2008-April_Java_Upwelling_Variation_Cruise_Report

advertisement
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
Laporan Perjalanan Dinas
Variasi Umbalan di Perairan Selatan Jawa dan Dampaknya terhadap Migrasi Ikan
(The Java Upwelling Variations and Impacts on Seasonal Fish Migration)
9 – 14 April 2008
I. PENDAHULUAN
Hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai fenomena iklim yang
berkaitan dengan daerah tropis. Salah satu fenomena iklim yang cukup mempengaruhi
hujan dan kondisi atmosfer di Indonesia adalah Indian Ocean Dipole (IOD), IOD adalah
suatu fenomena yang mekanismenya kurang lebih sama dengan fenomena penyebab
kekeringan di Indonesia yaitu El Nino - Southern Oscillation (ENSO).
Fenomena IOD di Samudera Hindia ini telah diketahui sangat mempengaruhi
kondisi cuaca di seluruh dunia termasuk Indonesia, dampak IOD yang cukup signifikan
tersebut menjadi daya tarik bagi para peneliti yang ingin mempelajari mekanisme
terjadinya. Para peneliti dari seluruh dunia telah berusaha memahami fenomena Indian
Ocean Dipole ini, baik mekanismenya, ciri-ciri munculnya IOD, sampai dampaknya
terhadap kondisi cuaca dunia.
Selama periode IOD, terlihat bahwa suhu permukaan laut di Samudera Hindia
akan mengalami anomali. Anomali ini akan sangat mempengaruhi iklim di Asia, terutama
di Bangladesh, Indo-Cina, Indonesia, India dan Cina. Anomali panas di bagian barat dan
dingin di bagian timur Samudera Hindia menyebabkan cuaca yang lebih kering di IndoCina dan berkurangnya hujan di Cina Utara. Tetapi wilayah barat daya hingga tenggara
Cina mengalami peningkatan curah hujan. Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri
mengalami kekeringan.
Karena pentingnya masalah fenomena IOD tersebut maka disepakati untuk
melakukan kerjasama riset selama tiga tahun (2007-2009) antara pemerintah Cina (First
Institute of Oceanographic, State of Oceanic Administration) dan Indonesia (Badan Riset
Kelautan dan Perikanan, DKP) dengan menggunakan wahana Kapal Riset Baruna Jaya
III (BPPT) untuk melakukan pemasangan peralatan tambatan (mooring) di Samudera
Hindia dan Selat Karimata. Peralatan tersebut untuk mengukur secara in situ kondisi
oseanografi mulai dari permukaan sampai kedalaman sekitar 200 meter.
IOD merupakan siklus iklim dengan periode interannual yang meliputi perubahan
pada suhu permukaan laut di bagian barat dan timur dari Samudera Hindia Tropis. Nama
IOD ini diberikan untuk mewakili struktur dipole (2 kutub) zonal dari parameter-parameter
laut-atmosfer seperti, suhu permukaan laut, OLR dan anomali Sea Surface Height
(ketinggian muka laut).
Kejadian IOD diawali dengan adanya anomali pergerakan gelombang laut di
sepanjang pantai Sumatera-Jawa yang menyebabkan pendinginan temperatur
permukaan. Pendinginan ini disertai dengan arus angin ke arah barat yang tidak biasa di
sepanjang ekuator yang menghasilkan interaksi atmosfer-laut yang ganjil dan
menyebabkan pemanasan pada bagian barat dan menyebabkan munculnya kejadian
IOD. Biasanya IOD muncul di antara bulan Juni hingga Agustus. Fenomena yang
Hal 1 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
berlawanan kadang-kadang terlihat
menyebabkan munculnya IOD negatif.
jika
laut
di
Indonesia
menghangat,
yang
Gambar Pola Kejadian IOD Positif
Anomali naiknya suhu permukaan laut pertama kali muncul di dekat Selat
Lombok pada bulan Mei-Juni, yang disertai oleh anomali angin tenggara (sedang) di
bagian tenggara Samudera Hindia tropis.Pada bulan-bulan berikutnya, anomali kenaikan
suhu permukaan laut terus terjadi dan bergerak ke ekuator di sepanjang garis pantai
Indonesia. Bagian barat dari Samudera Hindia juga mengalami pemanasan. Anomali
angin tenggara kini semakin menguat sehingga menghasilkan anomali zonal yang kuat
di sepanjang ekuator dan semakin menguat di sepanjang pantai Indonesia. Puncak dari
anomali suhu permukaan laut dan angin terjadi pada bulan Oktober, diikuti dengan
hilangnya kejadian IOD dengan cepat.
Gambar Anomali Suhu Permukaan Laut dan Angin rata-rata dari kejadian IOD
Hal 2 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
Perubahan suhu permukaan laut selama kejadian IOD berhubungan dengan
perubahan angin permukaan pada bagian tengah ekuator Samudera Hindia. Bahkan
ada angin yang berubah arah dari baratan menjadi timuran selama fase IOD positif
(ketika suhu permukaan laut mendingin di timur dan menghangat di barat). Dampak dari
perubahan angin ini juga menyebabkan perubahan kedalaman termoklin, termoklin naik
di bagian timur dan turun di bagian tengah dan barat. Hal ini disebabkan oleh
menguatnya angin musiman timur laut di sepanjang pantai Sumatera (kejadian IOD
positif), sehingga terjadi “ upwelling “ di daerah pantai dan pendinginan suhu
permukaan laut yang besar di bagian timur.
Pada tahun 2007 lalu di bulan November telah dilakukan deployment mooring dengan
rangkaian mooring terdiri dari :
1. The subsurface buoy, yang berada 200m dibawah permukaan air
2. The T-S chain, berada pada kedalaman 200m sampai 450m dibawah permukaan
air
3. The acoustic releaser
4. The glass balls
5. The anchor.
Rangkaian mooring ini memiliki 5 satelit yang akan muncul ke permukaan setiap 3 bulan
sekali untuk mengirimkan data, namun satelit ini sampai bulan Maret 2008 kemarin
belum juga mengirimkan sinyalnya.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
 Satelit yang seharusnya mengirimkan data setiap 3 bulan dari rangkaian mooring
yang dideploy tahun 2007 lalu ternyata mengalami gangguan teknis, sehingga data
yang diharapkan dapat di upload lewat satelit tidak berhasil diperoleh.
 Untuk itu dilakukan pelayaran di bulan April ini untuk untuk melakukan recovery
mooring, rangkaian mooring ini akan diangkat dan dibawa ke darat untuk diperbaiki
dan diturunkan kembali ke posisi semula 3 atau 4 bulan ke depan.
III. LUARAN YANG DIHARAPKAN
 Informasi tentang variasi upwelling diselatan Pulau Jawa, sebagai salah satu indikator
IOD dan siklus monsun
 Informasi tentang pemahaman interaksi atmosfer-laut di Samudera Hindia bagian
Timur kaitannya dengan pemanasan global
 Informasi tentang hubungan IOD – upwelling – migrasi ikan
IV. LINGKUP KEGIATAN
 Satu kali recovery mooring pada koordinat (8.5 S, 106.75E)
 Sepuluh kali pengukuran CTD pada 6 buah titik koordinat.
Hal 3 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
V. METODE PENELITIAN
Mooring akan di-recovery pada koordinat (8.5 S, 106.75E) dengan kedalaman
perairan sekitar 1900 m. Rangkaian mooring terdiri dari :
1. The subsurface buoy, yang berada 200m dibawah permukaan air
2. The T-S chain, berada pada kedalaman 200m sampai 450m dibawah permukaan
air
3. The acoustic releaser
4. The glass balls
5. The anchor.
Dengan gambar detailnya adalah sebagai berikut :
Hal 4 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
Sea Surface
CT 200m
CT 250m
TD 300m
CT 350m
TD 400m
CT 450m
Glass balls
Acoustic releasers
Weight (1.8t)
Anchor (40Kg)
Gambar Rangkaian Mooring
Mooring akan direcovery dengan tahapan pekerjaan :
Hal 5 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
1. Melakukan perhitungan terhadap arus dan angin dan menentukan resultan
kecepatannya sehingga posisi mooring berjarak 1 km searah dengan resultannya.
2. Dilakukan accoustic release, sehingga setelah beberapa saat floater akan terlihat di
permukaan.
3. Ketika main flotation and floating spheres sudah stabil, speed boat digunakan untuk
memotong tali pada posisi 1 dan 2.
Hal 6 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
4. Rangkaian mooring satu persatu diangkat ke deck kapal.
VI. PENELITI DAN AWAK KAPAL
DAFTAR TIM SURVEI RECOVERY MOORING CINA - DKP
SELATAN JAWA 9-14 APRIL 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
NAMA
Mr. Wei Wu
Mr. Jianjun Liu
Mr. Li Bao Guo
Mr. Guanlin Wong
Mr. Xian Peng
Mr. Xiaomin Lin
Bagus Hendrajana
Novi Susetyo Adi
Agustin Rustam
Aida Heriati
Riswan
Ikhsan Budi Wahyono
Bayu Sutedjo
Hardjo Pranoto
Samsul Bahri
Adi Slamet Riyadi
Anan
Kusni Edi
Muksis
Muh. Jakfar
Rosul Cahyono
Handoko
JABATAN
INSTANSI
FIO-Cina
FIO-Cina
FIO-Cina
FIO-Cina
Yichang Institute of Technology-Cina
Yichang Institute of Technology-Cina
Ketua Tim
DKP
Peneliti
DKP
Peneliti
DKP
Peneliti
DKP
Teknisi
DKP
Koordinator
BPPT
Electrician
BPPT
HSE
BPPT
Engineer
BPPT
Logistik
BPPT
Electrician
BPPT
Teknisi
BPPT
Teknisi
BPPT
Teknisi
BPPT
Teknisi
BPPT
Teknisi
BPPT
Hal 7 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
VII. CATATAN PERJALANAN
9 April 2008
12.00
Kapal berangkat dari PJB Cilegon
10 April 2008
17.30
tiba di lokasi mooring
18.00
menyiapkan alat CTD dan water sampler
19.00
menurunkan CTD pada kedalaman 1000 m di lokasi 08 o30.519’ LS,
106o46.436’ BT
21.00
selesai menurunkan alat CTD
21.40
uji coba menurunkan water sampler dan multi parameter di lokasi
o
o
08 30.769’ LS, 106 44.666’ BT
22.00
hasil uji coba menunjukkan water sample tidak bisa connect tetapi alat
dapat diturunkan hingga kedalaman 100m dan multi parameter dapat
berfungsi dengan baik.
11 April 2008
06.00
Tim China mencoba untuk melepaskan mooring dengan menggunakan
acoustic release
Lokasi mooring terdeteksi dengan menggunakan ping dari modul releaser
di kapal
Acoustic release di-trigger untuk melepaskan mooring
Tidak tampak adanya floater di sekitar kapal sampai dengan radius sekitar
200 meter
Mencoba terus dengan menggunakan ping untuk mengetahui lokasi
mooring
Lokasi didapat dengan jarak sekitar 700 meter, namun tidak tampak
floater
07.15
Ditemukan floater berwarna oranye di sekitar kapal
08.00
Speed boat diturunkan untuk memastikan kepemilikan floater yang
terlihat, ternyata floater yang ditemukan bukan milik pihak Cina
08.30
Melakukan metoda triangulasi untuk menentukan perkiraan posisi mooring
berada
12.00
Kesimpulan sementara adalah mooring telah terlepas dari jangkar namun
tidak bisa timbul karena main float tenggelam. Kemungkinan besar main
float tenggelam adalah karena kebocoran pada container udara mampat
(compressed air) yang sedianya akan digunakan untuk melepaskan
transmitting buoys.
13.00
Persiapan main winch di kapal untuk menggunakan hook (pengait) guna
menarik tambatan mooring
14.00
Hook dilepas dengan wire sling sepanjang 1500 meter. Berputar-putar
disekitar lokasi yang telah didapat dari ping acoustic release.
15.00
Wire sling ditarik kembali ke kapal, tidak ada hasil. Wire sling dikeluarkan
kembali dengan panjang 2000 meter
21.15
Floater ditemukan dan mulai melakukan persiapan pengangkatan mooring
Hal 8 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
21.50
Floater berhasil dinaikkan ke kapal dan dilanjutkan dengan pengangkatan
alat berikutnya
22.15
Accoustic release berhasil dinaikkan, tetapi tali terputus, alat utama yang
terdiri dari rangkaian satelit dan ADCP dinyatakan hilang. Alat benthos
release dan floater berhasil dinaikkan pada posisi 08 o30.744’ LS,
106o44.668’ BT
Melanjutkan perjalanan ke Cilegon
12 April 2008
05.53
Tiba di posisi CTD 2, Samudera Indonesia. Pengambilan data CTD.
10.39
Tiba di posisi CTD 3, Samudera Indonesia. Pengambilan data CTD.
18.04
Tiba di posisi CTD 4.1, Samudera Indonesia. Pengambilan data CTD
waktu pertama (mengikuti pasut)
21.15
Pengambilan data CTD 4 waktu ke-dua (CTD 4.2)
13 April 2008
00.03
03.05
06.15
16:42
21:38
Pengambilan data CTD 4 waktu ke-tiga (CTD 4.3)
Pengambilan data CTD 4 waktu ke-empat (CTD 4.4)
Pengambilan data CTD 4 waktu ke-lima (CTD 4.5)
Tiba di posisi CTD 5, Selat Sunda. Pengambilan data CTD.
Tiba di posisi CTD 6, Selat Sunda. Pengambilan data CTD.
Melanjutkan Perjalanan ke Cilegon.
VIII. HASIL AWAL PENELITIAN
Tujuan utama dari cruise yang dilakukan pada bulan April 2008 ini adalah
melakukan recovery (pengangkatan) mooring untuk dilakukan pengecekan terhadap
mooring tersebut yang tidak dapat mengirimkan data melalui satelit. Pelayaran yang
dilakukan selama kurang lebih 6 hari ini berhasil mengangkat floater dan benthos
release dari rangkaian mooring, sedangkan alat utamany dinyatakan hilang. Floater dan
benthos release yang ditemukan berhasil dinaikkan ke kapal pada hari Jumat malam,
tanggal 11 April 2008 pukul 21.15 – 22.15 WIB. Selain recovery mooring, dilakukan pula
pengambilan data CTD di sebanyak 6 stasiun.
Hal 9 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
IX. LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
GAMBAR LOKASI RECOVERY RANGKAIAN MOORING
Posisi Recovery Mooring
FIO’s planned
Karimata Mooring
FIO’s planned Java Mooring
(8,5°S; 106,75°E)
Hal 10 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
LAMPIRAN 2
Pengambilan CTD
Nama Pelayaran
Indonesia-China Marine
Scientific Expedition 2008
Tanggal
10 – 13 April 2008
Tanggal
Stasiun
Lokasi
Water
Depth
Jumlah Stasiun
6 CTD
Lokasi
Selatan Jawa
Nama file
-
Teknisi
Anan-BPPT
CTD
Depth
Start Position
Latitude
Longitude
End Position
Start Time
Latitude
Longitude
End Time
10/4/2008
1
Samudra Indonesia
1703 m
1000 m
8-30-4,02 S
106-44-49,62 E
19.12 WIB
8-29-2,1 S
106-44-25,2 E
21.05 WIB
12/4/2008
2
Samudra Indonesia
3030 m
200 m
8-00-10,2 S
106-16-15,6 E
05.53 WIB
8-00-4,08 S
106-16-6 E
06.14 WIB
12/4/2008
3
Samudra Indonesia
2091 m
200 m
7-31-3,9 S
105-49-12,12 E
10.39 WIB
7-30-36,36 S
105-48-45,06 E
11.00 WIB
12/4/2008
4.1
Samudra Indonesia
857 m
200 m
6-51-30,6 S
105-11-52,74 E
18.04 WIB
6-51-19,56 S
105-11-46,8 E
18.24 WIB
12/4/2008
4.2
Samudra Indonesia
860 m
500 m
6-51-21,18 S
105-11-51,18 E
21.15 WIB
6-51-19,08 S
105-11-52,14 E
22.00 WIB
13/4/2008
4.3
Samudra Indonesia
866 m
500 m
6-51-23,88 S
105-11-54,06 E
00.03 WIB
6-51-36,24 S
105-12-12,84 E
00.51 WIB
13/4/2008
4.4
Samudra Indonesia
870 m
500 m
6-51-25,38 S
105-11-45,72 E
03.05 WIB
6-51-38,46 S
105-11-52,38 E
03.49 WIB
13/4/2008
4.5
Samudra Indonesia
859 m
200 m
6-51-42,81 S
105-11-53,22 E
06.15 WIB
6-52-4,68 S
105-11-58,86 E
06.45 WIB
13/4/2008
5
Selat Sunda
82 m
80 m
6-15-3,48 S
105-34-55,62 E
16.42 WIB
6-15-10,44 S
105-34-51,42 E
16.53 WIB
13/4/2008
6
Selat Sunda
61 m
50 m
5-51-30,9 S
106-00-59,6 E
21.38 WIB
5-51-37,68 S
106-00-56,82 E
21.44 WIB
Hal 11 dari
11
Kegiatan : Analisa Regional Perairan Laut dalam Kaitannya dengan Dinamika Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
Obyek :
Laporan Perjalanan
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI KEGIATAN
Alat saring air sampel
Persiapan recovery mooring
Pengambilan data CTD
Hal 12 dari
12
Download