Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di

advertisement
Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu Nifas Di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2013
Herlia
Nelda Linda Aceh
ABSTRAK
Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri
atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui, dan penyapihan. Menyusui
dengan ASI eksklusif memberi banyak manfaat bagi ibu dan bayi, salah satunya
yaitu penurunan berat badan pada ibu nifas seperti sebelum hamil. Berat badan
yang berlebihan selama masa nifas dapat memberi dampak negatif bagi tubuh ibu
yaitu terjadinya obesitas yang akan sulit untuk diatasi jika tidak ditangani
secepatnya selama masa nifas seperti dengan menyusui ASI eksklusif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan
Berat Badan Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan
Tahun 2013.
Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah quasy-eksperimen
yang bersifat Pretest Posttest Group. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 29
orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 orang dengan teknik
pengambilan sampel Porposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji
t-dependen.
Hasil penelitian diperoleh ibu yang mengalami penurunan berat badan
setelah pemberian ASI eksklusif sebanyak 16 orang (64%) dan yang tidak
mengalami penurunan berat badan sebanyak 9 orang (36%). Hasil rata-rata
sebelum pemberian ASI eksklusif sebesar 57,16 dan sesudah pemberian ASI
eksklusif rata-rata sebesar 56,40. Hasil uji t-dependen berat badan ibu 2 jam
setelah melahirkan dan berat badan ibu 1 (satu) bulan sesudah pemberian ASI
eksklusif diperoleh nilai thitung= 2,216 dengan nilai signifikasi 0,036 (p<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh menyusui
terhadap penurunan berat badan pada ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Badrul Aini Medan tahun 2013, sehingga disarankan kepada tenaga kesehatan
untuk tetap memberi penyuluhan kepada ibu nifas bahwa pentingnya pemberian
ASI eksklusif dan manfaat yang akan didapatkan oleh ibu dan bayi.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Menyusui, Penurunan Berat Badan, Ibu Nifas
: 14 pustaka (2000 – 2012)
6 Internet (2007 – 2011)
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menyusui adalah salah satu
komponen dari proses reproduksi
yang terdiri atas haid, konsepsi,
kehamilan, persalinan, menyusui,
dan penyapihan. Jika
semua
komponen berlangsung dengan baik,
proses menyusui akan berhasil
(Sarwono Prawirohardjo, 2008, hal
375).
Pemberian ASI Eksklusif
membutuhkan ibu memulihkan diri
dari proses persalinannya. Pemberian
ASI Eksklusif selama beberapa hari
pertama
membuat
rahim
berkontraksi degan cepat dan
memperlambat perdarahan. Wanita
yang menyusui bayinya akan lebih
cepat pulih atau turun berat
badannya ke berat badan sebelum
melahirkan (Bahiyatun, 2009, hal
17).
Manfaat menyusui bagi ibu
yaitu mencegah perdarahan pasca
persalinan,
mencegah
anemia
defisiensi besi, mempercepat ibu
kembali ke berat badan sebelum
hamil,
menunda
kesuburan,
mengurangi kemungkinan kanker
payudara (Sitti saleha, 2009).
Menyusui atau memberikan
ASI
Eksklusif
kepada
bayi,
dipercaya dapat mempercepat proses
penyusutan rahim secara alami.
Aktiftas ini dapat menurunkan berat
badan secara bertahap, setidaknya
selama 12 bulan setelah melahirkan
(Josephine, 2009, hal 56).
Menurut Grace Carol (2010)
dalam
penelitiannya
bahwa
melahirkan dapat menurunkan berat
badan ibu selama hamil sekitar 5-6
kg akibat pengeluaran plasenta, bayi,
air ketuban dan darah. Dimana tubuh
melakukan adaptasi fisiologis karena
seluruh organ akan kembali seperti
sebelum hamil sejak 1 jam plasenta
lahir sampai dengan 6 minggu post
partum. Pada saat ini terjadi lagi
penurunan berat badan ibu sebanyak
2-3 kg akibat diuresis, pengeluaran
lokia dan involusi uteri sehingga
berat badan ibu yang berlebih pada
saat itu adalah 4 kg dari berat badan
sebelum hamil karena peningkatan
berat badan ibu selama kehamilan
normalnya yaitu 11 – 12 kg.
Sebagian besar ibu akan mencapai
berat badan sebelum hamil selama 6
bulan post partum. Tetapi ada
sebagain ibu yang masih kelebihan
berat badan sekitar 1,4 – 2 kg. Tetapi
menurut Christina (2007) setelah
melahirkan ibu akan mengalami
penurunan berat badan secara alami
antara 5,4 kg sampai 11,33 kg
disebabkan proses kelahiran dan
dengan menyusui dengan ASI
eksklusif.
Proses
menyusui
dapat
menyebabkan sejumlah hormon akan
di lepaskan kedalam tubuh. Hormonhormon
tersebut
yang
akan
membantu uterus (rahim) untuk
mengembalikan tubuh ke bentuk dan
ukuran semula seperti sebelum masa
kehamilan (Josephine, 2009, hal 56).
Masalah yang sering dihadapi
dalam proses menyusui dengan ASI
eksklusif yaitu wanita yang memiliki
aktifitas ataupun pekerjaan yang
sangat banyak sehingga tidak dapat
memenuhi
kewajiban
sebagai
seorang ibu untuk tetap memberikan
ASI Eksklusif kepada bayinya,
terutama pada malam hari karena
kelelahan. Hal demikian dapat
menjadi penghambat dalam proses
penurunan berat badan ibu selama
masa nifas, karena tidak adanya
komitmen
yang
kuat
dalam
menjalankan proses pemberian ASI
eksklusif kepada bayi. Padahal
penurunan berat badan ibu setelah
melahirkan dapat kembali seperti
sebelum hamil apabila proses
pemberian ASI eksklusif menjadi
komitmen yang harus dilakukan
tanpa
memberikan
makanan
pendamping ASI lainnya.
Menurut
ahli
fisioterapi
Wiwit Azmi Lestari, AMF,SE,
DIPL. CIDESCO, perawatan tubuh
pasca kehamilan atau persalinan
harus dimulai sesegera mungkin.
Jika dokter atau rumah sakit
menyarankan meninggalkan rumah
sakit tiga hari pasca persalinan, maka
pada hari keempat, ibu yang baru
melahirkan sudah bisa memulai
perawatan
tubuh
(www.PondokIBU.com, 2010)
Tampil menawan dengan
tubuh proporsional dambaan setiap
ibu,
khususnya yang baru bersalin. Meski
menyusui bayi secara ekslusif
selama
4-6
bulan
dapat
mengembalikan Berat Badan (BB)
ideal
ibu
seperti sebelum melahirkan. Untuk
mengatur makan atau mengurangi
BB
pun
ibu
sering tidak tega karena kuatir meng
ganggu produksi ASI (www.sayangb
unda.com, 2009).
Menurut
Grace
Carol
(2010) dikutip dari Indriati (2009)
untuk memperoleh berat badan
seperti
sebelum
hamil
maka
sebelumnya perlu diketahui faktorfaktor yang mengakibatkan ibu tidak
menurun berat badannya yaitu ada 2
yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Yang termasuk faktor
internal yaitu meliputi hereditas
seperti gen, regulasi termis dan
metabolisme yang bertanggung
jawab terhadap massa tubuh karena
tidak dapat dikendalikan secara
sadar. Faktor eksternal yaitu aktifitas
fisik dan asupan gizi dimana
kebiasaan hidup dan pola makan
seorang
lebih
dominan
mempengaruhi berat badannya.
Menurut World Health
Organization
(2009)
menyusui
merupakan langkah paling efektif
untuk memastikan anak dalam
keadaan sehat, karena dengan
memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan pertama kehidupan anak
mempunyai peranan penting tidak
terjadi kematian satu juta anak tiap
tahunnya. Bila secara global kurang
lebih 40 % memberikan ASI
eksklusif pada bayi 6 bulan akan
mendukung ibu maupun keluarga
untuk menyelamatkan banyak hidup
anak- anak. ASI selalu dipromosikan
sebagai sumber makanan terbaik
bagi bayi karena terbukti banyak
keuntungan dengan memberikan ASI
antara lain membantu ibu-ibu lebih
cepat kembali keberat badan
sebelum hamil dan menurunkan
tingkat kelebihan berat badan.
Di Amerika Serikat, sekitar
55% ibu nifas memiliki masalah
tentang
berat
badan
setelah
melahirkan. Sedangkan di Indonesia
sekitar 84% ibu nifas memiliki
masalah tentang berat badan setelah
melahirkan. Namun masih banyak
yang belum mengetahui cara alami
untuk mengatasi masalah berat
badan yang bertambah setelah
melahirkan. Sebagian besar masih
menggunakan obat-obatan yang
kebanyakan hanya memberikan
harapan sekitar 20% dari 100%
(www.ibunifasberatbadantinggi.com,
2007).
Berdasarkan
data
yang
didapatkan dari Dinas Provinsi
Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan
Kota Medan tahun 2010, cakupan
pelaksanaan menyusui di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2010 hanya
45,2%, sedangkan di Kota Medan
sebanyak 32,54% pada tahun 2010,
dan di Deli Serdang hanya sebanyak
44,78% padahal cakupan pelaksanaan
menyusui yang ditargetkan dalam
Program Pembangunan Nasional dan
Strategi
Nasional
Program
Peningkatan Cakupan Air Susu Ibu
adalah sebesar 80%. Hal ini
menunjukkan keadaan yang cukup
memperihatinkan, sehingga perlu
upaya serius dan bersifat segera ke
arah yang dapat meningkatkan
keberhasilan program ASI eksklusif
(www.Profilkesehatansumaterautara.c
om, 2011).
Penelitian Christian (2007)
menunjukkan bahwa ibu yang
menyusui bayinya secara eksklusif
lebih banyak mengalami penurunan
berat badan selama 6 bulan pertama
post partum dari pada yang tidak
menyusui anaknya. Tubuh ibu
memerlukan kalori sebayak 500 kalori
setiap hari untuk menghasilkan ASI
yang dibutuhkan selama menyusui
bayinya sehingga dalam 1 minggu ibu
yang menyusui bayinya secara
eksklusif akan kehilangan tenaga
sebanyak 3.500 kalori atau 0,45 kg
berat badannya untuk menyediakan
ASI sebagai tempat makan bayinya.
Hasil
penelitian
yang
menyatakan bahwa ada pengaruh
antara menyusui terhadap penurunan
berat badan pada ibu nifas yaitu
penelitian Rinela Padmawati (2011)
yang berjudul Pengaruh Menyusui
Terhadap Retensi Berat Badan
Postpartum Di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Kesambi Kota Cirebon
Yogyakarta. Dari hasil penelitian
yang
dilakukan
didapatkan
Berdasarkan
analisis
bivariabel,
terdapat
hubungan
yang
signifikanantara menyusui dengan
retensi berat badan postpartum dengan
nilai p 0,0021 dan beda mean sebesar 2,57, artinya dengan menyusui secara
penuh berat badan ibu akan turun
sebesar 2,57 kg.
Penelitian
lain
yang
mendukung juga yaitu penelitian Rina
Sayekti (2007) Pengaruh Menyusui
Secara Eksklusif Selama 6 Minggu
Postpartum Terhadap Penurunan
Berat Badan Ibu pengaruh menyusui
eksklusif terhadap penurunan berat
badan ibu sebesar 12,9% dengan
rata-rata penurunan berat badan
sebesar 2,08 kg pada ibu menyusui
eksklusif dan 0,89 kg pada ibu
menyusui tidak eksklusif.
Pada
ibu
menyusui,
penurunan berat badan ibu di
harapkan cepat menurun seperti
sebelum
hamil.
Meskipun
membutuhkan proses yang bertahap
namun dapat di buktikan bahwa
menyusui adalah dapat menyusutkan
lemak yang selama ini tertimbun
pada tubuh ibu selama hamil.
Menyusui
membantu
meningkatkan
penurunan
berat
badan. Lemak di sekitar panggul dan
paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI,
sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali. Ibu menyusui menunjukkan
lebih banyak penurunan lingkar
pinggang dan massa lemak dalam
satu bulan setelah melahirkan
dibandingkan ibu yang memberikan
susu
formula.
Ibu
menyusui
cenderung lebih cepat kembali ke ber
at badan sebelum kehamilan (www.b
loggerpondokibu.com, 2011).
Menyusui
membutuhkan
energi/kalori untuk pembentukan
ASI. Seorang ibu yang menyusui
tidak
perlu
diet
untuk
mengembalikan
postur
tubuh
sebelum
kehamilan,
karena
memproduksi ASI membutuhkan
500-600
kalori sehari. Hal ini
sebanding dengan bersepeda pada
tanjakan selama 1 jam atau berenang
30
kali
putaran
(www.bloggerpondokibu.com,
2010).
Dari survei awal yang
dilakukan oleh penulis di RSIA
Badrul Aini Medan Tahun 2013,
maka hasil yang di dapatkan penulis
dari 7 ibu nifas dengan tehnik
wawancara, 3 ibu nifas yang
mengatakan bahwa dengan menyusui
penurunan berat badan ibu lebih
cepat dan badan lebih sehat seperti
sebelum hamil dengan timbangan
berat badan turun 0,5 kg dalam 1
minggu, sedangkan 4 ibu nifas yang
tidak menyusui mengatakan bahwa
penurunan berat badannya tidak
terlihat bahkan membuat badan ibu
berat ketika berjalan.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan
penelitian
tentang
“Pengaruh Menyusui
Terhadap
Penurunan Berat Badan Pada Ibu
Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun 2013 “.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang ada di atas, adapun identifikasi
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Ibu nifas mengalami
peningkatan berat badan
yang berlebihan setelah
melahirkan karena proses
kehamilan.
2. Ibu nifas yang menyusui
dengan ASI eksklusif
dapat cepat penurunan
berat
badan
seperti
sebelum hamil.
3. Ibu nifas yang menyusui
bayinya secara eksklusif
lebih banyak mengalami
penurunan berat badan
selama 6 bulan pertama
post partum.
4. Ada pengaruh antara
menyusui
terhadap
penurunan berat badan
pada ibu nifas.
5. Banyak ibu-ibu yang
tidak memberikan ASI
eksklusif pada bayinya
pada masa post partum.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah akan
memudahkan
peneliti
dengan
pembahasannya, sehingga mencapai
sasaran dan tujuan dengan tepat dan
hasil yang diperoleh dapat di
pertanggungjawabkan.
Dalam
penelitian ini masalah yang diteliti
perlu di batasi agar tidak meluas
pembahasannya. Untuk memperjelas
pemahaman
tentang
variabelvariabel
yang
terkait
dalam
penelitian
ini,
maka
penulis
memberikan
penjelasan
untuk
pembatasan masalah yang ada yaitu
penelitian ini dilakukan hanya untuk
melihat
Pengaruh
Menyusui
Terhadap Penurunan Berat Badan
Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun
2013.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka rumusan
masalahnya adalah apakah ada
Pengaruh
Menyusui
Terhadap
Penurunan Berat Badan Pada Ibu
Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun 2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1.5.1 Tujuan umum
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui
Pengaruh
Menyusui
Terhadap Penurunan Berat
Badan Pada Ibu Nifas Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun
2013.
1.5.2 Tujuan khusus
1)
Untuk mengidentifikasi
berat badan ibu nifas 2 jam
setelah melahirkan dan 1
bulan setelah pemberian
ASI eksklusif di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Badrul
Medan 2013.
2) Untuk mengidentifikasi
Pengaruh
Menyusui
Terhadap Penurunan Berat
Badan Pada Ibu Nifas Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun
2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat bermanfaat secara
teoritis dan praktis
1.6.1 Manfaat teoritis
1. Bagi peneliti
Untuk
meningkatkan
khasanah
pengetahuan,
serta pengalaman dalam
aplikasi ilmu kesehatan
dan metode penelitian
2.
3.
yang di peroleh selama
masa pendidikan.
Bagi pembaca
Untuk
menambah
pengetahuan
tentang
manfaat menyusui dapat
penurunan berat badan
setelah melahirkan seperti
sebelum hamil.
Peneliti selanjutnya
Merupakan
sebagai
informasi
jika
ingin
melakukan penelitian yang
berhubungan
dengan
menyusui
dapat
menurunkan berat badan
seperti sebelum hamil.
1.6.
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul
Aini Medan Jl. Bromo Gg. Sukri
No.18 Tegal Sari III Medan.
Pemilihan lokasi ini dikarenakan
adanya masalah, lokasi penelitian
dekat dengan tempat tinggal penulis,
belum pernah ada orang yang
meneliti
pengaruh
menyusui
terhadap penurunan berat badan pada
ibu nifas, populasi dan sampel
mencukupi dan adanya referensi.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan 25 Maret - 6 Mei 2013.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 1.
3.2.
Jenis dan Desain Penelitian
3.2.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan
jenisnya
penelitian ini bersifat Berdasarkan
jenisnya penelitian ini bersifat Quasi
Eksperimental. Metode ini bertujuan
untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan
satu kelompok subjek, dimana
kelompok
subjek
diobservasi
sebelum
dilakukan
intervensi,
kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi. Hasil penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi
Pengaruh
Menyusui
Terhadap
Penurunan Berat Badan Pada Ibu
Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun 2013.
3.2.2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah
seluruh dari perencanaan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan
mengantisipasi
beberapa
kemungkinan kesulitan yang timbul
selama penelitian (Arikunto, 2000).
Penelitian ini menggunakan desain
Pretest
Posttest
Group
yaitu
pengukuran
kedua
(posttest)
(Notoatmodjho, 2010, hal 61).
Adapun rancangan penelitian
yang dilakukan adalah pengujian
hipotesis deskriptif uji dua pihak,
yang menggambarkan menyusui
sebagai
variabel
bebas
dan
penurunan berat badan sebagai
varibel terikat. Maka peneliti
menggunakan rumus t-test, untuk
mendapatkan hasil Ha dan Ho pada
variabel bebas dan variabel terikat
Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Defenisi operasional adalah
mendefenisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik
yang
diamati,
memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat
36
terhadap suatu objek atau fenomena.
Agar variabel penelitian dapat diukur
maka
perlu
dibuat
defenisi
operasional sebagai berikut:
pengukuran
pertama
(pretest)
dilakukan hanya pada satu kelompok
kemudian diberi perlakuan atau
intervensi. Selanjutnya dilakukan
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel penelitian
Variabel
Penelitian
Defenisi
Alat ukur
Cara
pengukuran
Hasil ukur
Skala
Proses
pemberian
ASI kepada
bayi melalui
payudara ibu
pada masa
nifas dalam
waktu 1
(satu) bulan
dengan ASI
eksklusif.
ASI
Eksklusif
Dilakukan
pengukuran
selama 1
(satu) bulan
dengan
mengobserva
si ibu nifas
yang
memberikan
ASI
eksklusif.
Ada = jika ibu
menyusui
dengan
ASI
eksklusif
dalam waktu
1(satu) bulan
Nominal
Proses
Lembar
Lembar
> 0,44 kg/mgg
Independent:
Menyusui
Dependent:
Penurunan
berat badan
Ibu Nifas
penurunan
berat badan
ibu
nifas
yang
di
timbang
2
jam setelah
melahirkan
dan akan di
observasi
setiap
minggu
selama
1
(satu) bulan.
observasi
dan
timbangan
berat badan
merek
CAMRY
BR2015
dengan
akurasi =
0- 6,5 kg =
±1,2 digit
<65= ± 2,0
digit
observasi
yang ada
digunakan
untuk
menilai
penurunan
berat badan
ibu nifas
setiap
minggu
dengan
menggunaka
n alat bantu
timbangan
berat badan.
= baik
Nominal
< 0,44 kg/mgg
= buruk
kontrol dengan menggunakan desain
Pretest Posttest Group.
3.4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1
Hasil Penelitian
Penelitian
dilakukan
di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul
Aini Medan Tahun 2013. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret sampai dengan Mei 2013,
dengan jumlah sampel sebanyak 25
responden di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Badrul Aini Medan. Penelitian
ini hanya dilakukan pada satu
kelompok
yang
dilakukan
pengukuran sebelum dan sesudah
diberi intervensi atau perlakuan tanpa
membandingkan dengan kelompok
Analisis Univariat
4.1.
Analisis
univariat
ini
bertujuan
mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel
yang diteliti yakni data demografi
ibu postpartum meliputi umur,
paritas, pendidikan dan mencari
mean, dan standar deviasi penurunan
berat badan ibu nifas setelah
menyusui dengan ASI eksklusif .
4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Data
Demografi
Responden
Berdasarkan Umur di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Badrul
Aini Medan Tahun 2013
Tabel 3
Data Demografi Responden di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini
Medan Tahun 2013
No
Data Demografi
1 Umur
20 – 30 thn
31 – 40 thn
> 40 thn
Jumlah
2 Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
17
5
3
25
68
20
12
100
SMP
SMA
S-1
3
4
Jumlah
Pekerjaan
IRT
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Jumlah
Paritas
Primigravida
Skundigravida
Multigravida
Jumlah
3
8
14
25
12
32
56
100
4
13
8
25
16
52
32
100
14
4
7
25
56
16
28
100
orang (52%) dan jumlah paritas
mayoritas primigravida sebanyak 14
orang (56%).
Berdasarkan
tabel diatas,
data demografi ibu di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Badrul Aini Medan
4.1.1.2 Distribusi Responden yang
Tahun 2013 mayoritas berumur 20–
mengalami penurunan berat
30 tahun sebanyak 17 orang (68%),
badan setelah pemberian ASI
berpendidikan
mayoritas
S-1
eksklusif selama 1 bulan.
sebanyak 14 orang (56%), pekerjaan
mayoritas wiraswasta sebanyak 13
Tabel 4
Ibu Nifas yang mengalami penurunan berat badan setelah pemberian ASI
Eksklusif selama 1 bulan
Penurunan Berat Badan Ibu Nifas
Ibu nifas yang mengalami penurunan berat
badan setelah memberi ASI eksklusif
Ibu nifas yang tidak mengalami penurunan
berat badan setelah memberi ASI eksklusif
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas
maka dapat simpulkan bahwa
penurunan berat badan ibu nifas
setelah memberi ASI eksklusif yaitu
mayoritas 16 responden (64%) .
Sedangkan 9 responden lainnya
(36%) tidak mengalami penurunan
berat badan disebabkan karena ibu
tidak dapat menjaga pola makan
yang teratur dan mulai memberikan
makanan pendamping ASI kepada
Jumlah
16
Persentase (%)
64
9
36
25
100
bayinya pada minggu ke-3 dan ke-4
setelah melahirkan.
4.1.2 Analisis Bivariat
Hasil tabulasi silang berat
badan ibu 2 jam setelah melahirkan
dan sesudah pemberian ASI eksklusif
selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Badrul Aini Medan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 5
Hasil
tabulasi silang berat badan ibu nifas 2 jam setelah melahirkan dan sesudah
pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Badrul Aini Medan tahun 2013
Ibu nifas yang mengalami penurunan
Berat Badan Sesudah diberi ASI
Eksklusif selama 1 bulan
F
%
> 0,44 kg/mgg
16
64
<0,44 kg/mgg
9
36
Jumlah
25
100
dengan membandingkan Perbedaan
penurunan berat badan ibu 2 jam
Analisis
data
tentang
setelah melahirkan dan berat badan
Pengaruh
menyusui
terhadap
ibu 1 bulan Sesudah pemberian ASI
penurunan berat badan ibu nifas
eksklusif . Hasil pengujian data dapat
menggunakan uji paired sample test
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Perbedaan berat badan ibu nifas 2 jam setelah melahirkan dan sesudah
pemberian ASI eksklusif selama 1 bulan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Badrul Aini Medan tahun 2013
Penurunan
berat badan
Berat badan 2
jam setelah
melahirkan
F
%
0
0
25
100
25
100
Berat Badan
Berat badan 2 jam
setelah melahirkan
Berat Badan
Sesudah diberi ASI
Eksklusif selama 1
bulan
Ratarata
Standar
deviasi
57,16
7,456
56,40
7,610
Berdasarkan hasil pengujian
di atas terdapat nilai rata-rata
penurunan berat badan ibu nifas
sebelum pemberian ASI eksklusif
sebesar 57,16 dan standar deviasi
7,456. Sedangkan nilai rata-rata
penurunan berat badan ibu nifas
setelah pemberian ASI eksklusif
sebesar 56,40 dan standar deviasi
7,610. Hasil pengujian terlihat bahwa
responden
terjadi
perubahan
(penurunan) berat badan yang sangat
berarti setelah menyusui bayinya
dengan ASI eksklusif.
Perbedaan
rata-rata
thitung
Sig
0,760
2,216
0,036
Hal ini dapat dilihat pada
tabel di atas, diperoleh thitung = 2,216
dengan nilai signifikasi 0,036 yang
mana nilai ini <0,05. Dengan nilai
signifikan yang lebih kecil dari 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang
berarti
ada
perbedaan
penurunan berat badan ibu nifas
sebelum dan sesudah meyusui
dengan ASI eksklusif. Dengan
adanya perbedaan berarti terdapat
pengaruh
menyusui
terhadap
penurunan berat badan ibu nifas di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul
Aini Medan Tahun 2013.
Besar
pengaruh
yang
diberikan oleh menyusui dengan ASI
eksklusif terhadap penurunan berat
badan ibu nifas sebesar 2,216 dan
selebihnya dipengaruhi oleh faktor
pendukung yang lain, seperti ibu
tetap menjaga pola makan yang
teratur, melakukan senam nifas,
istirahat yang cukup, dan tetap
beraktifitas seperti biasanya untuk
menghasilkan tubuh yang tetap sehat
jasmani dan rohaninya sehingga tetap
memberikan yang terbaik kepada
bayi dan diri sendiri.
4.2.
Pembahasan
4.2.1 Berat Badan Ibu Nifas 2 Jam
Setelah Melahirkan Dan
Berat
Badan
Sesudah
Menyusui
Dengan
ASI
Eksklusif Selama 1 (Satu)
Bulan Di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Badrul Medan
2013.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa dari 25
responden ibu nifas yang bersedia
memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya pada 2 minggu pertama
sebanyak 25 responden, hal ini
didukung oleh data demografi ibu
yang mayoritas berpendidikan S-1
sekitar 14 responden (56%) sehingga
ibu
mengetahui
tentang ASI
eksklusif yang diberikan pada bayi
usia 0-6 bulan, pekerjaan mayoritas
Wiraswasta sekitar 13 responden
(52%) sehingga ibu tidak di
bebankan dengan pekerjaan yang
tidak bisa dihindarkan, paritas
mayoritas primigravida sekitar 14
responden
(56%)
dan
umur
mayoritas 20-30 tahun sekitar 17
responden (68%) sehingga ibu
memiliki minat yang sangat besar
untuk mencoba memberi ASI
eksklusif karena ini adalah kelahiran
anak pertamanya sehingga berusaha
memberikan yang terbaik.
Sedangkan pada minggu ke-3
dan ke-4 terdapat 9 orang (36%) ibu
nifas tidak menyusui bayinya secara
ASI eksklusif sehingga ibu nifas
yang menyusui bayinya dari minggu
ke-1 sampai dengan minggu ke-4
sebayak 16 responden (64%). Pada
awalnya ibu nifas seluruhnya setuju
dengan pemberian ASI secara
eksklusif kepada bayinya. Namun
disebabkan karena faktor aktifitas
yang terlalu banyak dan kejenuhan
sehingga ibu tidak memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya dan
menggantikannya dengan Makanan
Pendamping ASI.
Pada saat penelitian, peneliti
mengalami
kesulitan
ketika
mendapatkan hasil penurunan berat
badan 9 orang ibu nifas tidak ada
perubahan
bahkan
mengalami
peningkatan sekitar 2 sampai 3 kg.
Ketika peneliti bertanya kepada
responden apa penyebab yang
terjadi, sebelumnya responden tidak
memberitahu bahwa responden telah
memberikan Makanan pendamping
ASI kepada bayinya. Dengan
pendekatan yang dilakukan peneliti
maka responden mengatakan yang
sebenarnya bahwa pada minggu ke-3
dan ke-4 sudah tidak memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya.
Pada
saat
melakukan
penelitian, terdapat ibu nifas yang
berat badan sebelum hamil sudah
berlebihan (overweight) maka ketika
ibu memberikan ASI eksklusif
kepada bayi selama 1 bulan, ibu
tidak mengalami penurunan berat
badan. Hal ini disebabkan karena
berat badan ibu sebelum hamil sudah
berlebihan dan pola kebiasaan hidup
seperti porsi makan yang banyak
tidak dapat dikendalikan. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan
bahwa ibu nifas dapat mengalami
penurunan berat badan setelah
pemberian ASI eksklusif namun
tetap memperhatikan berat badan
sebelum
hamil
yang
belum
berlebihan, pola kebiasaan hidup
yang masih bisa dikendalikan, dan
ibu bersedia melakukan aktifitas
yang akan membantu proses
pembakaran lemak.
Dalam hal ini, ibu nifas
bersedia memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya karena ibu memiliki
pendidikan bahwa pemberian ASI
eksklusif memberikan manfaat dapat
menurunkan berat badan setelah
melahirkan seperti sebelum hamil.
Ibu nifas yang memiliki pekerjaan
juga bersedia memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya karena ibu
sudah mengetahui manfaat ASI
eksklusif dari peneliti ketika
melakukan penelitian, sehingga ibu
termotivasi untuk meyusui bayinya
dengan ASI eksklusif dan termotivasi
untuk menurunkan berat badan yang
menurut ibu nifas dapat menggangu
aktifitas sehari-hari jika memiliki
berat badan yang berlebihan.
Menurut peneliti, meskipun
ibu nifas harus memperhatikan gizi
ketika masa menyusui, hal demikian
tidak akan berpengaruh terhadap
berat badan ibu yang akan
meningkatkan ketika gizi yang
dikomsumsi berlebihan. Gizi yang
dikomsumsi ibu akan bermanfaat
bagi ibu menyusui dan juga bagi
bayinya. Sedangkan lemak yang ada
ketika masa nifas memang sengaja
disediakan untuk proses menyusui.
Perlahan-lahan lemak pada tubuh ibu
akan menurun dengan menyusui ASI
eksklusif tanpa harus khawatir
dengan gizi yang dikomsumsi harus
dikurangi juga. Jadi kesimpulannya
adalah ibu nifas harus tetap
memperhatikan gizi selama meyusui
tanpa khawatir berat badan tidak
akan menurun karena proses
menyusui dengan ASI ekskusif sudah
membakar lemak yang ada pada
tubuh selama masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti tentang
pengaruh
menyusi
terhadap
penurunan berat badan ibu nifas,
maka didapatkan hasil bahwa dari 25
ibu nifas yang bersedia menjadi
responden
yang
mengalami
penurunan berat badan tiap minggu
0,44 kg sebanyak 16 responden
(64%), sedangkan 9 responden
(36%) tidak mengalami penurunan
berat badan dikarenakan ibu tidak
memberi ASI eksklusif kepada
bayinya pada minggu ke-3 dan ke-4.
Hal demikian terjadi karena
responden
mengatakan
bahwa
pemberian ASI secara eksklusif
kepada
bayinya
tidak
dapat
dilakukan responden secara terusmenerus disebabkan faktor aktifitas
sehari-hari yang sangat banyak.
Responden juga mengatakan bahwa
faktor ekonominya tidak menjadi
masalah untuk mencukupi kebutuhan
bayinya dengan membeli susu
formula sebagai pendamping ASI.
Walaupun disaat waktu senggang
sesekali
responden
bersedia
menyusui bayinya dengan ASI.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa ibu nifas yang
memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya yang mengalami penurunan
berat badan sebanyak 16 responden
(64%) dengan penurunan berat badan
sebesar 2 kg setelah 1 bulan
menyusui dengan ASI eksklusif.
Sedangkan ibu yang tidak mengalami
penurunan berat badan setelah
memberikan ASI kepada bayinya
sebanyak 9 responden (36%) bahkan
mengalami peningkatan berat badan
2 sampai 3 kg disebabkan responden
hanya memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya selama 2 minggu
pertama dan minggu berikutnya
menggunakan susu formula sebagai
makanan pendamping ASI.
4.2.2 Pengaruh
Menyusui
Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif Di Rumah Sakit
Ibu Dan Anak Badrul Aini
Medan Tahun 2013
Berdasarkan hasil uji di atas
maka dapat dilihat bahwa responden
terjadi perubahan (penurunan) berat
badan yang sangat berarti sesudah
pemberian ASI eksklusif selama 1
bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel
di atas, diperoleh thitung= 2,216
dengan nilai signifikasi 0,036 yang
mana nilai ini <0,05. Maka Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti
ada perbedaan penurunan berat
badan ibu nifas sebelum dan sesudah
pemberian ASI eksklusif. Dengan
adanya perbedaan berarti terdapat
pengaruh
menyusui
terhadap
penurunan berat badan ibu nifas di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul
Aini Medan Tahun 2013. Besar
pengaruh yang diberikan oleh
menyusui dengan ASI eksklusif
terhadap penurunan berat badan ibu
nifas sebesar 2,216, dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor pendukung
yang lain, seperti ibu tetap menjaga
pola makan yang teratur, melakukan
senam nifas, istirahat yang cukup,
dan tetap beraktifitas seperti biasanya
untuk menghasilkan tubuh yang tetap
sehat jasmani dan rohaninya
sehingga tetap memberikan yang
terbaik kepada bayi dan diri sendiri.
Hal ini sesuai dengan teori
yang
menyatakan
bahwa
Berdasarkan perhitungan yang jelas
untuk setiap bulan menyusui, ibu
akan mengalami pengurangan berat
badan sebesar 0,44 kg. Jadi kalau
dihitung, jika ibu menyusui selama 6
bulan penuh secara ASI eksklusif
dan
tanpa
adanya
makanan
pendamping ASI, maka ibu akan
mengalami penurunan berat badan
lebih dari 2,5 kg (Celebrity Inner’s ;
2012 ; 170).
Data membuktikan menyusui
dapat membantu ibu menurunkan
berat badan lebih cepat daripada
yang tidak memberikan ASI. Dengan
menyusui, timbunan lemak sewaktu
hamil akan digunakan dalam proses
menyusui. Wanita yang tidak
menyusui akan sukar menghilangkan
timbunan lemak karena lemak
memang khusus dipersiapkan tubuh
untuk
menyusui
(Bonny
Danuatmaja, Mila Meiliasari ; 2003 ;
44).
Hal yang paling mengejutkan
yang mungkin dirasakan wanita
setelah melahirkan adalah perubahan
penampilan. Walaupun sudah merasa
lebih ringan dan lebih ramping,
namun akan tetap terkejut melihat
kulit kendur yang berlipat-lipat dan
menggantung. Pinggang sudah tidak
berbentuk lagi dan paha terasa lebih
berat dari sebelumnya. Namun, jika
mau sedikit berusaha, semua wanita
dapat
merubah
penampilannya
seperti sebelum hamil (Sally Lewis ;
2006 ; 9). .
Pada
penelitian oleh Dr.
Alex Kojo Anderson dari University
of Georgia di Athena. Penelitian
tersebut
dilakukan
dengan
membandingkan berat badan 24 sang
ibu dengan usia 19-42 tahun pada
masa pra-kehamilan dan saat
meahirkan, dengan berat badan 12
minggu pasca melahirkan. Sebanyak
17 ibu memberikan ASI eksklusif
pada bayi mereka, sedangkan sisanya
sebanyak 9 ibu memberikan susu
formula atau kombinasi susu formula
dan ASI pada bayinya.
Penelitian
tersebut
menghasilkan, pada minggu pertama
pasca
melahirkan,
ibu
yang
memberikan susu formula dengan
kombinasi ASI pada bayi mereka,
memiliki penurunan berat badan
lebih cepat. Tapi, setelah itu
kecenderungan mulai berbalik. Ibu
yang memberikan ASI eksklusif
mengalami penurunan berat badan
yang lebih besar pada 2,4,8, dan 12
minggu pasca melahirkan. Hasil
tersebut diterbitkan secara online di
Internasional Breastfeeding Journal
dimana minimal perminggu berat
badan ibu nifas yang menyusui akan
menurun sekitar 0,45 kg.
Besar
pengaruh
yang
diberikan oleh menyusui dengan ASI
eksklusif terhadap penurunan berat
badan ibu nifas sebesar thitung = 2,216
dan selebihnya dipengaruhi oleh
faktor pendukung yang lain, seperti
ibu tetap menjaga pola makan yang
teratur, melakukan senam nifas,
istirahat yang cukup, dan tetap
beraktifitas seperti biasanya untuk
menghasilkan tubuh yang tetap sehat
jasmani dan rohaninya sehingga tetap
memberikan yang terbaik kepada
bayi dan diri sendiri.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan
pembahasan
tentang
Pengaruh
Menyusui Terhadap Penurunan Berat
Badan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun
2013 dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ibu nifas yang mengalami
penurunan berat badan sesudah
menyusui dengan ASI eksklusif
yaitu 16 responden (64%) dan
yang
tidak
mengalami
penurunan berat badan yaitu 9
responden (36%).
2. Pengaruh Menyusui Terhadap
Penurunan Berat Badan Ibu
Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Badrul Aini Medan Tahun
2013 didapatkan nilai thitung=
2,216 dengan nilai signifikasi
0,036
(p<0,05)
yang
membuktikan bahwa menyusui
memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap penurunan berat
badan ibu nifas dari pada ibu
nifas yang tidak menyusui
dengan ASI eksklusif.
5.2.
Implikasi
Pada pelayanan kebidanan
diketahui bahwa menyusui dengan
ASI eksklusif sangat berpengaruh
dalam penurunan berat badan ibu
setelah melahirkan. Banyak faktor
pendukung yang perlu diperhatikan
seperti ibu tetap menjaga pola makan
yang teratur, melakukan senam nifas,
istirahat yang cukup, gizi yang
seimbang dan tetap beraktifitas
seperti biasanya untuk menghasilkan
tubuh yang tetap sehat jasmani dan
rohaninya
sehingga
tetap
memberikan yang terbaik kepada
bayi dan diri sendiri.
Menurut teori dan hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
menyusui memberi pengaruh yang
sangat besar pada penurunan berat
badan ibu nifas. Faktor pendukung
lainnya juga sangat penting untuk
menunjang proses penurunan berat
badan ibu berhasil. Peneliti berusaha
untuk memotivasi ibu untuk terus
memberikan ASI eksklusif dan tetap
memantau apakah ASI
yang
diberikan adalah ASI eksklusif tanpa
pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI).
Faktor pendukung yang lain
seperti pola makan, istirahat, dan
olahraga
yang teratur sangat
mendukung proses penurunan berat
badan ibu nifas. Faktor-faktor
pendukung tersebut tidak selamanya
dapat dilaksanakan oleh setiap ibu
nifas karena dapat menimbulkan
kejenuhan. ASI eksklusif yang
diberikan sangat dibutuhkan oleh
bayi sehingga akan tetap diberikan
terus-menerus.
Dalam menurunkan berat
badan, ibu nifas dapat melakukan
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
membantu proses penurunan berat
badan seperti gerakan yang dapat
mengeluarkan keringat yaitu senam
nifas. Setiap ibu nifas harus
memperhatikan gizi yang seimbang
selama proses menyusui karena gizi
yang seimbang dapat memperlancar
proses pengeluaran ASI eksklusif.
Dapat disimpulkan bahwa ibu
nifas yang menyusui dengan ASI
eksklusif memiliki peluang yang
sangat besar terhadap penurunan
berat badan dari pada ibu nifas yang
tidak menyusui dengan ASI eksklusif
tanpa
mengabaikan
faktor
pendukung lainnya seperti pola
makan yang teratur, istirahat yang
cukup, dan senam nifas dan gizi yang
seimbang.
5.3.
Saran
1. Tempat Penelitian
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa menyusui
dengan
ASI
eksklusif
memberikan
manfaat
yang
sangat besar untuk mengurangi
berat
badan
ibu
setelah
melahirkan tanpa menggunakan
cara instan seperti penggunaan
obat-obatan. Oleh karena itu,
penting untuk diinformasikan
dan diterapkan kepada setiap
pasien ibu nifas bahwa menyusui
dengan ASI eksklusif memiliki
banyak manfaat bagi ibu dan
juga bayinya.
2. Pendidikan Kebidanan
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa menyusui
dengan
ASI
eksklusif
memberikan
manfaat
yang
sangat besar untuk mengurangi
berat badan ibu, maka penting
mengintegrasikan materi ini
dalam
pendidikan
DIV
kebidanan
terutama
dalam
materi pembelajaran konsep
kebidanan bahwa seorang bidan
harus memiliki pengetahuan
kesehatan
sehingga
dapat
memberikan penyuluhan kepada
pasien yang dapat memberi
manfaat untuk meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan bayi.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi
peneliti
selanjutnya,
semoga penelitian ini bisa
menjadi data yang dapat
dipergunakan dalam melakukan
penelitian
selanjutnya,
khususnya tentang Pengaruh
Menyusui Terhadap Penurunan
Berat Badan Ibu Nifas Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Badrul Aini Medan Tahun 2013
dan menambahkan referensi
serta waktu penelitian lebih
panjang sehingga mendapatkan
hasil yang lebih akurat dan
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono (2008). Ilmu
Kebidanan, Jakarta, EGC.
Prenagen (2012). Manfaat ASI Bagi
Ibu Dan Bayi, Jakarta, Kalbe.
Profil kesehatan Sumatera Utara
(2011),
Melalui,
www.profilkesehatansumater
autara.com [19/12/12].
Qenita, Santi
(2010). Ibu Nifas,
Melalui, www.PondokIBU.com
[10/10/12].
Bahiyatun (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal,
Jakarta, EGC.
Saleha,
Bonny, D. & Mila Meiliasari (2003).
40 Hari Pasca Persalinan
Masalah
Dan
Solusinya,
Jakarta, Puspa Swara.
Selinda (2011). Lansing Setelah
Melahirkan,
Melalui,
www.bloggerpondokibu.com
[9/10/12].
Inner’s Celebrity (2012). Big But
Beauty
Cantik
Usai
Melahirkan,
Bekasi,
Germedia Pressindo.
Suratni (2007). Ibu Nifas Dengan
Masalah Berat Badan, Melalui,
www.ibunifasberatbadantinggi.
com [8/10/12].
Josephine (2009). Panduan Lansing
Usai Melahirkan, Jogjakarta,
Power Books Ihdina.
Medical Blogger Templates By
Blogger Templates (2010).
Depkes
RI,
Melalui,
www.bloggerpondokibu.com
[10/10/12]
Notoatmodjo,
Soekidjo
(2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan, Jakarta, Rineka
Cipta.
Paath,
Erna Francin, Yuyum
Rudamsih, dkk (2004). Gizi
Dalam
Kesehatan
Reproduksi, Jakarta, EGC.
Sitti
(2009).
Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas,
Jakarata, Salemba Medika.
Savitri, Ramaiah (2006). Manfaat
ASI Dan Menyusui Panduan
Praktis
Bagi Ibu Setelah
Melahirkan,
Jakarta,
PT.
Bhuana
Ilmu
Populer
Kelompok Gramedia.
Sally,
Lewis (2003). Ramping
Kembali, Jakarta, PT. Gelora
Aksara Pratama.
Jane, Chumbley (2004). Menyusui
(Panduan
Menyusui
Dan
Mengenalkan Botol), Jakarta,
Erlangga.
Utami, Roesli (2000). Mengenal ASI
Eksklusif, Jakarta, Trubus
Agriwidya.
Wandini, Sulastri (2009). Manfaat
Menyusui Bagi Ibu Dan Bayi,
Melalui,
www.sayangbunda.com
[9/10/12].
Winaris, Imam Wahyu (2011). Tetap
Sehat Dan Bugar Usai
Melahirkan,
Jogjakarta,
Transmedia.
Download