j - Universitas Negeri Padang Repository

advertisement
LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
I
'
6
.
_..._..
,'
,
'I.'
..
1 '
.
I,\-.i
-4,
-
-.,b
...
.< 1
..t.
.
.
. r,2.!,$,,>j;7;
. . ,. .
--..,
'
.,;..:,
'
:
,
<
;....
-.-;j ,
04 - 0 3 - 9 1 4
-_._._ ------- j
- . . )id
I
.
.
-
---7-
,-.. ..- ._-,. _
I:..
CL\
..
L
'--.-----
:
!
l'!
t :. '
3 i;!
I
.
. -.
...
..
8,
, .
..
. ..
-
'
-
--.,----- ,..--
' . -'= 2-
4-
.,.-.
. ,." *,, ,. .v
_C'
I
I
STRUKTUR OPTIK LINIER PERIODIK UNTUK
SPESIFIKASI DTSAIN PIRANTI FOTONIK
FUNGSI PANDU GELOMBANG
Tim Peneliti :
Dra. Hidayati, M.Si. (Ketua)
Dra. Yulia Jamal, M.Si. (Anggota)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
DESEMBER 2009
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
1
Judul Penelitian
2
Ketua Peneliti
: Struktur Optik Linier Periodik
Untuk
Spesifikasi Disain Piranti Fotonik Fungsi
Pandu Gelombang
a. Nama Lengkap
: Dra. Hidayati, M.Si
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. NIP
: 132010975
d. Jabatan Fungsional
: Lektor
e. Jabatan Struktural
: Ketua Program Studi Fisika
f. Bidang Keahlian
: Fisika Teori /Fisika Non Linier
g. Fakultas/Jurusan
: FMIPA / Fisika
h. Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Padang
i. Email
: hidavati [email protected]
3 Tim Peneliti
\
4
a. Nama Lengkap
b. Bidang Keahlian
: Dra. Yulia Jamal, M.Si
: Fisika Teori
c. Program StudiIJurusan
: Fisikat FMIPA
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Padang
Pendanaan dan Jangka waktu Penelitian
a. Jangka waktu Penelitian yang diusulkan : 2 tahun
b. Biaya yang diusulkan
: Rp. 100.000.000,-
c. Biaya yang disetujui tahun pertama
: Rp. 40.000.000,-
Dra. Hidayati, M.Si
NIP. 19671111 199303 2 001
RINGKASAN DAN SUMMARY
Penelitian ini merupakan penelitian teoritis dalam ilmu dan teknologi fotonik
yang merupakan telu701ogi mutahir dalam bidang komunikasi maupun aplikasi
penginderaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami respons dari sistem
dielektrik pandu gelombang terhadap gelombang elektromagnetik (optik). Respons
sistem ini terhadap gelombang optik dinyatakan oleh mode-mode eigen dari pandu
gelombang. Pemahaman perilaku karakteristik dari respons ini terhadap variasi
parameter geometri seperti tebal lapisan dan parameter bahan seperti indeks bias akan
memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk spesifikasi desain piranti (divais)
fotonik untuk keperluan pandu gelombang.
Pandu gelombang yang paling sederhana adalah pandu gelombang planar satu
dimensi. Solusi untuk pandu gelombang ini dapat diperoleh secara eksak. Pada tahun
pertama ini dikaji rumusan dan cara penentuan mode gelombang terpadu serta distribusi
medannya dalam sistim pandu gelombang dielektrik. Telah diperoleh bahwa modus TE
akan terpandu lebih baik dalam pandu gelombang dibandingkan dengan modus TM.
Analisis dilakukan dengan bantuan program untuk melihat pengaruh parameter dimensi,
indeks bias selubung dan indeks bias teras, tebal lapisan. Terlihat bahwa faktor-faktor
yang menentukan terpandunya suatu gelombang dalam pandu gelombang ditentukan
oleh nilai indeks bias selubung dan teras yaitu berhubungan dengan jenis pandu
gelombang yaitu pandu gelombang asimetrik dan pandu gelombang simetrik. Unti~k
pandu gelombang simetrik tidak terdapat cut-off yaitu daerah dimana gelombang tidak
dapat dipandu, sedangkan pada pandu gelombang asimetrik harus ada nilai ketebalan
ternormalisasi yaitu nilai ketebalan minimum agar masih dapat memandu modus
terendah.
PENGANTAR
Kegiatan penelitian dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta
terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha
mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan
mengajamya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang
maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang
bekerjasama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti
Depdiknas RI melalui Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Padang
dengan surat perjanjian kerja Nomor: 1721/H3 5/KU/DIPA/2009 Tanggal 1 1 Mei 2009
telah membiayai pelaksanaan penelitian dengan judul Struktur Optik Linier Periodik
Untuk Spes~j?kasiDisain piranti Fotonik Fungsi Pandu Gelombang.
I,
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting
dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini
juga diharapkan memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan
kebijakan pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian,
serta telah diseminarkan ditingkat nasional. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas
Negeri Padang.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami menyampaikan terima
kasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti
Depdiknas yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian tahun 2009. Kami
yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang baik dari DP2M, penelitian ini tidak dapat
diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Semoga ha1 yang demikian akan lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Terima kasih.
fi?\
' '' '
',A$l&&d
//
Fauzm, M.Pd., M.Se.
Ff59666430 199001 1 001
DAFTAR IS1
HALAMAN PENGESAHAN
A. LAPORAN HASIL PENELITIAN
...
RINGKASAN DAN SUMMARY
111
PRAKATA
iv
DAFTAR IS1
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I.
PENDAHULUAN
1
BAB 11.
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Teknologi Fotonik
4
B. Gelombang Elektromagnetik
9
C. Sistim Optik dalam Struktur Periodik sebagai
11
Fungsi Penapis
D. Sistim Optik daiam Strukt~~r
Periodik sebagai
Pandu Gelombang
BAB 111.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
B. DRAF ARTIKEL ILMIAH
C. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN
iv
DAFTAR GAMBAR
I
1
\
halaman
4
Gambar 1
Kristal Fotonik
Gambar 2
Sistim Gelombang Berlapis Jamak dengan Struktur Kisi
Periodik
11
Garnbar 3
Kurva Hubungan antara Nilai Transmitansi dengan Panjang
Gelombang
15
Gambar 4
Pandu Gelombang Planar Satu Dimensi
16
Gambar 5
17
Gambar 6
Beberapa tipe Pandu Gelombang (a) struktur geometri slab,
(b) raised strip, (c) ridge pride, (d) embedded strip, (e) striploaded stripi
Pemantulan Internal Total pandu gelombang
Gambar 7
Struktur Pandu Gelombang Planar 1 Dimensi
22
Gambar 8
Pemantulan Internal Total pada Pandu Geombang Planar.
35
Gambar 9
Kurva Dispersi Pandu Gelombang Simetris
38
1I,
Gambar 10 Kurva Dispersi Pandu Gelombang Asimetris
18
39
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
42
Lampiran 1
Kristal Fotonik
Lampiran 2
Sertifikat pemakalah pada Seminar Nasional Fisika Universitas
Andalas, di Padang 18 Nopember 2009
44
Lampiran 3
Makalah Seminar Nasional Fisika 2009 Universitas Andalas
45
di Padang 18 Nopember 2009
BAB I. PENDAHULUAN
Dala~ntiga deltade teralthir ini. berbagai piranti berbasis optili lnaupun elektrooptik, yang secara uliium disebut sebagai foronik, telah berltenibang dengan pesat,
lthususnya dalam apliliasi telekomuniltasi. Salah satu contoh teknologi komunikasi
fotonilt ini adalah kabel serat optik @her optik cables) yang telah meningliatltan
industri teleltomuniltasi dengan pesat. Dalam teknologi optildfotonilc ini. penggunaan
medium optilt nonlinier memberikari Iteunggulan kemampuan transmisi data jarak
.jauh tanpa pelemahan dengan metnpergu~ialtanpi~lsasoliton optik, lihat misalnya
(Hasegawa dan Kodama, 1995). Evolusi gelombang dalam sisteni optilc nonlinier ini
dinyatakan oleh persamaan Schrodinger Nonliniel- dan solusi soliton optilc yang
diperoleh tersebut memililii sifat urnum seperti dengan soliton pada teori medan
Affine Toda, antara lain sifat loltalisasi dan pergeseran fasa pada peristiwa tumbukan,
(Harder.etc.1995 dan Isltandar, 2000). Dalam kasus yang lebih realistis dimana
terdapat suku dispersi orde tinggi dan respons niediun~yang tidak bersifat seketila
(in.stantaneotrs). maka ternyata sistem niedium optilc ini rnasih memiliki solusi
.solitary wave, Hidayati (200 1).
Salah satu tujuan utalna yang ingin dicapai dalam perkernbangan teknologi
fotonik yang sangat pesat ini, khususnya sejak dasawarsa yang lalu, adalah
pengaturan sifat dari materi ilntuk keperluan apliltasi pengolahan informasi. Seperti
halnya teknologi miltro-elelctronika yang berltembang sejalc empat dasawarsa yang
lalu misalnya, dalam teknologi seniikonduktor tersebut telah berhasil dicapai caracara pengaturan kondulctivitas materi sehingga aliran elektron dapat diatirr sesuai
kebutuhan. Aliran elektron ini terjadi dalam kisi kristal, yang merupakan susunan
teratur dari sel-sel molekul pembangun. yang tnemiliki potensial periodik. Struktur
ltisi kristal ini dapat menghasilltan celah-celah energi (enera1 gaps) pada pita energi
sehingga elektron dengall energi tertentu talt dapat merambat (Kittel, 1996). Analogi
dengan teknologi se~nikonduktor di atas, teknologi fotonik saat ini lthususnya
teknologi material optik bertujuan rnencnri bahan optik yang dapat diltendaliltan
untuk f~tngsi-f~ingsitertentu. Kristal fotonilt (photor~iccrystal), yang merupakan
analogi dari bahan semikonduktor di atas. metniliki periodisitas pada besaran
dieleldrilt medium. Dengan suatu desain spesifik, kristal fotonik ini dapat tnemiliki
celah pita fotonik (photonic band gap) dan sebagai altibatnya perambatan cahaya
dalam kristal ini dapat diatur, dengan deniikian tesbuka peluang aplikasi yang sangat
luas dari kristal fotonik ini (Joannopoulos, 1995 dan Yablonovitch,200 1 ) .
Perltembangan teknologi fotonilt pada dekade terakhir ini telah menunjulcltan
kemajuan penting dalam apliltasinya pada industri telekomunikasi dan pengolahan
informasi optik. Hal ini disebabltan karena teknologi fotonik menawarkan
keuntungankelebihan dibandingkan dengan teltnologi elektronilt I<olivensional.
Diantara kelebihan ini adalah kecepatan operasi yang tinggi, band~rlidthyang besar,
pelemahan sinyal yang kecil dan terisolasi terhadap gangguan elektromagnetik. Hal
inilah yang membuat fotonik menjadi penting untulc dilcaji.
Dalam sistem fotonik lthususnya sistem optik terintegrasi (integrated opliks),
diperlukan se-jumlah piranti fotonik yang metniliki fungsi khusus. Salah satu fungsi
dasar yang penting dalam teknologi fotonik ini adalah fungsi pandu gelombang.
Topil< inilah yang dika-ji pada penelitian hi.
BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA
Perltembangan I<oniponen optilc seltarang sudali niengarah pada apa yang disebut
dengan inregrared o p t i h (TO)yang iiierupalcan padanan dari ir7fegmted circztir (IC)
elel<tronika mikro. Dalam sistem fotonik I<hususnya sistem optik teriritegrasi
(integrated optiks), dipcrlukan sejumlah piranti fotonik yang memiliki fungsi Ithusus.
Koniponen fotonik yang memililti filngsi khusus antara lain berfungsi sebagai
penapis. pelnandu gelombang, penggandeng dsb. Untuk itu harus dicari bahan optik
yang dapat dikendaliltan untuk fungsi-fungsi tertentu. Kristal fotonik @lioronic
crystaC), yang merupakan analogi dari bahan sernikonduktor atas, memiliki
periodisitas pada besaran dielektrik mediuni. Dengan suatu desain spesitik. kristal
fotonilc ini dapat ~nemiliki celah pita fotonik (photonic band gap) dan sebagai
altibatnya perambatan cahapa dalam kristal ini dapat diatur, dengan demiltian terbuka
peluang aplikasi yang sangat luas dari kristal fotonik ini (Joannopoulos. 1995 dan
Yablonovitch,200 1).
Berdasarltan ungltapan di atas dapat dikatakan bahwa bangun dasar untult
piranti fotonik ini dapat dibuat dari struktur pandu gelombang dan struktur periodik
yang lebih diltenal juga dengan nama lcristal fotonik (il~aveguideand periodic
srructures or photonic crystals). Secara sederhana kristal potonilt untuk I dimensi, 2
dimensi dan 3 diniensi dapat digambarkan seperti terlihat pada Galnbar 1.
prr'ooic:
iui
one difec!ir?n
pa',ci$jcr ,
p#.*od'recli~p:
m r ~ o r l i cm
n
t r ~ r ? er!>reclcons
Gambar.1 Kristal Fotonik
Fungsi-fi~ngsi utalna yang diperlukan dalam suatu piranti (divais) optik
si
gelombang. fungsi penapis dan fungsi penggandeng
terintegrasi adalali f ~ ~ n gpandu
(Tamir, 1985). Iceberadaan celali pita fotonik bhotonic band gap) tersebut
merupalcan ciri utama fenomena fisis yang niendasari kerja fungsi tersebut dalam
struktur periodik ini. Dala~n sistem optik terintegrasi, suatu piranti altan dibuat
dengan menggabungkan beberapa fungsi dasar tersebut.
A. Teknologi Fotonilc
Disiplin illnu terdiri dari beragam variasi. Untuk disiplin ilmu yalng berkaitan
dengan analisis perilaltu cahaya disebut dengan optik. Bidang optilc ini dapat pula
dibagi kedala~nsub-sub yang lebih Icecil. Penibagian ini didasarkan pada metodemetode analisis yang lebih ~nudah dilakukan. Bidang optik yang mengalami
perkembangan pesat seperti sekarang ini adalah optika ~iiodernyang lebih dikenal
dengan fotonik.
Fotonik adalah bidang yang ~nengkaji interaksi cahaya dengan materi.
Teknologi fotonik besperan sangat vital bagi perkembangan telcnologi kornuniltasi
dan informasi, penerangan, I<esehatan dan lainnya. Pada zaman sekarang ini
teknologi fotonik telah menarilc perhatian banyak pihalc untult pengembangan
kapasitas pada jaringan teleltoniunikasi. Teknologi ini terus berlcembang cepat
sehingga untulc rnenjaga ltondisi agar tetap I<oltoh dibutuhltan inovasi dan teknologi
serta teori. Bentuk populer di masyaralcat adalah serat optilt yang telah dipaltai
diberbagai bidang sebagai tulang punggung telelto~iiunikasi dengan lternampuan
membawa inforrnasi yang jauh lebih besar dibandingltan dengan Itabel konvensional.
Pada rangltaian elektronil<, Itomponen-komponen penyusunya tersilsun dalam
suatu Integrated Circuit yang biasa disebut IC. Pada IC, semiltondulttor berperan
sebagai medium perambatan elektron. Seperti yang liita ketahui bersama, diyakini
bahwa Itecepatan komponen elelttronilc ini sudah deltat pada batas maksimumya,
sehingga diperlukan terobosan teltnologi baru yang nialnpu beltet-ja dengan kecepatan
I
yang lebih tinggi Iagi. Persoalan yang dihadapi ini mulai menemultan titilt terang
setelah ditemukan konsep cahaya sebagai pembawa informasi. Bidang yang
~nempelajari ha1 ini dinamai dengan teknologi fotonik Integrated Optic yang
disingkat 10.
Teltnologi fotonik diliarapkan rnenjadi solusi atas keterbatasan teltnologi
komunilcasi sekarang. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa teknologi ini
mempelajari perilaku interaksi foton dengan medium perarnbatanya (I<ristal fotonik).
I 0 dipercayai dapat membawa sekaligus mengontrol foton sebagai sinyal pembawa
dan pemroses data. dimana dengan teknologi foton ini data yang ditransmisikan
.memiliki lebar freki~ensi(bandwidth) yang lebih besar dibandingkan dangan IC: atau
dengan kata lain lebih banyak data dan lebih cepat.
Pengetahuan tentang kristal fotonik dirnulai pada tahun 1987, dimana publikasi
dari Eli Yablonovitch dari laboratorium Bell, dan Sajeev John pada Universitas
'
Ii
Princenton. Yablonovitch rnencoba untuk meningkatkan efisiensi dari sinar laser
5
dengan ~nengontrolelnisi spontanya. Di sisi lain, Sajeev John berusaha nienciptaltan
lokalisasi cahaya (Virgus, 2008). ICata "kristal" berarti struktur periodilc atom-atom
penyusun materi, sedangltan "fotonik" berarti perambatan foton (cahaya) dalam
struktur materi. Dengan kata lain, Itristal fotonik diartikan strulctur periodik rnateri
(nano) optik yang di desain untult mempengaruhi perambatan dari foton sebagaimana
perambatan elelctron dalani semiltonduktor. Sebuah kristal fotonilc sederhana adalah
sistem lapisan bahan dielektrik yang periodik. Cara terbaik dalam memahami
perambatan
foton dalani Icristal
fotonik adalah nie~nbandingkanya dengan
perambatan elektron dalam semikonduktor.
Foton melewati bahan dielektrik dengan indeks bias berbeda yang tersusun
seecara periodik. Untult sebuah foton, Iieperiodikan dari indeks bias dapat
dianalogiltan dengan lceperiodikan potensial yang dilewati oleh sebuah elektron
dalam kristal sililcon. Dalarn teltnologi semikonduktor. struktur kristal yang periodik
nienghasilkan celah-celah energi (eriergy gcps) sehingga hanya elelttron dengan
energi tetentu saja yang dapat merambat. Hal ini senada dengan ltristal fotonik,
dengan adanya pengaruh dari perbedaan indeks bias dilektrik menyebabkan
terciptanya daerah energi dan daerah terlarang. Daerah yang memungkinkan adanya
energi foton diltenal dengan istilah "modus (nodes)" dan daerah terlarang disebut
celah pita fotonik (phoronic band gap).
Pengontrolan
desain dari Itristal fotonik dapat inemungltinltan kita dalam
memanipulasi perambatan foton. Salah satu apliltasinya adalah pandu gelombang.
Kristal fotonik digunakan dala~n niemandu gelombang me~nberikan keuntungan
dengan tingkat loss (sinyal yang hilang) yang relatif I<ecil pada saat proses transmisi.
Sehingga, ha1 ini sangat berguna dala~nefisiensi transmisi data teknologi komunil<asi.
Penelitian di bidang fotonilt terbagi dalam dua wilayal~, pertama yang
berhubungan dengan karaltteristik optik bahari dan Iiedua tentang struktur geonietri
dan piranti. Sebelum berkembangnya teknologi
fotonik. manusia
rnenggunakan
sisteni elektronilta untuk berbagai keperluan sehingga digunakannlah berbagai IC dan
semiltonduktor. Sarna halnya derigan IC dan semiltonduktor yang memiliki fungsi
yang beragam. fotonik pi111rnemililti fimgsi yang beragam seperti fungsi penapis,
fungsi penggandeng, fungsi pandu gelombang dan lain-lain. Fungsi penapis berfungsi
sebagai filtering data-data yang ditransmisikan, fungsi pandu gelombang berfungsi
memandu, sebagai penu-juk dalam transmisi data dan lain-lain. Fungsi-fungsi ini terus
dikembangltan dalam rangka meningkatkan teknologi yang lebih rnemudahkan
manusia.
Seperti halnya rniltro elel<tronilca yang telah berltembang lnisalnya dalam
teknologi semikonduktor telah berhasil dicapai cara-cara pengaturan konduktivitas
rnateri sehingga aliran elelctron dapat diatilr sesuai kebutuhan. Aliran elektron ini
terjadi dalam kisi Kristal. yang merupaka~i susunan teratur dari sel-sel molekul
pembangunan, yang memiliki potensial periodik. Struktur kisi kristal ini dapat
menghasilkan celah-celah energi (energy gaps) pada pita energi sehingga elektron
dengan
energi
tertentu
talc
dapat
merambat.
Analogi
dengan
teknologi
seniil<onduktor, teknologi fotonik saat ini Ithususnya teknologi material optil;
bertujuan mencari bahan optik yang dapat dil<endaliltan untult fitngsi-fungsi tertentu.
Dengan suatu desain spesifilt, ltristal ini dapat nieniiliki celah pita fotonilc (photonic
band gap ) dan sebagainya perarnbatan caliaya dalam kristal
ini dapat diatur.
Sehingga demikian terbuka peluang aplikasi yang sangat luas dari kristal fotonik ini.
Perkembangan teltnologi fotonik yang sangat pesat tidalc dapat berdiri
sendirinya. Perkembangan ini ditunjang oleh berbagi aspelt ilniu lainnya, seperti
Iceterkaitan dengan telcnologi nano. Sehingga penemuan baru yang mempengaruhi
inovasi adalah teknologi nanofotonik. Beberapa inovasi teltnologi fotonik yang
berkembang diantaranya pengembangan laliipu LED
(light en~itingdiode) yang
heniat energi. Pengembangan lamp11 LED yang lnenghasilkan cahaya dari perubahan
arus listrik dengan energi yang dibutuhkan jauh lebih kecil dibandingkan bola lampu.
Sehingga mendatang diliarapkan bola lamp11 dapat diganti dengan LED yang hemat
energy dan memiliki walttu hidup yang lebih lama.
Perltembangan telcnologi fotonilc selanjutnya adalah penggunaan laser diode
sebagai sumber komunikasi optik dengan lalu lintas orde tera b,vfe. Pengembangan
sistem komuniltasi optik telah menghailaltn terobosn baru dibidang lton~unikasiyakni
pengiriman data yang lebih banyak dalatn orde tera byte secara serentak. Hal ini
disebabkan sistem Icomunikasi optik menggunakan cahaya sebagai sebagai pembawa
data yang ditransmisiltan. Disa~npingitu penggunaan laser diode dan sistem serat
optik rnampu memperkuat sinyal secara mancliri. Perkembangan teknologi ini tidak
terlepas dari kemajuan di bidang rekayasa material yang mendultung teltnologi serat
optilc.
Telcnologi fotonik juga terus mengembangkan sayapnya di bidang kesehatan.
Teltnologi nano fotonilt dapat digunakan untuk sterilisasi air menggunakan sumber
callaya UV. Hal ini disebabkan sinar ultra violet memiliki energy yang cultup tinggi
membunu kuman-kuman dan bakteri. Tidalc hanya
dan dapat dimalifaatltan ~~ntulc
dalam bidang komunikasi dan kesehatan, telcnologi nano fotonilt dapat juga
dimanfaatkan i~ntultlaser dengari daya tinggi untulc proses pengelasan dengan presisi
yang tinggi. Disamping it11 perkembangan yang tidak kalah mutachir adalah
pemanfaatan untulc pengamanan data (Rubiyanto, 2008).
Pengembangan telcnologi fotonik ini rne~nbutirhkan banyak inovasi dan
lterjasama dengan berbagai bidang ilmu. Pengembangannya perlu ditingkatkan dalam
upaya peningkatan kualitas ltehidupan nianusia.
B. Gelombang Elektromagnetil<
Karakteristilt niedan elektron~agnetik dapat diketahui melalui perangkat
persamaan Maxwell. Perangkat tersebut memaparkan hubungan antara medan listrik
dan medan magnet serta sumber-sumbernya melalui sifat divergensi dan sirkulasi
medan. Untuk ~nedan elektromagnetik yang berubah terhadap waktil di dalam
medium dielektril.: yang bebas sun~ber,perangkat persamaan Maxwellnya dapat
dituliskan sebagai berikut
Notasi E,H,D dan B masing-tnasing menyatakan kuantitas vektor medan listrik,
medan magnet, medan perpindahan listrik serta tnedan indulcsi niagnetik. Munculnya
vektor perpindahan dan induksi magnetik dikaitkan dengan respon medium terhadap
medan elektron~agnetilc yang dinyatakan di dalam hubungan konstiti~tif sebagai
I
berikut :
dengan
E
dan y berturut-turut lnenyatakan perlnitivitas dan permeabilitas medium.
Untulc bahan yang bersifat isotropik, keduanya merupaltan besaran skalar. Terlihat
bahwa keempat persaman Maxwell merupakan persamaan yang
tergandeng
(coupled). Pemisahan (decoupling) dapat dilalcukan dengan mempergunakan
hubungan konstitutif (5) dan (6) dalam persalnaan Max\vell, kemudian menerapkan
operasi curl terhadap persamaan (3) dan (4) dari serta memanfaatkan persamaan (1)
dan (2). Hasil yang diperoleh berbentuk seperti berikut yang tidak lain adalah
persamaan gelom bang
Solusi persamaan (7) disebut dengan gelombang elektromagnetik. Apabila solusi ini
rnerambat di dalam ruang yang talc terbatas, bentuk non trivial yang paling
sederhananya adalah:
Persalnaan gelombang pada persamaall (8) dikenal dengan nama gelombang bidang
k
harmonilt (harmonic plane wave) dengan frekuensi w = -.
6
memiliki sifat-sifat khusus yaitu
1 berfreltuensi tunggal (monokromatik).
2 amplitudonya tetap (Eo dan Ha adalah konstanta).
Gelombang ini
3 berpolarisasi transversal (medan E, medan H serta vektor propagasi k
terletali pada bidang-bidang yang snling tegak lurus).
4 muka gelombangnya berupa bidang datar.
Apabila struktur te~upat penjalaran gelombang bersifat terbatas. solusi
persamaan (7) harus meinenuhi syarat batas
prig
di tentulcan oleh strulitur medium.
Hal ini rnenyebabkan gelombang yang menjalar tidal< lagi bersifat transversal dan
beramplitudo tetap. Salah satu contoh struktur tersebut adalah pandu gelombang
(w mleguide).
C. Sistim Optik dalam Strul<tur Periodik sebagai Fungsi Penapis
Sebelum ~ n e ~ n b a h apandu
s
gelombang, pada sub bab ini akan dilihat terlebih
apabila solusi pada persamaan (7) datang pada bidang batas antara 2 medium. Untuk
ha1 ini diltatakan sistim optik berfi~ngsisebagai fungsi penapis. Tinjau sistim berlapis
jamalt yang memililti profil indeks bias untuk satu unit blolt dasar dari Itristal sebagai
bcrilcut :
.I. -
.,-.
, . ... ,
.f.
...-,.j.-.
;..
.I. G'.
:.:=
Gambar 2. Sistim Gelombang Berlapis Jamalc dengan Struktur Kisi Periodilc
Pada sistim gelombang berlapis jamak dengan stn~lcturltisi periodik, besaran d, dan
dz adalah lebar lapisan, dengan d, = A - d , dan A perioda. Bila sistim medium pang
periodik berlaku : n ( x ) = n ( x + A) dengan A: lebar satu unit sel.
Untuk lcasus ini digunalcan asumsi bahwa dimensi dalam arah-z dan arah-y
jauh lebih besar dari pada ulcuran dalaln arah-.Y. Sehingga medan tidal< mengalami
gangiian dalam arah-z dan arah-y. beral-ti distribusi ~nedandapat dianggap hanya
bergantung pada variabel-x. Medan velctor E(i.,t) dapat dituliskan dala~nbentuk :
z(r,[) = ~ ( ~ ) ~ ' ( ~ ' - ~ ' ) j '
(9)
Persamaan gelombang untulc medan E(.u) adalah :
dengan p adalah konstan untuk semua lapisan. Persamaan ini ~nerupakanpersamaan
nilai eigen dengan harga indeks bias periodik yaitu n2(.u)= n 2 ( x +A ) . Menurut
teorema Bloch, solusi ulnum persalnaan gelombang medium periodik adalah
EK ( x ,z ) = ~ ~ ( x ) ~dengan
~ ~ K~ merupakan
e - ~ ~bilangan
~ , gelombang Bloch.
Icarena periodik, persamaan EK diti~lissebagai EK ( x )= E K ( x+ A) .
Dengan ~nensubstitilsikan persalnaan gelombang Ite persalnaan nilai eigen
altan diperoleh :
Melalui penyelesaikan persamaan nilai eigen persarnaan ( I I). diperoleh nilai
eigen (I,) dalam bentuk
e'IKA. Berdasarltan
riilai eigen ini. dapat ditinjau untuk nilai
K bernilai real, dimana gelombang Bloch akan dapat berpropagasi. Dan bila K
rnerupakan bilangan ltompleks maka gelombang Bloch tidalt dapat berpropagasi
(ei~anescent). Pada bagian inilah yang disebut :forhidden bands' dari medium
periodik.
Apabila ada N periodisitas, matriks transformasi dapat ditulisltan sebagai
beri ltut :
dengan : 4= A
B, = B
sin NKA - sin(N - 1)KA
sin KA
sin K A
sin NKA
sin K A
c, = c sinsiniVKA
KA '
Dl= D
sin N K A
sin K A
-
sin(N- 1 ) K A
sin K A
Berdasarkan rumusan matriks M, selanjutnya dapat ditentukan besarnya nilai
Transrnittansi dan Reflektansi. Nilai ini dapat ditentultan dengan mengasumsikan
tidak ada gelornbang yang datang dari meditun althir Ite medium sebelumnya,
sehingga dapat diperoleh :
n,ms~
T = -----It\M , cos 8,
1'
r: C O S Q ~i
=L
n, cos 6, .4,
( 1 3b)
Dapat dilihat bahwa nilai trasmittansi ditenti~kanoleh indeks bias medium dan lebar
medium, sudut datang sinar serta periodisitas. Melalui pengaturan sifat medium,
piranti optik dapat diatur secara pasif guna mendapatlcan fungsi penapis yang tepat
dan bagus sesuai dengan yang dikehendaki oleh fabriltasi.
Perambatan gelombang elektromagnetik dalani struktur ltisi periodik satu
dimensi dapat ditelaah melalui formi~lasimatriks yang menghubungkan amplitudoamplitudo gelombang pada setiap lapisan dengan amplitudo gelombang datang dan
amplitudo gelombang transmisi. Respons Icaralcteristik dari strulttur ini terhadap
gelombang elel<trornagnetik yang datang padanya. dinyataltan oleh kurva transmitansi
dari kisi periodilt ini.
Melalui kurva transmitansi tersebut, terlihat respons Icaral<teristilcdari struktur
kisi periodik satu dimensi ini. Khususnya, terdapat rentang panjang gelombang
tertentu dimana gelombang elektromagnetik yang datang pada strulttur kisi periodik
ini tidak dapat diterusltan. Rentang panjang gelombang ini disebut Celali Pita Fotonik
(Photonic Bandgap). Hal ini memunglcinkan penggunaan struktur kisi periodik ini
sebagai suatu piranti penapis (filter).
Gambar 3. Kurva Hubungan antara Nilai Transniitansi dengan Panjang
Gelombang
Berdasarltan Gambar 3, terdapat daerah bandgap yaitu kurva yang paling
curam, pada daerali panjang gelombang, h: seltitar 1 .I5 s 1 0-6 m. Ada juga daerah
bandpass dimana daerah bandpass ini tidak ho~nogen.Untuk nilai tl-ansmittansi, pada
lturva terlihat ada sejumlah berhingga panjang gelombang yang merniliki
transniittansi 100%. Keadaan ini disebut dengan lteadaan resonans (Hidayati, 2007)
I
Melalui variasi parameter geometri (tebal lapisan dan tebal lapisan) serta
parameter fisis (indelts bias), rentang pan-jang gelombang celah pita fotonik ini dapat
1
I
II
I
diatur. Dengan demikian, perancangan piranti untuk lceperluan penapisan panjang
gelombang tertenhl dapat dilaki~lcandengan mengatur besaran parameter tersebut.
D. Sistim Optik dalam Struktur Periodik sebagai Pandu Gelombang
Konsep dasar dari pandu gelombang cultup sederhana. Suatu medium
dielektrilc yang dibenamltan dalarn medium dengan indeks bias yang lebih rendah,
pada dasarnya dapat membendung perambatan cahaya di dalam medium pertama
melalui efek pemantulan senipurna. Bentuk piranti dari pandu gelombang ini dapat
berupa planar atau lorong yang dikelilingi ole11 medium lain dengan indeks bias yang
lebih rendah. Khususnya nledia dielektrik berlapis planar memiliki struktur yang
paling sederhana.
Gambar.4 Pandu Gelombang Planar Satu Dimensi
Struktur lapisan planar yang tersusun secara periodilc dalam arah tegalc lurus bidang
lapisan akan membentuk sistim pandu gelombang periodik. Dalam aplilcasinya tebal
lapisan yang digunakan dapat bervariasi.
Pandu gelombang memiliki beberapa tipe seperti: slab, ruised strip, embedded
strip, ridge guide, strip-loaded guide dan lain-lain. Tipe-tipe ini dihasilkan
berdasarlian pada variasi dari susunan bahan dengan indeks bias yang berbeda.
Variasi-variasi tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 5 .
Gambar 5. (a) struktur geo~netrislab. (b) raised strip. (c) ridge guide,
(d) ernhedded trip. ( e )strip-loaded stripi
Strulctur pandu gelombang yang paling sederhana adalah pandu gelombang slab
seperti pada gambar 5 (a) Strul<tur pandu gelombang .slab terdiri dari 3 bagian yal;ni
cover, .s.tibsrract dan.film. Pada srulctur pandu gelombang dibuat dengan menyisiplcan
film sebagai pemandu diantara substrak dan cover. Data yang ditransniisikan pada
pandu gelombang ini dilewatkan pada bagian film.
Pandu gelombang Slab lebih
mudah dipaha~nidan dianalisis sehingga dengan konsep dasar pada pandu gelombang
Slab dapat digunakan untulc menganalisn tipe lainnya.
Unh~lsmenganalisn penjfll~rnngelomhnng daln~npandii gelombnng; akan s&ma
halnya dengan jalan sinar dalam fiber optik. Secnra umum, sinar dalam fiber optilc
BAB 111. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
1.
Untult mernahami respons dari sistem dielektrilc pandu gelombang terhadap
gelombang elektromagnetik (optik) yang dinyataltan oleh mode-mode eigen
dari pandu gelombang.
2 . Untuk melihat niana yang lebih bailc dalam pemanduan apakah gelombang
elektromagnetik modus gelombang TE (tran.rver.se electric) atau modus
gelombang TM (transverse magnetic).
3.
Untuk melihat pengaruh faktor indelts bias selubung, tesas dan inti terhadap
proses pemanduan.
B.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Sebagai pengetahuan yang diperlultan i~ntuk spesifil<asi desain piranti
(divais) fotonik untuk Iteperluan pandu gelombang.
2.
Selain tujuan ilmiah. penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan
kelompok penelitian illnu dan teltnologi fotonilt yang berdampak penting
pada teknologi komunikasi dan informasi dalam nlasa mendatang. Melalui
penelitian ini kttlompok pcneliti dapnt bcrl,eml3ang 1iic1i.i3di ILelompok
penclitinri > nng nktil'.
I
BAB IV. METODE PENELITIAN
Pada penelitian
teoritis ini dilnksanakan penelitian dengan tahapan
pelaltsanaan sebagai berikut :
1. Perumusan soal syarot batas bagi gelombang dalam sistem periodik satu
dimensi, yaitu peninjauan terhadap Pandu Gelombang Planar Dielektrik
2. Penyelesaian persamaan-persamaan gelolnbang optik pada pandu gelombang
sehingga dapat ditentukan mode-mode eigen dari pandu gelombang tunggal.
3. Selanjutnya dibahas untulc sistim pandu gelombang berlapis periodik.
sehingga dapat ditentulcan mode-mode eigen dari pandu gelombang. Pada
tahapan ini altan ditinjau 2 tipe modus gelombang elelctromagnetik yang
didatangltan , yaitu
9 modus gelombang TE (tran.~vcr.seelectric) yaitu dimana medan listrik
E tegalc lurus bidang datang.
>
modus gelombang TM (transverse n~agnetic)yaitu dimana medan
magnet H tegak lurus bidang datang.
4. Membandingltan modus mana yang lebih baik antara modus gelombang TE
dengan modus gelombang TM, sebagai gelombang terpandu dalam pandu
gelombang.
5 . Melihat pengaruh parameter indeks bias terhadap proses pemanduan
gelombang pada pandu gelombang. Indeks bias yang dilihat yaitu hubungan
indelts bias selubung (cladding). teras (core) dan substrat terhadap proses
pemanduan gelombang.
BAR IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Telah dilaltultan penelitian berdasarltan langltah-langkah penelitian
yang telah dirumuskan, sehingga diperoleh beberapa ha1 yang dapat dijelaskan
beriltut ini :
1. Perumusan Soal Syclrrrl Bnfas bagi Gelombang dalam Sistem Periodik
Satu Dimensi, yaitu Peninjauan Terhadap Pandu Gelombang Planar
Dielektri k
Strulttur pandu gelombang planar dielelttrik diperlihatltan pada
Gambar.7 di bawah ini :
Gambar 7. Struldur Pandu Gelotnbang Planar 1 Dimensi
ProfiI indelis bias n(x) didefinisiltan sebagai beriltut,
Profil indelts bias seperti pada pesamaan (14) yang dikenal dengan sebutan
profil indeks bias tangga (step index profile). Parameter d pada Gambar 5
merupakan tebal dari lapisan core.
Parameter n ~ n2
, dan n3 berturut-turut adalah indeks bias selubung (cladding),
indelts bias teras (core) dan indeks bias substrat. Pada Llmuinnya indeks bias
selubung bernilai lebih kecil dibandingkan dengan indelis bias s~~bstrat
Agar
diperoleh gelombang yang terpandu di dalam daerah teras, syarat yang harus dipenuhi
adalah nilai nl dan n3 lebih ltecil daripada n?. Persyaratan ini mudah dipahalni dengan
mempergunakan optilta geometri ( hultum Snell) ataupun seperti yang altan diuraikan
di dalam pasal ini.
Bentuk unlum gelombang elektro~i~agnetilt
harmonik yang berpropagasi ke arah
sumbu z di dalani struktur ini adalah berupa gelombang monokromatik yang
I
I
memililti Itebergantungan periodik terhadap \val<tu. Untuk pandu gelombang
dielektrik homogen dalarn arah medan terhadap sumbu-z dapat diungliapkan dalam
faktor fase. Medan ini dapat ditulisltan sebagai :
dengan o adalah freltuensi sudut gelombang dan
adalah konstanta propagasi medan
dalam arah-z. Frekwensi sudut o dite~itultan oleh panjang gelombang h, yaitu
2.
Penyelesaian persamaan-persamaan gclombang optik pada pandu
gelombang sehingga dapat ditentukan mode-mode eigen dari pandu
gelombang tunggal.
Untuk pandu gelombang yang hanya mernandu dalam arah-z, dapat dianggap
dimensi pandu gelombang dalam arah-y dan arah-z jauh lebih besar daripada dimensi
dalarn arah-x, amplitude gelombang pada persamaan (10) tidak lagi memiliki
kebergantungan tehadap variabel y melainltan hanya bergantung pada variabel x.
Untult ~nemperoleh unglcapan amplitudo nledan E ~ Tdan
) H@) serta ltonstanta
propagasi
P,
dapat ditinjau dua kasus khusus yang digolongkan berdasarlcan
polarisasi gelombang. yaitu modus gelombang TE (trm~s~~cr.se
electric) yaitu dimana
medan listrik r?, tegalc lurus bidang datang. dan modus gelombang TM (transverse
magnetic) yaitu dimana medan magnetilc ?l tegalc lurus bidang datang.
a. Medan dengan Polarisasi T~xnsverseElectric (TE).
Untuli salall satu modus gelombang yaitu I<asus Tuaiisvei.se Electric (TE).
Definisi polarisasi TE yang digunakan cli dalam pembahasan ini adalah pola
osilasi medan yang tidal< memililti komponen searah propagasi gelombang. Di
dalam Icasus ini ditinjau lnedan listrik yang berosilasi sepanjang sumbu-y
sedangltan komponen-komponennya pada sulnbu-x dan sumbu-z bernilai no1
(Ex = E:
=
0).
E ( x , z, t ) = j/E(x)e
l(101-fi:)
(1 6 )
Dengan mensubstitusikan persaniaan ( 1 6 ) lie persamaan Maxwell pada bab dua,
akan diperoleh komponen-komponen niedan H sebagai berikut
H =--EP
W/l
H,.
=0
Jika
persamaan
(16)
disubstitusikan
Ice
persamaan
gelombang
elektromagnetik akan diperoleh persamaan yang harus dipenuhi oleh aniplitudo
niedan E(x) untult masing-masing daernh yaitu :
Bentuk solusi dari persamaan ( 1 8) bergantung pada faktor ( k ' - P')
lebih besar atau lebi Icecil dari nol. Ada tiga Icemungkinan solusi
dari
persamaan ( 18) yai t 11 :
1). Modus radiasi, yaitu terjadi osilasi medan pada ketiga lapisan. Modus radiasi
ini terjadi bila nilai ( k ' - p 2 ) adalah :
(k,2- P 2 )> 0 ; (k2' - P') > 0 ; (k;?- P 2 ) > 0
(1 9 )
2). Modus bocor, yaitu gelombang tereclam secara el<sponential pada ketiga
lapisan. Modus bocor ini terjadi bila nilai ( k ' - P') adalah :
(k,'-P2)<O; (k,'-P')<o;
(k,'-P2)<0
(20)
3). Modus terpandu, y a i t ~terjadi
~
osilasi transversal dalam teras dan gelombang
meluruh secara eksponential pada lapisan substrat dan selubung. Modus
terpandu ini terjadi bila nilai (k
(k,'-p')<o;
' - P 2 ) adalah :
(kZ2-p')>O; (k3:--P2)<0
Untuk pandu gelombang bentuk solusi dari persamaan (18) yang
diinginltan adalah berupa modus terpandu.
Hal
ini berdasarkan pada
pertimbangan fisis paitu gelombang berosilasi pada daerah teras dan gelombang
harus meluruh secara eksponential pada daerang selubung dan teras. Syarat lain
yaitu syarat batas fisis yaitu aniplitudo ~nedanhari~sbernilai no1 pada
x=f m .
Berarti untulc pandu gelombang harus dipenuhi koridisi pada persamaan (21).
Berdasarkan persamaan (21) dan syarat batas fisis ini, malta solusi
persamaan ( 1 8) dapat ditulislcan sebagai berikut :
dengan A, B, C dan D adalah koristanta dan
Pernilillan bentuk persalnaan (22) beserta solusinya didasarlcan atas
pertimbangan fisis. Kita menginginkan gelombang terpandu di daerall teras,
sehingga harus dipilili bentuk solusi yang periodik di bagian ini dan rneluruh di
bagian selubung dan substrat. Persyaratan gelombang terpandu ini juga
mengharusltan konstanta separasi a,,(12 dan
11
bernilai riil. Hal irii memberikan
syarat yang harus dipenuhi ole11 nilai indeks bias yang telah disebutlcan
sebelumya.
Syarat batas yang harus dipenuhi solusi iununi di atas adalali kekontinuan
komponen tangensial (sejajar bidang batas) nledan E dan H di perbatasan. Di
dalam I<asus ini. komponen-komponen tersebut adalah E dan Hz. Berdasarkan
persamaan (20) dapat dilihat bahwa
syarat batas di atas dapat diungkapkan
dE
dr
(x = 0 ' a n x = -d) .
sebagai
ltekontinuan E dan
- di bidang batas
Penerapannya pada persamaan (22) akan memberikan
&
Pada bidang batas x=O :
>
Pada bidang batas x=-d
E,(x= - d ) = E ; ( x = - d )
Laliukan substitusi dan eleiminasi pada persamaan (24) dan (25)
sehingga konstanta B, C dan D dapat dituliskan dalani bentuk konstanta A.
Sehingga persamaan (22) dapat ditulis menjadi
Persamaan (26) seltarang memililii 4 konstanta yang belum dltetahui yaitu A, y, q
dan p. Nilai ltonstanta A dapat diperoleh dengan melaltukan nortnalisasi rapat
arus energi persatuan panjang dalani arah y sebesar I Watt/rn (Yeh, 1988), yaitu:
Atau
diperoleh
Selanjutnya substitusikan persnmaan (26) Ite persalnaan (27) dan
diperoleh :
Dengan du1 adalah ketebalan efektif pandu gelombang yaitu daerah dimana
seluruh energi cahaya yang ada dalarn daerah ini akan dipandu semua.
Besarnya ketebalan efektif ini adalah :
Berdasarkan riunus pada persalnaan (29) terliliat bahwa ketebalan efeldif
lebih besar dari ketebalan teras
(4, yaitu adanya penambahan oleh faktor y
dan q. Beararti energi cahaya tidal< sepenuhnya tebendung pada teras saja,
melailtan ada yang menembus substrat dan selubung. Berdasarltan persamaan
(29) terlihat juga bahwa pemanduan cahaqn dala~nteras akan membaik bila
besaran p dan q berharga besar seliali atau dengan kata lain perbedaan indelis
bias teras terhadap indeks bias substat dan selubung besar.
b. Medan dengan Polarisasi Transverse Mugnetic (TM).
Penurunan persamaan ilntul; niodus gelombang TM dapat dilakukan
dengan cara yang sama untuk modus gelombang TE. Definisi polarisasi TM
yang digunaltan di dalam pembaliasan ini adalah pola osilasi medan magnetilc
yang tidak memililci komponen searah propagasi gelombang. Di dalam kasus
ini ditinjau medan magnet yang berosilasi sepalijang suinbu y sedanglcan
komponen-lcomponcnnya padn surnbu x dan z bernilai no1 (W, = Hz* 0).
Dengan mensubstitusikan persamaan (30) ke persamaan Maxwell
pada bab dua, akan diperoleh komponen-komponen medan H sebagai berikut
E,. = 0
Selanjutnya substitusikan persamaan (3 1) Ice persamaan, sehingga
diperoleh persamaan gelombang yang berlaku untul; masing-masing lapisan
sabagai bcrllcut
!
Syarat batas yang harus dipenuhi solusi umum di atas adalah
Icel<ontinuan ko~nponentangensial (sejajar bidang batas) medan E dan H di
perbatasan. Di dalam Icasus ini, Itoniponen-kornponer7 tersebut adalah E dan
H,.Dari persaliiaan (20) dapat dilillat bahwa syarat batas di atas dapat
diungl<apkan sebagai
( x = 0 dm .r = - d )
.
H dan
kelcontinuan
dH
dx
-
di
bidang
batas
Penerapannya syarat batas pada bidang batas Ice
persamaan (22) akan memberiltan :
H (x) = A
I
-
$ exp(-qx)
+ sin(yx)
-d<.s<O
+ sin(yd)] exp(p(x + d))
x<-cl
-Lcos(yx)
4
-[:cos(yd)
x>O
(33)
Berdasarlcan hubungan Itontinuitas altan diperoleh hubungan dispersi
untuk gelombang modus TM seperti persamaan beriltut :
tan y d =
Untuk parameter :
( P + 4)
Y(l -pqIY2)
Nilai ltonstanta A dapat diperoleh dengan melaltukan normalisasi rapat
arus energi persatuan panjang dalam arah y sebesar I Wattlni (Yeh. 1988),
yaitu:
Atau
Atau
Selanjutnya substitusiltan persalnaan (35) Ite persalnaan (36) akan
diperoleh besarnya ltonstanta A dalam bentuk :
dengan den adalah ketebalan efelaif pandu gelolnbang yaiti~daerah dimaria
seluruh energi cahaya yang ada dalam daerah ini altan dipandu semua.
Besarnya 1;etebalan efektif ini adalah :
3. Pengaruh parameter indeks bias terlladap pandu gelombang
Untuk ini rnodus pandu gelombang yang ditin.jau anya modus TE.
Berdasarkan ketiga persarnaan pada persamaan (26) dapat diperoleh ungltapan
dan de~iganniengingat hubungan tur~(s)=tun(.u+ prc) ;p =0,1,2.., maka
persamaan (39) dapat diubah n~e~ijadi
dengan p dan q adalah bilangan bulat dan
4,":
= 2 tan-'
:)[
i = 1,3.
Jumlahltan ke dua persamaan pada persamaan (40) untuk mengeliminasi
akan diperoleh bentult
2~;-4,
7.L:
$;7.,;
= 2t,1T
-
t?? = 0.11.+2;.
Persa~naan ini adalah persalnaan transenden dan dapat dipecahkan
secara grafis untuk memperoleh nilai
ynng diskrit. Nilai-nilai
B ini dilabeli
dengan dengan indeks m sehingga Itonstan~aa,, aj dan y juga berlabel m.
Lebih jauh. indelts
n7
pada persamaan (41) ini menyatakan ~nodus
gelombang terpandu. Munculnya modus-modus int menyiratkan bahwa tidak
semua gelombang dengan sebarang nilai Itonstanta propagasi dapat tersalur di
dalam pandu gelombang ini. i<edislaitan jumlah solusi ini adalah konseltuensi
dari ltehadiran syarat batas yang harus dipenuhi oleh persamaan (26). Kini,
dengan mengi kutltan indeks modus ini, persaman (26) dapat dituliskan
Itembali sebagai berikut.
B,,, cos(y,,x+y/)
Untult
d
1x1 r - 0
2
~nenggambarkan grafik persamaan
(42) diperkenalltan
besaran-besaran baru yang n~erupakanIiombinasi dari parameter-parameter
pandu gelombang. Pertanla kita definisikan indeks bias efelttif (effective
index) sebagai beriltut
Selanjutnya didefinisiltan tiga parameter yang memuat unsur geometri
dan indelcs bias pandu gelombang yaitil n
disebut
dengan
derajat
asimetrisitas
TE
,
V dan b,,,, yang berturut-turut
pandu
ternor~nalisasi (normalized thickness) dan
gelombang,
ltetebalan
indeks bias ternor~nalisasi
(norn~alizedguide index). Ketiganya dapat dirumusl<an sebagai beriltut :
a.
Derajat asimetrisitas pandu gelombang
Parameter a
TE
dinamai derajat asimetrisitas karena penurilnan nilainya
menunjultltan bahwa pandu gelombang yang ditinjau semaltin bersifat
simetrik. Perhatilcan bahwa nilai
TE
r1
=
0 mengacu Itepada pandu
gelombang dengan indeks bias selubung sania dengan indelts bias
substrat ( n i
=
n3). Semakin besar nilai rr berarti makin tidak simetris
pandu gelombang.
b. Ketebalan ternormalisasi (normalized thickness)
Parameter V disebut sebagai ltetebalan ter~ionnalisasikarena parameter
ini mengandung ltetebalan pandu gelombang yang dinormalisasi terhadap
panjang gelombang masukan.
c. Indelcs bias ternormalisasi (nornlnlizcd guide index)
bJ,,=
((N'fl)J,J2
-%I)
(n,' - n;')
Parameter b, memililti rentang nilni antara no1 dan satu. Pembesaran
nilainya mengindikasikan bahwa
I I I O ~ L I S lte-m
yang muncul
berada
semaltin jauh dari cut-ofJ
Fenomena cut-off ini dapat dijelaskan sebagai beriltut. Pelljalaran
gelombang elektromagnetil< di dalam pandu gelombang planar menurut
optika geometri dapat dipandang sebagai sederetan pelnantulan internal
total di bidang-bidang batas substrat- teras dan selubung-teras sepanjang
arah perambatan (perhatiltan Gambar 8).
Gambar 8. Pen~antulan Internal Total pada Pandu Geombang
Planar.
Syarat terjadinya pemantulan internal total di dala~nstruktur ini
adalah sudut €I,,lebil~ besar dibandinglcan dengan sudut kritis di
bidang teras-substrat (8,
=
sin
-I
(n3/n2)).Di lain pihalt, pada Ganibar.6
dengan kz = wn2/c. Sehingga
di atas dapat dilihat bahwa /?,,,= k2 sin Or,,,
-!elas bahwa NQ,,
=
nz sin
O,,,.
Keadaan saat Om = 8,dinamakan cut-off
untuk niodus ke- m ,dengan nilai NPlr, sama dengan ni.
Gambar 6 juga memberikan informasi tentang rentang nilai Nefl
,yang
diperbolehkan untuk mengiiasilkan modus gelombang terpandu.
Syarat sudut 8, < 8,,< lr/2 memberiltan rentang nilai n3 < N,n
m
< n?.
Perhatilcan bahwa jilta batas atas dan bakvah rentang ini disubstitusikan
pada persamaan (30) niaka hasilnya adalah batas atas dan ba~vahnilai b,,,,
(0 < b,,, < I), seperti yang telah dituliskan sebelumnya.
Selanjutnya, bentuk persamaan (45) dapat dituliskan dalam
besaran-besaran V, b , dan a
tan
Y,,=
TE
sebagai beriltut.
['z)
+t a n
1 - bll,
[/I
b,,, + or7:
dm:
Persamaan ini memiliki indelts
111
1 - l),,,
+rnn
(47)
yang menyatalcan junilah modus
terpadu dari suatu pandu gelombang.
B. Pembahasan
Untuk pandu gelombang planar telah diturunltan persamaan-persamaan
untulc melihat hubungan antar beberapa parameter-paremeter yang ada pada pada
pandu gelombang.
Parameter-paremeter tersebut yaitu indelts bias selubung,
indelts bias substrat dan indeks bias teras, serta ketebalan dari lapisan pandu
gelombang. Pada proses pemanduan gelombang dalani pandu gelo~nbangharus
diperhatikan pertimbangan fisis, y a i t ~gelombang
~
berosilasi pada daerah teras
dan gelombang harus lneluruh secara eksponential pada daerang selubung dan
teras. Syarat lain berupa syarat batas fisis yaitu amplitudo ~ n e d a nharus bernilai
no1 pada
x = fa.
Berdasarkan syarat-syarat dari proses pemanduan gelombang dalam
pandu gelombang telah diselesaikan persamaan gelombang elelttromagnetilt
untuk pandu gelombang sehingga diperoleh persamaan medan pandu gelombang.
Persamaan medal1 pandu gelombang Inl dltlnjau untulc dun k~tsuskhusus yang
digolongkan berdasarltan polarisasi gelonibang. yaitu modus gelombang TE
(pansverse electi-ic) yaitu dimana lnedan listrilt I? tegak lurus bidang datang,
dan modus gelombang TM (transverse ~nngnetic)yaitu diniana medan magnetilt
H tegak lurus bidang datang.
Berdasarkan perhitungan untuk normalisasi rapat arus energi persatua~i
pan-jang, diperoleh suatu ketebalan rang disebut dengan ketebalan efektif pandu
gelonibang (defl).Ketebalan efektif pandu gelombang ini merupakan daerah
dimana seluruh energi cahaya dapat dipandu. Pada persalnaan (29) terlihat
bahwa ketebalan efektif lebih besar dari Icetebalan teras
(4, yaitu
adanya
peliambahan oleh faktor p dan g. Beararti energi cahaya tidak sepenuhnya
tebendung pada teras saja, nielainltari ada yarlg menembus substrat dan selubung.
Berdasarlcan persamaan (29) terlihat juga bahwa penianduan cahaya dalam teras
akan membailc bila besaran p dan g berharga besar selcali atau dengan Itata lain
perbedaan indelcs bias teras terhadap indeks bias sitbstat dan selubung besar.
Selanjutnya dapat dibandingkan pandu gelombang TE dengan pandu
gelombang modus TM. Tinjau besaran derajat asinietrisitas pandu gelombang
seperti pada persamaan ( 44). Dengan mensubstitusikan syarat nilai indeks bias
untuk pandu gelombang yaitu indelcs bias teras harus lebih besar dari indeks bias
selubung: n, > n,, pada persarnaan (44 ), terlihat bahwa
a" lebih besar
dibandingkan dengan a7"'. Hal ini niengakibatl<an pada saat cut-off terlihat
bahwa Itetebalan modus TM selalu lebih besar dibandingkan dengan ketebalan
cut-off modus TE. Dapat
dikataltan bahwa modus T E akan terpandu lebih baik
dalam pandl1 gelombang dibandinglian dcngan rnodus TM.
Untuk melihat karakteristik dari strul<tur pandu gelombang rnalta dibuat
program simulasi dengaln rnengunaltan Program Matlab. Program simulasi ini
dibuat
berdasarltan pada persamaan (477, yaitu untulc memperoleli Grafik
dispersi, yaitu grafik hubungan antara ketebalan ternormalisasi dengan indelts
bias ternormalisasi.
I . Kurva Dispersi Pandu Gelombang Sirnetris
Pandu gelombang simetris adalah pandu gelonibang dengan indeks bias
selubung sama dengan indeks bias substrat. Salah satu contoh untuk pandu
gelombang asimetris ini adalah tiga modus TE terendah yang niuncul pada
struktur pandu gelombang planar dengan n l =nj= I ., n2 = 2.5, diperlihatkan di
dalam Gambar .9
Gambar 9. Kurva Dispersi Pandu Gelombang Simetris
2. Kurva Dispersi Pa~iduGelombang Asimetris
Pandu gelombang asimetris adalah pandu gelombang dengan tiga lapisan
yang berbeda indes biasnya. Salah satu contoh untuk pandu gelombang asimetris
ini adalah tiga modus TE terendah yang niuncul pada strulctur pandu gelombang
planar dengan nl
=
1. n;! = 2.5, n;
= 2.2
diperlihatlcan di dalam Gambar .10
K U R V A DIS
Gambar 10. Kurva Dispersi Pandu Gelombang Asi~netris
Dari grafilt pada Gambar.9 dan Gambar.10 terlihat bahwa untul< pandu
gelombang simetris tidak terdapat daerah cut-off, sedangltan untuk pandu
gelombang asimetris terdapat nilai ketebalan normalisasi (V) minimum agar
masili dapat memandu rnodus terendah.
BAB V. KESIMPULAN
Perambatan gelombang elektromagnetik dalam struktur pandu gelombang
dapat ditelaah melalui respos sistim dielektrik.
Respons dari sistem dielektrik
periodik berupa propagasi gelombang elektromagnetik di dalam pandu gelombang
planar. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa profil modus gelombang
dipengaruhi oleh ketebalan pandu gelombang, indeks bias selubung dan teras.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
1. Pemanduan cahaya dalam teras akan baik bila perbedaan antara indeks bias teras
terhadap indeks bias substrat dan indeks bias selubung besar
2. Gelombang modus TE akan terpandu lebih baik dalam pandu gelombang
dibandingkan dengan gelombang modus TM.
DAFTAR PUSTAKA
Griffitd, D.J. (1989), Introduction to Elecrr.odvnamics. Prentice Hall
Hasegawa, A dan Y. Kodama (1995), Solitons in Optikal Communications,
Oxford Univ. Press.
Hidayati (2001), Program Sinzulasi Numcrik Persamaan Schrodinger Nonlinier,
Laporan Magang Penelitian DUE: Universitas Jambi.
Hidayati, Yulia Jarnal, Iskandar,AA (2008), Struktur Optik Linier Periudik
Untuk Aplikasi Divais Futunik, Laporan Hibah Pekerti Universitas Negeri
Padang..
Iskandar,A.A, W. Yonan, M.O. Tjia, I. van de Voorde and E. van Groesen,
Effective Medium Formlrlafion .for Rand Structure Design o f a Finite ID
Optikal Grating, submitted to ,lap. Journ. ofAppl. Phys. (2006).
Joannopoulos, J.D, R.D. Meade dan J.N. Winn (1995), Photonic Crystals,
Princeton Univ Press.
Kittel, C (1 996), Introduction to Solid State Phjaics 7'" ed., John Wiley.
Lee. D.L. (1 986), Electromagnetic Principle of Integrated Optiks, John Wiley &
Sons.
.
Prawiharjo, J. A.A. Iskandar, M.O. Tjia and E. van Groesen, Second Order
Approximation .for Band Gap C'haracterization o f One Dimensional
Dielecrric Omnidirectional Reflector, .J. Nonlin. Opt. Phys. and Mat. 12.
263. (2003).
Reitz, J.R. (1993). Dasar Teori Listi-ik M q n e t . ITB Press.
Rubianto, Agus, 2008. Pengembangan Nono Fotonik Dalam PerspekifAkadernik
dan inovasi Teknologi, http://www. Its.ac.id/personal/files/pub/l351 -arubipidato%agus-revisi.pdf
T. Tamir, ed. (1985), Integrated Op~iks,Springer-Verlag.
Tjia,M.0.(2001), Teori Elektrodinurnilia Klasik, ITB
Virgus, Y . 2008. Studies ofphotonic crystals with Plane-wave expansion method.
FMIPA ITB, Bandung.
Yablonovitch, E. (2001), Photonic Crystals: Semiconductor of Light, Scientific
American. 12.
Yariv, A dan P. Y e h ( 1 984), Optikal JVuves in Ci-ystals, John Wiley & Sons.
Yeh, P. (1988), Optikal Waves in Layered Media, John Wiley & Sons.
MAKALAH
DISAIN PIRANTI FOTONIK UNTUK MENENTUKAN
PROFIL MODUS
FUNGSI PANDU GELOMBANG
OLEH :
Dra. Hidayati, M.Si
Disampaikan Pada Seminar Nasional Fisika 2009
Universitas Andalas
Di Padang 18 Nopember 2009
DISAIN PIRANTI FOTONIK UNTUK MENENTUKAN PROFIL MODUS
FUNGSI PANDU GELOMBANG
Hidayati
Jurusan Fisika FMTPA Universitas Negeri Padang
ABSTRAK
Optika terpadu merupakan teknologi yang akan berperanan besar pada masa depan, seperti
untuk aplikasi dalam bidang sensor fotonik, komunikasi optik dan switching fotonik. Bangun
dasar untuk piranti fotonik ini dapat dibuat dari struktur pandu gelombang dan struktur
periodik yang lebih dikenal juga dengan nama kristal fotonik. Tujuan dari penelitian yang
telah dilakukan adalah untuk memahami respons dari sistem dielektrik periodik sebagai fungsi
pandu gelombang terhadap gelombang elektromagnetik (optik). Respons dari sistem
dielektrik periodik berupa propagasi gelombang elektromagnetik di dalam pandu gelombang
planar dielektrik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa profil modus gelombang
dipengaruhi oleh ketebalan pandu gelombang, indeks bias selubung dan teras.
Kata Kunci : Fotonik, Divais Fotonik, Integrated Optics
I. PENDAHULUAN
Sejak beberapa dekade terakhir terjadi transisi dari teknologi devais berbasis
elektronik ke devais berbasis optik (fotonik). Devais optik diramalkan akan memainkan
peranan utama dalam teknologi modern terutama dalam teknologi informasi. Devais optik
menawarkan solusi terhadap kebutuhan akan kapasitas bandwidth saluran informasi dan
kecepatan prosesing data yang lebih besar serta efisiensi lebih tinggi dengan degradasi sinyal
yang lebih kecil.
Salah satu aplikasi fotonik yang sudah dikenal luas adalah penyaluran informasi
menggunakan kabel serat optik. Untuk keperluan mengolah . sinyal optik ini diperlukan
berbagai komponen dengan berbagai fungsinya yang dikenal juga dengan piranti optik
terintegrasi (Integrated Optics). Perangkat optik ini jauh lebih efektif dan efisien
d i h ~ n d i n g k ~dengan
n
pernngkat elektronik, Hal ini dirnungkinknn k ~ r e piranti
n~
optik bekerja
dengan memanfatkan gelombang cahaya, sehingga dapat bekerja dengan kecepatan tinggi
dan kapasitas data yang besar.
Komponen-komponen pengolahan yang diperlukan antara lain seperti pemanduan
(guiding), penapis (filtering), penggandengan (coupling) dan berbagai fungsi lainnya
(Tanlir,1985). Salah satu komponen penting dalam teknologi piranti optik terintegrasi adalah
pandu gelombang atau waveguide. Pandu gelombang memiliki kemampuan untuk memandu
cahaya. Pemanduan ini didasarkan pada pemantulan internal total yailg terjadi bila suatu
bahan diselubungi dengan bahan lain yang memiliki indeks bias lebih rendah dan sudut
datang cahaya lebih besar dari sudut kritisnya. Bila keadaan terpenuhi, pemantulan total akan
terjadi dan cahaya akan terpai~dusepanjang struktur pandu gelombang tersebut. Pandu
gelombang yang paling sederhana adalah pandu gelombang planar satu dimensi.
Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian teoritis dalam ilmu dan
teknologi fotonik yang merupakan teknologi mutahir dalam bidang komunikasi maupun
aplikasi penginderaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami respons dari sistem
dielektrik pandu gelombang terhadap gelombang elektromagnetik (optik). Respons sistem
terhadap gelombang optik dinyatakan oleh mode-mode eigen dari pandu gelombang.
Pemahaman perilaku karakteristik respons terhadap variasi parameter geometri seperti tebal
lapisan dan parameter ballan, indeks bias, memberikan peilgetahuan yang diperlukan untuk
spesifikasi desain piranti fotonik untuk keperluan pandu gelombang.
11. TEORI
A. Persamaan Maxwell
Medan elektromagnetik dalam nlang pada awalnya dideskripsikan oleh dua vektor
medan, yaitu medan listrik E(r,t) dan medan magnet Z?(r,t). Untuk menjelaskan interaksi
medan dengan bahan, didefinisikan kerapatan fluks listrik D(r,t) d m kerapatan fluks
magnetik B(r,t) . Keempat medan ini dirangkum dalam persamaan Maxwell (Griffitd, 1989):
Untuk menggambarkan pengaruh medan elektromagnetik pada bahan diperkenalkan vektor
yang menpatakan polarisasi listrik dan vektor
-
-
&
P
ayang menyatakan polarisasi magnetik.
dimana E adalah perrnitivitas dan p sebagai permeabilitas.
Persamaan diffrensial terpisah medan
E ( r , t )dan ~ ( r , t )dapat diperoleh dari
persamaan (1) dan (2) untuk bahan dielektrik tanpa sumber (J=O dan p-0) dan respon bahan
bersifat isotropik : ?,
a' E = 0
V- E - L ~ ----IE
at
T"wsn@m~~n
golamknng (3) ini mnmilikl solL~si:
dimana
E,
d m % adalah vektor amplitudo,
cl, adalah
frekwensi sudut dan
k
adalah vektor
gelombang, yang memenuhi lkl= w f i
Solusi dari persamaan gelombang medan ini merupakan gelombang datar
monokromatik. Beberapa karakteristik gelombang datar monokromatik adalah muka
gelombang berupa bidang datar dan transversalitas dimana arah polarisasi medan magnetik
fi tegak lurus terhadap arah polarisasi medan listrik E
arah vektor propagasi gelombang
dan keduanya tegak lurus terhadap
k.
B. Sistim Optik dalam Struktur Periodik sebagai Pandu Gelombang
Konsep dasar dari pandu gelombang cukup sederhana. Suatu medium dielektrik yang
dibenamkan dalarn medium dengan indeks bias yang lebih rendah, pada dasarnya dapat
membendung perambatan cahaya di dalam medium pertama melalui efek pemantulan
sempurna. Bentuk piranti dari pandu gelombang ini dapat berupa planar atau lorong yang
dikelilingi oleh medium lain dengan indeks bias yang lebih rendah. Struktur lapisan planar
yang tersusun secara periodik dalam arah tegak lurus bidang lapisan akan membentuk sistim
pandu gelombang periodik. Struktur pandu gelombang planar dielektrik diperlihatkan pada
gar-nbar 1 di bawah ini
Gambar 1. Struktur Pandu Gelombang Planar Asimetrik
Profil indeks bias n(x) dari gambar 1 di atas didefinisikan sebagai berikut,
Profil indeks bias seperti pada persamaan (5) yang dikenal dengan sebutan profil indeks bias
tangga (step index pi-ofile). Parameter n ~n-, dan n~ berturut-turut adalah indeks bias selubung
(cladding), teras (core) dan substrat. Pada umurnnya indeks bias selubung bernilai lebih kecil
dibandingkan dengan indeks bias substrat Agar diperoleh gelombang yang terpandu di dalam
daerah teras, syarat yang hams dipenuhi adalah nilai n, dan nj lebih kecil daripada n?.
Bentuk umum dari gelombang elektromagnetik harmonik yang berpropagasi ke arah
surnbu z di dalam struktur ini dapat dituliskan sebagai
dengan IS) adalnh frekuensi gelombang don /3 nd~lrrhkonatanta propaganinya.
Selanjutnya dengan menganggap dimensi pandu gelombang dalarn arah y dan arah z
jauh lebih besar daripada dimensi dalam arah x. amplitudo gelombang pada persamaan ( 6 )
tidak lagi memiliki kebergantungan tehadap variabel y melainkan hanya bergantung pada
variabel x. Untuk memperoleh ungkapan amplitudo medan E(x) dan H(x) serta konstanta
propagasi
P, ditinjau kasus khusus yang digolongkan berdasarkan polarisasi
gelombang yaitu
untuk modus Transverse Electric (TE).
In. METODOLOGI
1. Perumusan soal syarat batas bagi gelombang elektromagnetik dalam sistem pandu
gelombang planar dielektrik.
2. Menghitung konstanta propagasi serta syarat-syarat untuk modus gelombang yang dapat
tersalur pada pandu gelombang.
3. Hasil analitik disimulasikan dengan menggunakan software MATLAB. Melalui langkah
ini akan terlihat profil modus gelombang terpandu, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
jurnlah dari modus gelombang terpandu
1
IV. U S T L DAN PEMBAHASAN
Tinjau kasus Transverse Electric (TE), yaitu pola osilasi medan yang tidak memiliki
komponen searah propagasi gelombang. Pada kasus TE medan listrik yang berosilasi
diasumsikan sepanjang sumbu y sedangkan komponen-komponennya pada sumbu x dan
sumbu z bernilai no1 (Ex= E, = 0).
E(x, z, t ) = j ~ ( x ) e " ~ ' - ~ "
,
(7)
Dengan mensubstitusikan persamaan (7) ke persamaan Maxwell, diperoleh komponenkomponen medan
fi sebagai berikut :
H =--EP
UP
H, = o
Hz
---
(8)
i dE
UP A
Jika persamaan (8) disubstitusikan ke persamaan gelombang elektromagnetik akan diperoleh
1
persamaan yang harus dipenuhi oleh amplitudo E(x)
dengan
Solusi umum dari persamaan (9) masing-masing dapat dituliskan sebagai berikut :
dengan A, B, C dan y adalah konstanta.
Pemilihan bentuk persamaan (1 1) beserta solusinya didasarkan atas pertimbangan
fisis. Kita menginginkan gelombang terpandu di daerah teras, sehingga harus dipilih bentuk
solusi yang peiiodik di bagian ini dan melumh di bagian selubung dan substrat. Persyaratan
gelombang terpandu ini j uga mengharuskan konstanta separasi a , , a2 dan y bemilai riil.
Syarat batas yang hams dipenuhi solusi umum di atas adalah kekontinuan komponen
tangensial medan
E
dan
H
di perbatasan. Di dalam kasus ini, komponen-komponen tersebut
adalah E dan Hz. Dari persamaan (8) dapat dilihat bahwa
diungkapkan sebagai kekontinuan E dan
dE
-
ak
persamaan (1 1) akan memberikan hubungan :
di bidang batas
syarat batas di atas dapat
. Penerapannya pada
Persamaan ini adalah persamaan transenden dan dapat dipecahkan secara grafis untuk
rnemperoleh nilai P yang diskrit. Nilai-nilai
konstanta a,,
a3 dan
P ini dilabeli
dengan dengan indeks in sehingga
y juga berlabel m.
Lebih jauh, indeks m ini menyatakan modus gelombang terpandu. Munculnya modusmodus ini menyiratkan bahwa tidak semua gelombang dengan sebarang nilai konstanta
propagasi dapat tersalur di dalam pandu gelombang ini. Kediskritan jumlah solusi ini adalah
konsekuensi dari kehadiran syarat batas yang hams dipenuhi oleh persamaan (1 1). Dengan
mengikutkan indeks modus ini, persamaan (10) dapnt dituliskan kembali sebagai berikut
dan
Untuk menggambarkan grafik persamaan (12) diperkenalkan besaran-besaran baru
7%
yang merupakan kombinasi dari parameter-parameter pandu gelombang, yaitu a , V dan h,,
yang berturut-turut disebut dengan derajat asimetrisitas pandu gelombang, ketebalan
tornonnalisasi (normaltzed rhlckness) d ~ nindeks bias tarnormalisasi (normalized guide
index). Ketiganya dapat dirumuskan sebagai berikut :
TE
Selanjutnya persamaan (12) dituliskan dalaln besaran-besaran K h , dan a
sebagai
berikut :
Badasarkan persamaan (I 8) ini dapat dibuat kurva dispersi dengan bantuan program Matlab.
Untuk panjang gelombang, dan ketebalan tertentu dapat dilihat kurva dispersi dengan n, = 1,
n2=
2.5, n3
-
2.2 diperlihatkan di dalam gambar 3.
KURVA DlSPERSl
0-.
-
0
01
- -- 02
03
04
05
06
Indeks Bias Ternormalims
07
Gambar 2 . Kurva Dispersi m t u k 17, = I,tzl
08
09
= 2.5, n3 = 2.2
Pada gambar 3 terlihat ada untuk empat modus TE terendah yang n~unculpada struktur
pandu gelombang planar.
Berdasarkan kurva dispersi ini, selanjutnya dapat digunakan untuk melihat jumlah modus
yang munsul terhadap v~rinsiketcbnlnn lnpisnn dan indeks bins, Wasil ini akan memberikan
pengetahuan yang diperlukan untuk spesifikasi desain piranti (divais).fotonik.
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
(TAHUNKEDUA)
. -
--- - - --- ---
--
- --
- --- --- -
STRUKTUR OPTIK LINIlER-P-ErnDE-UNTUK
SPESIFIKASI DISAIN PIRANTI FOTONIK
FUNGSI PANDU GELOMBANG
Tim Peneliti :
Dra. Hidayati, M.Si. (Ketua)
Dra. Yulia Jamal, M S . (Anggota)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
DESEMBER 2009
-
-- --- --
I. IDENTITAS PENELITIAN
1. Judul Usulan :Struktur Optik Linier Periodik Untuk Spesifikasi Disain
Piranti Fotonik Fungsi Pandu Gelombang
2. Ketua Peneliti :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Nama Lengkap
Bidang Keahlian
Jabatan Struktural
Jabatan Fungsional
Unit Kerja
Alamat Swat
Telpon /Fax
h. E-mail
: Dra-Hidayati, M.Si
: Fisika Teori
-----
Lektor
Jurusan Fisika FMIPA UNP
J1. Prof. Dr. Harnka, Air Tawar Padang 25 131
075 1 -7057420108 1363248056
Fax: 075 1-55628
: [email protected]
:
:
:
:
3. Anggota Peneliti
: Dra. Yulia Jarnal, M.Si
a. Nama Eengkap
b. Bidang Keahlian
: Fisika Teori
c. Mata Kuliah yang diampu yang : 1). Fisika Dasar
relevan dengan topik penelitian
2). Fisika Statistik
3). Fisika Non Linier
d. Unit Kerja
: Jurusan Fisika FMIPA UNP
e Alokasi Waktu
: 8jdminggu
4. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah desain sebuah piranti fotonik
5. Masa Pelaksanaan Penelitian
mulai
: Januari 2010
* berakhir : Nopember 2010
6. Anggaran yang Diusulkan
Tahun pertarna (tahun 2009)
: Rp 50.000.000,- disetujui Rp.40.000.000,-
Tahun kedua (tahun 2010)
: Rp 50.000.000,-
7. Lokasi Penelitian
Semua kegiatan dalam penelitian ini dilakukan di Laboratoriurn Fisika Teori dan
Komputasi jwsan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
8. Hasil yang Ditargetkan
Hasil penelitian ini menjadi basis pengetahuan yang berguna dalam pernodelan
dan simulasi aplikasi dalam teknologi fotonik khususnya untuk spesifikasi desain
sebuah piranti fotonik dengan fimgsi pandu gelombang. Tahun kedua ini akan
dihasilkan simulasi untuk 3 macam tipe pandu gelombang
9. Institusi Lain yang Terlibat : tidak ada
10. Keterangan Lain yang Dianggap Perlu
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
kelompok peneliti pada bidang fotonik. Fotonik mempakan topik baru di
Kelompok Bidang Kajian Fisika Teori dan Komputasi Jurusan Fisika FMIPA
W, Pehslklm fntanik yang telnn knlamptpk prrnsllrl lWrFlil#n mOrrUpR)Patl
penelitian kerjasama dengan Kelompok Keilmuan Fisika Magnetisme dan
Fotonik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB yang
merupakan kelompok riset fotonik terbesar di Indonesia, yaitu berupa penelitian
Hibah Pekerti yang didanai oleh DP2M pada tahun 2007. Salah satu indikator
keberhasilan dari penelitian Hibah Pekerti tersebut adalah adanya keberlanjutan
penelitian pada kelompok peneliti pengusul sehingga dapat berkembang menjadi
kelompok penelitian yang aktif dan produktif. Usulan penelitian yang diajukan
pada kesempatan ini mempakan tahap awal dari pengembangan kemampuan
kelompok riset di perguruan tinggi peneliti dalarn ilmu dan teknologi fotonik
yang merupakan teknologi komunikasi dan pengolahan datakomputasi masa
depan. Oleh karenanya, usulan penelitian Hibah Bersaing ini merupakan sebuah
kelanjutan yang wajar dari kegiatan penelitian sebelumnya. Pada tahun pertarna
sudah diperoleh syarat-syarat dari suatu pandu gelombang, untuk pandu
gelombang 1-dimensi. Untuk tahun kedua ini akan dilakukan perhitungan serta
sirnlasi untuk pandu gelombang yang lebih realistis yaitu pandu gelombang 2
atau 3 dimensi. Pada tahun ke dua ini akan mengikut sertakan 3 orang
mahasiswa dari KBK Fisika Komputasi dan Teori, yaitu sebagai topik tugas
akhir bagi mereka.
(instantaneous), maka ternyata sistem medium optik ini masih memiliki solusi
solitary wave, Hidayati (2001).
Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai dalam perkembangan teknologi
fotonik yang sangat pesat ini, khususnya sejak dasawarsa yang lalu, adalah
pengaturan sifat dari materi untuk keperluan aplikasi pengolahan informasi. Analogi
dengan teknologi semikonduktor, teknologi fotonik saat ini khususnya teknologi
material optik bertujuan mencari bahan optik yang dapat dikendalikan untuk fungsifimgsi tertentu. Kristal fotonik (photonic crystal), yang merupakan analogi dari bahan
semikonduktor di atas, memiliki periodisitas pada besaran dielektrik medium.
Dengan suatu desain spesifik, kristal fotonik ini dapat memiliki celah pita fotonik
(photonic band gap) dan sebagai akibatnya perambatan cahaya dalam kristal ini dapat
diatur, dengan demikian terbuka peluang aplikasi yang sangat luas dari kristal fotonik
ini (Joannopoulos, 1995 dan Yablonovitch,200 1).
Perkembangan teknologi fotonik pada dekade terakhir ini telah menunjukkan
kemajuan penting dalam aplikasinya pada industri telekomunikasi dan pengolahan
informasi optik. Hal ini disebabkan karena teknologi fotonik menawarkan
keuntunganlkelebihan dibandingkan dengan teknologi elektronik konvensional.
Diantara kelebihan ini adalah kecepatan operasi yang tinggi, bandwidth yang besar,
pelemahan sinyal yang kecil dan terisolasi terhadap gangguan elektromagnetik. Hal
inilah yang membuat fotonik menjadi penting untuk dikaji.
Dalam sistem fotonik khususnya sistem optik terintegrasi (integrated optics),
diperlukan sejumlah piranti fotonik yang memiliki fungsi khusus. Salah satu fungsi
dasar yang penting dalam teknologi fotonik ini adalah fungsi pandu gelombang.
Topik inilah yang akan dikaji pada usulan penelitian ini.
B. Tujuan Khusus
Penelitian ini merupakan penelitian teoritis dalam ilmu dan teknologi fotonik
yang merupakan teknologi mutahir dalam bidang komunikasi maupun aplikasi
penginderaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami respons dari sistem
dielektrik periodik terhadap gelombang elektromagnetik (optik). Pemahaman
perilaku karakteristik dari respons ini terhadap variasi parameter geometri antara lain
parameter bahan seperti indeks bias akan memberikan pengetahuan yang diperlukan
untuk spesifikasi desain piranti (divais) fotonik untuk keperluan pandu gelombang.
Selain tujuan ilmiah seperti yang diuraikan di atas, penelitian ini juga
bertujuan untuk mengembangkan basis dan kelompok penelitian ilmu dan teknologi
fotonik yang berdampak penting pada teknologi komunikasi dan informasi dalam
masa mendatang. Penguasaan bidang teknologi ini akan memperkuat daya saing
bangsa dalam bidang informasi dan pasar dunia.
C. Keutamaan Penelitian
Pada penelitian yang sebelurnnya telah dikaji bahwa perambatan gelombang
elektromagnetik dalam struktur kisi periodik satu dimensi dapat ditelaah melalui
forrnulasi matriks yang menghubungkan amplitudo-amplitudo gelombang pada setiap
lapisan dengan amplitudo gelombang datang dan amplitudo gelombang transmisi.
Respons karakteristik dari struktur ini terhadap gelombang elektromagnetik yang
datang padanya, dinyatakan oleh kurva transrnitansi dari kisi periodik ini.
Melalui kurva transmitansi tersebut, terlihat respons karakteristik dari struktur
kisi periodik satu dimensi ini. Khususnya, terdapat rentang panjang gelombang
tertentu dimana gelombang elektromagnetik yang datang pada struktur kisi periodik
ini tidak dapat diteruskan. Rentang panjang gelombang ini disebut Celah Pita Fotonik
(Photonic Bandgap). Hal ini memungkinkan penggunaan struktur kisi periodik ini
sebagai suatu piranti penapis Plter).
Melalui variasi parameter geometri (tebal lapisan dan jumlah lapisan) serta
parameter fisis (indeks bias), rentang panjang gelombang celah pita fotonik ini dapat
diatur. Dengan demikian, perancangan piranti untuk keperluan penapisan panjang
gelombang tertentu dapat dilakukan dengan mengatur besaran parameter tersebut
sesuai dengan spesifikasi untuk fabrikasi.
Selain fungsi penapis, pada sistem optik terintegrasi (integrated optics),
diperlukan sejumlah piranti fotonik lain yang memiliki fungsi khusus. Salah satunya
I
adalah sebagai pandu gelombang. Pada tahn pertama telah dikaji syarat-syarat dari
suatu pandu gelombang, yaitu untuk pandu gelombang planar 1 dimensi. Untuk tahun
kedua ini akan dikaji bentuk struktur pandu gelombang yang lebih realistis, yaitu
untuk pandu gelombang 2 dimensi, sebagai usulan hibah bersaing ini. Penelitian ini
penting untuk dilakukan sebagai lanjutan kajian dari topik penelitian di bidang
fotonik.
Bidang fotonik merupakan topik kajian yang baru di jurusan Fisika FMIPA
UNP. Untuk mewadahi topik kajian ini yang berupa penelitian teoritis pada tahun
2007 di bentuk Kelompok Bidang Kajian (KBK) Fisika Teori dan Komputasi Jurusan
1
I
Fisika FMIPA UNP, yang sebelumnya adalah Kelompok Bidang Kajian (KBK)
Fisika Komputasi. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk pengembangan KBK
yang baru terbentuk ini khususnya dan pengembangan jurusan fisika pada urnumnya.
Bekal pengalarnan penelitian dalarn bidang fisika matematik (Mathematical
Physics) Tim Peneliti merupakan suatu kekuatan dalam pelaksanaan penelitian yang
I
1
bersifat teoritis ini. Disamping itu Tim Peneliti telah mencoba mengadopsi kultur
riset yang baik pada waktu penelitian Hibah Pekerti dengan Tim Peneliti berasal dari
~
Kelompok Penelitian Fotonik dalam Kelompok Keilrnuan Fisika Magnetisme dan
Fotonik (KK FMF), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Teknologi Bandung. KK FMF adalah kelompok riset dalam bidang fotonik yang
telah memiliki rekam jejak (track record) internasional, baik dalam bentuk publikasi
internasional maupun dalam jaringan kerjasama internasional.
BAB 11. STUD1 PUSTAKA
I
~
I
Perkembangan komponen optik sekarang sudah mengarah pada apa yang
disebut dengan integrated optiks (10) yang merupakan padanan dari integrated
circuit (IC) elektronika mikro. Dalarn sistem fotonik khususnya sistem optik
terintegrasi (integrated optiks), diperlukan sejumlah piranti fotonik yang memiliki
fungsi khusus. Komponen fotonik yang memiliki fungsi khusus antara lain b e h g s i
sebagai penapis, pemandu gelombang, penggandeng dan sebagainya. Untuk itu hams
dicari bahan optik yang dapat dikendalikan untuk fhgsi-fungsi tertentu. Kristal
1
fotonik (photonic crystal), yang merupakan analogi dari bahan semikonduktor atas,
memiliki periodisitas pada besaran dielektrik medium. Melalui suatu desain spesifik,
1
kristal fotonik ini dapat memiliki celah pita fotonik (photonic band gap) dan sebagai
1
akibatnya perambatan cahaya dalam kristal ini dapat diatur, dengan demikian terbuka
peluang aplikasi yang sangat luas dari kristal fotonik ini (Joannopoulos, 1995 dan
Yablonovitch,200 1).
Berdasarkan ungkapan di atas dapat dikatakan bahwa bangun dasar untuk
piranti fotonik ini dapat dibuat dari struktur pandu gelombang dan struktur periodik
yang lebih dikenal juga dengan nama kristal fotonik (waveguide and periodic
structures or photonic crystals). Secara sederhana kristal potonik untuk 1-dimensi, 2dimensi dan 3-dimensi dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1 .
1 -D
2-D
3-D
periodic in
periodic ill
lwo directions
penodcc in
Mroe directions
one direchon
Gambar.1 Kristal Fotonik
Fungsi-fungsi utarna yang diperlukan dalam suatu piranti (divais) optik
terintegrasi adalah fimgsi pandu gelombang, fungsi penapis dan fimgsi penggandeng
(Tamir, 1985). Keberadaan celah pita fotonik khotonic band gap) tersebut
merupakan ciri utarna fenomena fisis yang mendasari kerja fungsi tersebut dalam
struktur periodik in.. Dalam sistem optik terintegrasi, suatu piranti akan dibuat
dengan menggabungkan beberapa fungsi dasar tersebut.
A. Teknologi Fotonik
Fotonik adalah bidang yang mengkaji interaksi cahaya dengan materi.
Teknologi fotonik berperan sangat vital bagi perkembangan teknologi komunikasi
dan infomasi, penerangan, kesehatan dan lainnya. Pada zaman sekarang ini
teknologi fotonik telah menarik perhatian banyak pihak untuk pengembangan
kapasitas pada jaringan telekomunikasi. Teknologi ini terus berkembang cepat
sehingga untuk menjaga kondisi agar tetap kokoh dibutuhkan inovasi dan teknologi
serta teori. Bentuk populer di masyarakat adalah serat optik yang telah dipakai
diberbagai bidang sebagai tulang punggung telekomunikasi dengan kemarnpuan
membawa inforrnasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabel konvensional.
Pada rangkaian elektronik, komponen-komponen penyusunya tersusun dalam
suatu Integrated Circuit yang biasa disebut IC. Pada IC, semikonduktor berperan
sebagai medium perambatan elektron. Seperti yang kita ketahui bersama, diyakini
bahwa kecepatan komponen elektronik ini sudah dekat pada batas maksimumya,
sehingga diperlukan terobosan teknologi baru yang marnpu bekerja dengan kecepatan
yang lebih tinggi lagi. Persoalan yang dihadapi ini mulai menemukan titik terang
setelah ditemukan konsep cahaya sebagai pembawa informasi. Bidang yang
mempelajari ha1 ini dinamai dengan teknologi fotonik Integrated Optic (10).
Teknologi fotonik diharapkan menjadi solusi atas keterbatasan teknologi
komunikasi sekarang. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa teknologi ini
mempelajari perilaku interaksi foton dengan medium perambatanya (kristal fotonik).
I 0 dipercayai dapat membawa sekaligus mengontrol foton sebagai sinyal pembawa
dan pernroses data, dimana dengan teknologi foton ini data yang ditransmisikan
memiliki lebar frekuensi (bandwidth) yang lebih besar dibandingkan dangan IC, atau
dengan kata lain lebih banyak data dan lebih cepat.
Perkembangan teknologi fotonik yang sangat pesat tidak dapat berdiri
sendirinya. Perkembangan ini ditunjang oleh berbagi aspek ilmu lainnya, seperti
keterkaitan dengan teknologi nano. Sehingga penemuan baru yang mempengaruhi
inovasi adalah teknologi nanofotonik. Perkembangan teknologi fotonik selanjutnya
adalah penggunaan laser diode sebagai sumber komunikasi optik dengan lalu lintas
orde tera byte. Pengembangan sistem komunikasi optik telah menghailakn terobosn
baru dibidang komunikasi yakni pengiriman data yang lebih banyak dalam orde tera
byte secara serentak. Hal ini disebabkan sistem komunikasi optik menggunakan
cahaya sebagai sebagai pembawa data yang ditransmisikan. Disarnping itu
penggunaan laser diode dan sistem serat optik mampu memperkuat sinyal secara
mandiri. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan di bidang rekayasa
material yang mendukung teknologi serat optik. Teknologi fotonik juga terus
mengembangkan sayapnya di bidang kesehatan. Teknologi nano fotonik dapat
digunakan untuk sterilisasi air menggunakan sumber cahaya UV. Hal ini disebabkan
sinar ultra violet memiliki energy yang cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk
membunu kurnan-kuman dan bakteri (Rubiyanto, 2008).
I
8
Pengembangan teknologi fotonik ini membutuhkan banyak inovasi dan
kerjasama dengan berbagai bidang ilmu. Pengembangannya perlu ditingkatkan dalarn
upaya peningkatan kualitas kehidupan manusia.
B. Sistim Optik dalam Struktur Periodik sebagai Pandu Gelombang
Konsep dasar dari pandu gelombang cukup sederhana. Suatu medium
dielektrik yang dibenarnkan dalam medium dengan indeks bias yang lebih rendah,
pada dasarnya dapat membendung perambatan cahaya di dalam medium pertarna
melalui efek pemantulan sempurna. Bentuk piranti dari pandu gelombang ini dapat
berupa planar atau lorong yang dikelilingi oleh medium lain dengan indeks bias yang
lebih rendah. Khususnya media dielektrik berlapis planar memiliki struktur yang
paling sederhana.
Gambar.2 Pandu Gelombang Planar Satu Dimensi
Struktw: lapisan planar yang tersusun secara periodik dalam arah tegak lurus bidang
lapisan akan membentuk sistim pandu gelombang periodik.
Pada penelitian tahun pertama pandu gelombang telah dikaji pandu
gelombang dengan struktur pandu gelombang planar dielektrik seperti diperlihatkan
pada gambar 3 di bawah ini
Garnbar 3. Struktur Pandu Gelombang Planar Asimetrik
Profil indeks bias seperti pada persamaan ( 1 ) yang dikenal dengan sebutan profil
indeks bias tangga (step index profile). Parameter nl, nl dan n3 berturut-turut adalah
indeks bias selubung (cladding), teras (core) dan substrat. Pada umurnnya indeks bias
selubung bernilai lebih kecil dibandingkan dengan indeks bias substrat Agar
diperoleh gelombang yang terpandu di dalam daerah teras, syarat yang hams dipenuhi
adalah nilai n, dan n3 lebih kecil daripada nz.
Bentuk umum dari gelombang elektromagnetik harrnonik yang berpropagasi ke
arah sumbu z di dalam struktur ini dapat dituliskan sebagai
dengan o adalah frekuensi gelombang dan P adalah konstanta propagasinya.
Selanjutnya dengan menganggap dimensi pandu gelombang dalam arah y dan
arah z jauh lebih besar daripada dimensi dalam arah x, amplitudo gelombang pada
persamaan (2) tidak lagi memiliki kebergantungan tehadap variabel y melainkan
hanya bergantung pada variabel x. Untuk memperoleh ungkapan amplitudo medan
E(x) dan H(x) serta konstanta propagasi
P, ditinjau kasus khusus yang digolongkan
berdasarkan polarisasi gelombang yaitu untuk modus Transverse Electric (TE) dan
modus Transverse Magnetic (TM)
Tinjau kasus Transverse Electric (TE), yaitu pola osilasi medan yang tidak
memiliki komponen searah propagasi gelombang. Pada kasus TE medan listrik yang
berosilasi diasumsikan sepanjang sumbu y sedangkan komponen-komponennya pada
sumbu x dan sumbu z bemilai no1 (E, = E, = 0).
E(x, z ,t ) = ~ ~ ( x ) e ' ( ~ ' - ~ ~ )
(3)
Berdasarkan garnbar 3 dan syarat batas fisis, solusi persamaan gelombang
elektromagnetik yang memenuhi adalah :
dengan A, B, C dan D adalah konstanta dan
Syarat batas yang harus dipenuhi solusi urnum di atas adalah kekontinuan
komponen tangensial medan
?, dan fi di perbatasan. Di dalam kasus ini,
komponen-komponen tersebut adalah E dan Hz. Dari persamaan (4) dapat dilihat
bahwa syarat batas di atas dapat diungkapkan sebagai kekontinuan E dan
dE
di
&
bidang batas
(, *$). Penerapannya pada persamaan (4) diperoleh hubungan :
=
Persamaan (6) sekarang memiliki 4 konstanta yang belum dketahui yaitu A, y, q dan
p. Nilai konstanta A dapat diperoleh dengan melakukan nomalisasi rapat arus energi
persatuan panjang dalam arah y sebesar 1 Watt/m (Yeh, 1988), yaitu:
Selanjutnya substitusikan persamaan (6) ke persamaan (7) dan diperoleh :
dengan d e ,adalah ketebalan efektif pandu gelombang yaitu daerah dirnana seluruh
energi cahaya yang ada dalam daerah ini akan dipandu semua. Besarnya ketebalan
efektif ini adalah :
Berdasarkan rurnus pada persamaan (9) terlihat bahwa ketebalan efektif lebih
besar dari ketebalan teras (4,yaitu adanya penambahan oleh faktor p dan q. Beararti
energi cahaya tidak sepenuhnya tebendung pada teras saja, melaikan ada yang
menembus substrat dan selubung. Pemanduan cahaya dalam teras akan membaik bila
besaran p dan q berharga besar sekali atau dengan kata lain perbedaan indeks bias
I
I
teras terhadap indeks bias substat dan selubung besar.
C. Pengaruh parameter indeks bias terhadap pandu gelombang
Dengan memperhitungkan fase pada persamaan (6) diperoleh :
Persamaan ini adalah persamaan transenden dan dapat dipecahkan secara grafis untuk
mernperoleh nilai
P yang diskrit. Nilai-nilai P ini dilabeli dengan dengan indeks m
sehingga konstanta a], a3 dan y juga berlabel m.
Lebih jauh, indeks m ini menyatakan modus gelombang terpandu. Munculnya
modus-modus ini menyiratkan bahwa tidak semua gelombang dengan sebarang nilai
konstanta propagasi dapat tersalur di dalam pandu gelombang ini. Kediskritan jurnlah
solusi ini adalah konsekuensi dari kehadiran syarat batas yang hams dipenuhi oleh
persamaan (10). Dengan mengikutkan indeks modus ini, persamaan (10) dapat
dituliskan kembali sebagai berikut :
Berikutnya diperkenalkan besaran-besaran baru yang merupakan kombinasi
TE
dari parameter-parameter pandu gelombang, yaitu a , V dan b,, yang berturut-turut
disebut dengan derajat asimetrisitas pandu gelombang, ketebalan ternormalisasi
(normalized thickness) dan indeks bias ternormalisasi (normalized guide index).
Ketiganya dapat dirurnuskan sebagai berikut :
a.
Derajat asimetrisitas pandu gelombang
Parameter a
TE
dinamai derajat asimetrisitas karena penurunan nilainya
menunjukkan bahwa pandu gelombang yang ditinjau semakin bersifat
simetrik. Perhatikan bahwa nilai a
TE
=
0 mengacu kepada pandu
gelombang dengan indeks bias selubung sama dengan indeks bias
substrat (nl
=
n3). Semakin besar nilai a berarti makin tidak simetris
pandu gelombang.
b. Ketebalan ternormalisasi (normalized thickness)
Parameter V disebut sebagai ketebalan ternormalisasi karena parameter
ini mengandung ketebalan pandu gelombang yang dinormalisasi terhadap
panjang gelombang masukan.
c. Indeks bias ternormalisasi (normalized guide index)
Parameter b, memiliki rentang nilai antara no1 dan satu.
Selanjutnya persamaan (13) dituliskan dalarn besaran-besaran b, dan a
TE
sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan (15) ini dapat dibuat k w a dispersi dengan bantuan program
Matlab. Untuk panjang gelombang, dan ketebalan tertentu dapat dilihat kurva
dispersi dengan n, = 1, n2 = 2.5, n3 = 2.2 diperlihatkan di dalam gambar 1.
KURVA DlSPERSl
5
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
lndeks BIaaTemonnallsdrl
0.7
1
0.8
0.9
Gambar 4. K w a Dispersi untuk n, = 1, nz= 2.5, n3 = 2.2
Pada gambar 4 terlihat ada untuk empat modus TE terendah yang muncul pada
struktur pandu gelombang planar.
Berdasarkan perhitungan untuk normalisasi rapat arus energi persatuan
panjang, diperoleh suatu ketebalan yang disebut dengan ketebalan efektif pandu
gelombang (dea). Ketebalan efektif pandu gelombang ini merupakan daerah dimana
seluruh energi cahaya dapat dipandu. Pada persamaan (9) terlihat bahwa ketebalan
efektif lebih besar dari ketebalan teras (d), yaitu adanya penambahan oleh faktor I/p
dan llq. Berarti energi cahaya tidak sepenuhnya tebendung pada teras saja, melainkan
ada yang menembus lapisan substrat dan lapisan selubung. Berdasarkan persamaan
(9) terlihat juga bahwa pemanduan cahaya dalam teras akan membaik bila besaran p
dan q berharga besar sekali atau dengan kata lain perbedaan indeks bias teras
terhadap indeks bias substrat dan indeks bias selubung besar.
Selanjutnya dapat dibandingkan pandu gelombang modus TE dengan pandu
gelombang modus TM. Tinjau besaran derajat asimetrisitas pandu gelombang seperti
pada persamaan (12) Dengan mensubstitusikan syarat nilai indeks bias untuk pandu
gelombang yaitu indeks bias teras hams lebih besar dari indeks bias selubung,
q > n, ,pada persamaan (12 ), terlihat bahwa aTElebih besar dibandingkan dengan
am. Hal ini mengakibatkan pada saat cut-@ terlihat bahwa ketebalan modus TM
seldu lebih besar dibandingkan dengan ketebalan cut-ofmodus TE. Dapat dikatakan
bahwa modus TE akan terpandu lebih baik dalarn pandu gelombang dibandingkan
dengan modus TM.
BAB 111. METODA PENELITIAN
Untuk tahun kedua penelitian hibah bersaing ini akan dikaji pandu gelombang
untuk 2 dimensi. Pandu gelombang 2 dimensi ini memiliki beberapa tipe seperti:
slab, raised strip, embedded strip, ridge guide, strip-loaded guide dan lain-lain. Tipetipe ini dihasilkan berdasarkan pada variasi dari susunan bahan dengan indeks bias
yang berbeda. Variasi-variasi tersebut seperti diperlihatkan pada Garnbar 5 .
(dl
(el
Gambar 5. Beberapa tipe Pandu Gelombang (a) struktur geometri slab, (b) raised
strip, (c) ridge guide, (d) embedded strip, (e) strip-loaded stripi
Struktur pandu gelombang yang paling sederhana adalah pandu gelombang slab
seperti pada gambar 5 (a) Struktur pandu gelombang slab terdiri dari 3 bagian yakni
cover, substract danfilm. Pada sruktur pandu gelombang dibuat dengan menyisipkan
film sebagai pemandu diantara substrak dan cover. Data yang ditransmisikan pada
pandu gelombang ini dilewatkan pada bagian film. Pandu gelombang Slab lebih
mudah dipahami dan dianalisis sehingga dengan konsep dasar pada pandu gelombang
Slab dapat digunakan untuk menganalisa tipe lainnya.
Untuk menganalisa penjalaran gelombang dalam pandu gelombang akan sama
halnya dengan jalan sinar dalam fiber optik. Secara umum, sinar dalam fiber optik
berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, yang disebut total
Pemanduan cahaya dalam serat optik menggunakan pantulan internal total yang
terjadi pada bidang batas antara 2 media dengan indeks bias yang berbeda yaitu nl
dan n2. Bila indeks bias nl dari medium pertama lebih kecil dari indeks bias medium
kedua, maka sinar akan dibiaskan dengan sudut i2<il terhadap garis normal seperti
yang dijelaskan dalam hukum snell. Hal ini berlaku pada struktur pandu gelombang
slab karena struktur ini memiliki 3 indeks bias sesuai penyusunnya.
Secara sederhana apabila dilewatkan gelombang pada modus pemanduan
tersebut, yang terjadi pada piranti serat optik berupa pemantulan total. Adanya
pemantulan total menyebabkan
kehilangan data yang ditransmisikan dapat
dirninirnalkan. Syarat batas yang hams dipenuhi untuk tejadinya pemantulan total
adalah apabila indeks bias pada modus pelewatan data (indeks bias film nf) lebih
besar dari pada indeks bias dari pada lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat juga
dipahami pada bahagian terdahulu (optik). Secara grafis peristiwa pemantulan total
pada struktur h g s i pandu gelomban diperlihatkan pada gambar 6.
coyer
substrate
DS
Gambar 6. Pemantulan Internal Total pandu gelombang (Tamir,1975)
Sinar dikurung dan dibatasi dalam film dan propagasinya berupa zig-zag.
Gelombang yang mengalami pemantulan total adalah gelombang monokromatik dan
koheren dengan frekuensi sudut a,panjang gelombang ruang bebas h dan merarnbat
dengan sebuah vektor gelombang k pada arah gelombang normal.
Pada pandu gelombang ini terjadi pengurungan cahaya sepanjang sumbu x.
Diasurnsikan bahwa cahaya yang dipandu menjalar searah z,sehingga pengurungan
secara transversal terjadi sepanjang arah x. ha1 ini menyebabkan struktur dan cahaya
akan seragam (uniform) disepanjang sumbu y tegak lurus bidang x-z
Berdasarkan paparan sebelumnya, pokok-pokok kegiatan utarna dari penelitian
1. Perumusan soal syarat batas bagi gelombang dalam sistem Pandu Gelombang
Planar Dielektrik untuk masing-masing tipe
2. Penyelesaian persamaan-persamaan gelombang optik pada pandu gelombang
sehingga dapat ditentukan mode-mode eigen dari pandu gelombang tunggal.
3. Melihat pengaruh parameter indeks bias terhadap proses pemanduan
gelombang pada pandu gelombang. Indeks bias yang dilihat yaitu hubungan
indeks bias selubung (cladding), teras (core) dan substrat terhadap proses
pemanduan gelombang.
4. Perancangan program sirnulasi untuk menjelaskan tentang pandu gelombang
yang dikaji.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari usulan Penelitian Hibah Bersaing ini adalah
sebagai berikut :
Indikator
1 Luaran Penelitian
1 buah publikasi nasional dalam jurnal ilmiah.
2
Disseminasi
Presentasi dalarn pertemuan ilmiah nasional.
3
Dampak dari penelitian
> Hasil penelitian ini menjadi basis pengetahuan yang
berguna dalam pemodelan dan simulasi aplikasi
dalarn teknologi fotonik.
> Selesainya skripsil Tugas Akhir 3 orang mahasiswa
KBK Fisika Komputasi dan Teori Program studi
Fisika
4
Keberlanjutan
(Sustainability)
Dengan penelitian Hibah Bersaing ini akan terjadi
peningkatan kemampuan penelitian dari kelompok
peneliti di KBK Fisika Teori dan Komputasi, Jurusan
Fisika FMIPA UNP, sehingga kelompok peneliti dapat
berkembang menjadi kelompok penelitian yang aktif
dan produktif
BAB IV. PEMBIAYAAN
No
Jenis
Volume
Satuan
1
Honorarium peneliti
ketua
angota
mahasiswa
10
10
10
orang-bulan
orang-bulan
3 orang-bulan
2
,
2a
2b
2c
3
4
Biaya
Satuan
600,000
500,000
200,000
Bahan Habis Pakai
keperluan surat menyurat, fotocopi, telepon, fax dan akses internet
keperluan komputer dan alat tulis
keperluan alat tulis
a. spidol
4 rim
b. HVS
30,000
paket
2
c. alat tulis
25,000
keperluan komputer
2
25,000
a.tinta pinter
kotak
kingstone
150,000
b. flash disk 4GB
5
mini combo
C.mouse
bend green
d.CD
samsung
e. DVD RW
DDRI
f. memori 5 12MB
806 Maxtor
g. Hard Disk
h. Hard Disk Ekt
1200 watt
i.UPS Enlight
beli buku (foto copy)dan jurnal
Penelusuran pustaka
Pelaporan, seminar dan publikasi
a. Laporan penelitian
1) Penyusunan Laporan
2) Penggandaan Laporan
b. Seminar di Jurusan
I ) penyusunan bahan seminar
2) biaya seminar (lemlit)
c. Seminar Nasional
1) penyusunan bahan seminar
2) biaya pendaftaran
3) biaya perjalanan (BandungtJakarta) pp
4) biaya akomodasi
d. Seminar Pemantauan Terpusat
I ) penyusunan bahan seminar
2) biaya perjalanan (Jakarta)
3) biaya akomodasi
Total
6,000,000
5,000,000
6,000,000
17,000,000
1,000,000
10,000
120,000
50,000
50,000
750000
45,000
45,000
450,000
300,000
400,000
600,000
900,000
3,740,000
2,000,000
2,000,000
750000
10 eks
300000
450000
500,000
300000
200,000
4,050,000
300000
250,000
2,000,000
1,500,000
3,800,000
300000
2,000,000
1,500,000
e. Pulikasi
800,000
1) penyusunan jurnal
2)Pendaftaran jurnal
4
5
300000
500,000
Presentasi Hasil dan diskusi dengan KK FMF ITB
a. Transportasi Padang-Bandung (pp)
2 orang
b. Transportasi lokal
2 org-7hari
c. Biaya Hidup
2 org-7 hari
d. Akomodasi
2 org-7 hari
2,500,000
25,000
100,000
150,000
Biaya Pengelolaan Penelitian oleh Lemlit (10% dari dana Penelitian)
Total
5,000,000
350,000
1,400,000
2,100,000
5,000,000
49,470,000
Anggaran yang diusulkan untuk pembiayaan penelitian Tahun Pertarna ini adalah :
Rp 49,470,000 (Empat puluh Sembilan juta Empat ratus tujuh puluh ribu rupiah)
DAFTAR PUSTAKA
Griffitd, D.J. (1989), Introduction to Electrodynamics. Prentice Hall
Hasegawa, A dan Y. Kodarna (1995), Solitons in Optikal Communications,
Oxford Univ. Press.
Hidayati, Yulia Jamal, Iskandar, A.A, A. Soehianie (2007) Struktur Optik Linier
Periodik Untuk Aplikasi Divais Fotonik, Laporan Penelitian Program
Hibah Pekerti DP2M, Universitas Negeri Padang.
Hidayati (2001), Program Simulasi Nurnerik Persamaan Schrodinger Nonlinier,
Laporan Magang Penelitian DUE, Universitas Jarnbi.
Iskandar, A.A dan Hidayati (2000), Soliton Interactions, Prosiding Simposium
Fisika Nasional XVIII, Serpong, Jakarta.
Iskandar, A.A, W. Yonan, M.O. Tjia, I. van de Voorde and E. van Groesen,
Effective Medium Formulation for Band Structure Design of a Finite ID
Optical Grating, submitted to Jap. Journ. of Appl. Phys. (2006).
Joannopoulos, J.D, R.D. Meade dan J.N. Winn (1995), Photonic Crystals,
Princeton Univ Press.
Kittel, C (1996), Introduction to Solid State Physics
Thed., John Wiley.
Lee, D.L. (1986), Electromagnetic Principle of Integrated Optics, John Wiley &
Sons.
Rubianto, Agus, 2008. Pengembangan Nano Fotonik Dalam PerspekifAkademik
dan inovasi Teknologi, http://ww. Its.ac.id/personaVfiles/pub/1351-arubipidato%agus-revisi.pdf
T. Tarnir, ed. (1985), Integrated Optiks, Springer-Verlag.
Tjia,M.0.(200 I), Teori Elektrodinamika Klasik, ITB
Yablonovitch, E. (2001), Photonic Crystals: Semiconductor of Light, Scientific
American, 12.
Yariv, A dan P. Yeh (1984), Optikal Waves in Crystals, John Wiley & Sons.
Yeh, P. (1988), Optikal Waves in Layered Media, John Wiley & Sons.
20
Lampiran I :Riwayat Hidup Ketua Peneliti
CURRICULUM VITAE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Narna Lengkap dan Gelar Akademik
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Fakultas 1 Jurusanl Prog. Studi
PangkattGol/NIP
Bidang Keahlian
Th. Perolehan Gelar Akademik Terakhir
KantorIUnit kerja
Alamat Kantor
: Dra.Hidayati, M.Si
: Padang Panjang, 11 Nopember 1967
: Perempuan
: Jur.Fisika FMIPA Univ.Negeri Padang
: Penata/III.c/19671111 199203 2 001
: Pendidikan FisikaFisika Teori
: 1999
: Jur.Fisika FMIPA Univ.Negeri Padang
: J1. Prof.Dr.Hamka, Air Tawar Padang
Alamat Rumah
: Jl. Samarinda HI3 Asratek Ulak
Telepon/Faksimili
Email
: 075 1-70501951 Hp.08 1363248056
: [email protected]
(2513 1)
Karang Padang 25 135
PENDIDIKAN:
1997-1999 : Program Studi Fisika, Program Pasca Sarjana Institut Teknologi
Bandung.
1986 -1991 : Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP Padang.
1992-2005
: Staf Pengajar jurusan PMLPA FKIP Universitas Jambi
2005-sekarang : Staf Pengajar jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
PENELITIAN YANG RELEVAN
Hidayati, Yulia Jamal, Struktur Optik Linier Periodik Untuk Spesifikasi Disain Piranti
Fotonik Fungsi Pandu Gelombang, Laporan Penelitian Program Hibah
Bersaing (Tahun Pertama) DP2M, Universitas Negeri Padang, 2009
Hidayati, Yulia Jamal, Iskandar, A.A, Soehianie, A Struktur Optik Linier Periodik Untuk
Aplikasi Divais Fotonik, Laporan Penelitian Program Hibah Pekerti DP2M,
Universitas Negeri Padang, 2007-2008
Hidayati, Program simulasi Numerik Persuman Schrodinger Nonlinier, Laporan
magang Penelitian, DUE Universitas Jambi, Jambi 2001
Hidayati, Interabi Dalam Solusi Soliton Teori Medan ASfine Toda, Tesis Magister,
Institut Teknologi Bandung, 1999.
Hidayati, Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Fisika Siswa Kelas II A-I S M N Kodya Padang. Tugas Akhir
S 1, IKIP Padang, 1991.
PUBLIKASI YANG RELEVAN
Hidayati, Struktur Optik Linier Periodik 1 Dirnensi Untuk Aplikasi ~ i v a i Fotonik,
s
makalah dalam Seminar Nasional Fisika Universitas Andalas, W A N D ,
2007
Hidayati, Model Analitik Persamaan Gelombang Nonlinear J.S. Russell dan
Solusinya Melalui Transforinasi Backlund makalah dalam Seminar
Nasional BKS PTN Indonesia Wilayah Barat, Padang, 2006
Hidayati, Penyelesaian Numerik Persaman Schrodinger Nonlinier makalah dalam
Seminar Nasional Fisika Universitas Andalas, W A N D ,2005
Hidayati, Interaki 2 Soliton dari Solusi Soliton Teori Medan ABne Toda, makalah
dalam Seminar Nasional BKS PTN Indonesia Wilayah Barat, Jambi ,2005
A.A.Iskandar dan Hidayati, Interactions Soliton, makalah dalam Simposium Fisika
Nasional XVII dari Himpunan Fisika Indonesia, Serpong, 2000
Hidayati, Interaki dalam Solusi 2-Soliton Teori Madan Aflne Toda, PERCIKAN
Vol. 19 Edisi Mei 1999.
Padang, Desember 2009
Dra.Hidayati, M.Si
NIP. 1961111 199203 2 001
Lampiran 11: Riwayat Hidup Anggota Peneliti
CURRICULUM VITAE
1. Nama
2. NIP
3. Tempat 1 Tgl Lahir
4. Pangkat I Golongan
5. Pekerjaan
6. Alamat
7. Riwayat Pendidikan
No
1.
2.
8.
:
:
:
:
:
:
:
Dra. Yulia Jamal, M.Si
130 542 025
Padang Panjang I 17 Juli 1951
Pembina I I
Ya
Dosen Jurusan Fisika FPMIPA UNP
Jl. Cendrawasih 17 A Air Tawar Barat Padang
Pendidikan
Tempat
IKTP Padang
ITB Bandung
Sarjana
Magister
Tahun
1983
2001
Pengalaman dalam Bidang Penelitian
No
Judul
Tahun
1
Studi Tentang Bentuk Kegiatan Laboratoriurn Pada
Jurusan Pendidikan Fisika, Biologi dan Kimia di Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP Padang
Pengaruh Penguasaan Materi Perkuliahan Kalkulus
Terhadap Keberhasilan Mahasiswa Dalarn Mata Kuliah
Fisika Matematika I di Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA IKIP Padang.
Analis Tingkat Pemahaman Konsep-konsep Essensial
Unit Suhu Dan Kalor Serta Hambatan-hambatan Yang
Ditemui Dalarn Pelajaran Fisika di SMA Negeri se
Kodya Padang.
Men&tung
Swa-Serapan Foton Dalam Sampel
Volurnetris Dengan Menggunakan Komputer (1995).
1990
5
Evaluasi Internal FPMTPA I K P Padang Dalam Rangka
Menunjang LPTK-MIPA GC
1995
6.
Simulasi Beberapa Program Ossilasi Sebagai Paket
Belajar Dengan Menggunakan Komputer Mikro.
1996
2
3
4
Keterangan
Berijazah
Berijazah
1992
1992
1995
Sumber
Dana
7-
Analis Miskonsepsi Pada Konsep Mekanika Mahasiswa
TPB FPMIPA IKIP Padang.
1996
8.
Solusi Soliton Keadaan Terikat dalam Teori Medan
Afline Toda (Tesis S2)
2001
9.
Penerapan Model Generative Learning Berbasis
Penemuan Informasi HLPS Di Internet Untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Mata Kuliah
Fisika Statistik.
2003
10
Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika
Menggunakan Concept Mappings dan Penekanan Basic
Operation Vector Pada Matakuliah Fisika Dasar Di
FMIPA UNP.
Pengembangan CD ROM Pembelajaran Fisika Dasar 1
Berbasis Multimedia Interaktif untuk Memantu
Mahasiswa Tahun Pertarna dalam Mempelajari Fisika
secara Terpadu (PPKP)
Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Mahasiswa pada Matakuliah Fisika Dasar melalui Model
Problem Solving dan Reasoning
Pengembangan Model pembelajaran Fisika SMA
Berbasis Graphic Organizer Melalui Pendekatan Belajar
Kooperatif Teknik STAD
Struktur Optik Linier Periodik untuk Aplikasi Divais
Fotonik (Tahun Pertama)
2004
Struktur Optik Linier Periodik Untuk Aplikasi Divais
Fotonik (Tahun Kedua)
2008
11
12
13
14
15
2006
2006
2007
2007
Padang, Desember 2009
Dra. Yulia Jamal, M.Si.
NIP. 130542025
Download