7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a

advertisement
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Kehamilan
a) Definisi
Kehamilan adalah hasil dari bersatunya sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya,perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul
betul penuh penuh perjuangan. Dari sekitar 20 sampai 40 juta sperma
yang dikeluarkan,hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai
tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah seditik itu, Cuma 1 sperma
saja yang bisa membuahi sel telur(Elisabeth, 2015;h.69).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional. Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilsisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut
kalender
internasional.
kehamilan terbagi
trimester, dimana trimester satu berlangsung
menjadi
3
dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester
keriga 13 minggu, minggu ke 28 hingga ke 40 ( Prawirohardjo,
2010;h.213).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
merupakan penyatuan dari sperma dan ovum dilanjutkan dengan
nidasi atau implatasi yang berlangsung selama 40 minggu.
b) Tanda tanda kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan( Elisabeth,
2015;h.69-74).
(1) Tanda dugaan hamil
(a) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
8
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan
hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,
amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
(b) Mual (nausea) dan muntah(emesis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang
terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes.
Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau
sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum.
(c) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian
disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada
bulan bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan
tuanya kehamilan.
(d) Syncope(pingsan)
Terjadinya
gangguan
sirkulasi
kedaerah
kepala(sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika
berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah
16 minggu.
(e) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR)
pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan
usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
9
(f) Payudara Tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progestron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon
hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
(g) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung
kemih
(h) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh
progesteron
dapat
menghambat
peristaltik
usus(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
(i) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat tempat berikut ini
(i) Sekitar pipi: clolasma gravidarum (penghitaman pada
daerah dahi, hidung, pipi, dan leher) Sekitar leher tampak
lebih hitam
(ii) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada
seorang primigravida, warnanya membiru), strie nigra,
linea alba menjadi lebih hitam (linea grisae/nigra).
(iii) Sekitar
payudara:
hiperpigmentasi
aerola
mamae
sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola
ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada
wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan
hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes
sekitar payudara.
(iv) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat
pembesaran bagian tersebut.
(2) Tanda Kemungkinan (Probability sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan perubahan fisiologis
yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan
pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal hal berikut ini:
(a) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
bulan keempat kehamilan.
(b) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthimus uteri.
(c) Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperi bibir.
(d) Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
(e) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan
kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
(f) Kontraksi braxton hicks
Merupakan
peregangan
sel
sel
otot
uterus,
akibat
meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati daeri
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
akan terus meningkat frekuensinyam, lamanya
dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
(g) Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin
saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma
uteri.
(h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human
cjorionic
gonadotropin
(HCG)
yang
diproduksi
oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi
ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi
pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26
hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada
hari ke 30 sampai 60. Tingkat tertinggi pada hari 60 sampai
70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100
hingga 130.
(3) Tanda Pasti (Positive sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal hal berikut ini.
(a) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
(b) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler).
Dengan stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada
usia kehamilan 18-20 minggu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
(c) Bagian bagian janin
Bagian bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat
diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua
(trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.
(d) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupn
USG. (SUMBER. THN)
c) Hormon hormon kehamilan
Menurut Elisabeth ( 2015;h.75) hormon adalah zat kimia (biasa
disebut bahan kimia pembawa pesan) yang secara langsung
dikeluarkan ke dalam aliran darah oleh kelenjar kelenjar, dan pada
kehamilan hormon membawa berbagai perubahan, terpusat pada
berbagai bagian tubuh wanita.
Hormon yang paling berkaitan dengan kehamilan adalah :
Perubahan perubahan hormonal selama kehamilan(trimester I
sampai trimester III)
(1) Estrogen
Produksi ekstrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira kira 100 kali sebelum hamil.
(2) Progesteron
Produksi produksi progesteron bahkan lebih banyak dibandingkan
ekstrogen, pada akhir kehamilan produksinya kira kira 250 mg/hari.
(3) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi,
fungsinya adalah untuk mempertahankan korpus luteum.
(4) Human Placenta Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksi terus naik dan pada saat aterm mencapai 2
gram/hari. Ia bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin
wanita hamil naik.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
(5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan karena ditekan oleh ekstrogen dan progesteron plasenta.
(6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
ekstrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh ekstrogen di
tingkat target organ.
d) Perubahan perubahan pada ibu hamil
(1) Trimester pertama
Segara
setelah
terjadi
peningkatan
hormon
estrogen
dan
progesteron dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam
ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah,
keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu
perubahan psikologi seperti berikut ini :
(a) Ibu untuk menbenci kehamilan, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan, dan kesedihan.
(b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering
kali memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya.
(c) Hasrat melakukan seks berbeda beda pada setiap wanita.
(d) Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah akan timbul
kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan
kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga.
(2) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu
besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan dapat dimulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu
dapat merakan gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
sendiri. Banyak ibu yang merasakan terlepas dari rasa kecemasan
dan tidak nyaman seperti seperti yang dirasakannnya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido(Elisabeth,
2015;h.77).
(3) Trimester ketiga
(a) sakit punggung disebakan karena meningkatnya beban berat yang
anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.
(b) Pernapasan, pada kehamilan 33 hingga 36 minggu banyak ibu
hamil yang susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada
dibawah diafragma menekan paru ibu, tapi setalah kepala bayi
yang sudah turun kerongga panggul ini biasanya pada 2 sampai 3
minggu sebelum persalinan maka akan merasa lega dan bernafas
lebih muda.
(c) Sering buang air kecil,pembesaran rahim, dan penurunan bayi ke
PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu.
(d) Kontraksi perut, brackton hicks kontraksi palsu berupa rasa sakit
yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau
istirahat.
(e) Cairan vagina,peningkatan cairan vagina selama kehamilan
adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan
biasanya agak kental dan pada persalinan lebih cair ( Elisabeth,
2015;h.78).
e) Kebutuhan dasar ibu hamil
(1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia
termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi
pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi
yang sedang dikandung.
(2) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
mahal. Gizi pada ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
perhari, ibu hamil harusnya mengkonsumsi yang mengandung
protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang).
(3) Personal Hygine
Personal hygien ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh
ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena banan
yang
kotor
yang
menggandung
kuman-kuman
(Elisabeth,
2015:h.98)
f)
Tanda tanda bahaya pada ibu hamil
Menurut Elisabeth (2015;h.78) ada 7 tanda bahaya kehamilan,
yaitu :
(1) Pendarahan pervaginam
(2) Sakit kepala yang hebat
(3) Penglihatan kabur
(4) Bengkak diwajah dan jari – jari tangan
(5) Keluar cairan vervaginam
(6) Gerakan janin tidak terasa
(7) Nyeri abdomen yang hebat
g) Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang mempengaruhi
optomalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (
Manuaba, 2010 : 241).
(1) Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi
Ibu hamil dengan resiko tinggi perlu mendapatkan pengawasan
antenatal khusus sehingga tepat pelayanan yang di dapat oleh ibu
tersebut. Kehamilan yang mempunyai criteria kehamilan resiko
tinggi (Manuaba, 2012 : 243) yaitu:
(a) Ibu hamil dengan usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari
35 tahun.
(b) Perkawinan lebih dari usia 5 tahun
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
(c) Riwayat operasi ( operasi plastic pada vagina atau tumor
vagina , operasi persalinan atau operasi pada rahim )
(d) Riwayat
Kehamilan
(
keguguran
berulang,
kematian
intrauteri, sering mengalami perdarahan saat kehamilan,
terjadi infeksi saat kehamilan, anak terkecil berusia 5 tahun,
riwayat molahidatidosa atau korio karsinoma )
(e) Riawayat persalinan ( persalinan premature, persalinan
dengan berat bayi lahir rendah,
persalinan lahir mati,
persalinna dengan induksi, persalinan dengan manual
plasenta, persalinan dengan perdaharan post partum dan
persalinan dengan tindakan )
(f) Tinggi badan kurang dari 145 cm
(g) Kehamilan yang disertai dengan penyakit ( jantung, paru,
hati, ginjal, dan diabetes mellitus )
Menurut Poedjhi Rochyati ( Manuaba 2010 : 241 ) kriteria
kehamilan resiko tinggi adalah :
(1) Primipara muda berusia kurang dari 16 tahun, primipara tua
dengan usia lebih dari 35 tahun, dan primipara sekunder dengan
usia anak terkecil di atas 5 tahun.
(2) Tinggi kurang dari145 cm
(3) Riwayat kehamilan buruk
(a) Pernah keguguran
(b) Pernah mengalami persalinan premature
(c) Riwayat lahir mati
(d) Riwayat persalinan dengan tindakan
(e) Pre-eklamsi,eklamsia
(f) Gravid serotinus
(g) Kehamilan dengan perdarah antepartum
(h) Kehamilan dengan kelainan letak
(i) Penyakit ibu pada kehamilan yang mempengaruhi kehamilan
h) Komplikasi pada kehamilan
Menurut Mochtar (2012;h.139-169) komplikasi kehamilan yaitu:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
(1) Hiperimesis gravidarum
Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai
menganggu
pekerjaan
sehari-hari
karena
keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
Pencegahan dengan memberikan inpormasi dan edukasi tentang
kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor
psikhis
rasa
takut,
tetapi
obat
menggunakan
sedakiva
(luminal,stesolid);vitamin (B1 dan B6);anti mutah.
(2) Topsenia gravidarum
Pre-eklamsi dan eklamsia merupakan gejala yang timbul dari trias:
hipertensi,protuenuri dan edema.
Pencegahan, pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu
serta teliti, berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan
tidur,ketenangan.
(3) Abortus (keguguran dan kelainan dalam dalam tua kehamilan )
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.
Penanganan, berikan obat obat dengan maksud agar terjadi his
sehingga vetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak
berhasil lakukan dilatasi kuretase. Hendaknya pada penderita juga
diberikan tomika dan antibiotika.
(4) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik)
Adalah kehamilan dengan hasil konsepsi perimplentasi diluar
endometrium rahim.
Penanganan perbaiki keadaan umum, tranfusi darah dan segera
lakukan lapatorium explorasi untuk memberhentikan sumber
perdarahan.
(5) Penyakit tropoblas
Penyakit tropoblas karena kehamilan yang berasal dari kelainan
pertumbuhan tropoblas plasenta.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
Penanganan perbaiki keadaan umum pasang batang laminaria
untuk memperlebar pembukaan, dilakukan evakuasi jaringan
dengan menggunakan suctio curettage.
i)
Asuhan Antenatal Care
(1) Pengeretian Asuhan Antenatal Care
Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu
hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan
persalinan yang aman dan memuaskan (Elisabeth, 2015;h.78.).
(2) Tujuan Asuhan Antenatal Care
(a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
(b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu juga bayi.
(c) Mengenali
secara
dini
adanya
ketidaknormalan
atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum,kebidanan, dan pembedahan.
(d) Mempersiapakan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
(e) Mempersiapakan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif.
(f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
(Elisabeth, 2015;h .79.).
(3) Jadwal pemeriksaan Antenatal
Jadwal pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut :
(a) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid.
(b) Pemeriksaan ulang
(i) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
(ii) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
(iii) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai
terjadi persalinan.
Menurut Elisabeth (2015;h.79) frekuensi pelayanan antenatal oleh
WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan
antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut :
1
kali pada trimester pertama (K 1)
1
kali pada trimester dua dan dua kali pada trimeter ketiga (K
4).
(4) Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang
menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria
menjadi 14T, yakni :
(a) Timbang berat badan tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang
atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan
BB.Kenaikan BB ibu hamil normal rata rataantara 6,5 kg
sampai 16 kg.
(b) Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, Deteksi tekanan
darah
yang
cenderung
naik
diwaspadai
adanya
gejala
hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita
pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar
systole/diastole : 110/80 hingga 120/80 mmHg.
(c) Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas
sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak
boleh ditekan)( Elisabeth, 2015).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
No.
1
Tabel 2.1Tinggi fundus uteri normal
Umur kehamilan dalam
Tinggi fundud uteri
minggu
12 cm
12
2
16 cm
16
3
20 cm
20
4
24 cm
24
5
28 cm
28
6
32 cm
32
7
36 cm
36
8
40 cm
40
(d) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil
dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat
seiring dengan pertumbuhan janin.
(e) Pemberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping
TT yaitu nyeri, kemerah kemerahan dan bengkak untuk 1
dan 2 hari pada tempat penyuntikan.
(f) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil
yang
pertama
kali,
lalu
diperiksa
lagi
menjelang
persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
(g) Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.
Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklamsi.
(h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty
(VDRL)
untuk
mengetahui
adanya
treponema
pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilish.
(i) Pemeriksaan urine reduksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu
dengan ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau
riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.
(j) Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat
tekan payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil.
Manfaat perawatan payudara adalah :
(i) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu
(ii) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting
susu(pada putting susu terbenam)
(iii) Merangsang kelenja kelenjar susu sehingga produksi
ASI lancar
(iv) Mempersiapkan ibu dalam laktasi
Perawatan payudara
dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan.
(k) Senam ibu hamil
Bermanfaat
membantu
mempercepat
ibu
pemulihan
dalam
setelah
persalinan
melahirkan
dan
serta
mencagah sembelit.
(l) Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu
hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan
gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.
(m) Pemberian kapsul minyak beryodium
Kekurangan yodium
dipengaruhi oleh faktor faktor
lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung
unsur
yodium.
Akibat
kekurangan
yodium
dapat
mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan :
(i) Gangguan fungsi mental
(ii) Gangguan fungsi pendengaran
(iii) Gangguan pertumbuhan
(iv) Gangguan kadar hormon yang rend
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
2. Persalinan
a) Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi
pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya
penyulit atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri) (Johariah, 2012;h.1).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir
atau
melalui
jalan
lain,
dengan
bantuan
atau
tanpa
bantuan(kekuatan sendiri) ( Manuaba, 2010;h.164)
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai
akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak
saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. (
Elisabeth, 2016;h.4)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin, plasenta dan selaput ketuban) yang telah cukup
bulan (37 hingga 42 minggu) dengan bantuan atau tanpa bantuan.
b) Bentuk persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
(1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
(2) Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
(3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat
janin yang dilahirkan:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
(1) Abortus
(a) Terhentinya dan keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup diluar kandungan.
(b) Umur kehamilan sebelum 28 minggu.
(c) Berat janin kurang dari 1000 gram
(2) Persalinan prematuritas
(a) Persalinan pada umur kehamilan 28 hingga 36 minggu
(b) Berat janin kurang 2.499 gram
(3) Persalian Aterm
(a) Persalinan antara unur kehamilan ( 37 hingga 42 minggu )
(b) Berat janin > 2500 gram
(4) Persalinan serotinus
(a) Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu
(b) Pada jani terdapat tanda serotinus
(5) Persalinan presipetatus
Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam
c) Sebab Sebab Mulainya Persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,
sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai
terjadinya
persalinan.sebab-sebab
mulainya
persalinan
menurut
(Johariyah dan Ema, 2013;h.2-4)
Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang domenin pada saat hamil,
yaitu :
(1) Estrogen
(a) Meningkatkan sensitivitas otot rahim
(b) Memudahkan
penerimaan
rangsangan
dari
luar
seperti
rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan
mekanik
(2) Progesteron
(a) Menurunkan sensitivitas otot rahim
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
(b) Menyulitkan
penerimaan
rangsangan
oksitosin,
rangsangan
rangsangan
dari
luar
seperti
prostaglandin
dari
rangsangan mekanik
(c) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
(3) Teori tentang penyebab persalinan
(a) Teori peregangan
(i) Otot rahim mempunyai kemampuan meregangkan dalam batas
tertentu.
(ii) Setelah melewati batas tersebut terjadi komtraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
(iii) Contohnya pada
hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah
keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
(b) Teori penurunan progesteron
(i) Proses penuaan plasenta mulai umur kehamilan 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu.
(ii) Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot
rahim menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin.
(c) Teori oksitosin internal
(i) Oksitosi dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
(ii) Perubahan
keseimbangan
dapatmengubah
sensitivitas
estrogen
terhadap
dan
oksitosin
progestero
otot
rahim,
sehingga sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
(iii) Menurunnya konsentrasi akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehinggga persalinan dapat dimulai.
(d) Teori prostaglandin
(i) Konsentrasi prosta glandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang
dikeluatkan oleh desidua.
(ii) Pemberian prostaglanin pada saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otos rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
(iii) Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu persalinan.
(e) Teori hipothalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
(i) Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anencepalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus.
(ii) Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan,
hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
(iii) Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat
hubunganantara
hipotalamus
dengan
dengan
mulainya
persalinan.
(iv) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.
(Johariyah, 2012;h.3)
d) Tahapan Persalinan
(1) Kala 1
Yang dimaksud dengan kala 1 adalah kala pembukaan yang
berlangsung dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.Kala 1
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap.
Kala 1 dibagi menjadi dua fase yaitu :
(a) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan
serviks
secara
bertahap.
Berlangsung
hingga
pembukaan serviks membuka kurang dari 4 cm, pada umumnya
fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam, kontraksi mulai
teratur tetapi lamanya masih antara 20 sampai 30 detik.
(b) Fase aktif
Frekuensi dan kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (
kontraksi dianggap adekuat /memadai jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung 40 detik atau lebih).
Dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan 10 cm akan terjadi
dengan cepat rata-rata 1 cm perjam ( nulipara atau multigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara.
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4cm maksimal 9 cm.
Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
(c) Kala II
Pada kala II his terkoordinir,kuat,cepat, dan lebih lama, kira-kira 23 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan
pada rektum ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,
vilva membuka dan perineum menegang.
Lama kala 2 pada primigravida adalah 1,5 sampai dengan 2 jam,
sedangkan pada multigravida adalah 0,5 jam samapai dengan
1jam ( Johariah, 2012;h.5)
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
berbaring, merangkul kedua lengan sampai batas siku, kepala
diangkat sedikit sehingga mengenai dada, mulut dikatup ; dengan
sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung
janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang
sebelah atas (Elisabth, 2016;h.13).
(d) Kala III
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.Pada kala III persalinan,
miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga
uterus
setelah
kelahiran
bayi.
Penyusutan
ukuran
ini
menyebabnkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena pelekatan plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah,maka plasenta akan terlipat,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
menebal dan akhirny terlepas dari uterus. Setelah lepas plasenta
akan turu krbagian bawah uterus atau kedalam vagina.
Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah
(i) Uterus menjadi bundar
(ii) Uterus terdoromg ke atas, karena plasenta dilepaskan ke
segmen bawah rahim.
(iii) Tali pusat bertambah panjang
(iv) Terjadi perdaraha ( Johariyah, 2012;h.7)
(e) Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir, untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum.Kala IV sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman
sampai 2 jam.Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi
karena perdarahan pasca persalinan sering terjadi pada 2 jam
pertama.
Observasi yang dilakukan adalah :
(i) Tingkat kesadaran penderita.
(ii) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah nadi suhu dan
pernafasan
(iii) Kontraksi uterus, tinggi fundus uterus
(iv) Terjadi perdarahan : perdarahan normal bila tidak lebih dari
400 cc sampai 500 cc ( Johariyah, 2012:h .7).
e) Tujuan Asuhan persalianan
Fokus utama asuhan persalinan normal adalah mencegah
terjadinya komplikas. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma
dari sikap menunggu terjadinya dan menangani komplikasi, menjadi
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Pencegahan komplikasi
selama persalinan dan setelah bayi baru lahir akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir.
Tujuan Asuhan persalinan Normal adalah :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
(1) Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
dengan memberikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
(2) Mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai
derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal.
Berdasarkan tujuan asuhan persalinan diatas, maka disusunlah
kebijakan-kebijakan dalam pelayanan asuhan persalinan:
(3) Semua persalinan harus dihadiri dan dipantau oleh petugas
kesehatan terlatih.
(4) Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai
untuk menangani kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal harus
tersedia 24 jam.
(5) Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
bagi seluruh petugas terlatih.
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka rekomendasi kebijakan
teknis asuhan persalinan dan kelahiran:
(i) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukan sebagai
bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya
keluarga atau orang-orang yang memberikan dukungan bagi
ibu.
(ii) Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan
berfungsi
sebagai
suatu
catatan/rekam
medik
untuk
persalinan.
(iii) Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika
benar-benar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dibutuhkan jika
ada infeksi dan penyulit.
(iv) Menejemen
aktif
kala
3,
melakukan
penjepitan
dan
pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan
oksitosin secara intramuskuler( IM ), melaukan penegangan
tali pusat terkendali ( PTT ) dan segera melakukan masase
fundus, harus dilakukan pada persalinan normal.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
(v) Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi
setidak-tidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai
ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus diperiksa
setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua. Masase fundus harus dilakukan sesuai
kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik,
perdarahan minimal dan pencegahan perdarahan
(vi) Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus
sering diperiksa dan di masase sampai tonus baik. Ibu atau
anggota keluarga dapat diajarkan melakukan hal ini.
(vii) Segera setelah lahir seluruh tubuh terutama kepala bayi harus
segera
diselimuti
dan
bayi
dikeringkan
serta
dijaga
kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermi.
(viii)
Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus
disediakan oleh petugas dan keluarga.
f)
Tanda tanda persalinan
Gejala persalinan menurut Elisabeth ( 2016;h.16) sebagai berikut:
(1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
(2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu:
(a) Pengeluaran lendir
(b) Lendir bercampur darah
(3) Dapat disertai ketuban pecah dini
(4) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan servik:
(i) Perlunakan servik
(ii) Perdarahan servik
(iii) Terjadi pembukaan servik
g) Jalannya persalinan
Berikut tentang jalannya persalinan
(1) Tanda persalinan sudah dekat
(a) Terjadi lightening
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
Menjelang minggu ke 36, pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul yang disebabkan:
(b) Kontraksi braxton hicks
(c) Ketegangan perut dinding
(d) Ketegangan ligamentum rotundum
(e) Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah
Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul
(i) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.
(ii) Dibagian bawah terasa sesak.
(iii) Terjadi kesulitan saat berjalan.
(iv) Sering miksi ( beser kencing )
Gambaran lightening pada primigravida menunjukan hubungan normal
antara ketiga P yaitu, power( kekuatan his ), passage ( jalan lahir
normal ), dan passanger ( janinnya dan plasenta ), psikis (psikologi)
dan penolong persalinan. Pada multipara gambarannya tidak jelas,
karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
persalinan.
(2) Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
(a) passage ( jalan lahir)
Jalan lahir dibagi atas:
(i) Bagian keras tulang tulang panggul ( rangka panggul )
(ii) Bagian lunak: otot-otot, jaringan jaringan, ligamen ligamen.
Ukuran ukuran panggul :
Alat pengukur ukuran panggul
(i) Pita meter
(ii) Jangka panggul : martin, oseander, collin, dan baudelokue
(iii) Pelvimetri klinis dengan periksa dalam
(iv) Pelvimetri rongenologis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
Ukuran-ukuran panggul :
(i) Distansia spinarum : jarak antara kedua
spina iliaka anterior
superior 24 sampai 26 cm
(ii) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliakan kanan dan
kiri 28-38 cm
(iii) Konjungata eksterna
: 18 -20 cm
(iv) Lingkar panggul
: 80 - 100 cm
(v) Conjugate diagonalis
: 12,5 cm
(vi) Distansia tuberum
: 10,5 cm
Ukuran dalam panggul
(i) Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk
oleh promotorim, linea linnumenata dan pinggir atas simpisis
pubis.
(ii) Konjugata : dengan periksa dalam di peroleh konjugata
diagonalis 10,5-11 cm
(iii) Konjugata tranversa : 12-13 cm
(iv) Konjugata oblingua : 13 cm
(v) Konjugata obstetrika adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promotorium
(vi) Ruang tengah panggul :
(vii) Bidang terluas ukurannya 13x 12,5 cm
(viii) Bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm
(ix) Jarak antara spina isciadika 11 cm
(x) Pintu bawah panggul ( outlet )
(xi) Ukuran anterior posterior 10-12 cm
(xii) ukuran melintang 10,5 cm
(xiii) Arcus pubis membentuk sudut 90 derajat lebih, pada laki-laki
kurang dari 80 derajat
(b) Power (his dan mengejan )
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his ,
kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
(i) His( kontraksi uterus ) adalah gelombang kontraksi ritmis otot
polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri
dimana tuba falopo memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut dapat dari pacemaker yang terdapat dari dinding uterus
daerah tersebut.
(ii) Karakteristik His Persalinan sesungguhnya dan his persalinan
palsu
Tabel 2.2Karakteristik persalinan
His persalinan
His palsu (Brchakton hick)
Rasa nyeri dengan interval teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlakan
semakin pendek
Rasa nyeri tidak teratur
Tidak ada perubahan interval
antara rasa nyeri yang satu
dengan lainya
Tidak ada perubahan pada
waktu dan kekuatan kontraksi
Wakyu dan kekuatan kontraksi yang semakin
bertambah
Rasa nyeri dibagian belakang dan bagian depan
Berjalan akan menambah intensitas
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi
dengan intensitas rasa nyeri
Menyebabkan
serviks
penipisan
dan
pembukaan
Kebanyakan
rasa
pada
abdomen bagian bawah
Tidak ada perubahan rasa nyeri
dengan berjalan
Tidak ada hubungan antara
tingkat dan kekuatan uterus
dengan intensitas rasa nyeri.
Tidak ada perubahan pada
serviks
(iii) Perubahan perubahan akibat his
(a) Perubahan pada uterus dan serviks
Uterus teraba keras/padat karean kontraksi. Tekanan hidrostatis
air ketuban dan tekanan intra uterin naik serta menyebabkan
serviks menjadi mendatar (effacement) dan dilatasi.
(b) Perubahan pada ibu
Rasa nyeri karena anixsia sel sel otot rahim akibat kontraksi juga
ada peningkatan nadi dan tekanan darah.
(c) Perubahan pada janin
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero plasenter berkurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan
kungang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Jika benar-benar terjadi hipoksia yang agak lama misalnya pada
kontrasksi tetanik maka akan terjadi gawa janin ( Johariyah, 2012;
h.25)
(iv) Periode istirahat antar kontraksi
Memberikan kesempatan pada otot-otot uterus untuk beristirahat.
Sebab kontraksi terus menerus dapat menyebabkan ruptur uteri.
(Johariyah, 2012;h.25)
Aktivitas his mempunyai beberapa ciri khas sebagai berikut:
(a) Saat Hamil
Perubahan perimbangan estrogen dan progesteron menimbulkan
kontraksi otot rahim dengan sifat yang tidak menyeluruh, tidak nyeri,
dan berkekuatan 5 mmHg yang disebut braxton hicks sejak usia
kehamilan 30 minggu. Kekuatan his dalam persalinan.
(i) Kekuatan his kala 1
Sifat kontraksi rahim kala 1 :
(a) Kontraksi bersifat simetris
(b) Fundal dominan,artinya bagian fundus sebagai pusat
dan mempunyai kekuatan yang paling besar.
(c) Involunter artinya tidak bisa diukur oleh parturier.
(d) Intervalnya makin lama makin pendek.
(e) Kekuatannya makin besar dan pada kala II diikuti
dengan refleks mengejan.
(f) Diikuti oleh retraksi, artinya setelah kontraksi panjang
otot uterus tidak kembali ke panjang semula.
(g) Kontraksi menyebabkan rasa sakit dipinggangdaerah
perut dan dapat menjalar ke arah paha.
(ii) Kekuatan his kala II
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
Kekutan his pada akhir kala 1 adalah permulaan kala II
mempunyai amplitudo 60 mmHg. Interval 3-4 menit
durasi berkisat 60-90 detik.
(iii) Kekuatan his kala III
Setelah istirahat sekitar 8-10 menit rahim berkontraksi
traksi untuk melepaskan plasenta dan insersinya di
lapisan nitabusch. Pelepasan plasenta dapat dimulai
dari pinggir atau dari sentral dan terdorong kebagian
bawah rahim.
(iv) Kekuatan his kala iv
Setelah plasenta lahir kontraksi uterus tetap kuat
dengan amplitudo sekitar 60-80 mmHg. Kekuatan ini
tidak diikuti oleh interval pembuluh darahtertutup rapat
dan terjadi kesempatan terbentuk trombus. Melalui
kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi
penghentian perdarahan pasca persalinan.
(c) Passangger
Pasangger terdiri dari :
(i) Janin
Selama
janin
dan
plasenta
didalam
rahim
belum
tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetick dan kebiasaan
ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhan janin menjadi
buruk.
Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami
kesulitan. Pada beberapa kasus dengan anak yang besar pada
ibu dengan diabetes militus terjadi kemungkinan kegagalan
persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya
karena dapat terjadi asfiksia. Persendian leher yang masih lemah
dapat merusak pusat-pusat vital janin yang fatal.
(ii)
Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20
cm tebal 2-3 cm , berat 500-600 gram.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
Plasenta biasanya terlepas dalam 4-5 menit setelah anak
lahir,mungkin pelepasan setelah anak lahir. Juga selapaut janin
menebal dan berlipat-lipat karena pengecilan dinding rahim. Oleh
kontraksi dan retraksi rahim terlepas dan sebagian karena tarikan
waktu plasenta lahir.
(iii) Air ketuban
Sebagian
cairan
pelindung
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan janin, air ketuban berfungsi sebagai ‘bantalan’
untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar. Tak hanya itu
saja air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi,
menstabilkan
perubahan
suhudan
menjadi
sarana
yang
memungkinkan bayi bergerak.
(d) Psikis (Psikologi)
Kebanyakan wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini merupakan kelegaan hati, seolah-olah
pada saat itu benar-benar tejadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
muncul rasa bangga bisa melahirkan.
Psikoligis meliputi :
(i) Melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual.
(ii) Pengalaman bayi sebelumnya.
(iii) Kebiasaan adat.
(iv) Dukungan dari orang terdekat bagi pada kehidupan ibu.
(e) Penolong persalinan
Peran
dari
penolong
persalinan
adalah
mengantisipasi
dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
h) Mekanisme Persalinan Normal
Menurut
Elisabeth
(2016;h.56-58)
menjelaskan
mekanisme
persalinan normal yaitu:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
(1) Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya kepala
dalam pintu atas panggul, dan majunya kepala.
(2) Pembagian ini terutama berlaku pada primigravida. Masunya
kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi
pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multigravida
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
(3) Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya
dengan sutura sagitalis, melintang dan dengan fleksi yang
ringan.
(4) Masuknya sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir,
ialah tepat diantara simpisis dan promotorium, maka kepala
dikatakan dalam synclitismus dan synclitismus os parietal
depan dan belakang sama tingginya.
(5) Jika surtura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau
agak ke belakang mendekati promotorium maka posisi ini
disebut asynclitismus. Pada pintu atas panggul biasanya
kepala
dalam
asynclitismus
posterior
yang
ringan.
Asynclitismus porterior ialah jika sutura sagitalis mendekati
simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal
depan. Asynclitismus anterior ialah jika sutura sagitalis
mendekati promotorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dar os parietal belakang.
(6) Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala
masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru dimulai
pada kala 2. Pada multigravida sebaiknya majunya kepala dan
masuknya kepala kedalam rongga panggul terjadi bersamaan.
Yang
menyebabkan
majunya
kepala:
Tekanan
cairan
intrauterine, tekanan langsung oleh fundus pada bokong,
kekuatan meneran, melurusnya badan janin oleh perubahan
bentuk rahim.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
(7) Penurunan terjadi selama persalinan oleh karena daya dorong
dari kontraksi dan posisi, serta penerapan selama kala 2 oleh
ibu.
(8) Fiksasi (engagement) dari kepala janin telah masuk panggul
ibu. diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul
ibu.
(9) Desensus merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi
karena adanya tekanan cairan amnion, tekanan langsung
pada bokong saat kontraksi, usaha meneran, ekstensi dan
pelurusan badan janin.
(10) Fleksi, sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2
agar bagian terkecil masuk apnggul dan terus turun. Dengan
majunya dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito
frontalis (11,5 cm). Fleksi disebabkan karena janin didorong
maju, dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu
atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
Akibat dari kekuatan dorongan dan tahanan ini terjailah fleksi,
karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari
moment yang menimbulkan defleksi.
(11) Putaran paksi dalam/rotasi internal, pemutaran dari bagian
depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian
depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada
presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kebawah karena putar paksi merupakan
suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir khusunya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi
tersendiri, tetapi selalu kepala sampai ke hodge III, kadang
kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul. Sebab
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
sebab putaran paksi dalam: Pada letak fleksi, bagian
belakang kepala merupakan bagian tahanan dari kepala.
Pada bagian terndah dari kepala ini mencari tahanan yang
paling sedikit yaitu pada sebelah depan atas dimana terdapat
hiatus genetalis antara M. Levator ani kiri dan kanan. Pada
ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah dameter
anteroposterior.
(12) Rotasi internal dari kepala janin akan membuat diameter
enteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala akan
menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari
panggul.
(13) Ekstensi, setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau deflekasi dari kepala.
Hal ini terjadi pada saat lahir kepala, terjadi karena gaya
tahanan dari dasar panggul dimana gaya tersebut membentuk
lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju
lubang vulva sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya. Bagian leher belakang di bawah occiputnya
akan bergeser di bawah simpisis pubis dan bekerja sebagai
titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberi
tekanan tambahan atas kepala yang menyebabkan ekstensi
kepala lebih lanjut saat lubang vulva vagina membuka lebar.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya
ke bawah dan satunya karena disebabkan tahanan dasar
panggul yang menolaknya keatas. Resultantenya ialah
kekuatan kearah depan atas.
(14) Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis
maka yang dapat maju karena kekuatan ersebut diatas adalah
bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar,
dahi hidung dan mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut
hypomoclin.
(15) Rotasi eksternal/putaran paksi luar, terjadi bersamaan dengan
perputaran interior bahu. Setelah kepala lahir, maka kepala
anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam. Gerakan ini di sebut putaran restitusi. Restitusi
adalah perputaran kepala sejauh 450 baik kearah kiri atau
kenan bergantung pada arah dimana ia mengikuti perputaran
dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tiber
ischidium. Gerakan yang terakhir ini adalah gerakan paksi luar
yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu,
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul.
(16) Ekspulasi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai
dibawah sympisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran
bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
jalan lahir mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir).
i)
58 Langkah Asuhan Persalinan Normal
Menurut Ilmiah shofa (2015;h.152-161) bahwa Langkahlangkah persalinan normal diantaranya adalah:
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
(1) Mendengar dan melihat tanda dan gejala kala II :
(a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran (doran)
(b) Ibu merasakan tekanan yang emakin meningkat pada
rektum dan vagina (teknus)
(c) Perineum tampak menonjol (perjol)
(d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka)
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
(2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan BBL.
(3) Pakai celemek plastik
(4) Mencuci tangan (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan tissu/
handuk.
(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk
PD
(6) Masukan oksitosin ke dalam spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT/ steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada spuit).
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
(7) Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan hatihati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas DTT.
(8) Lakukan
pemeriksaan
dalam
(PD)
untuk
memastikan
pembukaan lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi).
(9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
clorin 0,5% selama 10 menit.
(10) Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/
menit).
Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses
Bimbingan Meneran
(11) Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
(12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang di inginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
(13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu marasa ada
dorongan kuat untuk meneran.
(14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
(15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
(16) Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
(17) Buka tutup paertus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
(18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
(19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering.
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
(21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal.
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang
masing-masing kaki dengan ibu jari da jari-jari lainnya.
Penanganan Bayi Baru Lahir
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
(25) Lakukan penilaian sepintas
(26) Keringkan tubuh bayi
(27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
(28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
(29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU
secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral ( lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
(30) setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat ke arah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
(31) Pemotongan tali pusat
(32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan
bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
(33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala II
(34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
(35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat.
(36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri).
Mengeluarkan plasenta
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
(37) Lakukan penegangan tali pusat dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemusiman ke
arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso kranial).
(38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar palsenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian di lahirkan dan titempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan tangan di fundus uteri dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan
yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.
Menilai Perdarahan
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
ke dalam kantung plastik dan tempat khusus.
(41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
(42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
(43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan kulit ke kulit
dada ibu paling sedikit 1 jam.
(44) Setelah satu jam persalinan, lakukan penimbangan atau
pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotika profilaksis dan
vitamin K, 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
(45) Setelah satu jam pemebrian vitamin K, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral.
Evaluasi
(46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
(47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
(48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
(49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan.
(50) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,537,5).
Kebersihan dan Keamanan
(51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi.
(52) Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke tempat yang
sesuai
(53) Buang ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
(54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
(55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
(56) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balik bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
(57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
(58) Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.
j)
komplikasi Dalam Persalinan :
Menurut Mochtar ( 2012;h.213 ) komplikasi dalam persalianan
yaitu :
(1) Distosia Karena Kelainan His ( power )
Distosia karena kelainan His ( power ) adalah his yang tidak
normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat
kelancaran persalinan.
(2) Distosia karena kelainan jalan lahir
(3) Partus percobaan
Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalian ,
untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi
sefalo pelvik.
(4) Distosia serviks
Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan
pada serviks uteri.
Penanganan bila setelah pemberian obat – obatan seperti
valium dan petidin tidak merubah sifat ketakutan , tindakan kita
adalah melakukan sksio sesarea.
(5) Partus macet
(a) Pengertian
Partus macet adalah persalinan lebih dari 12 jam, baik pada
primipara maupun multipara (Depkes, 1996)
Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu keadaan dari
suatu
persalinan
yang
mengalami
kemacetan
dan
berlangsung sehingga timbul komplikasi ibu mau pun
janin(anak) ( Manuaba, 1998)
Partus macet merupakan persalinan yang berjalan lebih dari
24 jam untuk primigravida dan 18 jam untuk multigravida
(Manuaba 1998).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
Partus macet adalah persalinan yang berlangsung lebih
lama tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks,
biasaanya terjadi pada primi dan multi (Arikun, 2001).
Partus
macet
adalah
persalinan
dengan
tidak
ada
penurunan kepala >1 jam untuk nulipara dan multipara (
Sarwono, 2008).
(b) Etiologi
Sebab
sebab
terjadinya
partus
macet
ini
adalah
multikompleks, dan tentu saja bergantung pada pengawasan
selagi
hamil,
pertolongan
persalinan
yang
baik
dan
penatalaksanaan.
Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
(i) Abnormalitas pada panggul
Sering
disebut
CPD
(chephalopelviks
dispropertion)
dimana sering terjadi bila kepala bayi terlalu besar
misalnya pada kasus hidrocepalus dan pelvis terlalu kecit
atau kelainan bentuk.
(ii) Abnormalitas dalam kelainan letak dan janin
(a) Kelainan letak
Kelainan letak adalah komplikasi yang sering dengan
memungkinkan
prognosis
yang
serius
bagi
janin,
misalnya Posisi oksipitalis posterior persisten, Presentasi
puncak kepala, dahi, dan muka, Letak sungsang, Letak
lintang dan Presentasi ganda.
(iii) Kelainan dalam bentuk janin
(a) Hidrocepalus
(b) Janin kembar melekat
(c) Janin dengan perut besar
(d) Prolaf funikuli
(e) Kelainan his dan mengejan
(f) Pimpinan persalinan yang salah
( Aspiani, 2017; h.261)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
(6) Kelainan presentasi dan posisi
(a) Pengertian
Kelainan posisi merupakan posisi abnormal ubun-ubun kecil sebagai
penenda terhadap panggul ibu. Kelainan presentasi adalah semua
presentasi dari janin selain presentasi belakang kepala. Janin dalam
keadaan malpresentasi dan malposisi sering menyebabkan partus lama/
partus macet.
(b) Etiologi
(i) Faktor maternal dan faktor uterus
(a) Panggul sempit
(b) Perut ibu yang mendulans
(c) Neoplasma
(d) Kelainan uterus
(e) Kelainan letak dan besarnya plasenta
(ii) Faktor janin
(a) Bayi yang besar
(b) Kesalahan dalam polaritas janin
(c) Putaran paksi dalam yang abnormal
(d) Sikap janin tidak fleksi tapi ekstensi
(e) Kehamilan ganda
(f) Kelainan janin
(g) Hydramnion
(iii) Pengaruh pengaruh
(a) Pengaruh terhadap persalinan
Adaptari bagian terendah janin dengan serviks daln panggul yang
kurang simetris merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persalinan.
(i) Insiden disporposi fetopelvik lebih tinggi.
(ii) Kerja terus yang kurang ifisien adalah biasa. Kontraksinya
cenderung lemah dan teratur.
(iii) Sering terjadi partus lama.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
(iv) Dapat terjadi cincin retraksi patologi, dan dapat berakhir dengan
ruptura segmen bawah rahim.
(v) Sering kali membukanya serviks perlahan-lahan dan tidak
lengkap.
(vi) Bagian terendah tetap tinggi.
(vii) Sering terjadi ketuban pecah awal.
(viii) Kebutuhan akan tindakan operatif lebih tinggi.
(b) Pengaruh terhadap ibu
(i) Oleh karena diperlukan kerja otot uterus dan perut yang lebih
besar dan oleh karena persalinan sering kali berjalan lama
sehingga kurang istirahat dan makan minum,maka biasa terjadi
ibu kelelahan dan kehabisan tenaga.
(ii) Perinium dan jaringan lunak lebih tegang., sehingga lebih banyak
terjadi robekan.
(iii) Perdarahan lebih banyak, berasal dari Robekan uterus, serviks
dan vagina, Tempat perlekatan plasenta: ibu yang kehabisan
tenaga
menyebabkan
atonia
uteri,
Ketuban
pecah
awal,
Perdarahan banyak kerusakan jaringan.
(iv) Pemeriksaan vaginal dan rektal yang lebih sering.
(v) Insidensi infeksi lebih tinggi. Ini disebabkan olehPenderitaan
pasien tidak sebanding dengan
kekuatan kntraksi uterus
merasakan nteri setelah uterus relaksasi, Paresis usus dan vesica
urinaria menambah penderitaan pasien.
(c) Pengaruh pada bayi
(i) janin tidak sempurna menyesuaikan diri dengan panggul sehingga
lebih sulit melewati panggul dan menyebabkan molage yang lebih
berlebihan.
(ii) Persalinan yang lama berpengaruh lebih berat untuk janin,
mengakibatkan insiden anoxia, kkerusakan otak, asphyxia dari
kematian intrauteri yang lebih tinggi.
(iii) Insiden tindakan operatif yang juga lebih tinggi memperbesar
bahaya trauma pada bayi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
(iv) Tali pusat menumbung lebih sering terjadi dibanding pada
kedudukan normal.
(d) Macam macam kelainan presentasi dan posisi
(i) Presentasi puncak kepala
(a) Pengertian
Presentasi puncak kepala adalah apabila derajat deleksnya
ringan sehinggan UUB merupakan bagian terendah.
Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin
dalam keadaan fleki dalam keadaan tertentu fleki tidak terjadi.
Sehingga kepala defleksi. Presentasi puncak kepala tersebut
juga presentasi sinput terjadi bila defleksinya ringan, sehingga
ubun-ubun besar merupakan bagian yang terendah. Pada
presentasi puncak kepala lingkar kepala yang melalu jalan lahir
adalah sikomfresia fronto oxipito dengan titik perputaran yang
berada dibawah simpisis dan glabela.
(b) Diagnosis
(i) Sumbu panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu.
(ii) Diatas panggul teraba kepala.
(iii) Panggul terdapat pada satu sisi, bagian bagian terkecil
terdapat pada sisi yang berlawanan.
(iv) Di fundus uteri teraba bokong.
(v) Detak jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah
perut ibu, pada sisi yang sama dengan punggung janin.
(vi) Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversal
panggul.
(vii) Kedudukan ubun ubun sama sama dengan mudah dapat
diraba dan dikenali keduanya sama tinggi didalam panggul.
(c) Etiologi
(i) Kelainan panggul
(ii) Kepala bentuk bulat
(iii) Anak kecil / mati
(iv) Kerusakan dasar panggul
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
(d) Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan sama dengan POPP, perbedaanya :
pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang
maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir
adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran
yang berada dibawah simpisis adalah glabela.
(e) Penanganan
(i) Usahakan lahir pervaginam, karena kira kira 75 % bisa lahir
spontan
(ii) Bila ada indikasi ditolong dengan vacum/vorcep, biasanya
anak yang lahir didapati caput daerah UUB
(f) Komplikasi
(i) Robekan jalan lahir yang lebih luas
(ii) Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas
anak agak tinggi
(ii)Presentasi Dahi
Adalah posisi kepala antara fleksi dan defleksi, sehingga
dahi merupakan daerah terendah. Biasanya akan berubah
menjadi letak muka atau belakang kepala. Kepala masuk
panggul dengan dahi melintang atau miring pada waku putar
paksi dalam. Dahi memutar kedepan dan berada dibawah
arkus pubis, kemudian terjadi fleksi sehingga belakang kepala
terlahir melewati perinium lalu terjadi defleksi sehingga lahirlah
bahu.
(iii) Presentasi ossioptio posterior
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin
turun melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/miring,
sehingga ubun ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan
melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakng/kanan
belakang. Dalam keadaan fleksi bagian kepala yang pertama
mencapai dasar panggul adalah occiput. Occiput akan memutar
kedepan karna dasar panggul dan muculus levator aninya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
membentuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput.
Presentasi occipito posterior adalah bagian kepala janin yang
pertama mencapai dasar panggul adalah occiput.
(iv) Presenetasi muka
Adalah keadaan dimana kepala dalam keadaan defleksi
maksimal, sehingga oksiput tertekan pada panggul dan muka
merupakan bagian terendah janin menghadap kebawah. Primer
bila terjadi sejak kehamilan, sekunder bila terjadi pada proses
persalinan, disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh
dari kepala janin. Yang teraba muka bayi sama dengan mulut,
hidung dan pipi.
k) Asuhan kebidanan persalinan
(1) Asuhan kebidanan pada kala I – IV Persalian Menurut Muchtar (
2010;h.77 – 81 ) yaitu :
(a) Kala I
Pekerjaan penolong ( bidan ) pada kala I adalah mengawasi
wanita inpartu sebaik baiknya serta menanamkan semangat
kepada wanita tersebut bahwa proses persalinan adalah
fisologis, tanamkan rasa percaya diri dan percaya pada
penolong. Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan
apabila perlu dan ada indikasi. Apabila ketuban belum pecah,
wanita inpartu boleh duduk atau berjalan jalan. Jika ketuban
sudah pecah, wanita tersebut dilarang berjalan jalan, harus
berbaring. Periksa dalam pervagianam dilarang, kecuali ada
indikasi. Pada kala I pembukaan dilarang mengedan karena
belum waktunya dan hanya akan menghabiskan tenaga ibu.
(b) Kala II
Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri, apabila
belum pecah ketuban dipecahkan. His datang lebih sering dan
lebih kuat lalu timbullah his mnegedan, penolong telah siap
untuk
memimpin
persalianan.
Jika
terdapat
kemajuan
persalinan penolong harus menahan perineum dengan tangan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
kanan
beralaskan
kain
kasa
atau
doek
steril.
Pada
primigravida dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
(c) Kala III
Segera sesudah anak lahir, anak diurus dan tali pusat diklem,
biasanya rahim setelah kelahiran akan mengalami
masa
istirahat, dalam masa terlihat itulah peran bidan yaitu :
Memeriksa keadaan ibu, TTV, mengawasi perdrahan, mencari
tanda pelepasan plasenta, menyuruh ibu mngedan dan
memberi tekanan pada fundus, uri dan selaput ketuban harus
diperiksa sebaik baiknya setelah dilahirkan.
(d) Kala IV
Ibu yang
baru melahirkan, periksa ulang dahulu dan
perhatiakan mengenai: kontraksi rahim, perdarahan, kandung
kemih, luka luka jahitan, uri dan selaput ketuban harus
lengkap, keadaan umum ibu dan bayi dalam keadaan baik.
(2) Asuhan kebidanan persalinan dengan partograf menurut Ari
(2010;h.76-79).
Patograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau
kemajuan kala 1 persalinan dan informasi untuk membuat
keputusan klinik.
(a) Fungsi partograf
(i) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan
dengan memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan
dalam.
(ii) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya
penyulit persalinan sehingga sehingga bidan dapat
membuat keputusn dengan tepat.
(iii) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antara
bidan atau antara bidan dengan dokter mengenai
perjalanan persalinan pasien.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
53
(iv) Alat dokumintasi riwayat persalinan pasien beserta data
pemberian medikamentosa yang diberikan selama proses
persalinan.
(b) Kriteria pasien yang dapat dipantau mengguanakan patograf
(i) Persalinan diperkirakan spontan.
(ii) Janin tunggal
(iii) Usia kehamilan 36-42 minggu
(iv) Presentasi kepala
(v) tidak ada penyulit persalinan.
(vi) Persalinan sudah masuk panggul dalam kala 1 fase aktif.
Bagian bagian partograf merupakan grafik yang di isi
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala
1 persalinan, meliputi :
(a) Kemajuan persalinan
(i) Pembukaan serviks
(ii) Penurunan kepala janin
(iii) Kontraksi uterus
(b) Keadaan janin
(i) Djj
(ii) Warna dan jumlah air ketuban
(iii) Molase tulang kepala janin
(c) Keadaan ibu
(i) Nadi tekanan darah dan suhu,
(ii) Urine : volume dan protein
(iii) Obat-obatan dan cairan IV.
(d) Cara pengisian partograf
Halaman depan
(i) Bagian identitas pasien dan keterangan waktu
(ii) Barisan untuk menuliskan waktu
(iii) Grafik Djj
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
54
Hasil pemeriksaan Djj yang dihitung selama 1 menit
penuh di tuliskan dalam grafik ini dalam bentuk nokta (titik
yang agak besar).
(iv) Baris hasil pemeriksaan air ketuban
Setiap melakukan pemeriksaan, hasil apapun harus
dituliskan. Cara menulisnya :
U: utuh
J : jernih
M mekonium
D: darah
K: kering
Hasil di tuliskan sesuai di kolom sesuai jam pemeriksaan.
(v) Baris
hasil
pemeriksaan
untuk
molase
kepala
janin/penyusupan
Cara menuliskannya :
0:sutura terpisah
1: sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) bersesuaian.
2: sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki.
3: sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
(vi) Garis waspada dan garis bertindak.
(vii) Grafik hasil pemeriksaan dalam
(viii) Grafik hasil pemeriksaan penurunan kepala.
(ix) Grafok hasil observasi kontraksi.
(x) Baris keterangan pemberian oksitosin.
(xi) Baris keterangan pemberian cairan iv dan obat.
(xii) Grafik hasil pemeriksaan tekanan darah dan nadi.
(xiii) Baris hasil pemeriksaan suhu.
(xiv) Baris hasil pemeriksaan urine.
Pengisian partograf halaman belakang dilakukan setelah seluruh
proses persalinan selesai.
Unsur-unsur yang dicatat dalam bagian ini adalah :
(e) Data Dasar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
55
(i) Isikan data pada masing-masing tempat yang disediakan
atau dengan memberikan tanda centang pada kotak di
samping jawaban yang sesuai
(ii) Untuk pertanyaan nomer 5 lingkari jawaban yang sesuai.
(iii) Untuk pertanyaan nomer 8 jawaban bisa lebih dari satu.
(f) Kala 1
Bagiab kala 1 pada partograf halaman belakang terdiri atas
pertanyaan
–pertanyaan
partograf
saat
melewati
garis
waspada., masalah lain yang mungkin timbul, penatalaksanaan
masalah dan hasilnya.
(g) Kala II
Data yang harus di isi pada kala II terdiri dari tindakan
keterangan tindakan episiotomi, pendampingan persalinan,
gawat
janin,
distosia
bahu,
masalah
lain,
serta
penatalaksanaan masalah dan hasilnya.
(h) Kala III
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian
oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, rangsangan pada
fundus,kelengkapan plasenta saat dilahirkan, retensi plasenta
yang
> 30 menit, laserasi, atonia uterus, jumlah perdarahan,
masalah lain, serta penatalaksanaan dan hasilnya.
(i) Bayi Baru Lahir
Informasi yang perlu dicatat dalam bagian ini antara lain berat,
jenis kelamin, penilaian BBL, pemberian ASI, masalah lain,
serta penatalaksanaannya dan hasilnya.
(j) Kala IV
Kala
IV
berisi
data
nadi,temperatur,TFU,kontraksi
tentang
uterus,
tekanan
kandug
darah,
kemih
dan
perdarahan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
56
3. Bayi Baru Lahir
a) Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dengan berat lahir berat badan lahir antara 25004000 gram (Sondakh,2013;h.150)
b) Bayi Baru Lahir Normal
Dikatakan bayi baru lahir normal jika termasuk dalam kriteria
sebagai berikut menurut Sondakh (2013;h.150)
(1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000
(2) Panjang badan bayi 48-50 cm
(3) Lingkar dada bayi 32-34 cm
(4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm
(5) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 x/menit, kemudian turun
sampai 140-120 kali/menit pada saat banyi berumur 30 menit.
(6) Pernapasan cepat pada menit menit pertama kita kita 80
kali/menit
disertai
pernapasan
cuping
hidung,
retraksi
suprastelnal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung
10-15 menit.
(7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.
(8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala telah baik.
(9) Kuku telah agak panjang dan lemas.
(10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia
mayora telah menutupi labia mayora(pada bayi perempuan).
(11) Refleks hisap, menelan dan moro telah terbentuk.
(12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.
c) Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uteru
Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir menurut Sondakh.
(2013;h.150) adalah sebagai berikut:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
57
(1) Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola
sirkulasi. Konsep ini merupakan hal yang esensial pada
kehidupan ekstrauterin.
(2) Dalam 24 jam setelah lahir, sisterm ginjal, gastrointestinal,
hematologi, metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir
harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan.
(3) Periode transisi pada bayi baru lahir
Menurut Sondakh (2013:h.150) bahwa periode transisi
pada bayi baru lahir yaitu :
(a) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam
pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi
dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan
atau melahirkan.
(b) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir),
akan terjadi pernapasan cepat (dapat mencapai 80
kali/menit)dan
pernapasan
caping
hidung
yang
berlangsung sementara, retraksi serta suara seperti
mendengkur dapat
mencapai
terjadi. Denyut jantung dapat
180x/menit
selama
beberapa
menit
kehidupan.
(c) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi
tenang, relaks dan jatuh tertidur, tidur pertama ini
(dikenai sebagai fase tidur) terjadi dalam 2 jam setelah
kelahiran dan berlangsung selama beberapa jam.
(d) Periode kedua reaktifitas, dimulai ketika yang bangun,
ditandai dengan respon berlebih terhadap stimulasi,
perubahan warna kulit dan merah muda menjadi agak
sianosis dan denyut jantung cepat.
(e) Lendir
mulut
dapat
menyebabkan
masalah
yang
bermakna, misalnya tersedak/aspirasi, tercekik dan
batuk.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
58
(4) Adaptasi pernapasan
Adaptasi pernapasan menurut Sondakh (2013;h.151) yaitu:
(a) Pernapasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik, dan
kimia.
(b) Faktor faktor fisik, meliputi usaha yang diperlukan untuk
mengembangkan paru paru dan mengisi alveolusyang
kolaps ( misalnya, perubahan pada gradien tekanan )
(c) Faktor faktor sensorik, meliputi suhu, bunyi cahaya, suara
dan penurunan suhu.
(d) Faktor faktor kimia,meliputi perubahan dalam darah
(misalnya,penurunan kadar oksigen,peningkatan kadar
karbondioksida, dan penurunan ph) sebagai akibat
asfiksia sementara selama kelahiran.
(5) Adaptasi kardiovaskuler
Menurut Sondakh (2013:h.151-152) adaptasi kardiovaskuler
pada bayi baru lahir yaitu:
(a) Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir.
Beberapa perubahan terjasi dengan cepat, dan sebagian
lagi terjadi seiring drngan waktu.
(b) Sirkulasi
perifer
lambat,
yang
menyebabkan
akrosianosis (pada tangan, kaki, dan sekitar mulut).
(c) Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit sat bangun dan
100 kali/permenit saat tidur.
(d) Rata rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan
bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas
bayi. Dengan berkembang paru-paru, pada alveoli akan
terjadi
peningkatan
tekanan
oksigen.
Sebakiknya,
tekanan karbondioksidan akan mengalami penurunan.
Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi
pembuluh darah dari arteri pulmonalismengalir ke paruparu dan ductus arteriosus tertutup. Setelah tali pusar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
59
terpotong, aliran adarah dari plasenta akan terhenti dan
voramen ovale tertutup.
(6) Perubahan Termogulasi dan Metabolik
Menurut Sondakh (2013;h.152-153) perubahan termogulasi
dan metabolik pada bayi baru lahir yaitu:
(a) Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena
lingkingan eksternal lebih dingin daripada lingkungan pada
uterus.
(b) Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan
kulit yang besar dibandingkan dengan berat badan
menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada
lingkungan.
(c) Kehilangan panas yang cepat pada lingkungan yang dingin
melalui konduksi,konfeksi, radiasi dan evaporasi.
(d) Terutama dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam
hibungannya dengan asidosis metabolik dapat brtsikap
mematikan, bahkan pada bayi yang cukup bulan yang
sehat. Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan ditempat yang
suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam
keadaan basah.bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25oC,
maka
bayi
akan
kehilangan
panas
melakui
evaporasi,konveksi,konduksi, dan radiasi sebanyak 200
kalori/kg/BB/menit. Sementara itu pembentukan panas,
pembentukan panas yang dapat yang dapat diproduksi
hanya sepersepuluh dari pada yang tersebut diatas dalam
waktu bersamaan. Hal ini akan menyebabkan perubahan
suhu tubuh.
(7) Adaptasi Neorologis
Adaptasi Neorologis pada bayi baru lahir menurut Sondakh
(2013;h.153-154) yaitu:
(a) Sistem neorologis pada bayi secapa anatomik dan
fisiologis belum berkembang sempurna.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
60
(b) Bayi
baru
lahir
menunjukan
gerakan-gerakan
tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstremitas.
(c) Perkembangan neonatur terjadi sangat cepet. Saat bayi
tumbuh, prilaku yang lebih komplek(misalnya: kontrol
kepala, tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan
berkembang.
(d) Reflek bayi baru lahir merupakan indikator penting
perkembangan normal.
(8) Adaptasi gastrointestinal
Adaptasi gastrointestinal pada bayi baru lahir menurut
Sondakh (2013;h.155-156) yaitu:
(a) Enzim enzim dibgestif aktif saat lahir dan dapat menyokong
kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.
(b) Perkembangan otot dan refleks yang paling penting untuk
menghantar makanan sudah termasuk saat lahir.
(c) Pencernaan
protein
dan
karbohidrat
telah
tercapai;
pencernaan dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak
adekuatnya enzim enzim pankreas dan lipase.
(d) Kelenjar salipa imatur saat lahir, sedikit salipa diolah
sampai bayi berusia 3 bulan.
(e) Pengeluaran mekonium,
kehijauan,lengket
dan
yaitu feses
yang berwarna
mengandung
darah
semar,diekresikan 24 jam 90% bayi baru lahir yang normal.
(f) Variasi yang besar terjadi diantara bayi baru lahir tentang
minat terhadap makanan, gejala-gejala lapar,dan jumlah
makanan yang dimakan setiap kali pemberian makan.
(g) Bebrapa bayi barulahir menyusu segera bila diletakan pada
payudara, sebagian lainya memerlekan 48 jam untuk
menyusu secara efektif.
(h) Gerakan acak tangan ke mulut dan menghisap jadi telah
diamati di dalam uterus; tindakan-tindakan ini berkembang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
61
dengan baik pada saat lahir dan diperkuat dengan rasa
lapar
(i) Oleh karena kadar gula darah tali pusat 69mg/100 ml akan
menurun menjadi 50mg/100 ml dalam waktu 2 jam setelah
lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jamjam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme.
(j) Asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120
mg/100 ml. Bila perubahan glukosan menjadi glikogen
meningkat atau adanya gangguan metabolosme asam
lemak yang tiadak dapat memeniuhi kebutuhan neonatus,
maka kemungkinan besar bayi mengalami hipoglikemia.
(9) Adaptasi ginjal
Adptasi ginjal pada bayi baru lahir menurut Sondakh (2013;h.
156) yaitu:
(a) Laju fitrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir
disebabkan olehb tidak adekuatnya area permukaan
kapiler glomerolus.
(b) Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir
yang normal, tetap menghambat kapasitas bayi untuk
berespon terhadp stresor.
(c) Penurunan kemampuan untuk mengekresikan obat-obatan
dan kehilangan cairan yang berlebih mengakibatkan
asidosis dan ketidak seimbangan cairan.
(d) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam
pertama stelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari
pertama, setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24
jam.
(e) Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat; noda
kemerahan (debu batu bata)dapat diamati pada popok
karena kristal asam urat.
(10) Adaptasi hati
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
62
Adaptasi hati pada bayi baru lahir menurut Sondakh
(2013;h.156-157) yaitu:
(a) Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu
setelah lahir, hati terus membantu pembekuan darah.
(b) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang
esensial untuk pembekuan darah.
(c) Penyimpanan zal besi ibu cukup memadai bagi bayi
sampai 5 bulankehidupan eksternaluteri ; pada saat ini,
bayi baru lahir menjadi rentan terhadap devisiensi zat besi.
(d) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin yang terkonjugasi
yang bersikulasi, pigmen berasal dari hemoglobin yang
dilepaskan dengan pecahan sel sel darah merah.
(e) Dilirubin tidak terkonjugasi dapat meningkatkan sistem
vaskular dan menembus jaringan ekstra vaskular lainya
(misalnya;
kulit,sklera,dan
membran
mukosaoral).
Mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus.
(f) Pada stres dingin yang lama, glikolisis anaerob terjadi
karan ayang mengakibatakan peningkatan produksi asam.
Asidosis metabolit terjadi dan jika terdapat devekfungsi
pernapasan, asidosis respiratorik dapat terjadi.
(g) Asam lemak berlebih menggeser bilirubin dari tempattempat peningkatan albumen. Peningkatan kadar bilirubin
tidak
berikaran
yang
bersikulasi
mengakibatkan
peningkatan resiko kern ikterus bahkan pada kadar bilirubin
serum 10 mg/dl atau kurang.
(11)
Adaptasi imun
Adaptasi imun pada bayi bari lahir menurut Sondakh
(2013;h.157) yaitu:
(a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi otganisme
penyerang pintu masuk.
(b) Imunitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan periode resiko pada bayi bayi baru lahir :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
63
(i) Respon inplamasi berkurang, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
(ii) Fagositosis lambat.
(iii) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin
belum berkempang sempurna sampai usia 3-4 minggu.
(iv) Imunuglubumin A hilang dari saluran pernapasan dan
perkemihan. Kecuali bayi tersebut menyusu ASI.
(12) Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi menurut Sondakh (2013;h.160)
yaitu:
(a) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup /melebar, adanya caput succedenum, cepal
hematoma, krationabes,dan sebagainya
(b) Mata
:
pemeriksaan
terhadap
perdarahan,
subkonjungtiva, tanda-tanda infeksi(pus)
(c) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labio skisis,
labiopalatokisis, dan refleks hisap (dinilai saat bayi mulai
menyusui)
(d) Teling: pemeriksaan terhadap preaurical tag, kelainan
daun.bentuk telinga.
(e) Leher:pemeriksaan
terhadap
hematom
sternocleidomastoideus, duktus thyroglossalis,hygroma
colli.
(f) Dada: pemeriksaan terhadap bentuk bentuk, pembesaran
buah dada, pernapasan, retraksi, intercostal, subcostal
sifoid, merintih, pernapasan caping hidung seta bunyi
paru-paru.
(g) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, prekuensi bunyi
jantung, kelainan bunyi jantung.
(h) Abdomen
:
pemeriksaaan
terhadap
membuncit(
pembesaran hati, tumor aster, limfe)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
64
(i) Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah
darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia
di tali pusat atau selangkangan.
(j) Alat kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakah
berada pada skrotum, penis berlubang pada ujung ( pada
bayi laki-laki), vagina berlubang, apakah labia mayor
menutupi labia minora ( pada bayi perempuan )
(k) Lain-lain: mekonium harus keluar setelah 24 jam
kelahiran , bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani
atau obstruksi usus. Selain itu, urin juga harus keluar
dalam 12 jam. Kadang pengaluaran urin tidak diketahui
karena pada saat bayi lahir, urin keluar bercampur
dengan air ketuban. Bila urin tidak keluar dalam waktu 24
jam harus diperhatikan kemungkinan terjadinya obstruksi
saluran kemih.
(13) Perlindungan termal ( termoregulasi)
Perlindungan termal (termoregulasi) pada bayi baru
lahir menurut Sondakh (2013;h.157) yaitu:
(a) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak
antara kulit antara kulit bayi dengan kulit ibu.
(b) Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkis bayi
tersebut dengan selimut,serta jangan lupa memastikan
bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh. Pastikan bayi tetap
hangat.
(c) Mempertahankan lingkungan termal netral
(14)
Pemeliharaan pernapasan
Mempertahankan terbentuknya jalan napas. Sediakan balon
penghisap lendir atau ASI dari mulut dengan cepat dalam
upaya mempertahankan jalan napas yang bersih. (Sondakh,
2013;h.157-157).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
65
(15)
Pemotongan Talipusat
Pemotongan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan
fisik terakhir ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi
tapi pusat berhenti dapat pdilakukan pada bayi normal.
Sedangkan pada bayi gawat napas dapat dilakukan
pemotongan
talipusat
secepat
mungkinagar
dapat
dilakukan resusitasi sebaik baiknya (Sondakh,2013;h.158).
(16)
Penilaian apgar
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah
lahir
dengan
menggunakan
nilai
APGAR.
Penilaian
berikutnya dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh.
Penilaian
ini
perlu
untuk
mengetahui
apakah
bayi
menderita asfiksia atau tidak.
Tabel 2.3Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR SCOR
Indikator
Appearance
(warna kulit)
Pulse rate
(Frekuensi nadi)
Grimach
(reaksi
rangsang)
Activity ( tonus otot)
0
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Respiratiaon
Tidak ada
(pernapasan)
Sumber : Sondakh, 2013;h.158
1
Badan
merah
ekstremitas biru
Kurang dari 100
2
Seluruh
tubuh
kemerah-merahan
Lebiih dari 100
Sedikit
gerakan
mimik
Ekstremitas dalam
sedikit fleksi
Lemak/tidak teratur
Batuk atau bersin
Gerakan aktif
Baik/menangis
Setiap variabel diberi nilai 0,1,2, sehingga nilai tertinggi
adalah 10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi
berada dalam kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukan adanya depresi
sedang dan membutuhkan beberapa tindakan resusitasi. Bayi
dengan nilai 0-3 menunjukan depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera dan memungkinkan memerlukan vertilisasi.
Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat badan, periksa
suhu,dan kebiasaan makan bayi. Periksa tanda bahaya:
(a) Tidak mau minum atau memuntahkan semua.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
66
(b) Kejang.
(c) Bergerak hanya jika dirangsang.
(d) Nafas cepat(>60 kali/menit)
(e) Napas lambat (< 30 kali/menit)
(f) Tarikan dinding dada yang sangat kuat.
(g) Merintih.
(h) Teraba demam.
(i) Teraba dingin.
(j) Nanah yang banyak dimata.
(k) Pusar kemerahan meluas kedinding perut.
(l) Diare.
(m) Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki.
(n) Perdarahan.
Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial, seperti nanah
keluar dan umbilikal kemerahan disekitsn umbilikus, adanya
lebih dari 10 pustula dikulit, pembengkakan, kemerahan,
pengerasan kulit. Bila terdapat tanda bahaya bahaya atau
infeksi, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan.
(17) Komplikasi Bayi Baru Lahir
Menurut Sondakh (2012) hal: 176 ada komplikasi bayi baru lahir
seperti :
(a) Asfiksia
Di kutip dari AH Markum (2001:261) menyatakan bahwa asfiksia
adalah suatu keadaan bayi saat lahir yang mengalami gangguan
pertukaran gas dan transpor oksigen, sehingga penderita
kekuranagn persediaan oksigen dan kesulitan dalam
mengeluarkan karbondioksida.
(18) Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir (Kunjungan Neonatal)
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan / perawat / dokter
dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu :
Pertama pada 6 jam - 48 jam setelah lahir
Kedua pada hari ke 3 – 7 setelah lahir
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
67
Ketiga pada hari ke 8 – 28 hari setelah lahir
Menurut journal bidan diah bahwa ada beberapa kunjungan yang
harus dilakukan selama masa neonatus, yaitu :
(a) Kunjungan Neonatal hari ke-l (KN I)
(i) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan
dapat di laksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas
kesehatan (>24 jam)
(ii) Untuk bayi yang lahir di rumah , bila bidan meninggalkan
bayi sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada
6 jam setelah lahir.
(iii) Hal yang di laksanakan:
(a) jaga kehangatan tubuh bayi
(b) berikan Asi Ekslusif
(c) Cegah Infeksi
(d) Rawat tali Pusat
(b) Kunjungan neonatal hari ke 2- (KN 2)
(i) Jaga kehangatan tubuh bayi
(ii) Berikan Asi Ekslusif
(iii) Cegah Infeksi
(iv) Rawat tali Pusat
(c) Kunjungan neonatal minggu ke -3 (KN 3)
Hal yang di lakukan meliputi
(i) Memeriksa ada/tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit
pada bayi
(ii) Menjaga kehangatan bayi
(iii) Memberikan ASI Ekslusif
4. Masa Nifas
a) Definisi
Masa pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu
serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya,
ibu menyadari mengalami perubahan dalam hidupnya yang sangat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
68
bermakna dalam hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan
emosional, perubahn fisik secara dramatis, hubungan keluarga serta
aturan penyesuaian terhadap peraturan yang baru. Termasuk
didalamnya perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu
disamping masa pascapersalinan mungkin menjadi masa perubahan
dan
penyesuain
sosial
ataupun
perseorangan
(Prawihardjo,
2010;h.357)
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Elisabeth,2016;h.1). Periode postnatal adalah penyerahan dari
selaput dan plasenta (menandai akhir dari periode intrapartum)menjadi
kembali kesauran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil.
Periode ini juga disebut puerperium (Elisabeth,2016;h.1). Masa nifas
atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas yaitu kira kira6-8 minggu (Elisabeth, 2016;h.1).
Masa pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta
bayinya. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya,
ibu menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna
dalam hidupnya ( Prawihardjo, 2010;h.357).
b) Tahapan masa nifas
Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :
(1) Purperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperolehkan
berdiri dan berjalan
(2) Purperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia genetalia.
(3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama dalam selama hamil atau waktu
persalinan
mumpunyai
komplikas.
Waktu
untuk
sehat
sempurna mungkin beberapa minggu, bulan atau tahun.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
69
c) Perubahan fisik masa nifas :
(1) Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan
rahim ( involusi)
(2) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea)
(3) Kelelahan karena proses melahirkan.
(4) Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
(5) Kesulitan buang air besar ( BAB) dan BAK.
(6) Gangguan otot ( betis, dada, perut, panggul dan bokong)
(7) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
d) Perubahan fisiologis pada masa nifas
Perubahan fisik ibu nifas menurut Elisabeth (2015;h.63-69) yaitu :
(1) Sistem kardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera
setelah melahirkan karena terhentinaya aliran darah ke plasenta
yang mengalibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi
dengan haemokosentrasi sampai volume darah kembali normal,
dan pembuluh darah kembali keukuran semula.
(2) Sistem haematologi
hari pertama mas nifas kadar fibronegen dan plasma sedikit
menurun,
tetapi
darah
lebih
kental
dengan
peningkatan
viskusitas sehingga meningkatkan pembekuan darah. Haematorit
dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas
bukan masa penghancur sel darah merah tetapi tambahantambahan akan menghilang secara perlahan agar sesuai dengan
waktu hidup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada
komplikasi, keadaan haematokrit dan haemoglobin akan kembali
ke keadaan normal. Seperti sebelum hamildalam 4-5 minggu.
(3) Sistem reproduksi
(1) Uterus
Uterus
secara
berangsur-angsur
menjadi
kecil(involusi)
sehingga akhirnyakembali seperti sebelum lahir.
(2) Lochea
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
70
Lochea adalah sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
(3) Serviks
Serviks mengalami involusi brersama sama uterus, setelah
persalinan, asteumeksternal dapat dimasuki oleh 2 jari hingga 3
jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
(4) Vulva dan vagina
Vulva daan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama setelah prosess tersebut, kedua organ
ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali kekeadaan tidak hamil dan ruarge dalam
vagina berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol.
(5) Perineum
Segera setelah melahirkan perinium menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
Pada postnatal hari ke 5, perium sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari
pada keadaan sebelum melahirkan.
(6) Payudara
Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan vaskular. Sementara air susu saat diproduksi,
disinpan di alveoli dan harus dikeluarkan secara efektif
dengan cara dihisap oleh bayi untuk pengadaan dan
keberlangsungan laktasi.
(7) Siatem perkemihan
Baung air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine spingter dan oedema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin antara tulang pubis selama persalinan. Urin
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
71
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36
jam sesudah melahirkan.
(8) Sestem gastroinstestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau diua hari, gerak tubuh berkurang
dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum
melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah perineum
dapat mengahalangi keinginan kebelakang.
(9) Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post
partum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar
prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.
(10) Sestem muskulosklebal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam postpartum.
Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi
dan mempercepat proses involusi.
(11) Sistem integrumen
(a) Penurunan
melanin
umumnya
selama
persalinan
menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit.
(b) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen
menurun.
e) Perubahan psikis masa nifas :
(1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah
melahirkan sampai hari kedua ( fase taking in)
(2) Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi,
muncul perasaan sedih ( baby blues) disebut fase taking hold (
hari ketiga sampai sepuluh)
(3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut
fase lating go ( hari ke sepuluh akhir masa nifas).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
72
f)
Pengeluaran lochea terdiri dari :
(1) Lochea lubra : hari kesatu sampai dua terdiri dari darah segar
bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desi dua, sisa-sisa verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium.
(2) Lochea sanguinolenta : hari ketiga sampai tujuh, terdiri dari
bercampur lendir, warna kecoklatan.
(3) Loche serosa : hari ke 7- 14, berwarna kuning.
(4) Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas, hanya merupakan cairan
putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea
purulenut.
g) Tujuan asuhan masa nifas normal dibagi 2, yaitu :
(1) Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
(2) Tujuan khusus
(a) Menjaga
kesehatan
ibu
dan
bayi
baik
fisik
maupun
psikologisnya.
(b) Melaksanakan skrining yang komprehensif.
(c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya.
(d) Memberikan
pendidikan
kesehatan,
tentang
perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi
dan perawatan bayi sehat.
(e) Memberikan pelayanan keluarga berencana
h) Kunjungan Masa Nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang kurangnya tiga
kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai
dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai
dengan hari ke 28 pasca persalinan, dan pada hari ke 29 sampai
dengan hari ke 42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
73
(1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan
suhu);
(2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
(3) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
(4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
(5) Pemberian
komunikasi,
informasi,
dan
edukasi
(KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayibaru lahir, termasuk keluarga
berencana;
(6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Tujuan dilakukannya kunjungan nifas menurut Siwi Walyani
dan Purwoastuti (2015; h. 5) :
(1) Kunjungan nifas 1 (KF 1)
(a) Mencegah terjadinya perdarahan pada maa nifas
(b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut
(c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
(d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
(e) Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir
(f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
(2) Kunjungan nifas 2 (KF 2)
(a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
(b) Menilai tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan
pasca melahirkan
(c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
74
(d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit
(e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi
agar tetap hangat
(3) Kunjungan nifas 3 (KF 3)
(a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada
perdarahan, dan tidak ada bau
(b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
kelainan pascamelahirkan
(c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat
(d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit
(e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi
agar tetap hangat
(f) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
dialami atau bayinya
(g) Memberikan konseling untuk KB secara dini
i)
Komplikasi Dalam Masa Nifas
Menurut Mochtar ( 2012;h. 285) komplikasi dalam masa nifas yaitu:
(1) Sub involusi uterus
Adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin , menjadi 40 – 60
gr 6 minggu kemudian . Bila pengecilan ini kurang baik atau
terganggu disebut sub involusi.
(2) Perdarahan nifas sekunder
Yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam
postpartum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas .
(3) Flegmasia alba dolems
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
75
Yaitu suatu trombofeblitis yang mengenai satu atau kedua vena
femoralis.
Penangan : darerah yang terkena diistirahatkan , kaki
ditinggikan dan diberikan obat obatan, seperti tablet asam
asetilsalisilat dan antibiotika.
(4) Mastitis
Adalah suatu peradngan pada payudara disebabkan kuman,
teruma staphyloccus aureus melalui luka pada putting susu ,
atau melalui peredaran darah.
Penanganan : penyusuan bayi dihentikan , kompres dan
pengurutan ringan untuk penyokong payudara bila panas dan
nyeri berikan obat obatan anti panas dan analgetika.
5.
Keluarga Berencana
a) Definisi
Keluaraga berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah upaya untuk
peningkatan
kepedulian
dan
peran
serta
masyarakat
melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengatur kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahtraaan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera (Marmi, 2016;h.83)
Keluarga berencana menurut WHO expert comite, (1970) adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
obyek-obyek tertentu, menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kelahiran, mengontrolwaktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
b) Penapisan klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metod
kontrasepsi (misalnya pil KB , suntikan atau AKDR) adalah untuk
menentukan menentukan apakah anda :kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
76
keadaan yang membutuhkan perhatian khusus.Masalah (misalnya
diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan
dan pengelolaan lebih lanjut.
Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan
anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau
kemungkinan
hamil
kontrasepsi,
kecuali
dapat
AKDR
disingkirkan.
dan
Sebagian
kontrasepsi
besar
mantap
cara
tidak
membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan
laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya
tidak diperlukan karena :
Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda ( umur 16-35
tahun) dan umumnya sehat.
Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan
perhatian ( misalnya kangker genetalia dan payudara, fibroma uterus )
jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun.
Pil kombinasi dosisi rendah yang sekarang tersedia (berisi esterogen
dan progesteron lebih baikdari pada produk sebelumnya karena efek
samping lebih sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis.
Pil progestin, suntik, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan
dengan estrogen dan dosis progestin yng dikeluarkan perhari bahkan
lebih rendah dari pil kombinasi.
Tabel 2.4Daftar tilik penapisan klienn metode nonoperatif .
Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntik dan
YA
TIDAK
susuk)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih.
Apakah anada menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca
persalinan
Apakah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak atau haid
setelah senggama..
Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata.
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual.
Apakah pernah nyeri yang hebat pada betis, paha atau dada
atau tungkai bengkak (edema)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
77
Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau
90 mmHg (diastolik)
Apakah ada masa atau benjolan pada payudara.
Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)
AKDR (semua jenenis pelepas tembaga dan progestin)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Apakah klien (atau pasangan)b mempunyai pasangan seks lain.
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau
kehamilan ektopik.
Apakah pernah mengalami haid banyak ( lebih 1-2 pembalut 4
jam)
Apakah pernah mengalami dismenore berat yang membutukan
analgetika dan/atau istirahat baring.
Apakah
pernah
mengalami
perdarahan/perdarahan
bercak
antara haid atau setelah senggama.
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau
kongenital
(1) Apakah klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan maka
pil kombinasi adalah metode pilihan terakhir.
(2) Tidak cocok untuk pil progestin(minipil), suntikan (DMPA atau NET-EN),
atau susuk
(3) Tidak cocok untuk suntikan progestin ( DMPA atau NET-EN)
Jika semua keadaan di atas adalah “tidak” (negatif) dan tidak dicurigai
adanya kehamilan, maka dapat di teruskan dengan metode khusus. Bila
respon banyak yang “YA” (positif), berarti klien perlu di evaluasi sebelum
keputusan akhir dibuat.
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang
kondisi di atas. Namun, petugas namun petugas kesehatan harus
mengetahui keadaan sebenarnya. Bila diperlukan, petugas dapat
mengulangi pertanyaaan dengan cara yang berbeda. Jiga perlu
diperhitungkan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin
berpengaruh terhadap respon klien tersebut dan pasangannya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
78
Tabel 2.5Daftar tilik penapisan klien. Metode oprasi (Tubektomi)
Keadaan klien
Keadaan
Dapat
di
Dilakulan
di
fasilitas
fasilitas rawat jalan
rujukan
(
Keadaan umum baik tidak
Diabetes tidak terkontrol,
dan
ada tanda-tanda penyakit
riwayat
jantung, paru, atau ginjal.
pembekuan
umum
anamnesisi
dilakukan
pemeriksaan fisik)
gangguan
darah,
tanda-tanda
ada
penyakit
jantung , paru, atau ginjal.
Keadaan emosional
Tenang
Cemas, takut
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
>160/100 mmHg
Berat badan
35-85 kg
>85 kg ; <35 kg
Penyakit
operasi
abdomen atau panggul
Bekas
seksio
sesarea
(tanpa perlekatan)
Oprasi abdomen lainya,
perlekatan atau terdapat
kelainan
pada
pemeriksaan panggul
Riwayat radang panggul,
Pemeriksaan
dalam
Pemeriksaan dalam ada
hamil ektopik, apendisis
normal
kelainan
Anemia
HB> 8 g%
HB < 8 g %
Tabel 2.6 Daftar tilik penapisan klien metode oprasi
Kedaan klien
Keadaan
(anamnesa
Dapat dilakukan pada
Dilakukan pada fasilitas
fasilitas rawat jalan
rujukan
umum
Keadaan umumbaik tidak
Diabetes tidak tekontrol,
dan
ada tanda-tanda penyakit
riwayat
jantung, paru, dan ginjal.
pembekuan darah, tanda-
pemeriksaan fisik)
ganguan
tanda penyakit jantung,
paru , dan ginjal.
Keadaan emosional
Tenang
Cemas, takut
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
>160/100 mmHg
Normal
Tanda-tanda infeksi atau
Infeksi
atau
kelainan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
79
skrotum/ingunal
kelainan
Anemia
HB> 8 g%
HB < 8 g %
Bagaimana meyakinkan bahwa klien tidak hamil
klien tidak hamil apabila :
(1) Tidak senggama sejak haid terakhir
(2) Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar,
(3) Sekarang di dalam 7 hari pertama haid terakhir,
(4) Di dalam 4 minggu pasca persalinan,
(5) Dalam 7 hari pasca keguguran,
(6) Menyusui dan tidak haid
Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan, kecuali untuk menyingkirkan
kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu.
Untuk kien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang (suntikan,
norplant pemeriksaan dalam guna menyingkirkan kehamilan.
Tabel 2.7Prosedur penapisan klien
Prosedur
KBA
atau
MAL
Metode
barier
(kondom)
AKDR
Kontap
wanita/
pria
Tidak
Metode
hormonal
(pil
kombinasi,
pil
progestin/suntik
an/implan )
Ya (lihat daftar)
Penapisan
reproduksi
Tidak
Ya
(lihat
daftar)
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
(lihat
daftar)
Ya
Seleksi ISR/IMS
resiko tinggi
Pemeriksaan
Wanita umum
Abdomen
Pemeriksaan
spekulum
Pemeriksaan
dalam
Pria ( lipat paha,
penis,
testis,
skrotum)
tidak
-
Tidak
-
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
-
Ya
Tidak
Ya
Ya
-
Tidak
(1) Metode hormonal
(2) Oklusi tuba dan vasektomi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
80
(3) Bila ceklis penapisan semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan.
(2) Metode keluarga berencana menurut Marmi (2016;h.83-84) yaitu :
1. Metode kontrasepsi sederhana (tanpa alat) KB alamiah.
(a) Metode kalender/pantang berkala
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari
sebelum
menstruasi.
Pantang
berkala
Adalah
cara/metode
kontrasepsi sederhanayang dilakukan pasangan suami istri dengan
tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
sybur/ovulasi.
(i) Keuntungan
(1) Metode kalender/pantang berkala lebih sederhana.
(2) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat
(3) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapan
(4) Tidak mengganggu pada saat berhubungan
(5) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
mrnghindsri resiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi.
(6) Tidak memerlukan biaya.
(7) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
(ii) Keterbatasan
(a) memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri.
(b) Harus
ada
motivasi
dan
disiplin
pasangan
dalam
menjalankannya.
(c) Suami istri tidak bisa melakukan hubungan setiap saat.
(d) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa
tidak subur.
(e) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enam kali
siklus.
(f) Siklus mentruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
(g) Lebih efektif bila dokombinasikan dengan kontrasepsi lain.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
81
(b) Metode suhu basal tubuh
Suhu tubuh basal adalah suhu terenda yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat atau dalam kedaan
istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainya.
(c) Metode simptotermal on symptotermal method
Metode semtotermala merupan metode keluarga berencana
alamiah(KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasi
wanita.
Metode
symtotermal
mengombinasikan
metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
(d) Metode pengamatan lendir serviks (metode ovulasi)
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode
keluarga berencana Alamiah (KBA). Dengan cara mengenali masa
subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan
perubahan pada rasa pada vulva menjelang hari-hari menstruasi.
(e) Metode amenore laktasi
Metode amenore laktasi adalah metode kontra sepsi sementara
yang mengandalkan pemberian ASI secara esklusif artinya hanya
diberikan asi saja tanpa tambahan makanan dan minuman
lainnya.
(f) Senggama terputus
Metode coitus interupus adalah metode keluarga tradisional
/alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum ejakulasi.
1. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
(a) Kondom pria
Kondom pria merupakan selubang/ sarung karet tipis yang
dipasang pada penis sebgain tempat penampungan air mani yang
dikeluarkan pada pria saat senggama sehingga tidak tercurah
pada vagina. Bentunya ada dua macam yaitu polos dan berputing.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
82
(b) Barier intra vaginal
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya
spermatozoa kedalam traktus genetalia internal wanita dan
mematikan
spermatozoa
oleh
spermisidnya.Macam-macam
baerier vaginal
(i) Difragma
(ii) Kap serviks
(iii) Spons
(iv) Kondom wanita
2. Metode kontrasepsi modern hormonal
(a) Pil kb
Pil KB aatau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukan
melalui mulut, berisi kormon estrogen dan atau hormon
progesteron, yang bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau
mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur
dari ovurium setiap bulanya.
(b) Suntik KB
Kontrasepsi suntik KB adalah alat kontrasepsi berupa cairan
yang disuntikan kedalam tubuh wanita secara secara periodik
dan mengandung hormonal, kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah diserap sedikut denmi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah kehamilan.
(c) Implan / susuk kb
Implan adalah metode kkontrasepsi yang hanya mengandung
progestindengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversibel
untuk wanita. Obat yang terdapat pada setiap batang itu akan
berfungsi secara teratur akan masuk kedalam peredaran darah.
Setelah obat steroid dalam batangan itu habis , maka semua
batang tersebut harus dikeluarkan dengan jalan pembedahan
kecil.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
83
3. Metode kontrasepsi modern AKDR (IUD)
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah sutu alat kontrasepsi modern
yang telah dirancang sedemikin rupa ( baik bentuk, uran,bahan,
dan masa aktif fungsi kontasepsinya) yang dimasukan kedalam
rahim, yang sangat Aktif, reversibel, dan berjangka panjang dan
dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif sebagai
suatu usaha pencegahan kehamilan.
a) Keuntungan AKDR
(i) AKADR dapat langsung aktif setelah digunakan
(ii) Metode jangka panjang ( 10 tahun protectif dari CuT-308 A
dan tidak perlu diganti)
(iii) Tidak mempengaruhi hubuungan seksual
(iv) Meningkatkan kenikmatan seksual karena tidak takut hamil.
(v) Tidak ada efek samping hormonal dengan AKDR
(vi) Tidak mempengaruhi kualitas Asi
(vii) Dapat dipasang segera setelah melahirkan.
(viii) Dapat digunakan sampai menopous.
(ix) Tidak ada interaksi dengan obat.
(x) Membantu mencegah terjadinya ektopik.
b) Kerugian AKDR
(i) Dapat terjadi kehamilan diluar kandungan atau abortus
spontan.
(ii) Keluhan suami
(iii) Perubahan siklus haid
(iv) Haid lebih lama dan panjang
(v) Perdarahan
(vi) Saat hai terasa lebih sakit,
4. Metode kontrasepsi dengan methode operatif /mantap/sterilisasi
a) MOW ( tubektomi)
Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang
dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran
telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada laki-laki)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
84
Tubaktomi adalah tindakan penutupan trhadao dua saluran
kedua saluran selterlur kanan dan kiri.
b) Vasektomi (MOP)
Vasek omi adalah tindakan memoting dan menutup saluran
sperma (vasdeferens)yang menyalurkan sperma keluar dari
testis.
Vasektomo adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pada pria dengan jalan melakukan
oklusi vas deferns, sehinnga menghambat perjalanan
spermatozoa dan tidak di dapatkan spermatozoa dalam
semen /ejakulatif.
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis.
Oleh
karena
tu
proses
msnajemen
kebidanan
merrupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani khasus yang menjadi tanggung
jawabnya. (Dwiana Estiwidani Dll, 2001;h.124)
2. Langkah langkah proses manajemen kebidanan 7 langkah varney
yaitu :
a) Langkah 1: tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi/yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
khusus dan pemeriksaan penunjang.
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah awal berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan khasus yang dihadapi yang akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahapan selanjutnya.
Sehingga dalam pendekatan ini komprehensif meliputi data
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
85
subjektif, objektif dana hasil pemeriksaan sehingga kelengkapan
dapat menggambarkan pasien yang sebenarnya dan valid.
b) Langkah II : interpretasi data
Pada
langkah
ini
dilakukan
indentifikasi
atau
masalah
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah di kumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik. Rumusan
diagnosan dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak
dapat
didefinisikan
seperti
diagnosa
tetapi
tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengen halhal yang sedang dialami wanita yang di identifikasi bidan sesuain
dengan pengkajian.
c) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi maslah potensial atau
masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang
sudah diintifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
bersiap-siap dan mencegah diagnosa atau masalah potensial ini
menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukn asuhan yang aman.
d) Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manejemen bukan hanya selama
asuhan peiodik atau kunjungan perinatal saja tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus, misalnya pada saat
wanita tersebut dalam persalinan.
Bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas
masalah untuk kebutuhan yang dialami kliennya. Setelah bilan
merumuskan
tindakan
yang
harus
dilakukan
untuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
86
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial pasa step
sebelumnya, bidan juga harus merumuskan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera. Yang
mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat
rujukan.
e) Langkah V : menyususn asuhan yang menyeluruh
Pada
langkah
ditrntukan
oleh
merupakan
ini
direncanakan
langkah-langkah
kelanjutan
manejemen
asuhan
yang
sebelumnya.
terhadap
menyeluruh
Langkah
masalah
ini
atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah
ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f)
Langkah VI : pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilakukan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian oleh klien atau anggota kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya
memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
g) Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikanmeliputi pemenuhan kebutuhan
apakah
benar
benar
telah
terpenuhi
sesuai
kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dikatakan efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanannya. ( Dwina Estiwidani Dll, 2008;h.134139).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
87
3. Pendokumentasian Metode SOAP
Dokumentasi SOAP (Subyektif, objektif, Assesment, Planing)
1) Subyektif
a) Pendokumentasian
hasil
pengumplan
data
klien
melalui
anamnesa
b) Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (eksresi
mengenai keluhan dan kekhawatirannya)
c) Pada orang yang bisu di belakang diberi tanda o atau x
2) Obyektif
a) Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
b) Hasil pemeriksaan laoratorium / pemeriksaan diagnostik lain
c) Informasi dari keluaga atau orang lain
3) Assesment
a) Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan)
data subyektif dan obyektif
b) Diagnosa / masalah
c) Diagnosa / masalah potensial
d) Antisipasi diagnosa / masalah potensial/ tindakan segera
4) Planning
Pendokumentasian tindakan dan evaluasi meliputi asuhan
mandiri.
Kolaborasi, tes diagnosa/laboratorium,
konseling dan
tindak lanjut (follow up) (Mangkuji, 2012; h ;8).
C. Aspek Hukum
1. Standar Kompetensi Bidan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, Standar
Kompetensi Bidan meliputi :
a) Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik
yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai
dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
88
b) Kompetensi ke 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan
kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orang tua.
c) Kompetensi ke 3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi :
deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d) Kompetensi ke 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap
terhadap
kebudayaan
setempat
selama
persalinan,
memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan
wanita dan bayinya yang baru lahir.
e) Kompetensi ke 5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya
setempat.
f)
Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g) Kompetensi ke 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun)
h) Kompetensi ke 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai
dengan budaya setempat.
i)
Kompetensi ke 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu
dengan gangguan sistem reproduksi.
2. Wewenang Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Paktik
Bidan, kewenangan yan dimiliki bidan meliputi :
a) Kewenangan normal :
(1) Pelayanan kesehatan ibu
(2) Pelayanan kesehatan anak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
89
(3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
b) Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
c) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi :
a) Pelayanan kesehatan ibu
(1) Ruang lingkup :
(a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
(b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
(c) Pelayanan persalinan normal
(d) Pelayanan ibu nifas normal
(e) Pelayanan ibu menyusui
(f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
(2) Kewenangan :
(a) Episiotomi
(b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
(c) Penanganan
kegawat-daruratan,
dilanjutkan
dengan
perujukan
(d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
(e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
(f) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi
air susu ibu (ASI) eksklusif
(g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
(h) Penyuluhan dan konseling
(i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
(j) Pemberian surat keterangan kematian
(k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
b) Pelayanan kesehatan anak
(1) Ruang lingkup :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
90
(a) Pelayanan bayi baru lahir
(b) Pelayanan bayi
(c) Pelayanan anak balita
(d) Pelayanan anak pra sekolah
(2) Kewenangan
(a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi
vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (028 hari), dan perawatan tali pusat
(b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
(c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
(d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
(e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
(f) Pemberian konseling dan penyuluhan
(g) Pemberian surat keterangan kelahiran
(h) Pemberian surat keterangan kematian
c) Pelayanan
kesehatan
reproduksi
perempuan
dan
keluarga
berencana, dengan kewenangan :
(1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
(2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
(3) Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut diatas, khusus
bagi bidan yang menjalankan program pemerintah mendapat
kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan
yang meliputi :
(a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam
rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah
kulit
(b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus
penyakit kronis tertentu (dilakukan dibawah supervisi dokter)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
91
(c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
(d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan
(e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah dan anak sekolah
(f) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
(g) Melaksanakan
deteksi
dini,
merujuk
dan
memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
pemberian kondom, dan penyakit lainnya
(h) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
(i) Pelayanan
kesehatan
lain
yang
merupakan
program
pemerintah.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erma Riyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download