BAB V HASIL DAN ANALISA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh. 5.1 Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dari Tabel 4.5 di atas tampak bahwa sebelum menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 produktivitas kerja masih lebih kecil dibanding setelah menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007, yaitu dari tahun 2001 hingga tahun 2007 produktivitas kerja tertinggi adalah Rp 15.1 Juta Rp/orang. Dibandingkan setelah menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 pada tahun 2008 hingga tahun 2012 terjadi peningkatan produktivitas karyawan, bahkan nilai ini tidak pernah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya pada saat sebelum menerapkan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. Pada tahun 2012 merupakan produktivitas kerja karyawan tertinggi yaitu Rp 21.6 Juta Rp/orang. 5.2 Tes U Mann-Whitney Dari hasil pengolahan data pengukuran produktivitas terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok sebelum penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 dan kelompok setelah penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. 30 31 H0 = produktivitas kerja sebelum menerapkan OHSAS 18001:2007 sama dengan produktivitas kerja setelah menerapkan OHSAS18001:2007 H1 = produktivitas kerja sebelum menerapkan OHSAS 18001:2007 tidak sama produktivitas kerja setelah menerapkan OHSAS18001:2007 Dengan memakai metoda / tes U Mann-Whitney, ingin dilihat apakah ada pengaruh penerapan sistem manjemen OHSAS 18001:2007 terhadap produktivitas kerja (Sidney Siegel, 1990). Metodanya sebagai berikut: n1 = jumlah kelompok kecil yaitu kelompok setelah penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 (tahun ke 2008 sampai dengan tahun ke 2012) = 5 → Kode kelompok A. n2 = jumlah kelompok lebih besar yaitu kelompok sebelum penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 (tahun ke 2001 sampai dengan tahun ke 2007) = 7 → Kode kelompok B. Untuk sample yang sangat kecil, n1 ≤ 8 dan n2 ≤ 8, maka Tabel 5.1 Tes U Mann Whitney n2 = 7 dapat dipergunakan. Tabel 5.1 Tes U Mann Whitney n2 = 7 32 Untuk mendapatkan U, dibuat rangking data produktivitas karyawan (Tabel 4.5) sebagai berikut: 0,9 1,4 2,7 5,9 8,3 10,4 11,1 B B B B B B A 15,1 20,4 B 21,5 21,6 A A A Ternyata hanya ada satu skor yang mendahului B yaitu pada kolom ke-7, jadi nilai U = 1. Oleh karena nilai n1 ataupun n2 ≤ 8, maka digunakan Tabel 5.1 Tes U MannWhitney n2 = 7. Dari Tabel 5.1, untuk n1 = 5, n2 = 7 dan U = 1 serta α (alpha) = 0.05, maka diperoleh p = 0.003. H0 ialah produktivitas kerja sebelum menerapkan OHSAS 18001:2007 = (sama dengan) produktivitas kerja setelah menerapkan OHSAS 18001:2007, H1 ialah produktivitas kerja sebelum menerapkan OHSAS 18001:2007 tidak sama dengan produktivitas kerja setelah menerapkan OHSAS 18001:2007. Karena p = 0.003 jadi lebih kecil dari α (alpha) = 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan OHSAS 18001:2007 pada produktivitas karyawan. 5.3 Analisa Penerapan Sistem Manajemen OHSAS 18001:2007 Dari hasil pengumpulan data dilapangan dan wawancara, penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 di PT. XYZ dimulai dari awal tahun 2008,dibagai menjadi empat proses yaitu: 1. Perencanaan 2. Penerapan dan Operasi 3. Pemeriksaan 4. Tinjauan Manajemen 33 Gambar 5.1 Proses Penerapan Sistem Manjemen OHSAS 18001:2007 di PT. XYZ Setiap proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 5.3.1 Perencanaan Proses perencanaan merupakan proses awal yang dilakukan untuk penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. Adapun manajemen puncak harus mendifinisikan dan meyetujui kebijakan / policy Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) guna untuk memberikan komitmen dan integritas terhadap penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. 34 Gambar 5.2 Kebijakan Mutu, Keselamtan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di PT. XYZ. 1. Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control Dalam proses ini, PT. XYZ melakukan identifikasi bahaya di seluruh aktivitas di lingkungan perusahaan dan melakukan penilaian resiko atas atau aktivitas –aktivitas tersebut dengan matrix yang telah ditentukan kemudian melakukan control atas bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut adapun metoda yang digunakan yaitu Eliminasi, Substitusi, Enginering Control, Administrative Control, Alat Pelindung Diri. Kontrol – kontrol tersebut dimasukan kedalam program / action plan realisasi sistem manajemen OHSAS 18001:2007. 35 Tabel 5.2 Matrix Penilaian Resiko di PT. XYZ Tabel 5.3 Form Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control di PT. XYZ 36 2. Legal and Other Requirements Salah satu syarat penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 yaitu melakukan identifikasi dan memelihara informasi terkini mengenai peraturan dan persyaratan yang berlaku bagi perusahaan dan mempertimbangkan seluruh persyaratan tersebut dalam membuat, menerapkan dan memelihara sistem manajemen OHSAS 18001:2007. PT XYZ telah melakukan identifikasi dan memelihara informasi terkini mengenai peraturan peraturan yang berlaku dituangkan dalam master list dan resume peraturan dan persyaratan Keselamatan Kesehatan Kerja. Tabel 5.4 Master List Peraturan dan Persyaratan Keselamatan Kesehatan Kerja di PT. XYZ. 37 5.3.2 Penerapan dan Operasi Dalam proses ini manajemen puncak menjadi penanggung jawab tertinggi untuk penerapan sistem manajemen OHSAS18001:2007. PT. XYZ komitmen dalam menerapakan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 dengan melakukan pelatihan, awareness mengenai pentingnya Keselamatan Kesehatan Kerja untuk seluruh karyawan. Gambar 5.3 Pelatihan Pemadaman Api menggunakan Alat Pemdam Api Ringan di PT. XYZ. Komunikasi merupakan salah satu proses yang penting untuk penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007, informasi ini mencakup hal-hal seperti : 1. Kebijakan perusahaan 2. Potensi bahaya 3. Kegiatan-kegiatan Keselamatan Kesehatan Kerja 38 4. Sistem tanggap darurat 5. Feedback karyawan maupun pihak ketiga Gambar 5.4 Awareness Keselamatan Kesehatan Kerja di PT. XYZ Kesiagaan dan tanggap darurat merupakan bagian dari penerapan sismtem manajemen OHSAS 18001:2007 dimana PT. XYZ telah melakukan idnetifikasi potensi keadaan darurat di area perusahaan seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, huru hara dan lain sebagainya. Dan PT XYZ telah mempersiapkan dan menanggapi keadaan darurat tersebut dengan membentuk oraganisasi fungsional khusus menangani keadaan darurat dan pengadaan fasilitas penunjang seperti ruang P3K, tandu, alat pemadam kebakaran, contact darurat dan lain sebagainya. 39 Gambar 5.5 Struktur Tanggap Darurat di PT. XYZ 5.3.3 Pemeriksaan Dalam memastikan penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 berjalan sesuai / tidak keluar dari ketentuan OHSAS 18001:2007, sasaran perusahaan dan kebijakan perusahaan maka harus dilakukan pemeriksaaan. Di PT. XYZ terdapat prosedur-prosedur yang digunakan untuk pemantauan dan pengukuran kinerja K3 secara teratur. Kemudian ada nya evaluasi komitmen dan konsistensi dalam penerapaan sistem manajemen OHSAS 18001:2007. 40 Gambar 5.6 Pengukuran udara ambien di PT. XYZ Di PT. XYZ terdapat tim yang melakukan penyelidikan apabila terjadi insiden dan ketidaksesuaian kemudian tindakan perbaikan dan pencegahan harus dilakukan oleh pihak terkait supaya insiden dan ketidaksesuaian teidak terualang kembali. Salah satu proses pemeriksaan yaitu melakukan audit internal yang terencana agar dapat menentukan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 sesuai dengan ketentuan persyaratan standar OHSAS 18001:2007, telah diterapkan, efektif dan diperlihara secara baik. Di PT. XYZ audit internal dilakukan satu tahun dua kali. 5.3.4 Tinjauan Manajemen PT XYZ. selalu melakukan tinjauan manajemen dengan melalui proses membuat rencana tinjauan manajemen kemudian di-review sampai dengan persiapan untuk tinjauan manajemen berikutnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memonitoring seluruh kegiatan/aktifitas sehingga dapat dilakukan secara proporsional dan untuk 41 menjamin penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007 dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan. Tinjauan Manajemen di PT XYZ dilakukan sesuai schedule yaitu secara periodik setahun dua kali, hal ini dilakukan dengan tujuan memonitoring efektifitas sistem manajemen OHSAS 18001:2007 di PT. XYZ PT XYZ melakukan improvement dengan cara mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan peningkatan terus menerus merujuk kepada Kebijakan dan Sasaran Perusahaan, Hasil Audit, Management Review, Customer Complain, Pangajuan Sumbang Saran Karyawan dan pihak ketiga. Dengan demikian, penerapan proses-proses diatas dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.