Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 Herlia Nelda Linda Aceh ABSTRAK Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui, dan penyapihan. Menyusui dengan ASI eksklusif memberi banyak manfaat bagi ibu dan bayi, salah satunya yaitu penurunan berat badan pada ibu nifas seperti sebelum hamil. Berat badan yang berlebihan selama masa nifas dapat memberi dampak negatif bagi tubuh ibu yaitu terjadinya obesitas yang akan sulit untuk diatasi jika tidak ditangani secepatnya selama masa nifas seperti dengan menyusui ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah quasy-eksperimen yang bersifat Pretest Posttest Group. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 29 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 orang dengan teknik pengambilan sampel Porposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen. Hasil penelitian diperoleh ibu yang mengalami penurunan berat badan setelah pemberian ASI eksklusif sebanyak 16 orang (64%) dan yang tidak mengalami penurunan berat badan sebanyak 9 orang (36%). Hasil rata-rata sebelum pemberian ASI eksklusif sebesar 57,16 dan sesudah pemberian ASI eksklusif rata-rata sebesar 56,40. Hasil uji t-dependen berat badan ibu 2 jam setelah melahirkan dan berat badan ibu 1 (satu) bulan sesudah pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai thitung= 2,216 dengan nilai signifikasi 0,036 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh menyusui terhadap penurunan berat badan pada ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan tahun 2013, sehingga disarankan kepada tenaga kesehatan untuk tetap memberi penyuluhan kepada ibu nifas bahwa pentingnya pemberian ASI eksklusif dan manfaat yang akan didapatkan oleh ibu dan bayi. Kata Kunci Daftar Pustaka : Menyusui, Penurunan Berat Badan, Ibu Nifas : 14 pustaka (2000 – 2012) 6 Internet (2007 – 2011) PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui, dan penyapihan. Jika semua komponen berlangsung dengan baik, proses menyusui akan berhasil (Sarwono Prawirohardjo, 2008, hal 375). Pemberian ASI Eksklusif membutuhkan ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI Eksklusif selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi degan cepat dan memperlambat perdarahan. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau turun berat badannya ke berat badan sebelum melahirkan (Bahiyatun, 2009, hal 17). Manfaat menyusui bagi ibu yaitu mencegah perdarahan pasca persalinan, mencegah anemia defisiensi besi, mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil, menunda kesuburan, mengurangi kemungkinan kanker payudara (Sitti saleha, 2009). Menyusui atau memberikan ASI Eksklusif kepada bayi, dipercaya dapat mempercepat proses penyusutan rahim secara alami. Aktiftas ini dapat menurunkan berat badan secara bertahap, setidaknya selama 12 bulan setelah melahirkan (Josephine, 2009, hal 56). Menurut Grace Carol (2010) dalam penelitiannya bahwa melahirkan dapat menurunkan berat badan ibu selama hamil sekitar 5-6 kg akibat pengeluaran plasenta, bayi, air ketuban dan darah. Dimana tubuh melakukan adaptasi fisiologis karena seluruh organ akan kembali seperti sebelum hamil sejak 1 jam plasenta lahir sampai dengan 6 minggu post partum. Pada saat ini terjadi lagi penurunan berat badan ibu sebanyak 2-3 kg akibat diuresis, pengeluaran lokia dan involusi uteri sehingga berat badan ibu yang berlebih pada saat itu adalah 4 kg dari berat badan sebelum hamil karena peningkatan berat badan ibu selama kehamilan normalnya yaitu 11 – 12 kg. Sebagian besar ibu akan mencapai berat badan sebelum hamil selama 6 bulan post partum. Tetapi ada sebagain ibu yang masih kelebihan berat badan sekitar 1,4 – 2 kg. Tetapi menurut Christina (2007) setelah melahirkan ibu akan mengalami penurunan berat badan secara alami antara 5,4 kg sampai 11,33 kg disebabkan proses kelahiran dan dengan menyusui dengan ASI eksklusif. Proses menyusui dapat menyebabkan sejumlah hormon akan di lepaskan kedalam tubuh. Hormonhormon tersebut yang akan membantu uterus (rahim) untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan ukuran semula seperti sebelum masa kehamilan (Josephine, 2009, hal 56). Masalah yang sering dihadapi dalam proses menyusui dengan ASI eksklusif yaitu wanita yang memiliki aktifitas ataupun pekerjaan yang sangat banyak sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban sebagai seorang ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, terutama pada malam hari karena kelelahan. Hal demikian dapat menjadi penghambat dalam proses penurunan berat badan ibu selama masa nifas, karena tidak adanya komitmen yang kuat dalam menjalankan proses pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Padahal penurunan berat badan ibu setelah melahirkan dapat kembali seperti sebelum hamil apabila proses pemberian ASI eksklusif menjadi komitmen yang harus dilakukan tanpa memberikan makanan pendamping ASI lainnya. Menurut ahli fisioterapi Wiwit Azmi Lestari, AMF,SE, DIPL. CIDESCO, perawatan tubuh pasca kehamilan atau persalinan harus dimulai sesegera mungkin. Jika dokter atau rumah sakit menyarankan meninggalkan rumah sakit tiga hari pasca persalinan, maka pada hari keempat, ibu yang baru melahirkan sudah bisa memulai perawatan tubuh (www.PondokIBU.com, 2010) Tampil menawan dengan tubuh proporsional dambaan setiap ibu, khususnya yang baru bersalin. Meski menyusui bayi secara ekslusif selama 4-6 bulan dapat mengembalikan Berat Badan (BB) ideal ibu seperti sebelum melahirkan. Untuk mengatur makan atau mengurangi BB pun ibu sering tidak tega karena kuatir meng ganggu produksi ASI (www.sayangb unda.com, 2009). Menurut Grace Carol (2010) dikutip dari Indriati (2009) untuk memperoleh berat badan seperti sebelum hamil maka sebelumnya perlu diketahui faktorfaktor yang mengakibatkan ibu tidak menurun berat badannya yaitu ada 2 yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor internal yaitu meliputi hereditas seperti gen, regulasi termis dan metabolisme yang bertanggung jawab terhadap massa tubuh karena tidak dapat dikendalikan secara sadar. Faktor eksternal yaitu aktifitas fisik dan asupan gizi dimana kebiasaan hidup dan pola makan seorang lebih dominan mempengaruhi berat badannya. Menurut World Health Organization (2009) menyusui merupakan langkah paling efektif untuk memastikan anak dalam keadaan sehat, karena dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak mempunyai peranan penting tidak terjadi kematian satu juta anak tiap tahunnya. Bila secara global kurang lebih 40 % memberikan ASI eksklusif pada bayi 6 bulan akan mendukung ibu maupun keluarga untuk menyelamatkan banyak hidup anak- anak. ASI selalu dipromosikan sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi karena terbukti banyak keuntungan dengan memberikan ASI antara lain membantu ibu-ibu lebih cepat kembali keberat badan sebelum hamil dan menurunkan tingkat kelebihan berat badan. Di Amerika Serikat, sekitar 55% ibu nifas memiliki masalah tentang berat badan setelah melahirkan. Sedangkan di Indonesia sekitar 84% ibu nifas memiliki masalah tentang berat badan setelah melahirkan. Namun masih banyak yang belum mengetahui cara alami untuk mengatasi masalah berat badan yang bertambah setelah melahirkan. Sebagian besar masih menggunakan obat-obatan yang kebanyakan hanya memberikan harapan sekitar 20% dari 100% (www.ibunifasberatbadantinggi.com, 2007). Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2010, cakupan pelaksanaan menyusui di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 hanya 45,2%, sedangkan di Kota Medan sebanyak 32,54% pada tahun 2010, dan di Deli Serdang hanya sebanyak 44,78% padahal cakupan pelaksanaan menyusui yang ditargetkan dalam Program Pembangunan Nasional dan Strategi Nasional Program Peningkatan Cakupan Air Susu Ibu adalah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan keadaan yang cukup memperihatinkan, sehingga perlu upaya serius dan bersifat segera ke arah yang dapat meningkatkan keberhasilan program ASI eksklusif (www.Profilkesehatansumaterautara.c om, 2011). Penelitian Christian (2007) menunjukkan bahwa ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif lebih banyak mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan pertama post partum dari pada yang tidak menyusui anaknya. Tubuh ibu memerlukan kalori sebayak 500 kalori setiap hari untuk menghasilkan ASI yang dibutuhkan selama menyusui bayinya sehingga dalam 1 minggu ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif akan kehilangan tenaga sebanyak 3.500 kalori atau 0,45 kg berat badannya untuk menyediakan ASI sebagai tempat makan bayinya. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara menyusui terhadap penurunan berat badan pada ibu nifas yaitu penelitian Rinela Padmawati (2011) yang berjudul Pengaruh Menyusui Terhadap Retensi Berat Badan Postpartum Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Kesambi Kota Cirebon Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan Berdasarkan analisis bivariabel, terdapat hubungan yang signifikanantara menyusui dengan retensi berat badan postpartum dengan nilai p 0,0021 dan beda mean sebesar 2,57, artinya dengan menyusui secara penuh berat badan ibu akan turun sebesar 2,57 kg. Penelitian lain yang mendukung juga yaitu penelitian Rina Sayekti (2007) Pengaruh Menyusui Secara Eksklusif Selama 6 Minggu Postpartum Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu pengaruh menyusui eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu sebesar 12,9% dengan rata-rata penurunan berat badan sebesar 2,08 kg pada ibu menyusui eksklusif dan 0,89 kg pada ibu menyusui tidak eksklusif. Pada ibu menyusui, penurunan berat badan ibu di harapkan cepat menurun seperti sebelum hamil. Meskipun membutuhkan proses yang bertahap namun dapat di buktikan bahwa menyusui adalah dapat menyusutkan lemak yang selama ini tertimbun pada tubuh ibu selama hamil. Menyusui membantu meningkatkan penurunan berat badan. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali. Ibu menyusui menunjukkan lebih banyak penurunan lingkar pinggang dan massa lemak dalam satu bulan setelah melahirkan dibandingkan ibu yang memberikan susu formula. Ibu menyusui cenderung lebih cepat kembali ke ber at badan sebelum kehamilan (www.b loggerpondokibu.com, 2011). Menyusui membutuhkan energi/kalori untuk pembentukan ASI. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu diet untuk mengembalikan postur tubuh sebelum kehamilan, karena memproduksi ASI membutuhkan 500-600 kalori sehari. Hal ini sebanding dengan bersepeda pada tanjakan selama 1 jam atau berenang 30 kali putaran (www.bloggerpondokibu.com, 2010). Dari survei awal yang dilakukan oleh penulis di RSIA Badrul Aini Medan Tahun 2013, maka hasil yang di dapatkan penulis dari 7 ibu nifas dengan tehnik wawancara, 3 ibu nifas yang mengatakan bahwa dengan menyusui penurunan berat badan ibu lebih cepat dan badan lebih sehat seperti sebelum hamil dengan timbangan berat badan turun 0,5 kg dalam 1 minggu, sedangkan 4 ibu nifas yang tidak menyusui mengatakan bahwa penurunan berat badannya tidak terlihat bahkan membuat badan ibu berat ketika berjalan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 “. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Ibu nifas mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan setelah melahirkan karena proses kehamilan. 2. Ibu nifas yang menyusui dengan ASI eksklusif dapat cepat penurunan berat badan seperti sebelum hamil. 3. Ibu nifas yang menyusui bayinya secara eksklusif lebih banyak mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan pertama post partum. 4. Ada pengaruh antara menyusui terhadap penurunan berat badan pada ibu nifas. 5. Banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya pada masa post partum. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah akan memudahkan peneliti dengan pembahasannya, sehingga mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat dan hasil yang diperoleh dapat di pertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti perlu di batasi agar tidak meluas pembahasannya. Untuk memperjelas pemahaman tentang variabelvariabel yang terkait dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan untuk pembatasan masalah yang ada yaitu penelitian ini dilakukan hanya untuk melihat Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah apakah ada Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.5.1 Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. 1.5.2 Tujuan khusus 1) Untuk mengidentifikasi berat badan ibu nifas 2 jam setelah melahirkan dan 1 bulan setelah pemberian ASI eksklusif di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Medan 2013. 2) Untuk mengidentifikasi Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis 1.6.1 Manfaat teoritis 1. Bagi peneliti Untuk meningkatkan khasanah pengetahuan, serta pengalaman dalam aplikasi ilmu kesehatan dan metode penelitian 2. 3. yang di peroleh selama masa pendidikan. Bagi pembaca Untuk menambah pengetahuan tentang manfaat menyusui dapat penurunan berat badan setelah melahirkan seperti sebelum hamil. Peneliti selanjutnya Merupakan sebagai informasi jika ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan menyusui dapat menurunkan berat badan seperti sebelum hamil. 1.6. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Jl. Bromo Gg. Sukri No.18 Tegal Sari III Medan. Pemilihan lokasi ini dikarenakan adanya masalah, lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis, belum pernah ada orang yang meneliti pengaruh menyusui terhadap penurunan berat badan pada ibu nifas, populasi dan sampel mencukupi dan adanya referensi. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 25 Maret - 6 Mei 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1. 3.2. Jenis dan Desain Penelitian 3.2.1. Jenis Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat Quasi Eksperimental. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dimana kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. 3.2.2. Desain Penelitian Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kemungkinan kesulitan yang timbul selama penelitian (Arikunto, 2000). Penelitian ini menggunakan desain Pretest Posttest Group yaitu pengukuran kedua (posttest) (Notoatmodjho, 2010, hal 61). Adapun rancangan penelitian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis deskriptif uji dua pihak, yang menggambarkan menyusui sebagai variabel bebas dan penurunan berat badan sebagai varibel terikat. Maka peneliti menggunakan rumus t-test, untuk mendapatkan hasil Ha dan Ho pada variabel bebas dan variabel terikat Definisi Operasional Variabel Penelitian Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat 36 terhadap suatu objek atau fenomena. Agar variabel penelitian dapat diukur maka perlu dibuat defenisi operasional sebagai berikut: pengukuran pertama (pretest) dilakukan hanya pada satu kelompok kemudian diberi perlakuan atau intervensi. Selanjutnya dilakukan Tabel 2 Definisi Operasional Variabel penelitian Variabel Penelitian Defenisi Alat ukur Cara pengukuran Hasil ukur Skala Proses pemberian ASI kepada bayi melalui payudara ibu pada masa nifas dalam waktu 1 (satu) bulan dengan ASI eksklusif. ASI Eksklusif Dilakukan pengukuran selama 1 (satu) bulan dengan mengobserva si ibu nifas yang memberikan ASI eksklusif. Ada = jika ibu menyusui dengan ASI eksklusif dalam waktu 1(satu) bulan Nominal Proses Lembar Lembar > 0,44 kg/mgg Independent: Menyusui Dependent: Penurunan berat badan Ibu Nifas penurunan berat badan ibu nifas yang di timbang 2 jam setelah melahirkan dan akan di observasi setiap minggu selama 1 (satu) bulan. observasi dan timbangan berat badan merek CAMRY BR2015 dengan akurasi = 0- 6,5 kg = ±1,2 digit <65= ± 2,0 digit observasi yang ada digunakan untuk menilai penurunan berat badan ibu nifas setiap minggu dengan menggunaka n alat bantu timbangan berat badan. = baik Nominal < 0,44 kg/mgg = buruk kontrol dengan menggunakan desain Pretest Posttest Group. 3.4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2013, dengan jumlah sampel sebanyak 25 responden di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelompok yang dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah diberi intervensi atau perlakuan tanpa membandingkan dengan kelompok Analisis Univariat 4.1. Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu postpartum meliputi umur, paritas, pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi penurunan berat badan ibu nifas setelah menyusui dengan ASI eksklusif . 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 Tabel 3 Data Demografi Responden di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 No Data Demografi 1 Umur 20 – 30 thn 31 – 40 thn > 40 thn Jumlah 2 Pendidikan Frekuensi Presentase (%) 17 5 3 25 68 20 12 100 SMP SMA S-1 3 4 Jumlah Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Negeri Jumlah Paritas Primigravida Skundigravida Multigravida Jumlah 3 8 14 25 12 32 56 100 4 13 8 25 16 52 32 100 14 4 7 25 56 16 28 100 orang (52%) dan jumlah paritas mayoritas primigravida sebanyak 14 orang (56%). Berdasarkan tabel diatas, data demografi ibu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan 4.1.1.2 Distribusi Responden yang Tahun 2013 mayoritas berumur 20– mengalami penurunan berat 30 tahun sebanyak 17 orang (68%), badan setelah pemberian ASI berpendidikan mayoritas S-1 eksklusif selama 1 bulan. sebanyak 14 orang (56%), pekerjaan mayoritas wiraswasta sebanyak 13 Tabel 4 Ibu Nifas yang mengalami penurunan berat badan setelah pemberian ASI Eksklusif selama 1 bulan Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Ibu nifas yang mengalami penurunan berat badan setelah memberi ASI eksklusif Ibu nifas yang tidak mengalami penurunan berat badan setelah memberi ASI eksklusif Jumlah Berdasarkan tabel diatas maka dapat simpulkan bahwa penurunan berat badan ibu nifas setelah memberi ASI eksklusif yaitu mayoritas 16 responden (64%) . Sedangkan 9 responden lainnya (36%) tidak mengalami penurunan berat badan disebabkan karena ibu tidak dapat menjaga pola makan yang teratur dan mulai memberikan makanan pendamping ASI kepada Jumlah 16 Persentase (%) 64 9 36 25 100 bayinya pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah melahirkan. 4.1.2 Analisis Bivariat Hasil tabulasi silang berat badan ibu 2 jam setelah melahirkan dan sesudah pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 5 Hasil tabulasi silang berat badan ibu nifas 2 jam setelah melahirkan dan sesudah pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan tahun 2013 Ibu nifas yang mengalami penurunan Berat Badan Sesudah diberi ASI Eksklusif selama 1 bulan F % > 0,44 kg/mgg 16 64 <0,44 kg/mgg 9 36 Jumlah 25 100 dengan membandingkan Perbedaan penurunan berat badan ibu 2 jam Analisis data tentang setelah melahirkan dan berat badan Pengaruh menyusui terhadap ibu 1 bulan Sesudah pemberian ASI penurunan berat badan ibu nifas eksklusif . Hasil pengujian data dapat menggunakan uji paired sample test dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Perbedaan berat badan ibu nifas 2 jam setelah melahirkan dan sesudah pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan tahun 2013 Penurunan berat badan Berat badan 2 jam setelah melahirkan F % 0 0 25 100 25 100 Berat Badan Berat badan 2 jam setelah melahirkan Berat Badan Sesudah diberi ASI Eksklusif selama 1 bulan Ratarata Standar deviasi 57,16 7,456 56,40 7,610 Berdasarkan hasil pengujian di atas terdapat nilai rata-rata penurunan berat badan ibu nifas sebelum pemberian ASI eksklusif sebesar 57,16 dan standar deviasi 7,456. Sedangkan nilai rata-rata penurunan berat badan ibu nifas setelah pemberian ASI eksklusif sebesar 56,40 dan standar deviasi 7,610. Hasil pengujian terlihat bahwa responden terjadi perubahan (penurunan) berat badan yang sangat berarti setelah menyusui bayinya dengan ASI eksklusif. Perbedaan rata-rata thitung Sig 0,760 2,216 0,036 Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh thitung = 2,216 dengan nilai signifikasi 0,036 yang mana nilai ini <0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan penurunan berat badan ibu nifas sebelum dan sesudah meyusui dengan ASI eksklusif. Dengan adanya perbedaan berarti terdapat pengaruh menyusui terhadap penurunan berat badan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. Besar pengaruh yang diberikan oleh menyusui dengan ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu nifas sebesar 2,216 dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor pendukung yang lain, seperti ibu tetap menjaga pola makan yang teratur, melakukan senam nifas, istirahat yang cukup, dan tetap beraktifitas seperti biasanya untuk menghasilkan tubuh yang tetap sehat jasmani dan rohaninya sehingga tetap memberikan yang terbaik kepada bayi dan diri sendiri. 4.2. Pembahasan 4.2.1 Berat Badan Ibu Nifas 2 Jam Setelah Melahirkan Dan Berat Badan Sesudah Menyusui Dengan ASI Eksklusif Selama 1 (Satu) Bulan Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Medan 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 25 responden ibu nifas yang bersedia memberikan ASI eksklusif kepada bayinya pada 2 minggu pertama sebanyak 25 responden, hal ini didukung oleh data demografi ibu yang mayoritas berpendidikan S-1 sekitar 14 responden (56%) sehingga ibu mengetahui tentang ASI eksklusif yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan, pekerjaan mayoritas Wiraswasta sekitar 13 responden (52%) sehingga ibu tidak di bebankan dengan pekerjaan yang tidak bisa dihindarkan, paritas mayoritas primigravida sekitar 14 responden (56%) dan umur mayoritas 20-30 tahun sekitar 17 responden (68%) sehingga ibu memiliki minat yang sangat besar untuk mencoba memberi ASI eksklusif karena ini adalah kelahiran anak pertamanya sehingga berusaha memberikan yang terbaik. Sedangkan pada minggu ke-3 dan ke-4 terdapat 9 orang (36%) ibu nifas tidak menyusui bayinya secara ASI eksklusif sehingga ibu nifas yang menyusui bayinya dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4 sebayak 16 responden (64%). Pada awalnya ibu nifas seluruhnya setuju dengan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya. Namun disebabkan karena faktor aktifitas yang terlalu banyak dan kejenuhan sehingga ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan menggantikannya dengan Makanan Pendamping ASI. Pada saat penelitian, peneliti mengalami kesulitan ketika mendapatkan hasil penurunan berat badan 9 orang ibu nifas tidak ada perubahan bahkan mengalami peningkatan sekitar 2 sampai 3 kg. Ketika peneliti bertanya kepada responden apa penyebab yang terjadi, sebelumnya responden tidak memberitahu bahwa responden telah memberikan Makanan pendamping ASI kepada bayinya. Dengan pendekatan yang dilakukan peneliti maka responden mengatakan yang sebenarnya bahwa pada minggu ke-3 dan ke-4 sudah tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pada saat melakukan penelitian, terdapat ibu nifas yang berat badan sebelum hamil sudah berlebihan (overweight) maka ketika ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 1 bulan, ibu tidak mengalami penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena berat badan ibu sebelum hamil sudah berlebihan dan pola kebiasaan hidup seperti porsi makan yang banyak tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa ibu nifas dapat mengalami penurunan berat badan setelah pemberian ASI eksklusif namun tetap memperhatikan berat badan sebelum hamil yang belum berlebihan, pola kebiasaan hidup yang masih bisa dikendalikan, dan ibu bersedia melakukan aktifitas yang akan membantu proses pembakaran lemak. Dalam hal ini, ibu nifas bersedia memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena ibu memiliki pendidikan bahwa pemberian ASI eksklusif memberikan manfaat dapat menurunkan berat badan setelah melahirkan seperti sebelum hamil. Ibu nifas yang memiliki pekerjaan juga bersedia memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena ibu sudah mengetahui manfaat ASI eksklusif dari peneliti ketika melakukan penelitian, sehingga ibu termotivasi untuk meyusui bayinya dengan ASI eksklusif dan termotivasi untuk menurunkan berat badan yang menurut ibu nifas dapat menggangu aktifitas sehari-hari jika memiliki berat badan yang berlebihan. Menurut peneliti, meskipun ibu nifas harus memperhatikan gizi ketika masa menyusui, hal demikian tidak akan berpengaruh terhadap berat badan ibu yang akan meningkatkan ketika gizi yang dikomsumsi berlebihan. Gizi yang dikomsumsi ibu akan bermanfaat bagi ibu menyusui dan juga bagi bayinya. Sedangkan lemak yang ada ketika masa nifas memang sengaja disediakan untuk proses menyusui. Perlahan-lahan lemak pada tubuh ibu akan menurun dengan menyusui ASI eksklusif tanpa harus khawatir dengan gizi yang dikomsumsi harus dikurangi juga. Jadi kesimpulannya adalah ibu nifas harus tetap memperhatikan gizi selama meyusui tanpa khawatir berat badan tidak akan menurun karena proses menyusui dengan ASI ekskusif sudah membakar lemak yang ada pada tubuh selama masa nifas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh menyusi terhadap penurunan berat badan ibu nifas, maka didapatkan hasil bahwa dari 25 ibu nifas yang bersedia menjadi responden yang mengalami penurunan berat badan tiap minggu 0,44 kg sebanyak 16 responden (64%), sedangkan 9 responden (36%) tidak mengalami penurunan berat badan dikarenakan ibu tidak memberi ASI eksklusif kepada bayinya pada minggu ke-3 dan ke-4. Hal demikian terjadi karena responden mengatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya tidak dapat dilakukan responden secara terusmenerus disebabkan faktor aktifitas sehari-hari yang sangat banyak. Responden juga mengatakan bahwa faktor ekonominya tidak menjadi masalah untuk mencukupi kebutuhan bayinya dengan membeli susu formula sebagai pendamping ASI. Walaupun disaat waktu senggang sesekali responden bersedia menyusui bayinya dengan ASI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yang mengalami penurunan berat badan sebanyak 16 responden (64%) dengan penurunan berat badan sebesar 2 kg setelah 1 bulan menyusui dengan ASI eksklusif. Sedangkan ibu yang tidak mengalami penurunan berat badan setelah memberikan ASI kepada bayinya sebanyak 9 responden (36%) bahkan mengalami peningkatan berat badan 2 sampai 3 kg disebabkan responden hanya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 2 minggu pertama dan minggu berikutnya menggunakan susu formula sebagai makanan pendamping ASI. 4.2.2 Pengaruh Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat dilihat bahwa responden terjadi perubahan (penurunan) berat badan yang sangat berarti sesudah pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh thitung= 2,216 dengan nilai signifikasi 0,036 yang mana nilai ini <0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan penurunan berat badan ibu nifas sebelum dan sesudah pemberian ASI eksklusif. Dengan adanya perbedaan berarti terdapat pengaruh menyusui terhadap penurunan berat badan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013. Besar pengaruh yang diberikan oleh menyusui dengan ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu nifas sebesar 2,216, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor pendukung yang lain, seperti ibu tetap menjaga pola makan yang teratur, melakukan senam nifas, istirahat yang cukup, dan tetap beraktifitas seperti biasanya untuk menghasilkan tubuh yang tetap sehat jasmani dan rohaninya sehingga tetap memberikan yang terbaik kepada bayi dan diri sendiri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Berdasarkan perhitungan yang jelas untuk setiap bulan menyusui, ibu akan mengalami pengurangan berat badan sebesar 0,44 kg. Jadi kalau dihitung, jika ibu menyusui selama 6 bulan penuh secara ASI eksklusif dan tanpa adanya makanan pendamping ASI, maka ibu akan mengalami penurunan berat badan lebih dari 2,5 kg (Celebrity Inner’s ; 2012 ; 170). Data membuktikan menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada yang tidak memberikan ASI. Dengan menyusui, timbunan lemak sewaktu hamil akan digunakan dalam proses menyusui. Wanita yang tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak karena lemak memang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui (Bonny Danuatmaja, Mila Meiliasari ; 2003 ; 44). Hal yang paling mengejutkan yang mungkin dirasakan wanita setelah melahirkan adalah perubahan penampilan. Walaupun sudah merasa lebih ringan dan lebih ramping, namun akan tetap terkejut melihat kulit kendur yang berlipat-lipat dan menggantung. Pinggang sudah tidak berbentuk lagi dan paha terasa lebih berat dari sebelumnya. Namun, jika mau sedikit berusaha, semua wanita dapat merubah penampilannya seperti sebelum hamil (Sally Lewis ; 2006 ; 9). . Pada penelitian oleh Dr. Alex Kojo Anderson dari University of Georgia di Athena. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan berat badan 24 sang ibu dengan usia 19-42 tahun pada masa pra-kehamilan dan saat meahirkan, dengan berat badan 12 minggu pasca melahirkan. Sebanyak 17 ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka, sedangkan sisanya sebanyak 9 ibu memberikan susu formula atau kombinasi susu formula dan ASI pada bayinya. Penelitian tersebut menghasilkan, pada minggu pertama pasca melahirkan, ibu yang memberikan susu formula dengan kombinasi ASI pada bayi mereka, memiliki penurunan berat badan lebih cepat. Tapi, setelah itu kecenderungan mulai berbalik. Ibu yang memberikan ASI eksklusif mengalami penurunan berat badan yang lebih besar pada 2,4,8, dan 12 minggu pasca melahirkan. Hasil tersebut diterbitkan secara online di Internasional Breastfeeding Journal dimana minimal perminggu berat badan ibu nifas yang menyusui akan menurun sekitar 0,45 kg. Besar pengaruh yang diberikan oleh menyusui dengan ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu nifas sebesar thitung = 2,216 dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor pendukung yang lain, seperti ibu tetap menjaga pola makan yang teratur, melakukan senam nifas, istirahat yang cukup, dan tetap beraktifitas seperti biasanya untuk menghasilkan tubuh yang tetap sehat jasmani dan rohaninya sehingga tetap memberikan yang terbaik kepada bayi dan diri sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ibu nifas yang mengalami penurunan berat badan sesudah menyusui dengan ASI eksklusif yaitu 16 responden (64%) dan yang tidak mengalami penurunan berat badan yaitu 9 responden (36%). 2. Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 didapatkan nilai thitung= 2,216 dengan nilai signifikasi 0,036 (p<0,05) yang membuktikan bahwa menyusui memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penurunan berat badan ibu nifas dari pada ibu nifas yang tidak menyusui dengan ASI eksklusif. 5.2. Implikasi Pada pelayanan kebidanan diketahui bahwa menyusui dengan ASI eksklusif sangat berpengaruh dalam penurunan berat badan ibu setelah melahirkan. Banyak faktor pendukung yang perlu diperhatikan seperti ibu tetap menjaga pola makan yang teratur, melakukan senam nifas, istirahat yang cukup, gizi yang seimbang dan tetap beraktifitas seperti biasanya untuk menghasilkan tubuh yang tetap sehat jasmani dan rohaninya sehingga tetap memberikan yang terbaik kepada bayi dan diri sendiri. Menurut teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa menyusui memberi pengaruh yang sangat besar pada penurunan berat badan ibu nifas. Faktor pendukung lainnya juga sangat penting untuk menunjang proses penurunan berat badan ibu berhasil. Peneliti berusaha untuk memotivasi ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif dan tetap memantau apakah ASI yang diberikan adalah ASI eksklusif tanpa pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Faktor pendukung yang lain seperti pola makan, istirahat, dan olahraga yang teratur sangat mendukung proses penurunan berat badan ibu nifas. Faktor-faktor pendukung tersebut tidak selamanya dapat dilaksanakan oleh setiap ibu nifas karena dapat menimbulkan kejenuhan. ASI eksklusif yang diberikan sangat dibutuhkan oleh bayi sehingga akan tetap diberikan terus-menerus. Dalam menurunkan berat badan, ibu nifas dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu proses penurunan berat badan seperti gerakan yang dapat mengeluarkan keringat yaitu senam nifas. Setiap ibu nifas harus memperhatikan gizi yang seimbang selama proses menyusui karena gizi yang seimbang dapat memperlancar proses pengeluaran ASI eksklusif. Dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang menyusui dengan ASI eksklusif memiliki peluang yang sangat besar terhadap penurunan berat badan dari pada ibu nifas yang tidak menyusui dengan ASI eksklusif tanpa mengabaikan faktor pendukung lainnya seperti pola makan yang teratur, istirahat yang cukup, dan senam nifas dan gizi yang seimbang. 5.3. Saran 1. Tempat Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyusui dengan ASI eksklusif memberikan manfaat yang sangat besar untuk mengurangi berat badan ibu setelah melahirkan tanpa menggunakan cara instan seperti penggunaan obat-obatan. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan kepada setiap pasien ibu nifas bahwa menyusui dengan ASI eksklusif memiliki banyak manfaat bagi ibu dan juga bayinya. 2. Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyusui dengan ASI eksklusif memberikan manfaat yang sangat besar untuk mengurangi berat badan ibu, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan DIV kebidanan terutama dalam materi pembelajaran konsep kebidanan bahwa seorang bidan harus memiliki pengetahuan kesehatan sehingga dapat memberikan penyuluhan kepada pasien yang dapat memberi manfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. 3. Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini bisa menjadi data yang dapat dipergunakan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya tentang Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013 dan menambahkan referensi serta waktu penelitian lebih panjang sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat dan memuaskan. DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono (2008). Ilmu Kebidanan, Jakarta, EGC. Prenagen (2012). Manfaat ASI Bagi Ibu Dan Bayi, Jakarta, Kalbe. Profil kesehatan Sumatera Utara (2011), Melalui, www.profilkesehatansumater autara.com [19/12/12]. Qenita, Santi (2010). Ibu Nifas, Melalui, www.PondokIBU.com [10/10/12]. Bahiyatun (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta, EGC. Saleha, Bonny, D. & Mila Meiliasari (2003). 40 Hari Pasca Persalinan Masalah Dan Solusinya, Jakarta, Puspa Swara. Selinda (2011). Lansing Setelah Melahirkan, Melalui, www.bloggerpondokibu.com [9/10/12]. Inner’s Celebrity (2012). Big But Beauty Cantik Usai Melahirkan, Bekasi, Germedia Pressindo. Suratni (2007). Ibu Nifas Dengan Masalah Berat Badan, Melalui, www.ibunifasberatbadantinggi. com [8/10/12]. Josephine (2009). Panduan Lansing Usai Melahirkan, Jogjakarta, Power Books Ihdina. Medical Blogger Templates By Blogger Templates (2010). Depkes RI, Melalui, www.bloggerpondokibu.com [10/10/12] Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Paath, Erna Francin, Yuyum Rudamsih, dkk (2004). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, EGC. Sitti (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarata, Salemba Medika. Savitri, Ramaiah (2006). Manfaat ASI Dan Menyusui Panduan Praktis Bagi Ibu Setelah Melahirkan, Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Sally, Lewis (2003). Ramping Kembali, Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama. Jane, Chumbley (2004). Menyusui (Panduan Menyusui Dan Mengenalkan Botol), Jakarta, Erlangga. Utami, Roesli (2000). Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta, Trubus Agriwidya. Wandini, Sulastri (2009). Manfaat Menyusui Bagi Ibu Dan Bayi, Melalui, www.sayangbunda.com [9/10/12]. Winaris, Imam Wahyu (2011). Tetap Sehat Dan Bugar Usai Melahirkan, Jogjakarta, Transmedia.