BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu Manajemen dan Keuangan . Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting diantara fungsi-fungsi operasional perusahaan lainnya seperti Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Strategik, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan lain sebagainya.Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah. 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan setiap orang dan perusahaan. Dan manajemen keuangan sangat ber peran dalam segala aktivitas di bidang keuangan suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan (2004:2): "Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatna sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu." Sedangkan Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) menyebutkan bahwa: "Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh". Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana yang akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, lalu kemudian menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut baik dana internal perusahaan maupun dana eksternal perusahaan ke dalam berbagai bentuk investasi. Keputusan investasi ini yang diharapkan dapat menghasilkan laba yang maksimal. Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian dari bagian dari fungsi manajerial yang punting dalam perusahaan, Di samping fungsi manajerial yang lain. Sedangkan menurut Gitman (2006:4) manajemen keuangan adalah: "Management finance is concerned with the duties of the financial manager in the business firm. Financial managers actively manage the financial affairs of any type of business-financial and non financial, private and public, large and small, profit-seeking, and not-for-profit. They perform such varied financial tasks as planning, extending credit to customers, evaluating proposed large expenditures, and raising money to fund the firm's operation." Artinya bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan kewajiban seorang manajer di dalam bisnis perusahaan. Manajer keuangan secara aktif mengatur persoalan-persoalan keuangan dari semua jenis bisnis keuangan dan non-keuangan, swasta dan umum, besar dan kecil, orientasi laba dan orientasi non-laba. Mereka melakukan berbagai kegiatan keuangan seperti perencanaan, memperpanjang pinjaman kepada konsumen, mengevaluasi pengeluaranpengeluaran skala besar yang diajukan, dan meningkatkan modal untuk mendanai operasional perusahaan. 2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan yang benar, seorang manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Menurut Irawati ( 2006:4) tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya ( expens atau cost ) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion. Nilai Perusahaan berarti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut: 1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. 2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi. (Sentot Prasasto,2007;6) Jadi bisa disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan. 2.1.3 Fungsi Manajmen Keuangan Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) terdapat tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan pengelolaan asset (asset management decision). Ketiga keputusan keuangan tersebut diimpleentasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan, makin tinggi nilai perusahaan maka akan makin tinggi juga harga saham perusahaan tersebut. Sehingga kewajiban terhadap pemegang saham akan terpenuhi dengan baik, seiring dengan bertambahnya return saham perusahaan. 1. Keputusan Investasi (Investment Decision) Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang paling penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk eaktu yang akan datang. Rentabilitas investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan menitikberatkan pada tiga hal. Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan utnuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut dengan struktur modal optimum. Karena itu perlu ditetapkan apakah perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan akan lebih minimal. 3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Management Decision) Manajer keuangan bersama manajer lainnya dalam suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari aset-aset yang ada. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfatn aset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap. 2.2 Modal Modal merupakan sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan suatu perusahaan. Setiap perusahaan tentu akan membutuhkan modal untuk membiayai kegiatan operasional sehari-harinya, baik untuk investasi maupun untuk keperluan lainnya. Besarnya modal yang diperlukan akan berbeda sesuai dengan besar kecilnya skala perusahaan itu sendiri. 2.2.1 Pengertian Modal Modal merupakan salah satu faktor produksi yang paling berpengaruh dalam proses berjalan atau berkembangnya suatu perusahaan. Masalah modal dala perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting, mengingat modal sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha perusahaan sehingga bila mengalami kekurangan modal kelangsungan usaha perusahaan pun akan terhambat atau bahkan berhenti. Pengertian tentang modal telah berkembang seiring dengan berjalannya waktu, dari modal yang berorientasi fisik (physical oriented) sampai ke modal yang berorientasi non-fisik (non-physical oriented). Pengertian modal yang berorientasi fisik artinya modal sebagai hasil produksi yang akan digunakan untuk memproduksi lebih lanjut dalam proses produksi. Sedangkan modal yang berorientasi non-fisik lebih menekankan pada nilai, daya lebih atau kekuasaan memakai atau menggunakan apa yang terdapat dalam barangbarang modal. Modal juga merupakan kolektivitas dari barang-barang modal yang masih ada dalam perusahaan dan modal tersebut harus merupakan satu kesatuan ekonomi yang nyata, apabila modal tersebut dapat diperoleh dengan layak. Jadi dengan diperolehnya modal dari berbagai sumber maka perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan tersebut. Menurut Gitman (2006:41) modal adalah: "Capital is the long-term funds of a firm; all item on the right hard side oh balance sheet, include current liabilities." Menurut Gitman modal adalah pembiayaan jangka panjang dari sebuah perusahaan, yaitu seluruh bagian yang ada pada sisi sebelah kanan neraca termasuk hutang lancar. Menurut Irma Nilasari dan Sri Wilujeng (2006:6) menjelaskan: Modal merupakan dana yang diperlukan untuk menciptakan dan mengoperasikan suatu bisnis atau perusahaan. Dari pendapat di atas kita bisa mengetahui gambaran tentang modal. Bahwa modal berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan yang digunakan untuk mendanai segala aktifitas perusahaan yang berada di sisi kanan neraca. 2.2.2 Sumber Modal Perusahaan membutuhkan modal untuk mendanai aktivitas operasionalnya, oleh karena itu ketersediaan modal yang mencukupi akan menjadi suatu persoalan tersendiri bagi perusahaan tersebut. Tiap perusahaan akan berusaha untuk mencari sumber modal yang paling tepat, artinya perusahaan tersebut dapat memperoleh modal yang dibutuhkan dengan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Sumber modal dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: 1. Ditinjau dari asalnya Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi yaitu: a. Sumber Internal (Internal Resource) Modal atau dana yang dibentuk atau yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan yang berupa laba ditahan (retained earning) dan akumulasi penyusutan (accumulated depreciation). b. Sumber Eksternal (External Resource) Sumber modal yang berasal dari pihak luar perusahaan dapat berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan tersebut dan disebut sebagai modal asing. Sedangkan modal yang berasal dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan tersebut dan disebut modal sendiri. 2. Ditinjau dari cara terjadinya Menurut cara terjadinya, sumber-sumber penawaran modal dapat diperoleh melalui: a. Tabungan dari Subjek-Subjek Ekonomi Tabungan merupakan pendapatan yang tidak dikonsumsi. Tabungan dapat untuk keperluan konsumsi dan dapat pula dipergunakan untuk investasi. Tabungan yang digunakan untuk kepentingan konsumsi tidak memperbesar dana modal, sedangkan tabungan yang digunakan untuk investasi dapat memperbesar dana modal. suatu perusahaan dapat dikatakan mengadakan tabungan bila perusahaan menyisihkan sebagian dari keuntungan yang diperoleh untuk pembentukan cadangan yang bertujuan antara lain memperkuat basis keuangan atau investasi di kemudian hari. b. Penciptaan atau Kreasi Uang Oleh Bank Pihak yang dapat menciptakan uang bukan hanya Bank Sirkulasi, tetapi juga bank-bank dagang yang dapat menciptakan uang giral. c. Intensifikasi Penggunaan Modal Bank meminjamkan kembali uang-uang yang dipercayakan atau disimpan kepadanya. Perusahaan produksi pun dapat mengintensifkan penggunaan uang yang sementara kepada perusahaan lain yang membutuhkan atau digunakan sendiri di dalam perusahaan untuk ekspansi. 2.2.3 Jenis Modal Dari suatu perusahaan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan menggunakan modal sendiri atau bisa didapat dengan modal pinjaman. Disamping itu, mengenai jenis modal mana yang diambil oleh perusahaan akan menghasilkan suatu struktur modal bagi perusahaan yang bersangkutan. Setiap perusahaan tentu mengharapkan struktur modal yang optimum dalam mencapai nilai perusahaan yang maksimal. Dengan demikian maka sumber dana jangka pendek seharusnya dipergunakan untuk kebutuhan jangka pendek saja. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang hendaknya dibiayai dengan dana jangka panjang. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004 : 141) jenis-jenis modal jangka pendek dikelompokan dalam dua tipe diantaranya : 1. Pendanaan Spontan Daya tarik dari pendanaan spontan ini adalah bahwa perusahaan tidak perlu melakukan negosiasi atau perundingan formal untuk menambah atau mengurangi dana yang diperlukan. Secara umum terdapat tiga tipe utang dagang yaitu: a. Notes payable, pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi kepada penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. b. Trade acceptance, penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut akan dibayar. Draft tersebut kemudian dijamin oleh bank yang akan membayar draft tersebut. c. Open account, penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi faktur yang menyebutkan barang yang dikirim, harga per satuan, harga keseluruhan, dan syarat-syarat pembayaran. 2. Pendanaan yang memerlukan Negosiasi Sumber dana ini menunjukan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal untuk memperolehnya. Jenis modal ini adalah: a. Commercial paper, merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan perusahaan yang menyatakan bahwa pada tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum dalam sekuritas tersebut. Instrumen ini kemudian dijual kepada para pemodal di pasar uang. b. Secured loans, merupakan kredit yang dijamin oleh aktiva tertentu. c. Unsecured loans, merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan tanpa adanya agunan fisik tertentu sebagai jaminan. Selain modal jangka pendek Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004 : 355) mengklasifikasikan jenis modal jangka menengah diantaranya : 1. Leasing (Sewa Guna), merupakan cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli aktiva tersebut. 2. Terms loans, utang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai utang tersebut sudah tidak lagi diperlukan. Untuk pengklasifikasian modal, Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004 : 369) selain modal jangka pendek dan menengah ada juga modal jangka panjang diantaranya : 1. Kredit Investasi, jenis modal ini disediakan oleh perbankan, yang menarik adalah suku bunga kredit investasi di Indonesia dinyatakan lebih rendah dari suku bunga kredit modal kerja. 2. Hipotek (Mortgage), merupakan bentuk utang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan). 3. Obligasi, merupakan instrumen utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Penjualan bisa melalui bursa keuangan atau dijual langsung kepada investor potensial. 4. Saham Preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. 5. Saham biasa, Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain. Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayarkan pendapatan yang tetap. Berbeda dengan bunga, dividen tidak harus dibayarkan apabila perusahaan tidak mempunyai kas. 2.3 Laporan Keuangan Dalam perekonomian modern laporan keuangan merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan perusahaan biasanya diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan mingguan, dan harian. Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal. Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan utama pihak-pihak tadi dalam proses pengambilan keputusannya. 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Semua transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dicatat, diklasifikasikan dan disusun menjadi laporan keuangan, sehingga dapat mencerminkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat suatu periode tertentu atau jangka waktu tertentu. Ditinjau dari fungsinya, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai kinerja, aktivitas dan kondisi keuangan suatu perusahaan, yang akan menjadi sumber informasi bagi analis untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:105) adalah: "Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu" Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2004:4) "Laporan keuangan adalah hasil dari aktivitas perusahaan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan" Dari beberapa pengertian laporan keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan meruapakan suatu bentuk informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan atau pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan tersebut, juga sebagai informasi untuk melakukan peramalan atau proyeksi keadaan dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Jika dilihat dari sudut pandang investor analisis terhadap laporan keuangan digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, sedangkan dilihat dari sudut pandang manajemen perusahaan analisa terhadap laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting adalah sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan memengaruhi kondisi di masa yang akan datang. 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya dalam pengambila keputusan ekonomi. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) dalam buku Harahap (2003:132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah: 1. Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang imbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi. 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan. 2.3.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:106), jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini diesebutkan sebagai berikut: 1. Daftar Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. 2. Perhitungan Laba/Rugi, yang menggambarkan jumlah hasil Biaya dan Laba/Rudi perusahaan pada suatu periode tertentu. 3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, disini dimuat sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4. Laporan Arus Kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode. 5. Laporan Harga Pokok Produksi, menggambarkan berapa dan unsure apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. 7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan. 8. Laporan Kegiatan Keuangan, menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang memengaruhi kas atau ekuivalen kas. Sedangkan menurut Irma Nilasari dan Sri Wilujeng (2006:164) menjelaskan jenis- jenis laporan keuangan antara lain: 1. Balance Sheets (neraca) Merupakan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, yang menunjukkan jumlah kekayaan/ asset perusahaan, jumlah hutang dan jumlah modal dari perusahaan. 2. Income Statement (laporan laba rugi) Merupakan laporan keuangan yang menunjukan hasil operasi pada periode tertentu dan mencerminkan status laba atau rugi, serta merupakan ringkasan penghasilan dan biaya- biaya perusahaan dalam periode tertentu. 3. Laporan arus kas Laporan keuangan yang menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba- rugi, untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. 4. Laporan perubahan posisi keuangan Merupakan laporan tentang sumber dan penggunaan dana perusahaan, yang menunjukan hasil perbandingan antara neraca pada periode yang sedang berjalan dengan periode yang lampau. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, pembiayaan dan investasi selama suatu periode akuntansi. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. 2.3.4 Pemakai Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh berbagai pihak, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakainyadalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:120), para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut: 1. Pemegang Saham Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen, jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, dan jumlah laba yang ditahan. Dari informasi tersebut pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan sahamnya, menjual, atau menambahnya. 2. Investor Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Investor potensial akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang menrbitkan laporan keuangan tersebut. 3. Analis Laporan Keuangan Analis pasar modal selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan, dan kekuatan dan posisi keuangan perusahaan, untuk menilai apakah saham perusahaan tersebut layak untuk dibeli atau tidak, dijual atau tidak. Informasi inilah yang kemudian akan disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti investor baik individual maupun lembaga. 4. Manajer Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada banyak masalah yang memerlukan keputusan cepat dan tepat setiap saat. Untuk dapat menghasilkan keputusankeputusan tersebut seorang manajer harus mengetahui secara lengkap kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca (aset, utang, modal), Laba/Rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, BEP, laba kotor, dan sebagainya yang seluruhnya terdapat di dalam laporan keuangan. 5. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan perlu menetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah dirinya akan masih terus bekerja di perusahaan tersebut atau pindah ke perusahaan lain. Karyawan juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan agar dapat menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak, dan para karyawan dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan tersebut melalui laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. 6. Instansi Pajak Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pembangunan, Pajak Daerah, Pajak Penghasilan (PPh), Retribusi, dan lain sebagainya. Semua kewajiban perusahaan tersebut harus ada dan tergambar dalam laporan keuangan, sehingga instansi pajak yang berwenang dapat menggunakan lapora keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan lain sebagainya. 7. Pemberi Dana (Kreditur) Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment fund, perusahaan leasing juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Laporan keuangan memberikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan oleh kreditur untuk kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan. 8. Supplier Supplier hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki oleh perusahaan. 9. Pemerintah Pemerintah sangat membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Laporan keuangan dapat memberikan informasi apakah perusahaaan telah mentaati standar laporan yang telah ditetapkan. 10. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan. 2.3.5 Analisa Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:4) dalam bukunya Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan menyebutkan bahwa analisa laporan keuangan adalah: "Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan aatu yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat" Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. 2.3.5.1 Tujuan Analisa Laporan Keuangan Tujuan dari analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:18) adalah sebagai berikut : 1. Screening Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. 2. Understanding Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. 3. Forecasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan dating. 4. Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. 5. Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Sedangkan menurut Munawir (2002:31) tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut. Data-data yang disajikan dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika disajikan untuk dua periode atau bahkan lebih dari dua periode. Hal ini dilakukan sebagai bahan perbandingan diantara tahun-tahun sebelumnya, sehingga akan diperoleh data yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. 2.3.5.2 Keterbatasan Analisa Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:201) ketrbatasan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenanya akuntansi tidak hanya satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambila keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga produk atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini. 3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan. 4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun aset. 5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. 6. Laporan keuangan yang bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8. Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan. 9. Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada, akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan. 2.3.5.3 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:215) mengemukakan teknik dalam analisis laporan keuangan seperti berikut : 1. Metode Komparatif Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. 2. Trend Analysis Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecenderungan (tren) situasi perusahaan di masa yang akan dating melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai masa kini. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundari sini digambarkan trennya. Tren analisis ini biasanya dibuat melalui grafik, untuk itu perlu dibantu pleh pengetahuan statistic. 3. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam) Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting, misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. 4. Metode Indeks Time Series Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahundasar yang diberi indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini, dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode lainnya. 5. Rasio Laporan Keuangan Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Misalnya antara pos penjualan dengan biaya penjualan memiliki hubungan yang signifikan. Tetapi antara pembelian dengan sewa kantor bisa saja dihubungkan tetapi tidak signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antara pos tadi dan dapat memberikan penilaian. 2.4 Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang terdapat pada periode sekarang dengan faktor-faktor di masa yang akan datang, yang mungkin memengaruhi posisi keuangan dan hasil operasional perusahaan tersebut. Sofyan Syafri Harahap (2004:297) mengemukakan bahwa rasio keuangan adalah : "Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan sengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan." Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio keuangan yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan, atau jasa. Sedangkan menurut Abdullah (2004:41) adalah : Rasio keuangan adalah teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan . Dengan demikian analisis rasio keuangan merupakan perbandingan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan untuk memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. 2.4.1 Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Sofyan Syafri Harahap, 2004:298). Keunggulan tersebut adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series. 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. 2.4.2 Keterbatasan Analisis Rasio Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harsu disadarisewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:298), keterbatasan analisis rasio adalah : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan penilaian yang bias atau subjektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2.4.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan Banyak literatur yang menuliskan jenis rasio yang menurut penulisnya tepat utnuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang paling dikenal dan populer adalah : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas Namun sebenarnya masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi, misalnya : 1. Rasio Leverage 2. Rasio Produktivitas 3. Rasio Pasar Modal 4. dan lain sebagainya Sofyan Syafri Harahap (2004:300) menjelaskan rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. 2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. 3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendaptkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. 4. Rasio Leverage (Leverage Ratio) Rasio ini menggambarkan hubunga antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). 5. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya dengan baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. 6. Rasio Produktivitas (Productivity Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegaiatan yang teradapat dalam perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan karyawan dalam menghasilkan laba. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:57) secara garis besar terdapat empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai atau menghitung rasio likuiditas adalah sebagai berikut: a. Current ratio b. Quick ratio 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-asetnya. 3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari utang (pinjaman). Indikator yang dapat digunakan untuk menilai atau menghitung rasio solvabilitas adalah sebagai berikut: a. Debt to Asset Ratio (DAR) b. Debt to Equity Ratio (DER) c. Equity Multiplier (EM) d. Interest Coverage (IC) 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. 2.5 Rasio Solvabilitas (DER) Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar keajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Sofyan S Harahap,2004;303). Pengukuran tingkat utang biasanya menggunakan debt ratio, debt to equity ratio. Semakin tinggi ratio ini maka semakin besar pula jumlah utang yang digunakan dalam operasi perusahaan. Sedangkan pengukuran kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang tetap timbul dari penggunaan modal pinjaman atau kewajiban finansial tetapi lainnya seperti pembayaran lease atau sewa seperti dividen saham preferen, dapat dipergunakan perhitungan time interest earned, total debt coverage. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Menurut Abdullah (2004;51) perhitungan untuk rasio solvabilitas atau rasio utang ini dapat dilakukan seperti sebagai berikut : a. Rasio Utang (Debt Ratio) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti pula semakin besar pula jumlah pinjaman (utang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva tetap yang dimiliki. Debt Ratio Total U tan g x100% Total Aktiva b. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Penggunaan utang akan menaikan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang saham. Untuk menghitung DER digunakan rumus : DER Total U tan g x100% Modal Sendiri c. Time Interest Earned Ratio (TIE) Time interest ratio adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Rasio tersebut bisa dihitung sebagai berikut: Time Interest Earned Ratio EBIT x1 time Interest d. Total Debt Coverage Ratio Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok dengan laba operasi yang dihasilkan. Debt ServiceCoverage Ratio Interest EBIT x1time Angsuran Pokok Pinjaman 1 Tax 2.4 Rasio Likuiditas (CR) Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dilunasi (likuiditas jangka pendek). Dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan membayar, semuanya bergantung pada manajemennnya masing-masing. Menurut Mochammad Muslich (2003;48), dikemukakan bahwa : Rasio likuiditas menunjukan tingkat kemudahan relative suatu aktiva untuk segera dikonversikan kedalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh . Sedangkan menurut Sutrisno (2003;247), mengemukakan bahwa : Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dibayar . Salah satu cara di dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat likuiditas perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dimana rasio-rasio ini berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mamduh Hanafi (2004;37), salah satu rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar (Current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan aktiva tetap. Ada trade-off antara risiko dengan return dalam hal ini. Dengan demikian maka rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut : Current Ratio Current Assets x100% Current Liabilitie s Rasio lancar ini menunjukan sejauh mana aktiva lancer menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (quick ratio) mengeluarkan persediaan dari komponen aktiva lancar. Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang dagang dan persediaan), persediaan biasanya dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid. Untuk menjual persediaan (mengubah persediaan menjadi kas), waktu yang diperlukan lebih lama (dibandingkan piutang dagang). Di samping itu tingkat ketidakpastiannya, termasuk kemungkinan nilai persediaan turun karena produk rusak atau kualitas yang menurun, juga lebih tinggi. Dengan alasan semacam itu, persediaan dikeluarkan dari perhitungan rasio lancar. Dengan demikian maka rumus untuk menghitung quick ratio adalah sebagai berikut : Quick Ratio Current Assets Inventory x100% Current Liabilitie s Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik. 2.5 Saham 2.5.1 Pengertian Saham Secara sederhana saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut sesuai dengan proporsi kepemilikannya yang tertera pada saham. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:231) saham adalah : "Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas)." Dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam modal perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. 2.5.2 Jenis-Jenis Saham Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:234) menyebutkan bahwa pada dasarnya ada dua jenis saham, yaitu : 1. Saham Preferen Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi antara hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen atas aktiva berada pada urutan setelah kreditur namun sebelum pemegang saham biasa. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen manfaat utama yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang. Karena walaupun saham preferen memiliki dividen, namun pembayarannya dividen cenderung bersifat sebagau kebijakan perusahaan. Pada dasarnya, ada dua jenis saham preferen, yaitu saham preferen kumulatif dan saham preferen partisipasi. Pada saham preferen kumulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembayaran dividennya sebelum membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Sedangkan saham preferen partisipasi merupakan saham preferen dimana pemiliknya juga berhak menerima dividen tambahan. Dengan saham preferen partisipasi berarti pemegang saham preferen jenis ini diberikan kesempatan untuk menikmati nilai sisa laba perusahaan berdasarkan jumlah yang disepakati. 2. Saham Biasa Saham biasa yaitu saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa perusahaan merupakan pemilik akhir perusahaan. Secara kelompok mereka memiliki perusahaan dan menanggung risiko terakhir kepemilikan. Kepemilikan mereka dibatasi sesuai dengan investasi. Jika terjadi likuidasi, pemilik saham biasa memilki hak atas sisa tuntutan terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi seluruhnya. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, namun pemegang saham dapat melikuidasi investasinya dengan menjual saham yang dimiliki pada pasar sekunder. 2.5.3 Nilai Saham Terdapat tiga nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). 1. Nilai Buku (Book Value) Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan nilai buku tersebut, diantaranya : a. Nilai Nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. b. Agio Saham (additional paid-in capital atau excess of par value), merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. c. Nilai Modal Disetor (paid in capital), merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa. d. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.Saldo laba ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Karena saldo ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan yang tidak dibagikan, maka nilai ini akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca. e. Nilai Buku per lembar saham, menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. 2. Nilai Pasar (Market value) Nilai pasar merupakan harga dari saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di pasar bursa. 3. Nilai Intrinsik (Intrinsic or fundamental value) Nilai intrinsik atau nilai fundamental merupakan nilai yang seharusnya atau sebenarnya dari suatu saham yang di perdagangkan. Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya atas suatu saham adalah analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). 2.5.4 Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal adalah harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan bukanlah harga nominal dari saham tersebut tetapi merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Harga saham adalah harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika mereka memperdagangkan saham. Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Pedoman yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya saham tersebut harus dibeli atau ditahan jika saham tersebut telah dimiliki. 2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karena itu harus dijual. 3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. 2.5.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Beberapa faktor yang bisa menyebabkan perubahan harga yaitu sebagai berikut: 1. Permintaan dan penawaran Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa minat investor terhadap saham suatu perusahaan, oleh karena itu harga saham setiap saat bisa berubah seiring dengan minat investor untuk mendapatkan modalnya pada saham. 2. Harapan dan perilaku investor Harga saham dapat dipengaruhi oleh harapan investor atau perkiraan investor mengenai keputusan manajemen terhadap kebijakan dividennya. 3. Kondisi keuangan perusahaan Kondisi perusahaan yang baik biasanya akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham sehingga harga saham naik. Dan sebaliknya kondisi perusahaan yang buruk akan menurunkan harga saham. 4. Tingkat efisiensi pasar modal Perubahan harga saham pada pasar modal yang efisien (pasar yang harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan) adalah acak (random), apabila harga-harga selalu mencerminkan semua informasi baru (informasi yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya). Dengan demikian perubahan harga tidak bisa diperkirakan sebelumnya. 5. Kondisi ekonomi dan politik pada umumnya Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan saham. Keadaan ekonomi yang stabil dan situasi politik yang aman akan menarik minat investor (terutama investor asing) untuk berinvestasi. 2.5.6 Penilaian Harga Saham Penilaian harga saham dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pendekatan analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua metode tersebut dapat digunakan secara terpisah atau digunakan sekaligus dalam menganalisis saham. 1. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Metode ini sering disebut sebagai share price forecasting model. Dalam membuat model peramalan harga saham tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, dsb) yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan, tetapi faktor-faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi/pasar dan industri yang juga ikut mempengaruhi kondisi perusahaan. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analis perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham, misalnya dengan analisis EPS dan ROE. 2. Analisis Teknikal Analisis saham ini merupakan pendekatan untuk memperkirakan harga saham di masa depan berdasarkan data-data perubahan harga saham di masa lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di masa lalu, dan karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar) dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. 2.6 Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu. Hal ini akan membantu bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Oleh karena itu keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan operasi perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkannnya dapat dilihat dari keberhasilan dalam memaksimumkan kekayaan pemiliknya. Dengan demikian biasanya seorang investor akan memilih perusahaan yang dapat memaksimumkan nilai pasar kekayaannya melalui harga saham yang tinggi dan kemampuan perusahaan memberikan dividen. Tujuan utama investor melakukan analisis terhadap saham yang diminatinya adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang serta keuntungan yang akan diperoleh sehingga para investor tersebut dapat melakukan investasi pada perusahaan yang tepat. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham yang diminatinya adalah harga saham. Hal ini dipertegas oleh Lukman Syamsudin (2004;38) sebagai berikut: Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik sekarang maupun yang akan datang. Hal tersebut penting karena tingkat keuntungan akan mempengaruhi harga saham yang mereka miliki. Dalam bentuk rasio keuangan, perusahaan maupun investor dapat mengukur dan memberikan indikasi mengenai kinerja perusahaan. Apabila rasio keuangan pada suatu perusahaan tersebut baik maka semakin banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan, dengan demikian harga saham perusahaan tersebut akan naik. 1 Penelitian Yogo Purnomo tahun 1998 menjelaskan harga saham dipengaruhi solvabilitas perusahaan. Kelompok rasio leverage mengenai struktur modal perusahaan dan rasio-rasio pasar modal yang dalam perhitungan sistematisnya berhubungan langsung dengan harga saham. Variabel itu antara lain Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Devidend Per Share (DPS). 2 Menurut penelitian dari Elgatasia tahun 2008 yang menjelaskan bahwa harga saham suatu perusahaan di pengaruhi oleh lima variabel independen (current ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan price earning ratio) terhadap variabel dependen (harga saham).hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian membuktikan kelima variabel independen mempengaruhi secara simultan variabel dependen. Secara parsial hanya return on asset dan price earning ratio yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan ketiga variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.