, waktu siaran, cakupan geografis siara televisi. Televise juga
menawarkan fleksebilitas nya dalam hal khalayak yang dituju. Dengan
demikian iklan televisi memiliki flekseibelitas yang memungkinkan
penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan khusus.
c. Fokus perhatian
Iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian khalayak pada saat iklan
tersebut ditayangkan. Perhatian khalayak akan tertuju hanya kepada iklan
yang ditayangkan muncul di layar televisi, tidak kepada hal-hal lain.
d. Kreativitas dan efek
Televisi merupaka media yang paling efektif karena dapat menunjukan
cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan yang disiarkan
ditelevisi dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk
mempromosikan produknya. Cara seseorang berbicara dan bahasa tubuh
yang ditujukannya dapat membujuk khalayak untuk membeli produk yang
diiklankan tersebut.
10 e. Prestise
Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasnya akan
menjadi sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang
tersebut maupun barang nya itu sendiri akan menerima status khusus dari
khalayak. Dengan kata lain produk tersebut mendapatkan prestise
tersendiri.
f. Waktu tertentu
Suatu produk dapat diiklankan di televisi dalam waktu-waktu tertentu
ketika pembeli potensialnya berada didepan televisi. Dengan demikian
pemasang iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target
konsumen mereka tidak menonton televisi.
Jika iklan televisi begitu berpengaruh, bahkan terkesan media iklan yang
paling afektif. Selain memiliki kekuatan tentu saja iklan televisi memiliki
kelemahan-kelemahan diantaranya: 11
a) Biaya mahal
Walupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam menjangkau
khalayaknya dalam jumlah besar namun televisi merupaka media yang
paling mahal untuk beriklan. Biaya iklan televisi yang mahal ini tidak saja
disebabkan tarif penayangan iklan yang mahal, tetapi juga biaya produksi
iklan berkualitas yang juga mahal.
11
Ibid, hal 11 b) Informasi terbatas
Dengan durasi iklan yang rata-rata bhanya 30 detik dalam sekali tayang,
maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa
memberikan informasi yang lengkap. Siaran iklan tidak menyediakan
cukup waktu untuk menyampaikan seluruh informasi tentang produk yang
dipromosikan.
c) Selektivitas terbatas
Walaupun televisi menyediakan selektivitas khayalak melalui programprogram yang ditayangkannya dan juga melalui waktu siarannya namun
iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemasang iklan yang
ingin membidik konsumennya yang sangat khusus atau spesifik yang
jumlahnya relatif sedikit.
d) Penghindaran
Kelemahan lain siaran iklan televisi adalah kecenderungan khalayak untuk
menghindari pada saat iklan ditayangkan. Penelitian menunjukan bahwa
khalayak televisi menggunakan kesempatan penayangan iklan untuk
melakukan pekerjaan lain.
e) Tempat terbatas
Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak dapat seenaknya
memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program. Iklan televisi
12 tidak dapat memperpanjang waktu siaran iklan tanpa mengorbankan waktu
penayangan program. 12
2.3. Tanda dan Makna dalam Iklan
Para pembuat iklan dan produsen mengharapkan khalayak dapat memiliki
makna yang sama dengan apa yang hendak disampaikan oleh pembuat iklan dan
dan produsen. Oleh karena itu penggunaan tanda, symbol dan lambang dalam
iklan tidak bisa sembarangan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman
penafsiran dari khalayak, dan jika itu terjadi kemungkinan suatu citra produk akan
rusak dan khalayak tidak memiliki minat untuk menggunakannya dan ini
merupakan masalah besar bagi produsen.
Iklan tidak mengklaim bahwa mereka menggambarkan realitas apa
adanya, tetapi realitas yang seharusnya dengan berusaha menyamai atau melebihi
nilai
kehidupan.
Iklan
menghadirkan
karakter-karakter
hanya
sebagai
penggambaran dari kategori-kategori sosial yang lebih besar. 13
Iklan sebagai sebuah teks adalah sistem tanda yang teroganisir menurut
kode-kode yang merefleksikan nilai-nilai tertentu, sikap dan juga keyakinan
tertentu. Setiap pesan dalam iklan memiliki dua tingkatan makna, yaitu makna
yang dinyatakan secara eksplisit di permukaan iklan dan makna yang
dikemukakan secara implisit dibalik permukaan tampilan iklan. Butuh berbagai
12
Morissan. Periklanan Komunikasi Terpadu. Kencana.Jakarta.2010. hal 240-246
Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan ; Antara Realitas, Representasi, dan stimulasi,
Yogyakarta, 2002, Hal. 61
13
13 teori, metode dan pemahaman untuk memaknai pesan yang tergambarkan didalam
iklan.
Penggunaan tanda merupakan unsur dasar semiotika dan komunikasi
dimana segala sesuatu yang mengandung makna, yang mempunyai dua unsur
yaitu penanda (bentuk) dan petanda (makna) 14 . Pada dasarnya model makna
memiliki bentuk secara luas mirip. “Masing-masing memperhatikan tiga unsur itu
tersebut, yaitu tanda, Acuan, dan penggunaan tanda. Maksudnya, tanda adalah
suatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsikan indra kita, tanda yang mengacu pada
sesuatu diluar tanda itu sendiri dan bergantung pada pengenalan oleh
penggunanya sehingga disebut tanda”. 15
Tanda (sign) adalah basis atau dasar dari seluruh komunikasi, pernyataan
ini berasal dari pakar komunikasi Littlejohn yang terkenal dengan bukunya
Theories On Human Behavior (1996), menurutnya “manusia dengan perantara
tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dari banyak hal yang
bisa dikomunikasikan di dunia ini”. 16
Tanda adalah sesuatu yang berdiri atas sesuatu yang lain. Tanda
mempunyai dua dimensi, pertama yaitu ekspresi ini merupakan bentuk fisik tanda
atau tanda itu sendiri. Contohnya simbol, kata-kata, rambu lalu lintas. Yang kedua
yaitu dimensi ini merupakan dimensi isi yang berarti isi dari tanda atau yang
ditandai oleh suatu tanda dengan kata lain isi adalah makna dari tanda itu sendiri.
14
Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta,
2003, Hal. 21
15
John Fiske, Cultural and Communications Studies ,Jakarta, 1998, Hal. 61
16
Indiawan Seto, Semiotika (Aplikasi peraktis bagi penelitian dan penulisan skripsi Ilmu
Komunikasi), Fakultas Ilmu Komunikasi, Jakarta, 2006, Hal. 17
14 Tanda yang terdapat dalam iklan merupakan suatu bentuk pesan yang
disampaikan oleh pengiklan kepada penonton dengan maksud agar tanda yang
disampaikan berupa gambar dan kata-kata dapat mempersuasif dan menarik
perhatian penonton. Penggunaan gambar atau story board dan kata-kata dalam
iklan merupakan tanda yang memiliki makna yang mendalam dari pesan yang
sudah diubah menjadi bentuk story board. Yang mana caerita tersebut merupakan
realitas kehidupan sosial sehari-hari yang diaplikasikan kedalam bentuk audio dan
visual.
Jenis tanda dalam iklan bisa juga dikenali melalui klasifikasi tanda yang
dikemukakan oleh Charles Peirce berdasarkan hubungan antara objek yang
ditunjukan dan tanda, yaitu:
1. Ikon adalah yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula
dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang
dimaksudkan
2. Indeks merupaka tanda yang memiliki hubungan sebab akibat
dengan apa yang diwakilinya.
3. Simbol merupakan tanda yang berdasarkan konvensi, peraturan
atau perjanjian yang disepakati bersama.
Ikon, indeks, dan simbol merupakan perangkat hubungan antara dasar
represetament (bentuk), objek (referent), dan konsep (interpretant atau
referens). Bentuk biasanya menimbulkan persepsi dan setelah dihubungkan
15 dengan objek akan menimbulkan interpretant. Proses ini merupakan proses
kognitif dan terjadinya memahami pesan iklan.
2.4.Semiotika Sebagai Metode Analisis Tanda dalam Iklan
Menurut Eco, 1979:16 dalam Anlisis Teks media, secara entimologis
istilah semiotic berasal dari bahasa yunani semeion yang berarti tanda. Tanda itu
sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang
terbangun sebelumnya. Secara terminologis semiotic dapat diartikan sebagai ilmu
yang memepelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda. 17
Sedangkan definisi semiotika menurut Van Zoest: “ilmu tanda (sign) dan
segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan
kata
lain,
pengirimannya,
dan
menerimaannya
oleh
mereka
yang
mempergunakannya”.
Semiotika dalam situ ensiklopedia bebas “Wikipedia” diartikan sebagai
berikut:
“Semiotics, semiotic studies, or semiology is the study of sign processes
(semiosis), or signification dan communication, sign, dan symbols, both
individually and grouped into sign system. It includes the study of how meaning
is constructed and understood”
17
Alex Sobur. Analisis Teks media. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2012. Hal 95 16 “Semiotika, studi semiotika, atau semiologi adalah studi tentang proses
tanda (semiosis), atau signifikasi dan komunikasi, tanda-tanda dan simbol-simbol,
baik secara individu maupun kelompok menjadi suatu system tanda. Termasuk
studi tentang bagaimana arti dibangun dan dimengerti. 18
Menurut Ferdinand de Saussure, dikutib dari buku Marcel Danesi,
semiotika adalah ilmu yang memepelajari kehidupan tanda-tanda dalam
masyarakat dapat dibayangkan ada. Ia akan menjadi bagian dari psikologi sosial
dan karenanya juga bagian dari psikologi umum. Semiologi akan menunjukan halhal yang membangun tanda-tanda dan hukum-hukum yang mengaturnya. 19
Berkenaan dengan studi semiotika, pada dasarnya pusat perhatian
pendekatan semiotika adalah pada tanda. Menurut John Fiske 20 terdapat tiga area
penting dalam studi semiotika, yakni
1.
Tanda itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda,
seperti mengantarkan makna serta cara menghubungkannya dengan orang
yang menggunakannya. Tanda adalah buatan manusia dan hanya dapat
dimengerti oleh orang-orang yang menggunakannya.
2.
Kode atau sistem dimana lambing-lambang disusun. Studi ini meliputi
bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan
dengan kebutuhan masyarakat dalam kebudayaan.
3.
Kebudayaan di mana kode dan lambing itu beroperasi.
18
http/en.wikipedia.org/wiki/semiotic
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna. Jalasutra. Yogyakarta. 2011. Hal 5 20
Ibid. Hal 88
19
17 Semiotik digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis teks media dan
asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat
tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda tersebut tidak
pernah membawa makna tunggak. Kenyataannya, teks media selalu
memiliki ideology dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. hal ini
menyebutkan bahwa teks media membawa kepentingan-kepentingan
tertentu juga keselahan-kesalahan tertentu yang lebih luas dan kompleks.
2.5.Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
Untuk menjawab masalah penelitian, menggunakan analisis semiotika
yaitu ilmu yang membahas system tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem,
aturan-aturan, konvensi-konvensi, yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti.
21
Analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda
termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita).
Karena system tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna
tanda tersebut.
Charles Sanders Peirce 22 seperti dikatakan Art Van Zoest adalah salah
seorang filusuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. Pierce adalah
seorang pemikir yang argumentative, begitulah komentar Paulk Cobley dan Litza
Jansz. Namun ironisnya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, temantemannya membiarkan dia hidup dalam kesusahan sampai meninggalnya di tahun
21
Rachmad Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta. 2006. Hal 263
22
AlexSobur,. Semiotika Komunikasi. Bandung. 2009 hal 39. 18 1914. Ia diperbolehkan menjadi lector di suatu universitas hanya lima tahun.
Setelah itu Pierce diberhentikan. Barangkali karena Pierce, seperti yang dituturkan
Cobley dan Jansz tidak dapat menjadi contoh dari gaya hidup akademik yang
santun, lingkungan tempat diasecara bertahap mengonstruksi semiotikanya. Sidat
pemarah dan sulit diatu itu di duga karena penyakit sarafnya yang sering kambuh
dan kerusakan kulit yang cukup parah di sekitar wajahnya.
Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada tahun 1839. Ayahnya
Benjamin adalah seorang professor matematika di Harvard. Pada tahun 1859,
1902, dan 1863 secara verturt-turut ia menerima gelar B.A dan B.Sc. dari
Universitas Harvard. Selama lebih dari tiga puluh tahun Peirce banyak
melaksanakan tugas astronominya dan geodesi untuk survei pantai Amerika
Serikat. Dari tahun 1879 sampai 1884, ia menjadi dosen parubahan waktu dalam
bidang logika di Unioversitas Jihns Hopkins.
Bagi Pierce tanda “is something which stands to somebody for something
is some respect or capacity”. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi,
oleh Peirce disebut ground. Konsekwensinya, tanda selalu terdapat dalam
hubungan triadic, yaitu ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini,
Peirce mengadakan klafikisai tanda.
Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign,
sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya
kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sangat keruh yang
menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang
19 dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan halhal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.
Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon, index, dan
symbol 23 .
1. Ikon adalah tanda yang dihubungkan antara penanda dan petandanya
bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain ikon adalah
hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.
Misalnya potret, dan peta.
2. Indeks adalah tanda yang adanya hubungan alamiah antara tanda dan
penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda
yang langsung sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu
ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah yang
menunjukan hubungan alamiah anatara penanda dengan petandanya.
3. Simbol adalah hubungan di antaranya bersifat arbiter atau semena,
hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat.
Berdasarkan interpretant 24 tanda dibagi menjadi rheme, decien, dan
argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan
berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan
kemarahan, baru bangun tidur, sakit mata, atau pada suatu jalan sering terjadi
23
24
Ibid. Hal 41.
Ibid. Hal 42 20 kecelakaan. Argumen adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang
sesuatu.
Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Pierce membagi tanda menjadi
sepuluh jenis 25 :
1.
Qualisign, yakni kualitas sejauh mana dimiliki tanda. Kata keras
menunjukan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang
menandakan orang itu marah atau sesuatu yang diinginkan.
2.
Iconic sinsign yaitu tanda yang memperlihatkan kemiripan.
Contoh: foto, lukisan, diagram, peta, dan tanda baca.
3.
Rhematic Indiexical Sinsign yakni tanda berdasarkan pengalaman
lansung,
yang
secara
langsung
menarik
perhatian
karena
kehadirannya disebut disebabkan oleh sesuatu. contoh: pantai yang
sering merenggut nyawa orang yang sedang mandi di tempat
kejadian akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang
bermakna berbahaya, dilarang mandi di sini.
4.
Dicent Sinsign yakni tanda yang meberikan informasu tentang
sesuatu. misalnya, tanda larangan yang terdapat pada pintu masuk
sebuah kantor.
5.
Iconic Legisign adalah tanda yang menginformasikan norma atau
hukum. Misalnya rambu lalu lintas.
25
Ibid 21 6.
Rhematic Indexical Legisgn, yakni tanda yang megacu pada objek
tertentu. Misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya” mana
buku itu?” dan dijawab “ itu”
7.
Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi
dan menunjuk objek informasi. Tanda berupa lampu merah dan
berputar-putar diatas mobil ambulans menandaka ada orang sakit
atau orang yang celaka yang tengah dilarikan je rumah sakit. ‘
8.
Rhematic Symbol, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya
melalui asosiasi ide umu. Misalnya, kita melihat gambar harimau.
Lantas kita katakana, harimau. Mengapa kita katakana demikian,
karena ada asosiasi anatara gambar dengan benda atau hewan yang
kita lihat yang namanya harimau.
9.
Dicent Symbol atau proposition adalah tanda yang langsung
menghubungkan dengan obnjek melalui asosiasi dalam otak. Kalau
seseorang berkata “pergi!” penafsiran kita langsung pada otak dan
serta merta kitra akan pergi.
10.
Argument yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap
sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata “gelap”.
Orang itu berkata gelap karena ia menilai ruang itu cocok dikatakan
gelap.
Simbol atau lambang merupakan salah satu kategori tanda (sign). Dalam
wawancara Pierce, tanda (sign) terdiri dari Icon, Index, dan symbol. Kemudian
simbol dalam pandangan Pierce dalam istilah sehari-hari lazim disebut kata,
22 nama dan label. Sebab itu tidak mengherankan apabila pengertian tanda, simbol,
maupun kata seringkali tumpang tindih.
Seperti halnya Peirce menggunakan istilah simbol dengan pengertian
hubungan asosiatif dengan gagasan atau referensi serta referen atau dunia acuan.
Peirce dalam salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu
yang merujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam bentuk
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna
berinteraksi dalam benak seserorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang
diwakilkan oleh tanda tersebut. yag dikupas teori segitiga mnakna adalah
persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan
orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Peirce lazimnya
ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut 26
Interpretant
Sign
Symbol
Model seigitiga makna Peirce
26
Tejo,.Nilai – Nilai Modern dalam iklan. Skripsi. Jakarta. 2012 hal 29
23 a.
Tanda (representamen)
Sesuatu yang berbentuk fisik dan dapat ditangkap oleh panca indra
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau menginterpretasikan
sesuatu hal lain itu sendiri. Acuan tanca ini disebut objek.
b.
Acuan Tanda (Object)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dai tanda atau
sesuatu dirujuk tanda.
c.
Pengguna Tanda ( Interpretant)
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam
benak seseorang yang dirujuk dalam sebuah tanda.
2.6.Perempuan berhijab
Pakaian adalah kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi
keberadaannnya selain air, udara, makanan, tempat tinggal dan informasi. Tanpa
pakaian ada sebagian aspek kehidupan manusia yang hilang atau tidak
sempurna. 27 Memilih pakaian bukan merupakan hal yang sepele. Ada beragam
proses, pertimbangan, dan pergumulan pemikiran yang sangat kompleks. Dalam
proses memilih tersebut tidak cukup hanya mementingkan aspek keindahan dan
kenyamanan atau kualitas sebuah pakaian, tetapi juga ada pertimbangan nilai-nilai
agama, budaya, dan suansana. Hasil dari pemikiran tersebut, pada akhirnya
mengkomunikasikan jati diri seorang manusia. 28
27
28
Tauhid Nur Azhar. The power of hijabers. Tinta Medina. Solo. 2012. Hal 2 Tauhid Nur Azhar. The power of hijabers. Tinta Medina. Solo. 2012. Hal 20
24 Dalam agama islam setiap perempuan dianjur kan untuk menutupi aurat. Aurat
yang dimaksud adalah seluruh bagian tubuh kecuali telapak tangan dan wajah.
Secara neuropsikologi atau neurobehaviour apabila aurat manusia ditutup dan
diperlakukan
dengan
semestinya,
akan
dapat
mengoptimalkan
fungsi
neurokorteks. Jadi berpakaian itu merupakan kebutuhan asasi otak yang
diimplementasikan pada tubuh. Kebutuhan disini adalah kebutuhan untuk
mengoptimalkan peran diri secara neurobehaviour untuk menggapai derajat
kesempurnaan sebagai manusia. Apabila neurokorteks sudah sempurna, proses
pengambilan keputusan pun menjadi lebih tepat, kesabaran akan teruji di sana ada
proses analisis (menimbang, membanding-bandingkan, dan mempelajari) terlebih
lagi sebelum mengambil tindakan. 29
Hijab secara leksikal bermakna tirai, penghalang, dan sesuatu yang
menjadi penghalang atau pembatas antara dua hal. Al-Quran menyebutkan
penutup seorang perempuan dengan kata hijab, yang artinya penutup secara
umum. Dalam agama islam setiap perempuan diwajibkan untuk menggunakan
hijab. Dengan demikian hijab lebih luas artinya dari kata jilbab (kain yang
menutupi seluruh badan dari atas sampai ke bawah dan semua pakaian wanita)
atau khimar (kerudung yang menutupi kepala). Hijab (tutup) adalah semua yang
dimaksudkan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya fitnah. 30
Setidaknya ada dua pesan penting yang dapat dilihat dari diperintahkannya
hijab bagi perempuan :
29
Ibid. Tauhid Nur Azhar. Hal 17 Tauhid Nur Azhar. The power of hijabers. Tinta Medina. Solo. 2012. Hal 77-78
30
25 a. Peran islam sebagai sebua ideologi yang bertanggung jawab menghadirkan
hokum-hukum yang dibutuhkan oleh sebuah masyarakat agar hidup dalam
sebuah harmoni dan dalam batas-batas yang tegas, termasuk yang
mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan. Hijab adalah salh satu
bagian dari hokum yang mengatur.
b. Melindungi kesucian kaum perempuan, menutupi setiap celah yang
memungkinkan terjadinya eksploitasi terhadap kaum perempuan dan
segala hal yang dapat menjerumuskan menuasia ke dalam rawa-rawa
kemaksiatan. Dengan berhijab kaum perempuan dikondisikan agar dapat
menutup peluang-peluang maksiat yang ditimbulkan oleh tubuhnya,
membatasi percampuran antara perempuan dan laki-laki yang bukan
mahram dan menjadikan akhlaknya lebih baik.31
2.7.Kecantikan dan Kosmetik
Perempuan, kecantikan dan kosmetika adalah tiga kata yang nyaris tak
bisa dapat dipisahkan. Kosemetik bisa dikatakan menemani hamper di setiap fase
kehidupan seorang perempuan., karena seorang perempuan memiliki kebutuhan
untuk tampil bersih, wangi, dan cantik.
Kosmetik berasal dari kata kosmetikos (yunani) yang berarti keterampilan
menghias dan mengatur. Jadi kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan
yang diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,
31
Ibid. Tauhid Nur Azhar. Hal 70-71 26 rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,
melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih cantik dari semula. 32
Perkembangan
kosmetik
dan
kosmetologi
modern
pertama
kali
dikembangkan oleh Hipocrates dan kawan-kawannya (460-370 SM). Hipocrates
dasar-dasar dermatologi, diet, dan olahraga sebagai strategi terbaik untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan. Tanpa disadari kosmetik telah memberikan warna
berbeda bagi kehidupan manusia.
Sementara itu kecantikan berasal dari kata cantik. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, kata cantik bermakna elok, indah dan rupawan. Menurut Eric
Newton, penulis buku The Meaning of Beauty cantik adalah sesuatu yang dapat
menimbulkan rasa senang. Kata cantik memilik makna yang sangat luas dan juga
bersifat relatif bagi setiap orang karena porsi menyenangkan menurut sebagian
orang belum tentu menyenangkan untuk orang lain. Sedangakan masyarakat
awam memandang kecantikan berdasarkan pada iklan-iklan perwatan kecantikan
yang menampilkan model-model berkulit putih mulus, tubuh langsing, wajah
menarik, dan rambut yang lurus. 33
Kecantikan dan kosmetika bagi wanita muslim tentu saja memiliki
perbedaan makna. Dimana kecantikan yang dimaksud adalah cantik dengan
menggunakan hijab. Dalam masalah cantik fisik perempuan muslimah berpegang
teguh kepan perintah tentang wajibnya menutup aurat. Karena diyakini
bahwasanya kecantikan sejati akan terpancar dari hati.
32
Dewi Mulyawan & neti suriana. A-Z tentang kosmetik. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
2013. Hal 1
33
Qari’ah hamid. Cantik luar dalam ala muslimah. Trans Idea Publishing. Jogyakarta. 2013. Hal
13
27 Sementara untuk kosmetik yang digunakan bagi perempuan muslimah
adalah kosmetika yang terbuat dari bahan-bahan yang halal. Halal merupakan
sesuatu yang wajib diperjuangkan. Segala sesuatu yang halal akan memberikan
dampak yang baik bagi kehidupan manusia. Kehati-hatian dalam memilih
kosmetik yang akan digunakan sangatlah penting. Kosmetik halal adalah kosmetik
yang memnuhi syarat standart halal dan mendapatkan label halal atau sertifikasi
halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).
2.8. Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek keperibadian yang
penting dalam kehidupan manusia. Kepercayaan diri adalah panduan dari sikap
dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan.
Kepercayaan diri bersifat internal pribadi seseorang dan bersifat relatif, baik
antara sesorang dengan orang lain maupun individu dengan individu tapi berbeda
tugas atau pekerjaan yang dihadapinnya.
Kepercayaan diri juga bersifat dinamis apabila dihadapkan pada kondisi
tertentu 34 . Sikap dan keyakinan sesorang saat melaksanakan dan menyelesaikan
tugas-tugasnya adalah pengertian dari kepercayaan diri. Oleh karena itu,
kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan
ketidaktergantungan. Seseorang yang mempunya kepercayaan diri tinggi
34
Wijandi, Pengantar Kewiraswastaan. Sinar Baru. Bandung.1998. hal 33-34
28 cenderung
memiliki
keyakinan
akan
kemampuannya
untuk
mencapai
keberhasilan. 35
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan
dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap
lingkungan/situasi
yang
dihadapinya. Kepercayaan diri adalah
kepercayaan seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya. 36 Seseorang
yang kurang percaya diri akan cenderung pesimis dalam menghadi kesukaran,
karena setiap kali ada permasalahan yang harus dihadapi sudah membayangkan
kegagalannya terlebih dahulu. 37
Berdasarkan
beberapa
definisi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan positif yang dimiliki sesorang pada
kemampuan yang ada dalam dirinya (internal) saat melaksanakan dan
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kepercayaan diri memiliki empat ciri-ciri yang terdiri dari: 38
a. Cerdas
Cirri cerdas dalam kepercayaan diri maksudnya adalah memiliki
kemampuan kognitif yang baik akan dapat merespon dan menyelesaikan
masalah dengan tepat, cepat, dan benar. Mislanya tidak egois, optimis,
bekerja efektif, dan bertanggung jawab dalam pekerjaanya.
35
Suryana, Kewirausahaan. Salemba Empat. Jakarta. 2001. hal 15
Walgito, Psikologi Umum. Yayasan Penerbitan Fakultas Universitas UGM. Jogyakarta. 1991.
hal 6
37
Daradjat, Kesehatan Mental. CV Mas Agung. Jakarta. 1990, hal 25 38
Walgito, Psikologi Umum. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Umum. Jogyakarta. 1993, hal
16
36
29 b. Berani mengambil resiko
Cirri yang kedua adalah keberanian seseorang dalam mengambil
keputusan. Misalnya, saat individu berani mencoba hal-hal baru di situsi
yang baru.
c. Mandiri
Mandiri berarti hidup tidak tergantung pada orang lain dan selalu dapat
mengembangkan dan mengerjakan sesuatu tanpa menunggu orang lain.
d. Memiliki rasa aman
Memiliki rasa aman adalah hal yang cukup penting sehingga seseorang
tidak merasa takut dibandingkan orang lain.
e. Tidak memiliki rasa rendah diri
Ciri ini dapat terwujud apabila sudah memiliki rasa aman dalam diri
individu, apabila rasa aman muncul maka perasaan negatif atau minder
terhadap dirinya dapat dijauhi.
Selain itu terdapat ciri-ciri kepercayaan diri juga meliputi: 39
a
Cinta diri
Orang yang percaya diri mencintai diri sendiri. Bagi orang lain cinta diri
sendiri merupakan perilaku dan gaya hidup seseorang untuk memelihara
diri sendiri.
39
Ibid, hal 20
30 b
Pemahaman diri
Orang percaya diri tidak hanya merenungi, memikirkan perasaan dan
perilaku diri sendiri. Orang yang percaya diri selalu berusaha ingin tahu
bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya.
c
Tujuan hidup yang jelas
Orang yang percaya diri biasanya menyenangkan karena bisa melihat
kehidupan dari sisi yang cerah, mengharap, dan mencari pengalaman serta
memperoleh hasil yang bagus.
d
Berpikir positif
Orang yang percaya diri biasanya menyenangkan karena bisa melihat
kehidupan dari sisi yang cerah, mengharap, dan mencari pengalaman serta
memperoleh hasil yang bagus.
Dari beberapa ciri-ciri kepercayaan diri diatas yang dapat dijadikan dasar
dalam bab pembahasan adalah kepercayaan diri memiliki ciri-ciri cerdas, berani
mengambil resiko, memiliki rasa aman, dan tidak memiliki rasa rendah diri, cinta
diri, pemahaman diri, tujuan hidup yang jelas dan berfikir positif.
31 
Download