BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam kegiatan konstruksi sangat berkembang pesat dan pada beberapa aspek memerlukan manajemen atau pengelolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai dengan harapan. Pengolahan investasi bersekala besar dan tingkat kompleksitas yang sangat sulit membutuhkan cara teknis atau metode yang teruji, sumber daya yang berkualitas, serta penerapan ilmu pengetahuan yang tepat guna. Manajemen sebagai ilmu mengelola suatu kegiatan yang skalanya dapat bersifat besar atau kecil, mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang sama oleh individu atau organisasi yang berbeda, hasil akhir proses manajemen dapat beebeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan budaya, pengalaman, lingkungan, kondisi sosial, tingkat ekonomi, karakter sumber daya manusia serta kemampuan untuk menguasai prinsip-prinsip dasar manajemen. 1 2 Perkembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen berjalan beriringan dengan perkembangan praktis yang terjadi sehari-hari dalam laju kemajuan implementasi prinsip-prinsip manajemen pada masyarakat. Pengalaman selama proses implementasi menberikan satu data primer yang berguna untuk mengembangkan teori-teori manajemen agar menjadi lebih luas dan mempunyai nilai tambah, sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahanperubahan yang terjadi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu manajemen baik secara teoritis maupun praktis. Proyek sebagai manifesti pembangunan bukanlah hal yag baru bagi masyarakat luas. Hanya saja perubahan peradaban manusia yang semakin tinggi menjadikan proyek tersebut menjadi banyak keragamannya dan semakin meningkat kompleksitas permasalahannya. Pada awalnya pengertian proyek hanya sebatas investasi yang memerlukan jumlah dana yang relative cukub besar. Namun, sekarang ini proyek mempunyai arti yang lebih luas serta mencakup berbagai bidang dan segala ukuran, baik itu bidang ekonomi, manufaktur, teknik, pendidikan dan masih banyak lagi. Suatu alasan penting untuk menggunakan manajemen proyek terletak pada tingkat kesulitan yang makin tinggi dalam melaksanakan tugas. Semua faktor yang berada dalam tugas tersebut saling berhubungan antara satu dan lainya dan menjadi sebuah keterikatan oleh karena itu disini saya akan menyoroti beberapa faktor yang menjadi pendukung dari judul di atas. 3 Metode PERT dan CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan, skedul, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat enerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatankegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Walaupun prinsip penyusunan jaringan pada kedua metode adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara kedua metode ini. Perbedaan ini terletak pada konsep biaya yang dikandung CPM yang tidak ada di dalam metode PERT. Kompleksitas dalam kegiatan proyek merupakan suatu tantangan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan proyek khususnya dalam perencanaan, penjadwalan dan pengawasan. Ini akan semakin menarik karena beberapa keadaan yang tidak kita temui dalam teori akan muncul menjadi pembahasan baru dalam memulai kegiatan proyek. Dengan menerapkan metode CPM dan PERT diharapkan PT. Cisangkan dapat mengoptimalkan waktu dan biaya proyek. 1.2 Identivikasi Masalah Pavingblock merupakan salah satu bahan bangunan yang dimanfaatkan sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Pavingblock dibuat dari bahan campuran seperti semen portland atau bahan perekat lainnya, air dan agregat. Bahan agregat yang sering digunakan dalam pembuatan paving blok adalah pasir, mulai dari pasir galian dan juga pasir sungai. Berikut ini adalah rincian berbagai alasan kenapa pada proyek ini lebih memilih pavingblock dari pada aspal. 4 Keuntungan dari Pavingblock 1. Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal; 2. Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar; 3. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan. 4. Dengan penggunaan pavingblock, maka diharapkan akan mampu meresapkan air, terutama paving berumput dapat menjadi solusi untuk mengatasi genangan. Selain bisa menjaga lingkungan, digunakannya paving berumput juga mempercantik lingkungan. Karena itu sejumlah kalangan memberikan saran pemanfaatan paving berumput. 5. Direkomendasikan untuk digunakan di jalan lingkungan perumahan. Kelemahan Pavingblock Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan pavingblock hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat. Berdasarkan uraian di atas tersebut, maka deplover dalam proyek tersebut lebih memilih menggunakan pavingblock disbanding dengan aspal. Selain itu dengan pavingblock daya serap air ketanah atau drainase lebih baik. 5 1.3 Batasan Masalah Suatau pembatasan masalah jelas diperlukan agar ruang lingkup dalam penyusunan laporan ini terarah terhadap tujuan yang diinginkan. Adapun batasan masalah yang diinginkan adalah sebagi berikut: a. Pembahasan hanya dilakukan pada proyek pemasangan pavingblock Belmont Residence dan hanya menghitung waktu proyek dan menganalisa biaya yang diperlukan. b. Pembahasan hanya meliputi analisis penerapan sistem manajemen proyek digabungkan dengan waktu penyelesain proyek yang singkat dan penggunaan biaya yang minimum dengen penerapan metode CPM dan PERT. c. Alokasi biaya hanya difokuskan pada jasa ongkos tenaga kerja dalam pekerjaan pemasangan pavingblock dari awal hingga selesai. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang mendasari maka, perumusan masalah dalam penelitian akan dinyatakan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana pengendalian proyek dengan metode CPM dan PERT yang dilakukan PT. Cisangkan? b. Berapa durasi optimal pekerjaan proyek Belmont Residence? c. Baerapa total biaya proyek Belmont Residence dengan durasi proyek optimal? 6 1.5 Tujuan Penulisan Setelah mengetahiu batasan masalah yang dibuat dalam skripsi ini maka, kita dapat menentukan tujuan yang lebih tepat dan terarah terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Adapun tujuan skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang sistematik antara penggunaan metode CPM dan Metode PERT. b. Untuk mengetahui metode mana yang dapat memberikan penjadwalan paling optimal untuk waktu dan biaya. 1.6 Sistematika Penulisan Pada penulisan ini, penulis membaginya dalam enam bab untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan mudah dipahami, dimana tiap bab membahas hal yang berbeda, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan alasan dipilihnya tema penulisan ini yang dirumuskan dalam latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan mengulas tentang teoritis mengenai pengertian – pengertian penjadwalan proyek, diagram jaringan, metode CPM dan PERT serta perhitungannya. 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menguraikan diskripsi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan dengan menjelaskan variable penelitian dan definisi oprasional, penentuan jenis sample, jenis dan sumber data, metode pangumpulan data dan metode analisis. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan membahas pengumpulan data yang didapat dari pihak perusahaan melalui Divisi Jasa dan data pustaka yang ada di perusahaan serta informasi langsung mengenai proyek pemasangan pavingblock Bellmont Residence. BAB V ANALISIS Bab ini merupakan hasil dari pengolahan data dan hasil perhitungan dengan metode CPM dan PERT. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan atas dasar pembahasan dari bab – bab sebelumnyayang mencerminkan jawaban astan masalah yang dirumuskan, serta bab ini berisikan saran yang merupakan tindak lanjud dari kesimpulan yang berupa anjuran atau rekomendasi kebijaksanaan ataupun konsepsi. yang menyangkut aspek oprasional,