OLEH : MAWADDAH NASUTION. M.PSI, psikolog PSIKOLOGI FORENSIK A. DEFENISI Secara umum sebuah bidang penelitian dan praktik yg berusaha memahami dan memprediksi perilaku seperti tindakan kejahatan Webster’s new world dictionary (1998) sesuatu yg khas atau yg pas utk peradilan hukum, perdebatan publik atau argumentasi formal yg menspesialisasikan diri atau ada hubungannya dengan aplikasi pengetahuan ilmiah, terutama pengetahuan medis, pada masalah2 hukum, seperti pd investigasi terhadap suatu tindak kejahatan. Cth kasus: Pada tahun 1992, Jeffrey Dahmer diputuskan bersalah karena melakukan serangkaian pembunuhan kejam selama kurun waktu lebih dari 13 tahun. Ia bereksperimen dengan sebagian korbannya yg saat itu masih hidup, dengan menyuntikkan larutan asam ke dalam otak mereka. Setelah itu ia memotong2mayatnya dan merendam sebagian tubuhnya ke larutan asam, menyimpansbagian untuk kenang2an dan memakan sebagian lainnya. Ia diputuskan mendapat hukuman selama 957 tahun. Dahmer tdk terlalu lama menjalani hukumannya di penjara, karena ia menjadi korban tindak kejahatan brutal sekitar 2 tahun ia menjalani hukuman di penjara. Sesama narapidana menghajarnya hingga tewas. Dalam kasus Dahmer psikolog forensik menjalankan peran sebagai ahli judisial yg menelaah berbagai variabel yg terlibat dalam tindak kejahatan, tindak kekerasan atau tindakan anti sosial seseorang. Fungsi utama psikolog forensik dalam setting hukum adalah untuk membantu para administrator , hakim, anggota juri dan pengacara dalam mengambil keputusan hukum yg lebih informed (didasari informasi yg cukup). Ada beberapa istilah untuk mengidentifikasi pekerjaan psikolog forensik, antara lain: a. Psychology of criminal conduct (psikologi perbuatan kriminal), psychology of criminal behavior (psikologi perilaku kriminal), dan criminal psychology semuanya berhubungan dengan psychological study of crime (kajian psikologis ttg kriminalitas/kejahatan) b. Forensic criminal psychology berkonsentrasi pd assesmen dan penanganan atau rehabilitasi perilaku yg tdk diinginkan. c. Police psychology , behavior science, dan investigative psychology menggeluti metode2 atau teknik2 yg digunakan oleh kepolisian. d. psychology and law difokuskan pada proses persidangan hukum dan sikap serta keyakinan partisipan2nya. B. TAHAPAN DLM KAJIAN FORENSIK Psikologi forensik dpt dilihat sbg bidang yg terdiri atas tiga tipe dasar yg berkorespondensi dengan fase sistem hukum kriminal , sipil , atau hukum administratif. 1. Investigatif 2. Ajudikatif 3. Preventif Kegiatan investigatif menghasilkan respon2 ajudikatif, yg menghasilkan ukuran2 utk mencegah perilaku tak diinginkan yg lebih jauh dan prevensi akan menghasilkan pertanyaan2 yg perlu diinvestigasi. 1. Psikologi Forensik Investigatif Dimulai ketika sebuah tindak kejahatan dilakukan atau ketika sebuah investigasi dimulai. a. Otopsi Psikologis Salah satu cth otopsi psikologis yg terkenal adlh investigasi oleh angkatan laut AS terhadap ledakan yg terjadi di atas kapal USS low pd 1989. Otopsi itu menyimpulkan bahwa 47 pelaut terbunuh akibat tindakan bunuh diri yg dilakukan seorang rekan sesama pelaut. b. Wawancara Hipnotik dan Kognitif Kegunaan hipnosis sbg alat forensik tlh menjadi topik kontroversi sejak tahun 1960-an. Hipnosis ditandai oleh atensi selektif dan penerimaan pasif terhadap berbagai sugesti yg diberikan oleh penghipnosis. c. Wawancara Penganiayaan Seksual Anak2 Penting utk diingat bahwa tdk mudah utk mewawancarai anak2 yg diduga menjadi korban penganiayaan seksual, hal ini mengingat keterbatasan kognitif anak yg tdk sama dgn orang dewasa. Selain itu anak2 cenderung mudah utk disugesti pertanyaan hrs open-ended (utk menggali ingatannya pd situasi kejadian), beranjak ke pertanyaan yg mengarah pd penindak lanjutan masalah terakhir pewawancara dpt mengarahkan ke pertanyaan langsung ttg berbagai isu yg blm dimunculkan oleh anak. d. Indikator2 Kebohongan Psikolog forensik investigatif dapat membantu dlm masalah ini. Memberikan pernyataan yg jujur biasanya menimbulkan kecemasan di pihak yg berbohong. e. Pengakuan –Bersalah Palsu di Bawah Paksaan Terbagi atas 2: Voluntary false confession (pengakuan bersalah palsu yg diberikan scr sukarela) alasan utk melindungi teman, kebutuhan akan kemasyuran, dll Coerced compliant false confession mengakui sebuah kesalahan /tindak kejahatan stlh menjalani introgasi panjang dgn tujuan mendapatkan reward atau stimulus yg menyakitkan. f. Identifikasi Saksi Mata Lineups (penjajaran orang2 atau foto2) One person showups (biasanya dilakukan di TKP dgn 1 org tersangka yg baru saja ditahan). 2. Psikologi Ferensik Ajudikatif Dlm kasus kriminal , pengambil keputusan biasanya adalah juri, dan putusannya berupa penetapan apakah terdakwa diketahui melakukan tindak kejahatan yg didakwakan kepadanya. a. Assesmen kompetensi mental Secara umum, bila pengadilan menganggap seseorang tdk kompeten, tindakan hukumnya dibatalkan atau ditunda sampai orang itu mendapat kompetensinya kembali. Mslnya melalui penanganan mental. b. Assesmen keadaan mental pada saat kejadian Evaluasi psikologi forensik ini melihat ciri2 emosional dan kognitif terdakwa pd saat ia melakukan tindakannya. Terbagi atas 6 ciri, yaitu : 1. Automatism (melakukan tindakan ttp tdk 2. 3. 4. 5. 6. bertanggung jwb, krn tdk sepenuhnya dlm keadaan sadar) Diminished capacity (kapasitas mental yg kurang utk membangun maksud melakukan suatu tindakan Character defens (menunjukkan bhw terdakwa tdk mungkin melakukan tindakan yg dimaksud, krn tdk konsisten dgn ciri kepribadiannya. Affirmative defens (situasi dmn individu bertindak utk membela diri dibwh paksaan. Substance use (mengurangi tanggung jwb terdakwa ats berbagai mcm tindakan ). Insanity (ketidakwarasan/gila) C. Assesmen terhadap cedera atau disabilitas mental Terjadi selama proses peradilan sipil bukan peradilan pidana. Tujuannya utk menetapkan apakah ada bukti tipe kerusakan mental tertentu. d. Evaluasi hak asuh Salah satu tgs hukm yg paling sulit dlm masyarakat kita adalah menetapkan ortu mana yg mendapatkan hak asuh atas anak2nya setelah bercerai /berpisah 3. Psikologi Forensik Preventif Selain menawarkan rekomendasi pd penetapan hukum, psikologi forensik juga memberikan edukasi kpd para petugas publik maupun orang2 awam ttg berbagai macam isu. a. Rekomendasi utk penetapan hukum Setelah fasu ajudikatif, tgs pengambilan keputusan hukum terutama difokuskan pd usaha mengoreksi situasi yg menimbulkan tindakan ajudikatif. b. Kekerasan di sekolah c. Kekerasan di tempat kerja d. Penganiayaan seksual anak e. Terosisme f. Tindak kejahatan Terima kasih