BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Pada

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu
Manajemen
dan
Keuangan . Manajemen keuangan merupakan salah satu
fungsi operasional perusahaan yang sangat penting diantara fungsi-fungsi
operasional perusahaan lainnya seperti Manajemen Pemasaran, Manajemen
Produksi, Manajemen Strategik, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan lain
sebagainya.Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik
oleh individu, perusahaan maupun pemerintah.
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap
kehidupan setiap orang dan perusahaan. Dan manajemen keuangan sangat ber
peran dalam segala aktivitas di bidang keuangan suatu perusahaan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan (2004:2):
"Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatna
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu."
Sedangkan Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) menyebutkan
bahwa:
"Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan
dana dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh".
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian
manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana yang
akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan, lalu kemudian menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut baik
dana internal perusahaan maupun dana eksternal perusahaan ke dalam berbagai
bentuk investasi. Keputusan investasi ini yang diharapkan dapat menghasilkan
laba yang maksimal. Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian dari
bagian dari fungsi manajerial yang punting dalam perusahaan, Di samping fungsi
manajerial yang lain. Sedangkan menurut Gitman (2006:4) manajemen keuangan
adalah:
"Management finance is concerned with the duties of the financial
manager in the business firm. Financial managers actively manage the
financial affairs of any type of business-financial and non financial,
private and public, large and small, profit-seeking, and not-for-profit.
They perform such varied financial tasks as planning, extending credit
to customers, evaluating proposed large expenditures, and raising
money to fund the firm's operation."
Artinya bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan kewajiban
seorang manajer di dalam bisnis perusahaan. Manajer keuangan secara aktif
mengatur persoalan-persoalan keuangan dari semua jenis bisnis keuangan dan
non-keuangan, swasta dan umum, besar dan kecil, orientasi laba dan orientasi
non-laba. Mereka melakukan berbagai kegiatan keuangan seperti perencanaan,
memperpanjang pinjaman kepada konsumen, mengevaluasi pengeluaranpengeluaran skala besar yang diajukan, dan meningkatkan modal untuk mendanai
operasional perusahaan.
2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan yang benar, seorang manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar
adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Menurut
Irawati ( 2006:4) tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial
Management)
adalah
memaksimumkan
profit
atau
keuntungan
dan
meminimalkan biaya ( expens atau cost ) guna mendapatkan suatu pengambilan
keputusan
yang
maksimum,
dalam
menjalankan
perusahaan
kearah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion. Nilai
Perusahaan berarti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan
memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan
tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek.
Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai
perusahaan sebagai berikut:
1. Berarti
memaksimumkan
nilai
sekarang
(present
value)
semua
keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih
dalam pengertian akuntansi. (Sentot Prasasto,2007;6)
Jadi bisa disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan
oleh
manajer
keuangan
adalah
merencanakan
untuk
memperoleh
dan
menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
2.1.3 Fungsi Manajmen Keuangan
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) terdapat tiga fungsi utama
dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi (investment decision),
keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan pengelolaan asset (asset
management decision). Ketiga keputusan keuangan tersebut diimpleentasikan
dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh
diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan, makin tinggi nilai perusahaan
maka akan makin tinggi juga harga saham perusahaan tersebut. Sehingga
kewajiban terhadap pemegang saham akan terpenuhi dengan baik, seiring dengan
bertambahnya return saham perusahaan.
1. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan
dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang
paling penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan keputusan
investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas investasi dan
aliran kas perusahaan untuk eaktu yang akan datang. Rentabilitas investasi
(return on investment) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba yang dihasilkan dari suatu investasi.
2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan menitikberatkan pada tiga hal. Pertama, keputusan
mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan utnuk membiayai investasi.
Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat
berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering
disebut dengan struktur modal optimum. Karena itu perlu ditetapkan apakah
perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari
hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan
menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung
perusahaan akan lebih minimal.
3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Management Decision)
Manajer keuangan bersama manajer lainnya dalam suatu perusahaan
bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari aset-aset yang
ada. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfatn aset
menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut
menuntut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva
lancar daripada aktiva tetap.
2.2
Modal
Modal merupakan sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan
suatu perusahaan. Setiap perusahaan tentu akan membutuhkan modal untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-harinya, baik untuk investasi maupun
untuk keperluan lainnya. Besarnya modal yang diperlukan akan berbeda sesuai
dengan besar kecilnya skala perusahaan itu sendiri.
2.2.1 Pengertian Modal
Modal merupakan salah satu faktor produksi yang paling berpengaruh
dalam proses berjalan atau berkembangnya suatu perusahaan. Masalah modal
dala perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting, mengingat modal
sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha perusahaan sehingga bila
mengalami kekurangan modal kelangsungan usaha perusahaan pun akan
terhambat atau bahkan berhenti.
Pengertian tentang modal telah berkembang seiring dengan berjalannya
waktu, dari modal yang berorientasi fisik (physical oriented) sampai ke modal
yang berorientasi non-fisik (non-physical oriented). Pengertian modal yang
berorientasi fisik artinya modal sebagai hasil produksi yang akan digunakan
untuk memproduksi lebih lanjut dalam proses produksi. Sedangkan modal
yang berorientasi non-fisik lebih menekankan pada nilai, daya lebih atau
kekuasaan memakai atau menggunakan apa yang terdapat dalam barangbarang modal. Modal juga merupakan kolektivitas dari barang-barang modal
yang masih ada dalam perusahaan dan modal tersebut harus merupakan satu
kesatuan ekonomi yang nyata, apabila modal tersebut dapat diperoleh dengan
layak. Jadi dengan diperolehnya modal dari berbagai sumber maka perusahaan
dapat memperoleh dana yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas
operasional perusahaan tersebut.
Menurut Gitman (2006:41) modal adalah:
"Capital is the long-term funds of a firm; all item on the right hard side
oh balance sheet, include current liabilities."
Menurut Gitman modal adalah pembiayaan jangka panjang dari sebuah
perusahaan, yaitu seluruh bagian yang ada pada sisi sebelah kanan neraca
termasuk hutang lancar.
Menurut Irma Nilasari dan Sri Wilujeng (2006:6) menjelaskan:
Modal merupakan dana yang diperlukan untuk menciptakan dan
mengoperasikan suatu bisnis atau perusahaan.
Dari pendapat di atas kita bisa mengetahui gambaran tentang modal.
Bahwa modal berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan yang
digunakan untuk mendanai segala aktifitas perusahaan yang berada di sisi kanan
neraca.
2.2.2 Sumber Modal
Perusahaan membutuhkan modal untuk mendanai aktivitas operasionalnya,
oleh karena itu ketersediaan modal yang mencukupi akan menjadi suatu persoalan
tersendiri bagi perusahaan tersebut. Tiap perusahaan akan berusaha untuk mencari
sumber modal yang paling tepat, artinya perusahaan tersebut dapat memperoleh
modal yang dibutuhkan dengan syarat-syarat yang paling menguntungkan.
Sumber modal dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Ditinjau dari asalnya
Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi
yaitu:
a. Sumber Internal (Internal Resource)
Modal atau dana yang dibentuk atau yang dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan yang berupa laba ditahan (retained earning) dan akumulasi
penyusutan (accumulated depreciation).
b. Sumber Eksternal (External Resource)
Sumber modal yang berasal dari pihak luar perusahaan dapat berasal dari
kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan.
Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan hutang bagi
perusahaan tersebut dan disebut sebagai modal asing. Sedangkan modal
yang berasal dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian di dalam
perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam
perusahaan tersebut dan disebut modal sendiri.
2. Ditinjau dari cara terjadinya
Menurut cara terjadinya, sumber-sumber penawaran modal dapat diperoleh
melalui:
a. Tabungan dari Subjek-Subjek Ekonomi
Tabungan merupakan pendapatan yang tidak dikonsumsi. Tabungan dapat
untuk keperluan konsumsi dan dapat pula dipergunakan untuk investasi.
Tabungan
yang
digunakan
untuk
kepentingan
konsumsi
tidak
memperbesar dana modal, sedangkan tabungan yang digunakan untuk
investasi dapat memperbesar dana modal. suatu perusahaan dapat
dikatakan mengadakan tabungan bila perusahaan menyisihkan sebagian
dari keuntungan yang diperoleh untuk pembentukan cadangan yang
bertujuan antara lain memperkuat basis keuangan atau investasi di
kemudian hari.
b. Penciptaan atau Kreasi Uang Oleh Bank
Pihak yang dapat menciptakan uang bukan hanya Bank Sirkulasi, tetapi
juga bank-bank dagang yang dapat menciptakan uang giral.
c. Intensifikasi Penggunaan Modal
Bank meminjamkan kembali uang-uang yang dipercayakan atau disimpan
kepadanya. Perusahaan produksi pun dapat mengintensifkan penggunaan
uang yang sementara kepada perusahaan lain yang membutuhkan atau
digunakan sendiri di dalam perusahaan untuk ekspansi.
2.2.3 Jenis Modal
Dari suatu perusahaan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan
menggunakan modal sendiri atau bisa didapat dengan modal pinjaman.
Disamping itu, mengenai jenis modal mana yang diambil oleh perusahaan akan
menghasilkan suatu struktur modal bagi perusahaan yang bersangkutan. Setiap
perusahaan tentu mengharapkan struktur modal yang optimum dalam mencapai
nilai perusahaan yang maksimal.
Dengan demikian maka sumber dana jangka pendek seharusnya
dipergunakan untuk kebutuhan jangka pendek saja. Sedangkan kebutuhan dana
jangka panjang hendaknya dibiayai dengan dana jangka panjang.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004 : 141) jenis-jenis
modal jangka pendek dikelompokan dalam dua tipe diantaranya :
1. Pendanaan Spontan
Daya tarik dari pendanaan spontan ini adalah bahwa perusahaan tidak
perlu melakukan negosiasi atau perundingan formal untuk menambah atau
mengurangi dana yang diperlukan. Secara umum terdapat tiga tipe utang dagang
yaitu:
a. Notes payable, pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi
kepada penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut.
b. Trade acceptance, penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan
kapan draft tersebut akan dibayar. Draft tersebut kemudian dijamin oleh
bank yang akan membayar draft tersebut.
c. Open account, penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi faktur
yang menyebutkan barang yang dikirim, harga per satuan, harga
keseluruhan, dan syarat-syarat pembayaran.
2. Pendanaan yang memerlukan Negosiasi
Sumber dana ini menunjukan bahwa perusahaan harus melakukan
perjanjian formal untuk memperolehnya. Jenis modal ini adalah:
a. Commercial paper, merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan
perusahaan yang menyatakan bahwa pada tanggal tertentu perusahaan
tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum dalam sekuritas
tersebut. Instrumen ini kemudian dijual kepada para pemodal di pasar
uang.
b. Secured loans, merupakan kredit yang dijamin oleh aktiva tertentu.
c. Unsecured loans, merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada suatu
perusahaan tanpa adanya agunan fisik tertentu sebagai jaminan.
Selain modal jangka pendek Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004 :
355) mengklasifikasikan jenis modal jangka menengah diantaranya :
1. Leasing (Sewa Guna), merupakan cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva
tanpa harus membeli aktiva tersebut.
2. Terms loans, utang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai utang
tersebut sudah tidak lagi diperlukan.
Untuk pengklasifikasian modal, Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2004 : 369) selain modal jangka pendek dan menengah ada juga modal jangka
panjang diantaranya :
1. Kredit Investasi, jenis modal ini disediakan oleh perbankan, yang menarik
adalah suku bunga kredit investasi di Indonesia dinyatakan lebih rendah dari
suku bunga kredit modal kerja.
2. Hipotek (Mortgage), merupakan bentuk utang jangka panjang dengan agunan
aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).
3. Obligasi, merupakan instrumen utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
dijual ke investor. Penjualan bisa melalui bursa keuangan atau dijual langsung
kepada investor potensial.
4. Saham Preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya.
5. Saham biasa, Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain.
Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayarkan pendapatan yang tetap.
Berbeda dengan bunga, dividen tidak harus dibayarkan apabila perusahaan
tidak mempunyai kas.
2.3
Laporan Keuangan
Dalam perekonomian modern laporan keuangan merupakan media penting
dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan perusahaan biasanya
diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan mingguan,
dan harian. Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor,
bank, manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal. Laporan keuangan
sudah menjadi kebutuhan utama pihak-pihak tadi dalam proses pengambilan
keputusannya.
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Semua
transaksi
keuangan
perusahaan
yang
terjadi
dicatat,
diklasifikasikan dan disusun menjadi laporan keuangan, sehingga dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat suatu
periode tertentu atau jangka waktu tertentu. Ditinjau dari fungsinya, laporan
keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai kinerja, aktivitas
dan kondisi keuangan suatu perusahaan, yang akan menjadi sumber informasi
bagi analis untuk mengambil keputusan.
Laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:105) adalah:
"Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha dari suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu"
Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2004:4)
"Laporan keuangan adalah hasil dari aktivitas perusahaan yang
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan
dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan"
Dari beberapa pengertian laporan keuangan di atas dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan meruapakan suatu bentuk informasi mengenai posisi
keuangan suatu perusahaan bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan atau
pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan tersebut, juga sebagai
informasi untuk melakukan peramalan atau proyeksi keadaan dan kinerja
keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Jika dilihat dari sudut pandang
investor analisis terhadap laporan keuangan digunakan untuk memprediksi apa
yang akan terjadi di masa depan, sedangkan dilihat dari sudut pandang
manajemen perusahaan analisa terhadap laporan keuangan digunakan untuk
membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting adalah
sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan memengaruhi kondisi di
masa yang akan datang.
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya dalam pengambila
keputusan ekonomi. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) dalam buku
Harahap (2003:132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah:
1. Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang imbul
dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiyaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.
2.3.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:106), jenis laporan keuangan
utama dan pendukung ini diesebutkan sebagai berikut:
1. Daftar Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu.
2. Perhitungan Laba/Rugi, yang menggambarkan jumlah hasil Biaya dan
Laba/Rudi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, disini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan Arus Kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam
satu periode.
5. Laporan Harga Pokok Produksi, menggambarkan berapa dan unsure apa
yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan.
8. Laporan Kegiatan Keuangan, menggambarkan transaksi laporan keuangan
perusahaan yang memengaruhi kas atau ekuivalen kas.
Sedangkan menurut Irma Nilasari dan Sri Wilujeng (2006:164)
menjelaskan jenis- jenis laporan keuangan antara lain:
1. Balance Sheets (neraca)
Merupakan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu,
yang menunjukkan jumlah kekayaan/ asset perusahaan, jumlah hutang dan
jumlah modal dari perusahaan.
2. Income Statement (laporan laba rugi)
Merupakan laporan keuangan yang menunjukan hasil operasi pada periode
tertentu dan mencerminkan status laba atau rugi, serta merupakan ringkasan
penghasilan dan biaya- biaya perusahaan dalam periode tertentu.
3. Laporan arus kas
Laporan keuangan yang menggabungkan informasi dari neraca dan laporan
laba- rugi, untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode
tertentu.
4. Laporan perubahan posisi keuangan
Merupakan laporan tentang sumber dan penggunaan dana perusahaan, yang
menunjukan hasil perbandingan antara neraca pada periode yang sedang
berjalan dengan periode yang lampau.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, pembiayaan dan
investasi selama suatu periode akuntansi. Jika digunakan dalam kaitannya dengan
laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang.
2.3.4 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang sangat
bermanfaat dan dibutuhkan oleh berbagai pihak, karena dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh para pemakainyadalam dunia bisnis yang dapat
menghasilkan keuntungan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:120), para pemakai laporan
keuangan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang,
modal, hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham juga ingin melihat prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen, jumlah deviden yang akan
diterima, jumlah pendapatan per saham, dan jumlah laba yang ditahan.
Dari informasi tersebut pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah
akan mempertahankan sahamnya, menjual, atau menambahnya.
2. Investor
Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Investor
potensial akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh
dari perusahaan yang menrbitkan laporan keuangan tersebut.
3. Analis Laporan Keuangan
Analis pasar modal selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap terhadap
laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk
pasar modal. Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan,
dan kekuatan dan posisi keuangan perusahaan, untuk menilai apakah saham
perusahaan tersebut layak untuk dibeli atau tidak, dijual atau tidak. Informasi
inilah yang kemudian akan disampaikan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, seperti investor baik individual maupun lembaga.
4. Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya.
Seorang manajer selalu dihadapkan kepada banyak masalah yang memerlukan
keputusan cepat dan tepat setiap saat. Untuk dapat menghasilkan keputusankeputusan tersebut seorang manajer harus mengetahui secara lengkap kondisi
keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca (aset, utang, modal),
Laba/Rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, BEP, laba kotor, dan
sebagainya yang seluruhnya terdapat di dalam laporan keuangan.
5. Karyawan dan Serikat Pekerja
Karyawan perlu menetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan
apakah dirinya akan masih terus bekerja di perusahaan tersebut atau pindah ke
perusahaan lain. Karyawan juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan agar
dapat menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak, dan para
karyawan dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan tersebut melalui
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
6. Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pembangunan, Pajak Daerah,
Pajak Penghasilan (PPh), Retribusi, dan lain sebagainya. Semua kewajiban
perusahaan tersebut harus ada dan tergambar dalam laporan keuangan,
sehingga instansi pajak yang berwenang dapat menggunakan lapora keuangan
sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak,
pemotongan pajak, restitusi, dan lain sebagainya.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment
fund, perusahaan leasing juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan
kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi
pinjaman. Laporan keuangan memberikan informasi tentang penggunaan dana
yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan oleh kreditur
untuk kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.
8. Supplier
Supplier hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa menjadi
informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas
kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang
dimiliki oleh perusahaan.
9. Pemerintah
Pemerintah sangat membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Laporan
keuangan dapat memberikan informasi apakah perusahaaan telah mentaati
standar laporan yang telah ditetapkan.
10. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai
data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang
berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan
menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu
hipotesis atau penelitian yang dilakukan.
2.3.5 Analisa Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:4) dalam bukunya Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan menyebutkan bahwa analisa laporan keuangan
adalah:
"Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
aatu yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat"
Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
2.3.5.1 Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Tujuan dari analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2004:18) adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan dating.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah
yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain
dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Sedangkan menurut Munawir (2002:31) tujuan dari analisis laporan
keuangan adalah untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi
keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut.
Data-data yang disajikan dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
disajikan untuk dua periode atau bahkan lebih dari dua periode. Hal ini dilakukan
sebagai bahan perbandingan diantara tahun-tahun sebelumnya, sehingga akan
diperoleh data yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan.
2.3.5.2 Keterbatasan Analisa Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:201) ketrbatasan analisa laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenanya akuntansi tidak hanya
satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambila keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga produk atau nilai pertukaran
pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua
pihak sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pemakai yang
sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative berbagai pilihan yang
ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba
maupun aset.
5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material.
6. Laporan
keuangan
yang
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi
ketidakpastian.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
8. Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif
dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
9. Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada, akan tetapi hal ini tidak
tergambar dalam laporan keuangan.
2.3.5.3 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:215) mengemukakan teknik
dalam analisis laporan keuangan seperti berikut :
1. Metode Komparatif
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan
dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya.
2. Trend Analysis
Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari
gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecenderungan (tren) situasi
perusahaan di masa yang akan dating melalui gerakan yang terjadi pada masa
lalu sampai masa kini. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan
laporan keuangan beberapa tahundari sini digambarkan trennya. Tren analisis
ini biasanya dibuat melalui grafik, untuk itu perlu dibantu pleh pengetahuan
statistic.
3. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan
dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu
jumlah yang dinilai penting, misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba
rugi.
4. Metode Indeks Time Series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan
angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahundasar yang diberi
indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini, dibuat indeks tahun-tahun lainnya
sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan
keuangan perusahaan tersebut pada periode lainnya.
5. Rasio Laporan Keuangan
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan
pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Misalnya antara pos
penjualan dengan biaya penjualan memiliki hubungan yang signifikan. Tetapi
antara pembelian dengan sewa kantor bisa saja dihubungkan tetapi tidak
signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos
tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
hubungan antara pos tadi dan dapat memberikan penilaian.
2.4
Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio
keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Analisis rasio
keuangan harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang terdapat pada periode
sekarang dengan faktor-faktor di masa yang akan datang, yang mungkin
memengaruhi posisi keuangan dan hasil operasional perusahaan tersebut.
Sofyan Syafri Harahap (2004:297) mengemukakan bahwa rasio
keuangan adalah :
"Rasio
keuangan
adalah
angka
yang
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan sengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan."
Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan
rasio-rasio keuangan yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk
bank tidak sama dengan dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan, atau
jasa.
Sedangkan menurut Abdullah (2004:41) adalah :
Rasio keuangan adalah teknik analisis keuangan untuk mengetahui
hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara simultan .
Dengan demikian analisis rasio keuangan merupakan perbandingan dua
data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis
rasio juga memungkinkan manajer keuangan untuk memperkirakan reaksi para
kreditor dan investor dan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana
dapat diperoleh.
2.4.1 Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya
(Sofyan Syafri Harahap, 2004:298). Keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
2.4.2 Keterbatasan Analisis Rasio
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harsu disadarisewaktu penggunaannya agar
kita tidak salah dalam penggunaannya.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:298), keterbatasan analisis rasio
adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
teknik ini, seperti:
a.
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan penilaian yang bias atau subjektif.
b.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
c.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar yang dipakai tidak
sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan
kesalahan.
2.4.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Banyak literatur yang menuliskan jenis rasio yang menurut penulisnya
tepat utnuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang paling dikenal dan
populer adalah :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Namun sebenarnya masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari
laporan keuangan yang dapat memberikan informasi, misalnya :
1. Rasio Leverage
2. Rasio Produktivitas
3. Rasio Pasar Modal
4. dan lain sebagainya
Sofyan Syafri Harahap (2004:300) menjelaskan rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber
informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban
jangka
panjangnya
atau
kewajiban-kewajibannya
apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya
jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendaptkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
4. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio ini menggambarkan hubunga antara utang perusahaan terhadap modal
maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh
utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh
modal (equity).
5. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya dengan baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya.
6. Rasio Produktivitas (Productivity Ratio)
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegaiatan yang
teradapat dalam perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan
karyawan dalam menghasilkan laba.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:57) secara garis besar
terdapat empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan, yaitu :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban
jangka pendek. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai atau
menghitung rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
a. Current ratio
b. Quick ratio
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi
perusahaan dalam menggunakan asset-asetnya.
3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa
banyak perusahaan menggunakan dana dari utang (pinjaman). Indikator yang
dapat digunakan untuk menilai atau menghitung rasio solvabilitas adalah
sebagai berikut:
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
c. Equity Multiplier (EM)
d. Interest Coverage (IC)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan
modalnya.
2.5
Rasio Solvabilitas (DER)
Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar keajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi (Sofyan S Harahap,2004;303). Pengukuran tingkat utang
biasanya menggunakan debt ratio, debt to equity ratio. Semakin tinggi ratio ini
maka semakin besar pula jumlah utang yang digunakan dalam operasi
perusahaan.
Sedangkan pengukuran kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban yang tetap timbul dari penggunaan modal pinjaman atau kewajiban
finansial tetapi lainnya seperti pembayaran lease atau sewa seperti dividen saham
preferen, dapat dipergunakan perhitungan time interest earned, total debt
coverage. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Menurut Abdullah (2004;51) perhitungan untuk rasio solvabilitas atau
rasio utang ini dapat dilakukan seperti sebagai berikut :
a. Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio
ini berarti pula semakin besar pula jumlah pinjaman (utang) yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva tetap
yang dimiliki.
Debt Ratio
Total U tan g
x100%
Total Aktiva
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang
dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan,
guna mengetahui financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio
ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Penggunaan utang akan
menaikan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang
saham.
Untuk menghitung DER digunakan rumus :
DER
Total U tan g
x100%
Modal Sendiri
c. Time Interest Earned Ratio (TIE)
Time interest ratio adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur
seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami
kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga.
Rasio tersebut bisa dihitung sebagai berikut:
Time Interest Earned Ratio
EBIT
x1 time
Interest
d. Total Debt Coverage Ratio
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam hal membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok
dengan laba operasi yang dihasilkan.
Debt ServiceCoverage Ratio
Interest
EBIT
x1time
Angsuran Pokok Pinjaman
1 Tax
2.4 Rasio Likuiditas (CR)
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan
usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban
finansialnya yang harus segera dilunasi (likuiditas jangka pendek). Dengan
demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk
membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar belum tentu
dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau
dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan
membayar, semuanya bergantung pada manajemennnya masing-masing.
Menurut Mochammad Muslich (2003;48), dikemukakan bahwa :
Rasio likuiditas menunjukan tingkat kemudahan relative suatu
aktiva untuk segera dikonversikan kedalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang jumlah kas
yang dapat diperoleh .
Sedangkan menurut Sutrisno (2003;247), mengemukakan bahwa :
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajibannya yang segera harus dibayar .
Salah satu cara di dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat
likuiditas perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dimana
rasio-rasio ini berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan tentang cara
menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Mamduh Hanafi (2004;37), salah satu rasio yang dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan rasio
lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio).
Rasio lancar (Current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan
menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan
aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh
yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum
menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan
aktiva tetap. Ada trade-off antara risiko dengan return dalam hal ini.
Dengan demikian maka rumus untuk menghitung current ratio adalah
sebagai berikut :
Current Ratio
Current Assets
x100%
Current Liabilitie s
Rasio lancar ini menunjukan sejauh mana aktiva lancer menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya.
Rasio cepat (quick ratio) mengeluarkan persediaan dari komponen aktiva
lancar. Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang dagang dan persediaan),
persediaan biasanya dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid. Untuk
menjual persediaan (mengubah persediaan menjadi kas), waktu yang diperlukan
lebih
lama
(dibandingkan
piutang
dagang).
Di
samping
itu
tingkat
ketidakpastiannya, termasuk kemungkinan nilai persediaan turun karena produk
rusak atau kualitas yang menurun, juga lebih tinggi. Dengan alasan semacam itu,
persediaan dikeluarkan dari perhitungan rasio lancar.
Dengan demikian maka rumus untuk menghitung quick ratio adalah
sebagai berikut :
Quick Ratio
Current Assets Inventory
x100%
Current Liabilitie s
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi utang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.
2.5 Saham
2.5.1 Pengertian Saham
Secara sederhana saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan
yang
menerbitkan
kertas
tersebut
sesuai
dengan
proporsi
kepemilikannya yang tertera pada saham.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:231) saham adalah :
"Saham
adalah
tanda
bukti
kepemilikan
atau
penyertaan
pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
(emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau
peserta dalam perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas)."
Dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam modal
perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu dan
proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham
tersebut.
2.5.2 Jenis-Jenis Saham
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:234) menyebutkan bahwa
pada dasarnya ada dua jenis saham, yaitu :
1. Saham Preferen
Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi antara
hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen
atas aktiva berada pada urutan setelah kreditur namun sebelum pemegang saham
biasa. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen manfaat utama
yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif
lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang. Karena walaupun saham
preferen memiliki dividen, namun pembayarannya dividen cenderung bersifat
sebagau kebijakan perusahaan. Pada dasarnya, ada dua jenis saham preferen, yaitu
saham preferen kumulatif dan saham preferen partisipasi. Pada saham preferen
kumulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembayaran dividennya sebelum
membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Sedangkan saham preferen
partisipasi merupakan saham preferen dimana pemiliknya juga berhak menerima
dividen tambahan. Dengan saham preferen partisipasi berarti pemegang saham
preferen jenis ini diberikan kesempatan untuk menikmati nilai sisa laba
perusahaan berdasarkan jumlah yang disepakati.
2. Saham Biasa
Saham biasa yaitu saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan
kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut.
Saham biasa
merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa
perusahaan merupakan pemilik akhir perusahaan. Secara kelompok mereka
memiliki perusahaan dan menanggung risiko terakhir kepemilikan. Kepemilikan
mereka dibatasi sesuai dengan investasi. Jika terjadi likuidasi, pemilik saham
biasa memilki hak atas sisa tuntutan terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan
kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi seluruhnya. Saham biasa tidak
memiliki jatuh tempo, namun pemegang saham dapat melikuidasi investasinya
dengan menjual saham yang dimiliki pada pasar sekunder.
2.5.3 Nilai Saham
Terdapat tiga nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book
value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value).
1. Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.
Untuk menghitung nilai buku suatu saham, terdapat beberapa nilai yang
berhubungan dengan nilai buku tersebut, diantaranya :
a. Nilai Nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang merupakan
nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
b. Agio Saham (additional paid-in capital atau excess of par value),
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan nilai nominal sahamnya.
c. Nilai Modal Disetor (paid in capital), merupakan total yang dibayar oleh
pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan
saham preferen atau saham biasa.
d. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham.Saldo laba ini diinvestasikan kembali ke
perusahaan sebagai sumber dana internal. Karena saldo ini milik
pemegang saham yang berupa keuntungan yang tidak dibagikan, maka
nilai ini akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca.
e. Nilai Buku per lembar saham, menunjukkan aktiva bersih (net assets)
yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
2. Nilai Pasar (Market value)
Nilai pasar merupakan harga dari saham yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham di pasar bursa.
3. Nilai Intrinsik (Intrinsic or fundamental value)
Nilai intrinsik atau nilai fundamental merupakan nilai yang seharusnya atau
sebenarnya dari suatu saham yang di perdagangkan. Dua macam analisis yang
banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya atas suatu saham
adalah analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan
analisis teknikal (technical analysis).
2.5.4 Harga Saham
Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal
adalah harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan
penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan bukanlah harga nominal dari
saham tersebut tetapi merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah
perusahaan emiten pada waktu tertentu.
Harga saham adalah harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika
mereka memperdagangkan saham.
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan
kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price)
saham tersebut. Pedoman yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham dinilai undervalued
(harganya terlalu rendah), dan karenanya saham tersebut harus dibeli atau
ditahan jika saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan karena itu harus dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan.
2.5.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan perubahan harga yaitu sebagai
berikut:
1. Permintaan dan penawaran
Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan
penawaran di pasar modal. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa
minat investor terhadap saham suatu perusahaan, oleh karena itu harga saham
setiap saat bisa berubah seiring dengan minat investor untuk mendapatkan
modalnya pada saham.
2. Harapan dan perilaku investor
Harga saham dapat dipengaruhi oleh harapan investor atau perkiraan investor
mengenai keputusan manajemen terhadap kebijakan dividennya.
3. Kondisi keuangan perusahaan
Kondisi perusahaan yang baik biasanya akan meningkatkan minat investor
untuk membeli saham sehingga harga saham naik. Dan sebaliknya kondisi
perusahaan yang buruk akan menurunkan harga saham.
4. Tingkat efisiensi pasar modal
Perubahan harga saham pada pasar modal yang efisien (pasar yang harga
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan) adalah acak
(random), apabila harga-harga selalu mencerminkan semua informasi baru
(informasi yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya). Dengan demikian
perubahan harga tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
5. Kondisi ekonomi dan politik pada umumnya
Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan saham. Keadaan
ekonomi yang stabil dan situasi politik yang aman akan menarik minat
investor (terutama investor asing) untuk berinvestasi.
2.5.6 Penilaian Harga Saham
Penilaian harga saham dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
pendekatan analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua metode tersebut
dapat digunakan secara terpisah atau digunakan sekaligus dalam menganalisis
saham.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga
saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan
menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran
harga saham. Metode ini sering disebut sebagai share price forecasting model.
Dalam membuat model peramalan harga saham tersebut, langkah yang
penting adalah mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental (seperti
penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, dsb) yang diperkirakan
akan mempengaruhi harga saham.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis
ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Penggunaan pendekatan ini
didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor internal perusahaan, tetapi faktor-faktor eksternal yaitu
kondisi ekonomi/pasar dan industri yang juga ikut mempengaruhi kondisi
perusahaan. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analis perlu
memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham,
misalnya dengan analisis EPS dan ROE.
2. Analisis Teknikal
Analisis saham ini merupakan pendekatan untuk memperkirakan harga saham
di masa depan berdasarkan data-data perubahan harga saham di masa lalu.
Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa harga saham
mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut ditunjukkan
oleh perubahan harga di masa lalu, dan karenanya perubahan harga saham
akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis
teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan
membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar) dengan
memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis
grafis.
2.6 Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham
Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa
diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan
kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi
keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu. Hal ini akan membantu
bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai
ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang.
Oleh karena itu keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan
operasi perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkannnya dapat
dilihat dari keberhasilan dalam memaksimumkan kekayaan pemiliknya. Dengan
demikian biasanya seorang investor akan memilih perusahaan yang dapat
memaksimumkan nilai pasar kekayaannya melalui harga saham yang tinggi dan
kemampuan perusahaan memberikan dividen.
Tujuan utama investor melakukan analisis terhadap saham yang
diminatinya adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas terhadap
kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang
akan datang serta keuntungan yang akan diperoleh sehingga para investor tersebut
dapat melakukan investasi pada perusahaan yang tepat. Salah satu perhatian
investor dalam menganalisis saham yang diminatinya adalah harga saham. Hal ini
dipertegas oleh Lukman Syamsudin (2004;38) sebagai berikut:
Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh
perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik sekarang maupun
yang akan datang. Hal tersebut penting karena tingkat keuntungan
akan mempengaruhi harga saham yang mereka miliki.
Dalam bentuk rasio keuangan, perusahaan maupun investor dapat
mengukur dan memberikan indikasi mengenai kinerja perusahaan. Apabila rasio
keuangan pada suatu perusahaan tersebut baik maka semakin banyak investor
yang ingin memiliki saham perusahaan, dengan demikian harga saham
perusahaan tersebut akan naik.
1
Penelitian Yogo Purnomo tahun 1998 menjelaskan harga saham dipengaruhi
solvabilitas perusahaan. Kelompok rasio leverage mengenai struktur modal
perusahaan
dan
rasio-rasio
pasar
modal
yang
dalam
perhitungan
sistematisnya berhubungan langsung dengan harga saham. Variabel itu antara
lain Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per
Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Devidend Per Share (DPS).
2
Menurut penelitian dari Elgatasia tahun 2008 yang menjelaskan bahwa harga
saham suatu perusahaan di pengaruhi oleh lima variabel independen (current
ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan price earning
ratio) terhadap variabel dependen (harga saham).hal ini ditunjukkan dengan
hasil penelitian membuktikan kelima variabel independen mempengaruhi
secara simultan variabel dependen. Secara parsial hanya return on asset dan
price earning ratio yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan ketiga
variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
Download