BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa perubahan terhadap perkembangan ekonomi suatu negara. Kondisi ini menyebabkan berbagai jenis perusahaan hadir dan berkembang untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap perusahaan tersebut akan bersaing untuk memasarkan produk yang dihasilkannya agar laku terjual dipasaran. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap persaingan bisnis global, dimana setiap perusahaan akan berusaha keras untuk mewujudkan visi dan misinya masing-masing. Di Indonesia saat ini banyak terdapat perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan jasa dengan visi dan misi yang berbeda-beda, salah satunya yaitu perusahaan perkebunan. Perusahaan perkebunan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan operasional dimulai dari proses menanam tanaman hingga mengolah hasil tanaman tersebut menjadi produk jadi. Contohnya, hasil tanaman kelapa sawit yang diolah untuk menghasilkan minyak goreng dan tanaman teh yang diolah untuk menghasilkan bubuk teh. Guna untuk mencapai visi dan misi tersebut dibutuhkan berbagai macam cara, salah satunya yaitu penerapan Good Corporate Governance (GCG). Selain itu, penerapan Good Corporate Governance (GCG) diharapkan juga akan dapat membantu perusahaan untuk menentukan langkah atau cara memperoleh 1 Universitas Sumatera Utara keuntungan dalam jangka panjang guna untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Istilah corporate governance menjadi pusat perhatian di Indonesia sejak mengalami krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Krisis yang diperburuk oleh krisis politik di tanah air sepanjang tahun tersebut hingga pertengahan 2001 mengakibatkan bangsa Indonesia terpuruk dalam kondisi yang tidak pasti. Prinsip GCG mulai diterapkan setelah menandatangani Letter of Intent (LOI) yang bekerjasama dengan IMF, dimana bagian terpentingnya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaaan di Indonesia. Corporate governance menurut Tjager,dkk (2003:28-29) adalah “mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi”. Penerapan good corporate governance terhadap perusahaan milik negara maupun swasta di Indonesia juga diharapkan mampu menjaga hubungan antara dewan direksi dengan dewan komisaris guna untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja dewan direksi dan dewan komisaris nantinya akan diukur oleh komite nominasi dan remunerasi guna menentukan jumlah profit yang layak mereka terima, begitu juga untuk para karyawan. Komite manajemen risiko juga dibutuhkan dalam penerapan good corporate governance, dimana komite ini diharapkan mampu untuk memprediksi risiko yang akan terjadi dan berdampak terhadap kegiatan operasional perusahaan. 2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil prediksi tersebut dapat ditentukan pengendalian yang harus dilakukan agar dampak dari risiko tersebut dapat diminimalisir sehingga kegiatan operasional perusahaan akan tetap berjalan. Hong (2005:4) menyatakan bahwa secara teoritis, praktek good corporate governance dapat meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan kinerja melalui transparansi dan akuntabilitas, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan pengelola perusahaan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan melalui persepsi dan opini pemodal (investor) yang lebih positif terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menetapkan praktek good corporate governance. Sebaliknya, corporate governance yang buruk menurukan tingkat kepercayaan para investor. Pemegang saham (investor) menurut Ardiyos (2010:515) “merupakan pihak yang menanamkan modalnya pada suatu usaha atau pada sekuritas dengan harapan mendapatkan laba”. Modal tersebut akan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk memperoleh aktiva (asset) yang akan mendukung kegiatan operasional perusahaan. Aktiva terdiri dari dua bagian, yaitu aktiva lancar (current asset) dan aktiva tetap (fixed asset). Aktiva lancar (current asset) merupakan aktiva yang diharapkan dapat ditukar menjadi kas dan dijual atau digunakan dalam jangka satu tahun atau kurang melalui operasi normal perusahaan. Menurut Warren, et.al (2005:504) aktiva tetap (fixed asset) merupakan “aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen”. Tingkat pengembalian modal yang ditanamkan dengan laba yang diperoleh dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang juga sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan, dimana hal ini merupakan hasil dari penerapan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode adalah laporan laba rugi. Selain itu hasil dari 3 Universitas Sumatera Utara praktek good corporate governance juga dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan, yaitu tingkat pengembalian terhadap aktiva (return on assets). Laporan keuangan tersebut juga bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Trinanda dan Didin Mukodim (2010) dalam Windah,dkk (2013 : 5), hasil penelitiannya menujukkan bahwa “Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity, Return On Investment, Return On Assets, dan Net Profit Margin. Artinya penerapan Corporate Governance yang baik akan mengakibatkan kinerja keuangan juga baik”. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen perusahaan menyadari manfaat jangka panjang dari penerapan corporate governance yaitu adanya dampak keuangan secara langsung seperti peningkatan laba bersih dan akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang sehat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih judul “PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERDAHAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris, jumlah anggota dewan direksi, jumlah 4 Universitas Sumatera Utara anggota komite nominasi dan remunerasi, dan jumlah anggota komite manajemen risiko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang dproksikan dengan Return on Assets (ROA)? 2. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris, jumlah anggota dewan direksi, jumlah anggota komite nominasi dan remunerasi, dan jumlah anggota komite manajemen risiko secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang dproksikan dengan Return on Assets (ROA)? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: a. Menganalisis pengaruh good corporate governance yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris, jumlah anggota dewan direksi, jumlah anggota komite nominasi dan remunerasi, dan jumlah anggota komite manajemen risiko terhadap kinerja keuangan yang dproksikan dengan Return on Assets (ROA) secara parsial. b. Menganalisis pengaruh good corporate governance yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris, jumlah anggota dewan direksi, jumlah anggota komite nominasi dan remunerasi, dan jumlah anggota komite manajemen risiko terhadap kinerja keuangan yang dproksikan dengan Return on Assets (ROA) secara simultan. 5 Universitas Sumatera Utara 2. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal : a. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan perkebunan. b. Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penerapan dan pengungkapan good corporate governance yang telah diterapkan selama ini. c. Sebagai referensi mengenai good corporate governance bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya dan masyarakat pada umumnya. 1.4. Sistematika Penelitian Adapun sistematika penelitian Pengaruh Good Corporate Governance Terdahap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia adalah: BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II : Tinjauan Pustaka yang terdiri dari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel yang diteliti dan teori lain yang berasal dari penelitian yang telah ada sebelumnya. BAB III : Metode Penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode 6 Universitas Sumatera Utara pengumpulan data, defenisi operasional dan metode pengukuran variabel, teknik analisis data, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. BAB IV : Hasil dan Pembahasan terdiri atas hasil penelitian yang telah dilakukan penulis. BAB V : Kesimpulan dan Saran yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran penulis. 7 Universitas Sumatera Utara