perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006
Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, laporan keuangan
adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama
suatu periode. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber
daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Paragraf 9-12).
Ketepatwaktuan dalam laporan keuangan adalah suatu karakteristik yang
signifikan terhadap informasi akuntansi (Owusu-Ansah, 2000). Ketepatwaktuan
pelaporan keuangan secara tegas diakui sebagai karakteristik kualitatif yang penting
dari informasi keuangan (Payne dan Jensen, 2002). Ketepatwaktuan dalam
penyampaian laporan keuangan sangat penting bagi tingkat manfaat dan nilai laporan
tersebut. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin
agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Rachmawati, 2008).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan, suatu laporan
keuangan terlebih dahulu harus melalui proses audit oleh auditor eksternal
independen sebelum dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan. Tujuan audit
laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua
hal yang material, posisi keuangan serta arus kas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (Arens, 2003). Dikarenakan kebutuhan informasi yang
relevan dan handal, maka dalam hal ini seorang auditor juga dituntut untuk mampu
menyelesaikan pekerjaan audit dalam rentang waktu yang cukup agar informasi hasil
audit bisa digunakan oleh pengguna laporan keuangan. Rentang waktu antara tanggal
tutup buku hingga tanggal pelaporan laporan keuangan yang telah diaudit disebut
audit delay (Johnson, 1998).
Penyerahan Laporan Keuangan Pemerintah di Indonesia diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang menyatakan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) harus disampaikan oleh kepala daerah kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) untuk dilakukan pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pemeriksaan LKPD oleh BPK
diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan
dari Pemerintah Daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
LKPD yang sudah diaudit akan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun berikutnya.
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang
pengelolaan keuangan Negara. Audit delay mengakibatkan Pemerintah Daerah tidak
dapat menggunakan LKPD yang sudah diaudit untuk menyusun APBD tahun
berikutnya, sehingga Pemerintah Daerah akan mengunakan APBD tahun sebelumnya
yang belum tentu sesuai dengan pengeluaran dan pembangunan yang direncanakan
oleh Pemerintah Daerah tersebut.
Pada prakteknya, audit delay masih banyak ditemui pada pemeriksaan LKPD
yang dilakukan oleh BPK. Hal ini dapat dilihat pada Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester (IHPS) II Tahun 2012 yang dibuat oleh BPK, diketahui LHP atas 520
LKPD TA 2011 telah diselesaikan BPK pada Tahun 2012. Dari jumah tersebut
diketahui sebanyak 426 LHP LKPD telah diselesaikan dan dilaporkan pada Semester
I Tahun 2012 sedangkan sisanya sebanyak 94 LHP LKPD diselesaikan dan
dilaporkan pada Semester II Tahun 2012. Berdasarkan peraturan di atas, diketahui
bahwa 94 LHP LKPD (18,08%) yang diselesaikan pada Semester II telah mengalami
keterlambatan atau tidak tepat waktu.
Audit delay telah menjadi subyek perhatian dan penelitian yang cukup besar di
sektor swasta, terutama untuk perusahaan yang terdaftar di AS dan bursa saham
internasional. Penelitian tentang audit delay di Indonesia belum banyak dilakukan
untuk sektor publik, sementara untuk sektor privat sudah banyak dilakukan. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
bisa diketahui dari artikel-artikel pada Seminar Nasional Akuntansi (SNA) 13, SNA
14, dan SNA 15 tidak ada satupun yang membahas tentang audit delay pada
Pemerintah Daerah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini menguji
tentang fenomena audit delay pada pemerintah daerah di Indonesia.
Ashton et al. (1987) dalam penelitiannya menyatakan bahwa audit delay
secara signifikan menjadi lebih lama dikarenakan opini audit, klasifikasi entitas, nonpublik, menggunakan desember sebagai akhir tahun anggaran, memiliki SPI yang
buruk, serta penggunaan pemrosesan data yang kurang kompleks. Johnson (1998)
menyatakan bahwa audit delay berkorelasi terhadap kualitas audit, audit fee dan jenis
pemerintahan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Payne dan Jensen (2002)
berpendapat bahwa karakteristik auditor dan karakteristik pemerintahan berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya audit delay. Penelitian yang dilakukan Cohen
dan Leventis (2012) menyimpulkan bahwa faktor politik memiliki pengaruh
signifikan terhadap lamanya audit delay.
Cohen dan Leventis (2012) melakukan penelitian pada pemerintah daerah di
Yunani yang menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk melakukan
audit laporan keuangan pemerintah daerahnya. Hal ini berbeda dengan Indonesia
yang laporan keuangan sektor pemerintahannya diaudit oleh BPK sesuai dengan
mandat Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 15 tahun 2004 pasal 3 ayat 1
yang menyebutkan bahwa pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor: 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara. Penelitian ini menambahkan karakteristik auditor yang
tidak digunakan oleh Cohen dan Leventis (2012). Judul yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “Karakteristik Auditor, Auditing, Dan Auditee Pemerintah
Daerah Di Indonesia”.
1.2
Rumusan Masalah
Laporan keuangan memiliki nilai yang sangat penting bagi pengguna yang
akan mengambil keputusan dengan mendasarkan pada informasi dari laporan
keuangan tersebut (Srimindarti, 2008). Informasi yang tidak disampaikan dengan
tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam
mempengaruhi kualitas keputusan (IAI, 2002). Mengingat pentingnya informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah, maka audit delay
memegang peranan penting dalam ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.
Berdasarkan artikel-artikel pada Seminar Nasional Akuntansi (SNA) 13, SNA
14, dan SNA 15 di Indonesia belum banyak yang membahas tentang audit delay pada
Pemerintah Daerah. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengangkat tema audit
delay pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Sehingga dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah karakteristik auditor (jenjang peran dan pengalaman kerja)
berpengaruh terhadap audit delay?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2. Apakah karakteristik auditing (temuan atas kepatuhan dan SPI pemeriksaan
tahun sebelumnya) berpengaruh terhadap audit delay?
3. Apakah karakteristik auditee (size daerah dan status daerah) berpengaruh
terhadap audit delay?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh karakteristik auditor
(jenjang peran dan pengalaman kerja) terhadap audit delay;
2. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh karakteristik auditing
(temuan atas kepatuhan dan SPI pemeriksaan tahun sebelumnya) terhadap
audit delay;
3. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh karakteristik auditee (size
daerah dan status daerah) terhadap audit delay.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait
berikut ini.
1. Bagi Auditor di Badan Pemeriksa Keuangan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan sebagai evaluasi kinerja dalam melaksanakan pemeriksaan
keuangan daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
2. Bagi Pemerintah Daerah di Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
pentingnya
ketepatwaktuan
penyerahan
laporan
keuangan
untuk
mengurangi audit delay yang panjang.
3. Bagi penelitian berikutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para akademisi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada pemerintah
daerah dan menjadi sumber referensi untuk penelitian berikutnya.
commit to user
Download