83 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah di Kecamatan Ciracas berada pada tingkat tinggi dengan persentase 71,67%. Hal ini menunjukkan prospek positif, karena pada masa mendatang tingkat pendidikan cenderung meningkat, selain pendidikan faktor lain yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yaitu tingkat pendapatan dan pekerjaannya. 2. Bahan dauran sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pemulung yaitu sebesar 191,2 ton/ tahun dengan manfaat ekonomi sebesar Rp 170.600.000 dan nilai ekonomi yang diperoloh sebesar Rp 892.259,41 per ton. Diperkirakan dengan rataan mengumpulkan dan menjual bahan dauran sebanyak 35 kg/ harinya, usaha bahan dauran sampah akan dapat memberikan pendapatan rata-rata kepada pemulung sebesar Rp 31.229,08/hari. 3. Hasil analisis secara finansial usaha pengomposan sampah organik di pabrik kompos “Mutu Elok” memberikan keuntungan dan layak untuk dikembangkan hal ini dapat dilihat pada nilai NPV 24.480.229,42, nilai B/C sebesar 5 dan nilai IRR sebesar 44, 47% . 4. Kegiatan daur ulang sampah organik dan anorganik akan sangat berpengaruh terhadap jumlah timbunan sampah. Di Kecamatan Ciracas kegiatan usaha daur ulang (4-3 R) setidaknya mengurangi 5 % dan pengomposan 0,64 % dari 620 m3/hari timbunan sampah yang dihasilkan, sedangkan di Kecamatan Jatinegara kegiatan (4-3 R) dapat mengurangi 5,7 % dan pengomposan 1,39 % dari jumlah timbunan sampah 720 m3/hari dan keseluruhan di Jakarta Timur, kegiatan usaha daur ulang (4-3 R ) setidaknya mengurangi 5,27% dan pengomposan 0,68% dari jumlah timbunan sampah 6716 m3/hari. 5. Pemanfaatan sampah untuk dijadikan usaha daur ulang oleh masyarakat akan mengurangi biaya operasional sampah dan dapat mengurangi beban petugas kebersihan dalam mengangkut sampah dari TPS ke TPA. 84 6. Keberadaan LPS sejumlah 115 LPS liar di Jakarta Timur akan sangat mengganggu jalannya operasional pengangkutan dengan demikian terdapat sebagian dari timbunan sampah yang tidak terangkut oleh Petugas Dinas Kebersihan. 6.2 Saran 1. Perlu diterapkan kegiatan pemilahan dimulai dari tingkat RT. Oleh karenanya pemerintah perlu membuat penegakan hukum yang tegas berupa denda bagi warga yang tidak memilah sampah dan bagi warga yang tidak membayar retribusi. 2. Untuk meningkatkan partisipasi warga perlu adanya pemberian penghargaan sosial terhadap masyarakat peduli lingkungan agar ditingkatkan sehingga masyarakat termotivasi untuk meraih keberhasilan dalam menciptakan suatu lingkungan yang bersih dan sehat. 3. Perlu adanya kerjasama pemerintah dan masyarakat dengan instansi departemen pertanian, pertamanan dan kehutanan dalam memasarkan kompos yang dibuat oleh masyarakat pengusaha kompos. Selain itu pemerintah juga perlu memberikan fasilitas dan bantuan dana dalam pengelolaan sampah serta pembuatan kompos kepada petani maupun masyarakat yang mengelola sampah organik untuk dijadikan kompos. 4. Perlu pembinaan LPS liar agar keberadaan LPS tidak mengganggu lingkungan, tetapi justru menangani masalah sampah dengan baik.