BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka berfikir Pada kerangka berfikir ini akan diuraikan tahapan perancangan bisnis distribusi elpiji, dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini: Gambar 3.1 Kerangka Berfikir 22 23 3.2 Analisis SWOT SWOT menurut Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini : “Menurut Freddy Rangkuti (2004 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).” Analisa SWOT digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman terhadap peluang usaha pada industri gas. Setelah dilakukan analisis SWOT, maka terciptanya suatu peluang usaha di industri gas khususnya pada penjualan elpiji. Adapun hasil analisa SWOT dari usaha distribusi LPG adalah: A. B. C. Thread (Ancaman) 1. Adanya kompetitor bisnis sejenis. 2. Masih banyaknya konsumen yang tidak mengerti TI. 3. Kurangnya kepercayaan konsumen terhadap agen distribusi LPG. Opportunity (Peluang) 1. Perkembangan TI yang begitu pesat. 2. Digalakkan pemakaian LPG oleh pemerintah. 3. Belum meratanya pemakaian LPG oleh masyarakat. Weakness (Kelemahan) 1. Perusahaan belum banyak dikenal oleh konsumen. 2. Kurangnya SDM yang mengerti akan TI dan bisnis. 3. Penerapan TI yang begitu mahal. 24 D. Strength (Kekuatan) 1. Menjaga kualitas dan pelayanan. 2. Didukung dengan TI dalam proses bisnis. 3. Didukung dengan infrastruktur TI yang memadai. 3.3 Porter Five Forces Porter Five Forces adalah suatu metode untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan. Menurut Porter (2008:3) definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memiliki potensi yang menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah. Terdapat 5 faktor kekuatan yang mempengaruhi industri atau persaingan bisnis, antara lain: masuknya kompetitor baru, ancaman produk pengganti, daya tawar supplier, daya tawar pembeli dan faktor pesaing dalam industri. 1. Ancaman Pendatang Baru, Dalam industri gas, khususnya pada penjualan elpiji, ancaman terhadap datangnya pendatang baru sangat terbuka. Karena pada industri ini, untuk masuk dalam persaingan tidak begitu susah. Pesaing tinggal mendirikan usaha dengan modal yang cukup, dan bisa menjalankan bisnis tersebut. 2. Ancaman Produk Pengganti, Untuk ancaman produk pengganti sangat kecil peluangnya, karena adanya program pemerintah terhadap konversi minyak tanah ke elpiji. Apalagi dengan dibatasinya subsidi minyak tanah oleh pemerintah. 25 Sehingga harga minyak tanah menjadi tinggi. Jika pemakaian kayu bakar, selain tidak efisien dan banyaknya menghasilkan gas karbon didalam proses pembakaran. 3. Daya tawar dari pembeli Daya tawar pada produk ini akan semakin tinggi, karena masyarakat beralih ke elpiji untuk kegiatan rumah tangganya. Dan permintaan pasokan gas di masyarakat akan melojak. 4. Daya tawar dari supplier Pada daya tawar supplier tidak terdapat masalah, karena untuk harga dan kualitas ditententukan serta dipantau langsung oleh PT. Pertamina. 5. Persaingan di dalam industri Untuk persaingan dalam industri ini sangat ketat, dimana Competitor dalam penjualan elpiji telah ada, mulai dari distributor kecil hingga distributor besar. 3.4 Customer, Supplier, Competitor 3.4.1 Customer Customer yang dimaksud disini adalah sub agen, pengecer, dan pangkalan LPG 3kg. Sedangkan untuk rumah tangga atau pengguna akhir akan langsung dilayani oleh distributor level 2 yaitu, pengecer, sub agen, dan pangkalan LPG 3kg. 3.4.2 Supplier Supplier disini adalah SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji). Standarisasi serta pengawasan langsung dilakukan oleh 26 pertamina. Data dari Dinas perindustrian dan Perdagangan, jumlah SPPBE untuk 3kg yang sudah jalan hanya 1 unit. 3.4.3 Competitor Sedangkan competitor disini adalah usaha bisnis sejenis yang menjual elpiji dari SPPBE ke masyarakat pengguna akhir di Kota Pekanbaru. 3.5 Strategi Pemasaran Tujuan dari analisis strategi pemasaran adalah untuk mengetahui dukungan apa saja yang diperlukan agar pelanggan mau membeli produk yang ditawarkan. Ada beberapa point yang harus diperhatikan didalam penetapan strategi pemasaran, antara lain segmentasi, targeting, dan positioning produk yang akan dihasilkan. 3.5.1 Segmetation Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”. Pada usaha distribusi LPG, penentuan segmentasi berdasarkan karakteristik pelanggan kepada ukuran usaha, ini penetapan segmentasi pasar harus dilakukan. Segmentasi dibedakan secara psikografis berdasarkan status sosial. Produk terbagi dalam 3 kategori kategori 3Kg, 12Kg dan 50Kg. Masing-masing kategori berbeda segmentasi. 3.5.2 Targeting Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation 27 and targeting”. Targeting adalah untuk menentukan segmen pasar yang akan kita tuju. Pada bisnis distribusi elpiji ini menggunakan targeting differentiated Marketing, jadi produk yang akan didistribusikan untuk memenuhi beberapa segmentasi, misalnya LPG 3kg dikhususkan untuk masyarakat menengah ke bawah, LPG 12kg untuk masyarakat menengah ke atas, dan sedangkan LPG 50kg untuk perussahaan. 3.5.3 Positioing Menurut Al ries dan Jack Trout, Positioning adalah suatu cara untuk menempatkan produk sehingga tertanam dalam benak pelanggan. Pada umumnya customer tidak ingin direpotkan dengan karekter fisik dari produk, tetapi lebih melihat seberapa besar keuntungan dari produk tersebut. Sehingga positioning elpiji dalam masyarakat sangat dibutuhkan oleh masyarakat didalam kebutuhan sehari-hari, sebagai bahan bakar untuk aktifitas rumah tangga. 3.6 Marketing Mix Marketing mix adalah suatu kosep pemasaran dalam pemasaran modern, dimana salah satu konsep pemasaran tersebut menentukan keberhasilan suatu usaha untuk meraih keuntungan yang maksimal. Dalam marketing-mix ada 4 pokok pembahasan strategi mempengaruhi eksistensi suatu usaha atau bisnis, antara lain: yang sangat 28 1. Product Dalam usaha ini produk yang ditawarkan adalah elpiji, jadi untuk menjadikan produk ini memuaskan customer adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik didalam transaksi, sehingga diharapkan dengan TI, dapat mempermudah layanan pada customer. 2. Price Harga pada produk elpiji yang diberikan sedikit dibawah harga pasaran, dengan strategi tersebut diharapkan customer senang, sekaligus untuk mempromosikan usaha yang baru dirintis. 3. Place Untuk rantai pendistribusian elpiji diusahakan tidak terlalu panjang. Karena tidak efisien, semakin panjang rantai pendistribusian maka maka cost akan semakin besar. Oleh karena itu penempatan agen/pangkalan pada tempat strategis, contoh pada komplek perkantoran, atau komplek perumahan. 4. Promotion Untuk strategi promosi sendiri adalah dari internet, melalui web perusahaan, jejaring sosial, via email, word-to-mouth (pelayanan dan kepercayaan), dan leaflet. 3.7 Differentiation Differensiasi produk pada suatu usaha adalah sesuatu yang penting. Karena differensiasi akan memberikan nilai tambah untuk produk atau perusahaan. Pada usaha distribusi elpiji ini saya memberikan differensiasi 29 kepada pelayanan dan penggunaan TI pada proses bisnis. Sehingga pelayanan akan menjadi maksimal dengan dukungan TI tersebut. Karena prioritas utama adalah menjaga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. 3.8 Teaming Didalam suatu bisnis diperlukan sebuah team yang mempunyai tugas beragam menurut kepentingan dari unit usaha tersebut. Dan team ini bersama-sama bekerja untuk mmencapai tujuan perusahaan. Pembangun team pada perusahaan adalah melakukan join dengan orang tua selaku investor. Untuk struktur organisasi di dalam usaha, akan dibentuk divisi TI, divisi marketing, divisi penjualan, dan divisi keuangan, divisi logistic, customer sevices, dan divisi administrasi. Yang kesemua divisi diisi dengan merekrut karyawan. 3.9 Funding Setiap membangun sebuah usaha yang baru diperlukan modal yang cukup, karena tanpa kekuatan modal usaha tersebut tidak akan dapat dibangun. Wirausahawan harus menentukan jumlah modal yang dibutuhkan. Oleh karena itu dalam memulai usaha distribusi elpiji ini mengandalkan modal dari angel capital, angel capital disini adalah orang tua dan keluarga sendiri.