Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan resiko da

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Rasio keuangan
1. Rasio Keuangan dan Manfaat
”Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan resiko dan
tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor
dan kreditor membuat keputusan investasi dan kredit yang baik” (white et
al., 2002). Ada empat katagori rasio yang digunakan untuk mengukur
berbagai aspek dari hubungan risiko dan return (white et al., 2002), yaitu
sebagai berikut.
a) ”Analisis likuiditas: mengukur kecukupan sumber kas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam
jangka pendek”.
b) Analisis solvency dan long term debt (leverage): menelaah struktur
modal perusahaan, termasuk sumber dana jangka panjang dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban investasi dan
utang jangka panjang.
c) ”Analisis aktivitas: mengevalusi revenue dan output yang
dihasilkan oleh aset perusahan”.
d) Analisis profitabilitas: mengukur earning (laba) perusahaan relatif
terhadap revenue (sales) dan modal yang diinvestasikan.Salah satu
tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk
7
8
membandingkan hubungan return dan resiko dari perusahaan
dengan ukuran yang berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil
suatu perusahaan, karakiteristik ekonomi, strategi bersaing dan
keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi.
B. Rasio Likuiditas
1. Pengertian Likuiditas
Hutang merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan yang
belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana bagi
perusahaan. Hutang perusahaan dapat dibedakan kedalam jangka pendek
dan hutang jangka panjang.
Hutang pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya akan dilakukan didalam jangka waktu satu tahun. Sumber
dana jangka pendek bagi perusahaan ini harus dibayar kembali pada waktu
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki alat –
alat pembayaran yang mampu memenuhi kembali sumber dana jangka
pendeknya tersebut dan sedapat mungkin menghindari terjadinya
kegagalan membayar, dikenal dengan istilah likuiditas.
Analisis rasio likuiditas mengukur kecukupan sumber kas
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam
jangka panjang.
Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah
”rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Rasio – rasio ini dapat dihitung
9
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos – pos aktiva
lancar dan hutang lancar. Berikut adalah salah satu rasio likuiditas :
a) Current ratio
Sugiyono (2009: 68) menjabarkan Current Ratio adalah : “untuk
mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk
melunasi hutang (kewajiban) lancar yang jatuh tempo atau segera
dibayar”. Menurut Nurmalasari (2007:17) perhitungan untuk current
assets adalah sebagai berikut :
aktiva lancar
Current ratio :
Hutang lancar
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dibayar dengan aktiva lancar yang dimilikinya
C.
Rasio Leverage
1. Pengertian Rasio Leverage
Rasio leverage menujukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan
dibelanjai dengan hutang (Sutrisno 2005:232). Skala rasio yang
digunakan untuk mengukur leverage, yaitu
a. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio)
merupakan keseimbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri. Menurut Kasmir (2010:112)
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
10
utang. Artinya, berapa besar utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Menurut Sutrisno (2005), ratio Debt to Equity Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Jumlah modal sendiri
D. Rasio Aktivitas
1. Pengertian Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas antara lain terdiri dari Total Asset Turnover (TATO)
dan Inventory Turnover (ITO)
a) Total Asset Turnover (TATO)
“Total Asset TurnOver Menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola seluruh Asset atau investasi untuk menghasilkan
penjualan ” (Sugiyono,2009:77). Perputaran aktiva menunjukkan
bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva
untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan
laba. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang besar diharapkan
dapat meningkatkan laba yang besar pula. Nilai TATO yang
semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar
dan harapan memperoleh laba juga semakin besar pula. Total
Aktiva Turnover secara matematis oleh Purnawati (2005: 27)
dirumuskan sebagai berikut :
11
Penjualan
Total Asset Turnover =
Total aktiva
Penjualan
Total aktiva
` =
=
penjualan bersih perusahaan
total aset perusahaan pada periode laporan
akhir tahun
E.
1.
Rasio Profitabilitas
Pengertian Rasio Profitabilitas
“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu” (Kasmir, 2008:114).
Profitabilitas didalam tujuan konsep pemasaran adalah membantu
organisasi mencapai organisasi nirlaba atau kemasyarakatan, adalah agar
ia dapat bertahan hidup dan mengumpulkan cukup dana untuk
melaksanakan kegiatan mereka. Dalam organisasi pencari laba, tujuannya
tidak semata – mata mencari laba, laba merupakan produk sampingan dari
melaksanakan tugas yang baik. Perusahaan menghasilkan uang dari
dengan memusatkan kebutuhan pelanggan lebih baik yang dilakukan
pesaing. Kebanyakan perusahaan tidak menerapkan konsep pemasaran :
penjualan yang menurun, saat perusahaan menderita penurunan penjualan,
mereka panik dan mencari jawaban yaitu dengan :
12
a. Pertumbuhan yang lambat : pertumbuhan penjualan yang lambat
membuat perusahaan kalang kabut mencari pasar baru. Banyak dari
perusahaan ini sadar bahwa mereka pelu memahami pemasaran untuk
mengidentifikasi dan memilih peluang baru
b. Pola pembelian yang berubah : banyak perusahaan beroperasi dalam
pasar yang ditandai oleh perubahan permintaan yang kuat dan
terpaksa menerima tantangan tersebut.
c. Biaya pemasaran meningkat : perusahaan mungkin mendapati
pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan, riset pemasaran,
dan pelayanan pelanggan lepas kembali.
2. Mafaat Rasio Profitabilitas :
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
13
3.
Jenis Rasio Profitabilitas
“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu” (Kasmir, 2008:114). Adapun jenis rasio aktivitas yang sering
digunakan perusahaan:
a. Return On Asset
Menurut Brigham (2006) analisis ROA adalah sebagai berikut :
Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan suatu perusahaa
semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba sehingga nilai perusahaan meningkat. Jadi
semakin tinggi nilai ROA, menunjukkan kinerja keuangan
perusahaan semakin baik.
NIAT
ROA
=
Total Asset
NIAT
= Net Income After Tax (laba bersih sesudah pajak)
Total Asset = total asset perusahaan dalam akhir periode
F. Return Saham
1. Pengertian Return Saham
Dalam berinvestasi konsep return saham tidak terlepas kaitannya
dengan rerutn, karena investor selalu mengharapkan tingkat rerurn yang
sesuai atas setiap resiko yang dihadapinya. Pada penelitian ini, return
digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu
perusahaan.
14
Dalam berinvestasi tingkat pengembalian (return) dibedakan menjadi dua
jenis, sebagaimana dituliskan oleh Jogiyanto (2003 : 85) :
Tingkat pengembalian (return) merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah
terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi diharapkan akan
terjadi dimasa yang akan datang.
Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai
tujuan utama dalam mendapatkan keuntungan yang disebut return baik
langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan investasi, investor akan
mempertimbangkan dua hal Expected Return (tingkat pengembalian yang
diharapkan) dan Risk (resiko) yang terkandung dalam alternatif investasi yang
dilakukan. Berikut adalah rumus dari return saham menurut (Samsul:2006)
(Pt – P t-1) + Dt
Ri,t
=
P t-1
Ri,t
=
Pt
P t-1
=
=
Dt
=
return saham I untuk waktu t (hari, bulan, tahun berjalan
dan sebagainya)
price
price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan
lalu, tahun lalu, dan stererusnya.)
deviden tunai insterim dan deviden tunai final.
Return saham satu tahun ke depan digunakan agar sesuai dengan
periode informasi yang dimiliki investor mengenai terbitnya laporan
keuangan. Investor umjumnya memiliki informasi tentang laporan
keuangan per 31 desember, yaitu pada saat penerbitannya laporan
keuangan tersebut pada 31 maret tahun berikutnya. Meskipun belum
semua emiten menerbitkan laporan keuangan tepat pada saat itu, hampir
15
sebagian emiten telah memiliki kesadaran yang semakin meningkat
(Direktor BEJ, Kompas). Penelitian ini ingin menguji bagaimana pengaruh
informasi laporan keuangan terhadap return saham satu tahun setelah
investor memiliki informasi tersebut.
G. Saham Syariah dan Jakarta Islamic Index
1. Pengertian
Saham – saham yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
keberadaannya
dikelompokkan
berdasarkan
salah
satunya
adalah
kelompok saham syariah. Saham syariah adalah saham dari suatu
perusahaan(emiten) yang dalam operasionalnya sesuai dengan kaidah
syariat islam. Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar
ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat (AchmadGozali,
2005), yaitu :
a) Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat
islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan
dengan syariah islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan
manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam. Serta
memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi
minuman keras
atau perusahaan keuangan konvensional tidak
memenuhi kategori ini.
b) Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham
adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap
16
pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang
dimilikinya. Namun pada kenyataan ada perusahaan yang
menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen yang tidak mempunyai hak untuk mendapatkan deviden
yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan
syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan
syariat islam adalah saham yang setiap pemilikannya mempunyai
hak yang proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dimilikinya.
Dalam jangka pengembangan pasar modal syariah PT.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Danareksa
Investment Management (DIM) telah meluncurkan index saham
yang dibuat berdasarkan syariat islam yaitu Jakarta Islamic Index
(JII). Saham – saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari
30 jenis saham yang dipilih dari saham – saham sesuai dengan
syariat islam.
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk dipergunakan
sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu
investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini
dapat diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Penentuan
kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII)
melibatkan Dewan Pengawa Syariah PT. Danareksa Invesment
17
Management sedangkan untuk menetapkan saham – saham yang
masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) dilakukan
urutan seleksi – seleksi sebagai berikut :
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah islam dan sudah
tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan.
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan saham atau
tengah tahunan yang memiliki risiko kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan
urutan rata – rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun
terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas
rata – rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun
terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan dalam waktu 6 (enam)
bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan
januari dan juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis
usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan
data – data publik yang tersedia. Perhitungan Jakarta Islamic Index
(JII) dilakukan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) yaitu dengan bobot
kapitalisasi pasar (market eap weighted). Perhitungan indeks ini
juga mencangkup penyesuaian – penyesuaian (adjustment) akibat
18
berubahnya data emiten yang disebabkan oleh aksi korporasi.
Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan awal perhitungan tanggal
mulai 1 Januari 1995.
19
H. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan manfaat informasi
akuntansi untuk memprediksi laba atau return saham diantaranya terdapat
label berikut ini.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama – nama
peneliti
Terdahulu dan
Tahun
Machfoedz
(1994)
Sampel
Penelitian
89 perusahaan
Hasil Dari Penelitian
menunjukkan bahwa rasio keuangan tertentu
pemanukfakturan dapat digunakan untuk memprediksi laba satu
yang terdaftar di
tahun ke depan, tetapi tidak untuk memprediksi
BEJ dari tahun
lebih dari satu tahun
1989 – 1990
Kennedy JPS
(2003)
LQ 25 di BEJ
Meneliti pengaruh ROA, ROE, Earning per
tahun 2001 dan
share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio
2002.
Leverage, dan Debt to Equity, terhadap Return
saham. Dengan menggunakan teknik analisis
regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya
variable asset, ROA, ROE, leverage ratio, debt to
equity , dan earning per share memberikan
hubungan yang nyata dengan return saham
20
Nama – nama
peneliti
Terdahulu dan
Tahun
Sampel Penelitian
Hasil Dari Penelitian
I.G.KA.ULUPUI Industri makanan dan Analisa rasio likuiditas, leverage, dan
2007
minuman
yang profitabilitas memiliki pengaruh positif dan
terdaftra di BEI 1999- signifikan terhadap return saham, sedangkan
2005
rasio aktivitas berpengaruh negative dan
tidak signifikan
Tausikal
(2001)
perusahan manufaktur menunjukkan
bahwa
untuk
perusahaan
dan nonmanufaktur
pemanukfaturan informasi akuntansi dalam
yang terdaftar di BEJ
bentuk rasio keuangan tidak bermanfaat
sejak tahun 1996 –
dalam memprediksi dua tahun ke depan
1997
hasil pengujiannya menunjukkan informasi
akuntansi dalam bentuk rasio keuangan
tertentu bermanfaat dalam memprediksi
return saham
21
I. Kerangka Pemikirian.
Current Ratio
H1
Debt to equity Ratio
H2
TATO
H3
ROA
H4
Return Saham
H5
Download