Bab III Metode Penelitian 3.1. Karakteristik Subjek Sample diambil dari populasi, dimana populasi tersebut adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2004). Sedangkan menurut Nazir (2005) populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sample itu sendiri menurut Margono (2004) adalah sebagai bagian dari populasi. Subjek penelitian mengambil sampel sebanyak 100 karyawan pada perusahaan PT. Gilang Agung Persada berjenis kelamin wanita atau pria, dari semua tingkatan pendidikan, dari semua status sosial, semua tingkatan jabatan, lama bekerja, dan semua usia karyawan. Total karyawan dalam perusahaan tersebut kurang lebih sebanyak 200 orang. Karyawan yang dapat dijadikan sampel adalah level karyawan atau staff hingga manager secara acak dari semua divisi yang ada. Teknik pengambilan sampling memakai teknik probability sampling. 3.2. Desain Penelitian Penelitian dibuat berdasarkan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukana oleh Sugiyono (2009) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Emzir (2009), pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Desain Penelitian dibuat berdasarkan penelitian korelasional. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. 3.3. Variable Penelitian 3.3.1. Kematangan Emosi Variabel bebas adalah variabel yang diduga berpengaruh terhadap variabel lain (Seniati dkk, 2005). a. Definisi Operasional Kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat mengontrol dan mengendalikan emosi yang dimilikinya dan di expresikan secara tepat. b. Definisi Konseptual Menurut Manoharan dan Dr. Does, (dalam Wardani, 2011), orang yang matang emosinya adalah orang yang mampu menampilkan emosi sesuai dengan drajat kontrol yang wajar. Seperti orang yang akan mengekspresikan emosi dimana secara sosial cara tersebut diinginkan dan dia akan di pandu oleh kecerdasan dari pola emosinya. 3.3.2. Kinerja Variabel terikat adalah respons subjek penelitian yang diukur sebagai pengaruh dari variabel bebas (Seniati dkk, 2005). a. Definisi Operasional Kinerja diukur dengan menggunakan instrumen dengan indikator tingkat kemampuan dari seseorang karyawan dalam bekerja di perusahaan, dalam menyelesaikan tugas-tugas, dalam mengambil keputusan, dalam waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu tugas, tingkah laku karyawan dalam perusahaan, stress tolerance, dan lain -lain. b. Definisi Konseptual Kinerja menurut Wirawan (2009) adalah suatu output yang dihasilkan dari indikator suatu pekerjaan dalam waktu tertentu oleh seseorang karyawan. 3.4. Instrument Penelitian 3.4.1. Alat Ukur Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2006). Peneliti menggunakan skala likert 4 (STS : Sangat Tidak Setuju, TS : Tidak Setuju, S : Setuju, SS : Sangat Setuju). Skor yang diberikan untuk item yang tergolong favourable adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan, untuk item yang tergolong unfavourable diberikan skor SS = 1, S = 2, TS = 3, STS =4. Kematangan emosi akan diukur melalui indikator yang telah dipaparkan oleh Walgito (2004) sebagai berikut: a. Dapat menerima baik keadaan dirinya maupun orang lain seperti apa adanya secara obyektif. b. Tidak bersifat impulsive. c. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik. d. Dapat berfikir secara objektif dan realistis e. Mempunyai tanggung jawab yang baik. Kinerja akan diukur melalui indikator yang telah ditetapkan oleh perusahaan : 1. Job Management : a. Planning and Action b. Judgement c. Independent d. Quality of Work e. Job Knowledge 2. Potential Contribution to Bussiness a. Entrepreneurship b. Costumer Emphaty c. Teamwork d. Achievement Orientation e. Decisiveness f. Flexibility g. Stress Tolerance h. Management Style 3. Basic Competencies a. Written Communication b. Oral Communication c. Computer Literacy 4. Personality a. Disciplinary b. Attitude Variable Dimensi No Indicator (Favorable) No Indicator ( Non-Favorable) 1,2,4,5 3 Tidak bersifat impulsive 6,7,9,10 8 Dapat mengontrol emosi dan ekspresi 11,14,15 12,13 Dapat berfikir secara objektif dan realistis 16,17,18,20 19 Mempunyai tanggung jawab yang baik 22,23,24 21,25 Planning and Action 26,28 27 Judgement 29,31 30 Independent 34 32,33 Quality of Work 36,37 35 Job Knowledge 39,40 38 Entrepreneurship 41,43 42 Costumer Emphaty 44,46 45 Kematangan Dapat menerima baik keadaan dirinya Emosi maupun orang lain seperti apa adanya secara obyektif emosi dengan baik Kinerja Teamwork 47,48 49 Achievement Orientation 50,51 52 Decisiveness 53,55 54 Flexibility 56,57,58 Stress Tolerance 59,61 60 Management Style 62,64 63 Written Communication 65,66 67 Oral Communication 69,70 68 Computer Literacy 72,73 71 Disciplinary 74,76,77,78 75 Attitude 79,80,81,83 82 Tabel 3.1. Blue Print 3.4.2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ini menggunakan content validity yang merupakan validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diteliti (Nurgiyantoro, G., Marzuki, 2004). Validitas isi (content validity) pada penelitian ini berupa uji keterbacaan dan expert judgment oleh seorang dosen psikologi yang memiliki latar belakang PIO dan dari petinggi perusahaan PT. Gilang Agung Persada. Sedangkan untuk pengujian butir item menggunakan metode korelasi Pearson atau metode Corrected item-total correlation. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument yang memiliki validitas diatas 0.3 berarti memiliki validitas yang baik. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (Sugiyono, 2012), kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan metode Pearson. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Suatu instrumen dinyatakan reliable bila koefisien relibilitas minimal 0,6 (Sugiyono, 2012). 3.4.2.1 Nilai korelasi item-total dan reliabilitas Alat Ukur Kematangan Emosi Pada awalnya alat ukur kematangan emosi berjumlah 25 item, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 20.0 didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.741 pada variabel kematangan emosi. Dan item yang memiliki nilai koefisian korelasi yang dibawah 0.30 yaitu sebanyak 3 item. Setelah item tersebut dihapus, nilai korelasi item total berkisar antara 0,311 sampai dengan 0,606 dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.788 dengan jumlah 22 item. Item yang hilang adalah item nomor 16, 17, dan 24. 3.4.2.2. Nilai korelasi item-total dan reliabilitas Alat Ukur Kinerja Pada awalnya alat ukur kematangan emosi berjumlah 58 item, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 20.0 didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.807 pada variabel kinerja. Dan item yang memiliki nilai koefisian korelasi yang dibawah 0.30 yaitu sebanyak 9 item. Setelah item tersebut dihapus, nilai korelasi item total berkisar antara 0,305 sampai dengan 0,579 dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.831 dengan jumlah 49 item. Item yang hilang adalah item nomor 27, 33, 44, 62, 63, 70, 71, 77, dan 78. 3.5. Prosedur 3.5.1. Persiapan Penelitian Persiapan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara dengan bagian petinggi di PT. Gilang Agung Persada sehubungan dengan fenomena yang peneliti dapatkan pada hasil observasi di lapangan. Lalu peneliti menentukan variabel yang merujuk pada fenomena tersebut. Setelah itu peneliti melakukan studi literatur terhadap topik maupun variabel yang akan diteliti. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa kuesioner dengan mengkonstruk butir dari Key Performance Indicator milik perusahaan, dan mengacu pada indikator alat ukur kematangan emosi dengan menggunakan teori Walgito (2004). Karena keterbatasan waktu, peneliti tidak melakukan uji coba terlebih dahulu. Perusahaan tempat peneliti mengambil data sedang melakukan pembukaan cabang-cabang baru di berbagai kota dan sangat sibuk. Oleh karena itu peneliti hanya melakukan penyebaran data satu kali saja. 3.5.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Gilang Agung Persada yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 12190 Jakarta, Indonesia. Pengambilan data penelitian yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2013 kepada 100 orang karyawan di PT. Gilang Agung Persada. Diawal peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, menyampaikan informed consent penelitian, menerangkan prosedur pengisian alat ukur berupa kuesioner kepada subjek penelitian. 3.5.3. Teknik Pengolahan data Peneliti menggunakan teknik pengolahan data analisis parametrik, yaitu Korelasi Pearson. Peneliti ingin melihat korelasi antar dua variabel yang berskala interval, sehingga menghasilkan korelasi positif ataupun negatif (Sarwono, 2006). Teknik pengolahan data menggunakan pengolahan statistik yang dibantu dengan program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi statistik SPSS versi 20.0. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji normalitas Kolomogorov- Smirnov Test untuk melihat data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Variabel kematangan emosi memiliki nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,064 dan kinerja sebesar 0,207 berarti data yang dihasilkan berdistribusi normal karena nilai sig lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, pengolahan data menggunakan teknik Pearson correlation coefficient (r). Koefisien korelasi adalah indeks arah dan besaran suatu hubungan atau relasi. Koefisien korelasi menunjukkan keeratan hubungan antar variabel. Koefisien korelasi Product Moment (r) dapat dihitung dengan beberapa rumus yang ekuivalen. Koefisien korelasi dari suatu perhitungan berkisar antara +1 dan – 1. Koefisien korelasi yang bertanda (+) menunjukkan arah korelasi yang positif, sedangkan koefisien korelasi yang bertanda (–) menunjukkan arah korelasi yang negatif. Sementara itu, bila koefisien korelasi bernilai 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Melalui penelitian ini, peneliti dapat melihat hubungan antara kematangan emosi dan kinerja pada karyawan di PT.Gilang Agung Persada.