BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Berdasarkan dari kerangka permasalahan yang ada dan dilanjutkan dengan
tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka landasan teori
yang akan dipakai adalah teori yang berhubungan dengan kekuatan atau kelebihan
yang dimiliki oleh suatu produk yang terhitung masih baru dan teori yang
berhubungan dengan proses konsumen dalam membuat suatu keputusan dalam
membeli suatu produk. Teori-teori ini akan dijabarkan dan dijelaskan guna
memudahkan dan memperjelas peneliti guna penelitian ini.
2.1
Adoption and Diffusion of Innovations
Konsumen bisa dikelompokan berdasarkan seberapa cepat mereka beradaptasi
dengan produk yang masih baru. Disatu sisi ada konsumen yang bisa langsung
beradaptasi dengan produk baru tersebut langsung setelah tersedia di pasar dan dilain
pihak ada konsumen yang merupakan yang terakhir diantara yang lain dalam
memiliki dan beradaptasi dengan produk baru tersebut.
Pengelompokan ini terdiri dari 5 kelompok , yaitu antara lain1 :
1
Marketing of High-Technology Products and Innovations, Jakki Mohr, 2001, P 151
12
13
1. Innovators
Konsumen yang tergolong sudah mempunyai banyak informasi mengenai
produk baru itu, suka mengambil resiko dan mau mencoba produk baru
yang belum terbukti kegunaannya. Merupakan jenis konsumen yang
memiliki antusias yang sangat tinggi terhadap perkembangan teknologi.
Konsumen dalam kategori ini rela untuk menghadapi beberapa masalah
kecil pada produk yang dibeli dengan catatan biaya yang perlukan
dikorbankan lebih kecil dari biaya seharusnya, walaupun mereka masih
tergolong price-insensitive. Kelompok innovators ini menempati 2.5
persen pertama yang akan beradaptasi terhadap suatu produk baru.
2. Early Adopters
Berdasarkan respon yang positif dari para innovators, maka para early
adopters mulai untuk membeli produk baru tersebut. Early adopter ini
biasanya mereka yang berpendidikan dan para pemimpin yang
mempunyai pendapat. Kategori konsumen ini juga memiliki antusias yang
cukup tinggi dalam mengikuti trend teknologi. Konsumen kategori ini
menganggap perkembangan teknologi sebagai sebuah revolusi. Mereka
umumnya mengadopsi teknologi dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan kompetitif yang kemudian membawa harapan mereka yang
tinggi terhadap keuntungan yang diberikan oleh teknologi baru. Hal ini
membuat mereka termasuk sebagai jenis konsumen yang tidak
mempermasalahkan tingkat harga (price-insensitive). Namun, kualitas
14
pelayanan setelah penjualan (after sales service) menjadi salah satu kunci
keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya.
Proporsi early adopters ini adalah 13.5 persen dari total konsumen.
3. Early Majority
Konsumen yang cenderung hati-hati dalam menghadapi resiko, mereka
biasanya memakai barang baru tersebut setelah terbukti oleh para early
adopters yang dimana mengadopsi ide para innovators. Berbeda dengan
kategori sebelumnya, kategori ini memiliki persepsi bahwa perkembangan
teknologi
hanyalah
merupakan
suatu
proses
evolusi.
Mereka
membutuhkan suatu bukti nyata mengenai keberhasilan suatu produk
dalam memberikan nilai yang lebih terhadap teknologi tersebut dan
kehidupan sehari–harinya. Perbandingan antara nilai lebih dan nilai
pengorbanan menjadi hal yang sangat diperhitungkan oleh mereka. Oleh
karena itu, mereka tergolong konsumen yang sangat memperhatikan harga
(price-sensitive). Early majority, mewakili jumlah sekitar 34 persen dari
total konsumen.
4. Late Majority
Konsumen yang bersifat skeptis dan memerlukan keyakinan lebih untuk
membeli produk baru tersebut apabila jumlahnya sudah banyak di pasaran.
Kategori ini hampir sama dengan kategori sebelumnya, namun dengan
persyaratan yang lebih ketat. Mereka tergolong sangat menghindari risiko,
15
dan tidak terlalu percaya terhadap nilai lebih yang dapat diberikan oleh
teknologi baru, kecuali dibuktikan dengan sangat akurat. Tujuan utama
para konsumen kategori ini dalam membeli teknologi baru hanyalah
sekedar mengikuti kondisi pasar dan umumnya setelah mendapat beberapa
saran dari para penasehat. Late majority mewakili jumlah sekitar 34
persen dari total konsumen.
5. Laggards
Kategori paling akhir adalah sekelompok orang yang sangat skeptical
terhadap teknologi baru. Tipe konsumen ini menghindar dari adanya
perubahan dengan kemungkinan tidak akan mengadopsi produk baru lagi
sampai alternatif tradisional tidak tersedia lagi. Mereka tidak percaya
bahwa teknologi baru akan meningkatkan produktivitas, sehingga sangat
jarang melakukan pembelian teknologi baru. Satu – satunya alasan mereka
membeli produk berteknologi baru adalah apabila alternatif lain yang ada
lebih buruk dan harga yang ditawarkan sangat baik. Laggards menempati
proporsi sebesar 16 persen dari total konsumen.
16
Untuk lebih jelasnya mengenai proses adaptasi terhadap produk baru ini dapat
dilihat pada model dengan bentuk kurva menyerupai lonceng dibawah ini :
Gambar 1. Kategori Konsumen Dalam Proses Adaptasi Terhadap Produk
2.2
Product Life Cycle
Didalam perkembangan suatu produk yang masih baru, beberapa tahapan
dilalui dari dimulainya tahap perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan sampai pada
tahap penurunan (deklinasi). Tahapan ini dikenal sebagai product life cycle dan ini
berhubungan dengan perubahan didalam situasi marketing, dimana berakibat kepada
strategi pemasaran dan marketing mix2.
Hasil dan keuntungan dari produk tersebut bisa direncanakan sebagai sebuah
fungsi dari tahapan siklus-hidup seperti ditunjukan pada gambar grafik dibawah :
2
M. Suyanto, 2007,Perancangan Strategi Pemasaran-5, www.msuyanto.com
17
Gambar 2. Grafik Product Life Cycle3
2.2.1 Introduction Stage
Di tahap perkenalan ini, perusahaan berusaha untuk membangun kesadaran
akau produknya dan mengembangkan sebuah pasar untuk produk tersebut.
Dampaknya pada marketing mix adalah sebagai berikut :
ƒ
Produk
Diciptakannya sebuah merek dan suatu tingkatan kualitas dan diperolehnya
hak perlindungan seperti paten dan merek dagang. Volume dari penjualan
relatif kecil.
ƒ
Harga
Sangat memungkinkan untuk melakukan penetrasi harga rendah supaya
mendapatkan posisi di pasar secara cepat atau dengan menerapkan strategi
3
http://kopisusu.wordpress.com/2006/02/20/manajemen-siklus-hidup-produk/
18
lain dengan menjual dengan harga tertinggi yang terbaik guna menutupi biaya
R&D.
ƒ
Distribusi
Adalah selektif sampai dimana terdapat tanda-tanda bahwa konsumen telah
bisa menerima keberadaan produk tersebut.
ƒ
Promosi
Ditujukan
kepada
para
innovators
dan
early
adopters.
Marketing
communications ditujukan untuk membangun public awareness dan untuk
mengedukasi konsumen potensial mengenai produk tersebut.
2.2.2 Growth Stage
Pada tahap ini, perusahaan berusaha untuk membangun preferensi merek dan
meningkatkan bagian di pasar.
ƒ
Produk
Tingkat kualitas dipertahankan dengan menambahkan fitur tambahan begitu
juga menambahkan dukungan berupa jasa. Volume penjualan yang
meningkat.
ƒ
Harga
Harga juga dipertahankan sementara perusahaan fokus kepada permintaan
akan barangnya yang bertambah dengan disertai sedikit kompetisi dari
perusahaan lain dengan merek mereka. Atau bisa terjadi penurunan biaya
seiring dengan naiknya volume produksi.
19
ƒ
Distribusi
Saluran distribusi ditambah guna menyikapi permintaan yang bertambah agar
konsumen bisa mendapat produk tersebut dengan mudah.
ƒ
Promosi
Ditujukan kepada target yang lebih luas dari tahapan sebelumnya.
2.2.3 Maturity Stage
Di tahap ini, kekuatan pertumbuhan terhadap penjualan menurun. Kompetisi
terlihat seperti dengan produk yang sama dari merek lain. Objektif utama di masa ini
adalah untuk mempertahankan posisi di pasar dengan memaksimalkan keuntungan.
ƒ
Produk
Fitur dari produk dimungkinkan untuk ditingkatkan untuk membedakan
produk tersebut dari kompetitor. Volume penjualan mengalami penurunan,
serta terjadi penurunan popularitas produk.
ƒ
Harga
Kemungkinan harus diturunkan sebagai usaha untuk menghadapi kompetisi,
terutama terhadap kompetitor baru.
ƒ
Distribusi
Menjadi lebih intensif dan insentif dimungkinkan untuk ditawarkan untuk
meningkatkan daya tarik lebih supaya produk mempunyai tambahan daya
tarik.
20
ƒ
Pemasaran
Ditekankan pada perbedaan serta keberagaman produk. Diusahakan dengan
manajemen siklus.
2.2.4 Decline Stage
Perusahaan mempunyai beberapa opsi pada tahap ini :
ƒ
Mempertahankan produk yang sudah ada, dengan memungkinkan untuk
meremajakannya dengan cara menambah fitur-fitur baru atau menciptakan
kegunaan baru.
ƒ
Menuai produk tersebut dengan mengurangi ongkos dan melanjutkan untuk
menawarkannya dengan kemungkinan menawarkan kepada pasar yang niche.
ƒ
Menghentikan produksi dan penjualan produk tersebut, mencairkan semua
inventory yang ada atau menjualnya kepada perusahaan lain yang mau untuk
melanjutkan produk tersebut.
Keputusan marketing mix di fase yang menurun ini bergantung pada strategi yang
dipilih.
2.3
Strategi Green Marketing
Diawali pada tahun 1970, dimana semakin banyaknya konsumen yang peduli
terhadap lingkungan dan menghubungkan semua bahan konsumsi atau produk yang
digunakan mereka dengan kelestarian lingkungan hidup. Sehingga pada akhirnya
21
pada tahun 1990-an, para market researcher menciptakan sebuah strategi pemasaran
yang bernama green marketing dikarenakan semakin banyaknya hasil riset yang
mengatakan bahwa banyak konsumen yang mempunyai kecenderungan untuk peduli
terhadap lingkungannya.
Strategi green marketing ini merupakan respon terhadap peningkatan dari
kekhawatiran akan kelestarian lingkungan. Green marketing ini pada umumnya
melibatkan :
1. Produk yang sudah dikembangkan sehingga dalam produksinya, penggunaan
dan penempatannya lebih tidak membahayakan lingkungan dibandingkan
produk-produk sejenis konvensional lainnya.
2. Menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang mempunyai akibat
positif terhadap lingkungan.
3. Menghubungkan pembelian suatu produk dengan sebuah organisasi
lingkungan atau peristiwa lingkungan hidup.
Download