Synapsis Buletin Masyarakat Neurosains Indonesia Para suhu, bapak-bapak dan saudara-saudara anggota Masyarakat Neurosains Indonesia Yth., Pada saat pendirian Perhimpunan Neurosains Indonesia (PNSI) di Jakarta pada 10 Oktober 2004 (yang ternyata tidak beraktivitas, dan sekarang mungkin dapat dianggap sebagai Cabang MNI Jakarta?), saya ditugasi oleh Profesor Soemarmo Markam untuk membuat buletin dengan nama Synapsis,. Waktu itu belum sempat saya kerjakan. Bila para suhu dan saudara-saudara sekalian setuju, saat ini saya munculkan Synapsis sebagai bulletin MNI. Untuk sementara, redaksi saya kerjakan. Dan sebagai terbitan pertama, saya isi dengan karangan saya berjudul: Fungsi serebelum dan basal ganglia dalam mengatur gerakan tubuh. Tentunya diharapkan buletin ini dapat berlangsung terus. Maka diharapkan peran serta para suhu dan saudara-saudara untuk mengisinya. Ini pun bila para suhu dan saudara-saudara setuju untuk dilanjutkannya buletin ini. Untuk yang akan datang, mungkin dapat dimuat Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh Notaris seperti telah diperkenalkan Bapak Ketua Profesor Soehartono Taat Putra. Demikiam salam pembukaan saya. V. Sutarmo Setiadji Fungsi serebelum dan basal ganglia dalam mengatur gerakan tubuh V. Sutarmo Setiadji Gerakan tubuh yang disadari sepenuhnya mengikuti kemauan otak. Semua gerakan bagian-bagian tubuh menuruti apa yang menjadi kemauan otak. Otak mengatur dengan sangat rapi, sehingga gerakan halus atau pun kasar dapat berlangsung dengan urutan yang tepat. Pengaturan gerakan tubuh melibatkan seluruh bagian sistem saraf, bahkan seluruh bagian tubuh itu sendiri. Seorang pemain piano yang bersemangat, dapat berkeringat pada saat menggerakkan jari-jarinya memproduksi alunan musik yang dimainkannya. Apalagi pada saat pentas. Pada orang tersebut seluruh sel-sel tubuhnya ikut serta bermain piano. Kalau diberi tepuk tangan oleh penonton, seluruh tubuhnya bergemetar karena senangnya. Otak merupakan koordinator kerja seluruh sel-sel tubuh. Otak melalui seluruh bagian sistem saraf, baik sistem sensorik maupun sistem saraf motorik, mengkoordinasikan kerja seluruh sel-sel tubuh. Tidak hanya mengatur gerakan-gerakan otot saja yang disadarinya, tetapi juga mengatur fungsi jantung, fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi kelenjar endokrin, fungsi kelenjar eksokrin, dan fungsi seluruh sel-sel tubuh sesuai dengn peran masing-masing dalam mengekspresikan gerakan. Semua sel-sel tubuh itu diatur di antaranya untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Setiap gerakan otot akan mengubah posisi sendi tempat otot itu berada. Kecepatan gerakan, kekuatan yang dikerahkan oleh otot, serta posisi sendi, oleh serat-serat sensorik propriosepsi dilaporkan ke serebelum melalui nukleus olivaris inferior yang terletak di medula oblongata. Dengan demikian serebelum dapat menjalankan fungsi utamanya, yaitu memantau dan mengendalikan dari waktu ke waktu aktivitas gerakan otot yang sedang berlangsung, dan dengan cepat mengikuti perubahan kontraksi otot yang satu ke otot berikutnya, sehingga perubahan itu dapat berlangsung dengan mulus. Berdasarkan informasi umpan balik yang diterima dari perifer itu, serebelum kemudian membandingkan gerakan yang sedang berlangsung yang diatur oleh sistem motorik. Bila ada perbedaan, serebelum secara langsung, di bawah sadar, menyesuaikannya dengan mengirimkan informasi ke sistem motorik melalui nukleus lateral talamus untuk mengurangi atau menambah aktivitas otot tertentu. Hal demikian dapat terjadi karena serebelum menerima secara kontinyu informasi yang diperbaharui dari waktu ke waktu tentang urutan kerutan otot yang sedang dan akan dilaksanakan dari area motorik otak melalui nukleus di pons (pontine nuclei) yang berfungsi sebagai stasiun rilei (relay) untuk menerimakan informasi dari korteks serebri. Serat dari nukleus di pons ini juga mengatur intensitas kekuatan kontraksi otot bila terjadi perubahan beban kontraksi. Juga mengatur terus menerus kerja sama antara otot agonis dan antagonis. Dengan demikian sirkuit saraf di serebelum dapat mengalami plastisitas sinaps oleh rangsangan pengalaman yang setiap saat diterima dalam mengatur pergerakan bersama-sama sistem motorik yang beraga di korteks serebri, batang otak, dan medulla spinalis yang aksonnya bersifat merangsang. Bagian otak yang memerintah secara langsung otot-otot untuk berkontraksi atau pun berelaksasi yaitu korteks primer motorik yang terletak di depan sulkus sentralis Rolandi. Bagian tubuh sebelah kanan diperintah oleh korteks primer motorik hemisfer kiri, dan bagian tubuh sebelah kiri diperintah oleh korteks primer motorik hemisfer kanan. Perintah dari korteks serebri dibawa oleh upper motoneuron, ditujukan ke motoneuron di medula spinalis dan batang otak (lower motoneuron), yang langsung mempersarafi otot. Gerakan-gerakan yang halus dan terarah bukan hanya ditentukan oleh korteks primer motorik saja. Peran serebelum telah kita bahas. Serebelum tadinya dianggap merupakan silent area, karena perangsangan langsung tidak menimbulkan baik gerakan maupun rasa tertentu yang disadari. Ternyata bila otak kecil rusak, timbul gangguan gerakan tubuh. Dengan demikian diketahui bahwa otak kecil atau serebelum memegang peranan penting dalam pengaturan gerakan. Bagian otak lain yaitu ganglia basal, serta bagian korteks serebri lain yang fungsinya berkaitan dengan pengaturan gerakan. Ganglia basal merupakan kumpulan beberapa nukleus di antaranya nukleus kaudatus, putamen, nukleus akumbens, globus palidus, substansia nigra, dan nukleus subtalamikus. Nukleus kaudatus, putamen dan nukleus akumbens disebut juga striatum. Istimewanya, dalam fungsinya itu ganglia basal menerima asupan ( input) dari korteks serebri dan mengirimkan hampir semua curahan (output) sinyalnya kembali ke korteks. Area Sensorimotor Glut Glut Area motor suplemen (SMA) Glut Striatum (N. kaudatus, putamen, akumbens) D2/Gi Glut D1/Gs GABA GABA Dopamin Nukleus Ventrolateral T Nukleus Subthal. m Globus Pallidus GPL GPM GABA Serebelum Jalur langsung Substansia Nigra p. komp p. retik Glut GABA Jalur tak langsung Gb. Jalur langsung dan tak langsung ganglia basal – korteks sensorimotor (Uraian lihat di teks) Ganglia basal terutama memberi asupan ke area premotorik melalui nukleus ventrolateral talamus, dan menerima asupan dari korteks frontalis, prefrontalis, dan korteks parietalis. Sirkuit-sirkuit itu dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu 1. Sirkuit limbik, berkenaan dengan gerakan emosional 2. Sirkuit motorik, berkenaan dengan gerakan yang dipelajari 3. Sirkuit kognitif, berkenaan dengan gerakan yang diinginkan 4. Sirkuit okulomotor, berkenaan dengan gerakan bolak-balik mata Sirkuit limbik sering disebut juga sebagai sirkuit orbitofrontal lateral. Sirkuitnya mulai dari korteks prefrontal lateral menuju ke nucleus kaudatus ventromedial, terus ke globus palidus lateral (GPL), substansia nigra pars retikularis (SNpr), talamus, dan kembali ke korteks orbitofrontal. Sirkuit ini berfungsi terutama dalam berempati dan menanggapi peristiwa-peristiwa sosial. Sirkuit motorik mulai dari korteks sensorimotor yang kembali lagi ke korteks sensorimotor setelah melalui striatum, talamus, dan supplementary motor area (SMA). Ada dua jalur, yaitu jalur langsung dan jalur tak langsung. Keduanya melalui globus palidus (GP). Globus palidus ada dua bagian, yaitu GP medial (GPM) dan GP lateral (GPL).. Jalur langsung melalui lima titik sinaps. Dari korteks sensorimotor impuls neuron glutamatergik menuju striatum. Neuron di striatum merupakan neuron GABA-ergik yang menghambat neuron di globus palidus medial (GPM) yang juga GABA-ergik. Neuron di GPM ini dalam keadaan istirahat selalu aktif secara spontan sehingga oleh kondisinya yang selalu aktif menyebabkan neuron di nukleus ventrolateral talamus (VLN) selalu terhambat. Tetapi dengan dihambatnya neuron GABA-ergik di GPM oleh neuron GABA-ergik di striatum, maka neuron VLN yang glutamatergik menjadi aktif dan akan mengaktifkan neuron di SMA yang juga glutamatergik. Dengan demikian impuls yang kembali ke korteks sensorimotor juga bersifat merangsang. Jalur tidak langsung melalui tujuh sinaps, yaitu sinaps di striatum, di globus palidus lateral (GPL), nukleus subtalamikus (STN), GPM, VLN, SMA, dan kembali ke korteks sensorimotor. Dari striatum, neuron GABA-ergik bukan ke GPM tetapi menuju neuron di GPL yang juga GABA-ergik. Dari GPL menuju STN yang glutamatergik. Karena hambatan dari GPL berkurang, maka neuron STN menjadi lebih aktif merangsang neuron GABA-ergik di GPM. Dari GPM impuls GABAergik menghambat neuron VLN yang glutamatergik. Selanjutnya jalurnya sama dengan yang jalur pendek, yaitu ke SMA dan korteks sensorimotor (Lihat gambar!). Substansia Nigra (SN) yang mensekresi dopamin ternyata juga besar peranannya dalam sirkuit tersebut di atas. SN dibagi atas dua bagian, yaitu bagian pars kompakta (SNpc) dan pars retikularis (SNpr). Neuron dopaminergik dari substansia nigra menuju ke striatum. Neuron di striatum mempunyai dua macam reseptor dopamin, D1 dan D2. Reseptor D1 berpasangan dengan Gs yang bersifat merangsang dengan mengaktifkan adenilil siklase dan membentuk cAMP, sedang reseptor D2 berpasangan dengan Gi yang menghambat. Demikianlah, oleh kerjasama berbagai pusat di otak dengan fungsiny msing-masing terselenggaralah gerakangerakan tubuh yang runtut dan bermanfaat. Mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi yang ingin mengetahui. Bila ada kesalahan atau yang kurang tepat mohon dikritik langsung. Acuan: 1. V. Sutarmo Setiadji (2013). Fungsi Mororik Sistem Saraf, Badan Penerbit FKUI 2. MJT Fitzgerald, Gruener G, Mtui E (2012). Clinical Neuroanatomy and Neuroscience, Saunders-Elsevier. http://www.enchantedlearning.com/subjects/anatomy/brain/Neuron.shtml Buletin, untuk kalangan sendiri