BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
11 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi merupakan kombinasi teratur
apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi.
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005, p29), sistem kebanyakan dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi
hingga membentuk satu kesatuan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2005, p27), Informasi adalah data yangtelah diubah ke
dalam konteks yang berguna dan memiliki artiuntuk pengguna.Pemrosesan
informasi atau pemrosesan data melalui proses nilai tambah adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk yang agregat, telah dimanipulasi atau diatur.
2. Isinya dianalisis dan dievaluasi.
3. Ditempatkan dalam konteks yang tepat untuk pemakainya.
12 2.2
Internet
Menurut Hofstetter (2003, p2), Internet adalah koneksi seluruh dunia lebih
dari 109 juta komputer yang menggunakan protokol internet untuk berkomunikasi.
Awalnya Protocol Internet (IP) diciptakan untuk AS Department of Defense
advance research projects agency (ARPA) tujuannya adalah untuk menciptakan
sebuah jaringan yang akan terus berfungsi jika bom menghancurkan satu atau
lebih jaringan, informasi akan dapat dialihkan secara otomatis sehingga masih bisa
mencapai alamatnya. sebagai hasil dari desain ini, setiap pengguna di internet
dapat berkomunikasi dengan pengguna lain, terlepas dari lokasi mereka.
2.2.1 World Wide Web
Menurut Hofstetter (2003, p10),World Wide Web (WWW) adalah suatu
jaringan hypertext sistem yang memungkinkan dokumen untuk dibagikan melalui
internet. dikembangkan di European Particle Physics Center (CERN) di Jenewa,
Swiss. Tujuan asli web adalah untuk memungkinkan para peneliti di seluruh dunia
untuk berkolaborasi pada dokumen yang sama tanpa perlu ke manapun bepergian
secara fisik.
2.2.2 Search Engine Optimization
Menurut Sirovich dan Darie (2007, p14), search engine optimization
bertujuan untuk daftar mesin pencari dengan peringkat teratas. Mengetahui dan
memahami algoritma yang tepat digunakan oleh mesin pencari akan menawarkan
keuntungan yang tak tergoyahkan untuk pemasar yang menggunakan mesin
pencari. Selanjutnya, mesin pencari sebenarnya adalah sintesis dari ribuan
13 algoritma yang saling berhubungan secara kompleks. Diperdebatkan, bahkan
ilmuwan komputer pribadi di Google tidak bisa mengetahui dan memahami segala
sesuatu yang memberikan kontribusi untuk hasil pencarian halaman. Dan tentu
saja, deduksi algoritma yang tepat adalah mustahil. Ada terlalu banyak variabel
yang terlibat. Namun demikian, pemasar mesin pencari menyadari beberapa faktor
yang mempengaruhi peringkat dengan penegasan atau pengaruh oleh perwakilan
dari perusahaan mesin pencari itu sendiri. Ada faktor-faktor positif yang umumnya
dikenal untuk meningkatkan peringkat situs web. Demikian juga, ada faktor-faktor
negatif yang dapat menyakiti peringkat situs web.
2.3
Database
Menurut Frost et al.(2006, p6),definisi database secara singkatadalah
kumpulan data yang digunakan oleh sistem. Secara tradisional, datayang disebut
nilai-nilai yang tersimpan dalam database. Tetapi hari ini, data mungkin sebuah
lagu, gambar, atau klip video selain nilai. Sebuah database management system
adalah kumpulan program yang membantu menyimpan, mengelola, dan
menggunakan koleksi data, terlepas dari bentuk. Pengertian lebih formal, suatu
database management system adalah perangkat lunak yang menciptakan,
memelihara, dan menggunakan databeses. Database skala besar sistem manajemen
yang pupuler termasuk oracle, microsoft SQL server, dan IBM DB2. Database
sistem manajemen skala yang lebih kecil adalah seperti microsoft acces.
14 2.4
Analisis Sistem dan Perancangan Sistem
Analisis sistem dan perancangan sistem dibagi menjadi dua bahasan, yang
pertama adalah pengertian analisis sistem dan yang kedua adalah pengertian
perancangan sistem.
2.4.1 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p32) analisis sistem adalah studi
mengenai problem domain bisinis untuk merekomendasikan pengembangan dan
mendefinisikan persyaratan bisnis dan prioritas solusi.
2.4.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p33) perancangan sistem adalah
pengembangan atau solusi teknikal berbasis komputer untuk persyaratan bisnis
yang diidentifikasikan dalam analisis sistem.
2.5
Eight Golden Rules
Menurut Shneiderman (2010, p88) mengemukakan delapan aturan yang
dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu
userinterface.
Delapan
aturan
ini
disebut
dengan
EightGoldenRulesofInterfaceDesign, yaitu:
1. Strive for consistency (Berusahan untuk konsisten)
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
15 2. Enable frequent users to use shortcuts (Memungkinkan pengguna
untuk menggunakan shortcut)
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
3. Offer Informative Feedback (Memberikan umpan balik yang
informative)
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya
lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan
tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Design dialog to yield closure (Merancang dialog untuk menghasilkan
suatu penutupan)
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan
meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Offer simple error handling (Memberikan penanganan kesalahan yang
sederhana)
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
16 mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6. Permit easy reversal of actions (Mudah kembali ke tindakan
sebelumnya)
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga
pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
7. Support internal locus of control (Mendukung tempat pengendali
internal)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa
sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. Reduce short-term memory load (Mengurangi beban ingatan jangka
pendek)
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan
tindakan.
17 2.6
Pemasaran
Menurut David (2010, p198), pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses
pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (function
of marketing) pokok: analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan
produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang.
1. Analisis Konsumen (customer analysis) adalah pengamatan dan evaluasi
kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen, melibatkan pengadaan survei
konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi
pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen, dan penentuan
strategi segmentasi pasar yang optimal.
2. Penjualan
produk/jasa(selling).
Penerapan
strategi
yang
berhasil
umumnya bergantung pada kemampuan sebuah organisasi untuk menjual
produk atau jasa tertentu. Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran,
seperti iklan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan,
manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.
3. Perancangan produk dan jasa (product and service planning) meliputi
berbagai aktivitas seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merek;
pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan pilihan produk; fitur
produk, gaya produk, dan kualitas produk; penghapusan produk lama; dan
penyediaan layanan konsumen.
4. Penetapan harga (pricing). Lima pemangku kepentingan (stakeholder)
memengaruhi keputusan penetapan harga: konsumen, pemerintah,
18 pemasok, distributor, dan pesaing. Kompetisi harga yang intens
ditammbah dengan pembelian di Internetdi kebanyakan industri telah
mengurangi margin laba ke tingkat minimum terendah untuk sebagian
besar perusahaan.
5. Distribusi
(distribution)
mencakup
penggudangan,
saluran-saluran
distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan,
tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan
ritel. Distribusi menjadi sangat penting tatkala sebuah perusahaan
berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke
depan.
6. Riset pemasaran (marketing research) adalah pengumpulan, pencatatan,
dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan
yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa.
7. Analisis peluang (oppoturnity analysis). Fungsi pemasaran yang ketujuh
adalah analisis peluang, yang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat,
dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran.
2.6.1 Manajemen Pemasaran
Menurut Komaruddin (2003, p9), diambil dari Dictinonary of Marketing
Terms (yang disunting oleh Peter D. Bennet, dan diterbitkan oleh American
Marketing Association, Chicago, 1995) mengemukakan bahwa menejemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
19 Menejemen pemasaran pun dapat dipandang sebagai proses. Proses itu
meliputi upaya untuk menarik perhatian, “menguasai”, dan mempertahankan para
pelanggan yang relevan dengan organisasi. Secara spesifik, menejemen pemasaran
itu meliputi:
1. Identifikasi, evaluasi, dan pemilihan publik yang menjadi sasaran.
2. Formulasi dan pengarahan kombinasi kegiatan yang dirancang untuk
merangsang pertukaran dengan publik yang menjadi sasaran tersebut.
Definisi lain mengatakan bahwa menejemen pemasaran adalah menejemen
yang berhubungan dengan pertukaran nilai antara suatu organisasi dengan para
pemegang taruhan yang relevan. Definisi lain ini lebih longgar daripada definisi
pemasaran yang membatasi diri pada organisasi bisnis dan kegiatan dalam bentuk
arus barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.
2.6.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p12), konsep pemasaran (marketing
concept) menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada
pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan
kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Alih-alih filosofi
“membuat dan menjual” yang berpusat pada produk, konsep pemasaran adalah
filosofi “merasakan dan merespons” yang berpusat pada pelanggan. Konsep ini
memandang pemasaran bukan sebagai “kegiatan berburu” tetapi sebagai “kegiatan
berkebun.” Pekerjaan yang harus dilakukan bukanlah menemukan pelangan yang
20 tepat bagi product Anda, tetapi menemukan produk yang tepat bagi pelanggan
Anda.
2.6.3 Unsur – unsur Pemasaran
Menurut Rangkutti (2008, p48),unsur-unsur utama dalam pemasaran
dibedakan menjadi :
Unsur Strategi Persaingan
1. Segmenting adalah suatu tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen yang terpisah (khusus). Masingmasing konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan, dan bauran
pemasaran yang terpisah.
2. Targeting adalah tindakan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar
yang dituju.
3. Positioning adalah penetapan posisi pasar, tujuannya untuk membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar
ke dalam benak konsumen.
Unsur Taktik Pemasaran
1. Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang
berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran
pesaing.
2. Marketing
mix
(Bauran
pemasaran),
berkaitan
mengenaiproduk, harga, promosi, dan tempat.
dengan
kegiatan
21 Unsur Nilai Pemasaran
1. Brand atau merk yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai
yangdimiliki atau melekat pada persahaan.
2. Service adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa layanan
kepadakonsumen.
3. Proses adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan
untukmembuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung
jawab dalam proses memuaskan konsumen baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
2.6.4 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p58), strategi pemasaran (marketing
strategy) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan
nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan . perusahaan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan
target) dab bagaimana cara perusahaan melayaninya (diferensisasi dan
positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi
segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan
memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen
ini.
22 2.6.5 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p62), bauran pemasaran (marketing
mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan
untuk menhasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok variable yang disebut “Empat P” : Product (Produk), Price
(Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi) :
1. Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.
2. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan unutk
memperoleh produk.
3. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran.
4. Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya.
Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen bauran
pemasaran ke dalam suatu progam pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk
mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi
konsumen.
23 2.7
E-Marketing
Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), e-marketing adalah penggunaan
teknologi informasi dalam proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingan.
Lebih sederhana didefinisikan, e-marketingadalah hasil teknologi informasi
diterapkan untuk pemasaran tradisional. E-marketing mempengaruhi pemasaran
tradisional dalam dua cara. Pertama, meningkatkan efisiensi dan dan efektivitas
dalam fungsi pemasaran tradisional. Kedua, teknologi e-marketing mengubah
strategi pemasaran banyak.Transformasi ini juga menghasilkan model bisnis baru
yang menambah nilai pelanggan dan atau meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Menurut El-Gohary dalam jurnal E-Marketing - A literature Review from a
Small Businesses perspective (2010, p216),Pemasaran Elektronik (E-Marketing)
dapat dipandang sebagai sebuah filosofi baru dan praktek bisnis modern yang
terlibat dengan pemasaran barang, jasa, informasi dan ide melalui internet dan
elektronik lainnya.
Pemasaran elektronik menghasilkan beberapa kegiatan online shopping yang
menurut Norazah dan Norbayah dari jurnal Online Buying Innovativeness : Effects
of Perceived Value, Perceived Risk and Perceived Enjoyment (2007, p81), online
shopping menggabungkan teknologi baru dan pola-pola perilaku baru ke dalam
cara baru untuk membeli produk atau adopsi yang memungkinkan perusahaan
untuk menyediakan informasi produk dan menawarkan penjualan langsung kepada
pelanggan mereka melalui saluran elektronik atau bentuk ritel baru: toko virtual.
24 2.7.1 Lima Komponen E-Marketing
Menurut Mohammed et al.(2003, p4), terdapat lima komponen dalam EMarketing yaitu sebagai berikut:
1. Proses
Proses dalam e-marketing meliputi tujuh tahap yang harus terkoordinasi
dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya yaitu sebagai berikut :
i. Melihat kesempatan bisnis yang ada
ii. Menyusun strategi pemasaran
iii. Mendesain pengalaman pelanggan
iv. Membuat hubungan antar muka dengan pelanggan
v. Mendesain strategi atau program pemasaran
vi. Meningkatkan informasi pelanggan melalui teknologi
vii. Evaluasi program pemasaran
2. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
merupakan tujuan dari pemasaran itu sendiri. Tiga tahapan hubungan
dengan pelanggan adalah awareness, exploration dan commitment.
Program pemasaran dapat dikatakan berhasil apabila mampu untuk
mengarahkan pelanggan sampai pada tahap komitmen pada perusahaan
dan tujuan dari e-marketing adalah menjalin hubungan dengan pelanggan,
baik secara personal atau online maupun offline.
25 3. Online
Sesuai dengan defenisinya, e-marketing adalah pemasaran yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi informasi atau komunikasi dengan
menggunakan atau didunia internet namun terkait dengan program
pemasaran secara tradisional
4. Pertukaran
Dampak dari e-marketing adalah pertukaran yang tidak hanya terjadi di
dalam dunia internet saja atau online, namun juga harus berdampak pada
pertukaran di penjualan secara nyata.
5. Pemenuhan kepuasan dari tujuan kedua belah pihak
Dengan adanya e-marketing, pemenuhan kepuasan akan kedua belah
pihak lebih cepat terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang
menggunakane-marketing bisa mencapai tujuan perusahaan seperti
meningkatkan laba atau profit perusahaan, pangsa pasar semakin luas,
dan sebagainya. Dari segi pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan
seperti mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat.
2.7.2 Manfaat E-Marketing
Menurut Strauss dan Frost (2009, p21), lingkungan e-marketing yang
dinamis menawarkan untuk membuka peluang mengembangkan produk baru,
pasar baru, media baru, dan saluran baru. Pembeli individu memiliki kekuatan
lebih karena alat-alat bantu teknologi seperti remote control televisi, mouse
komputer, kemampuan untuk membandingkan harga produk dan online, dan
kemampuan untuk meng-upload konten yang mempengaruhi citra merek. web 2.0
26 membentuk komunitas online untuk membahas produk, berbagi file, dan banyak
lagi, dan kegiatan ini di luar kendali pemasar.
Kebanyakan kegiatan bisnis di negara maju telah mengadopsi setidaknya
beberapa teknologi informasi, namun mereka terus berusaha untuk efektif dan
efisien dalam penggunaan dan pengembangan TI dengan tujuan untuk memikat
dan menjual kepada pembeli. E-marketingsangat mempengaruhi banyak warga
negara dan menginovasi para shopper marketing duina, menurut Shankar et al.
dalam jurnal Innovations in Shopper Marketing: Current Insights and Future
Research Issues (2011, p40), shopper marketing adalah kegiatan pemasaran yang
mempengaruhi pembelanja sepanjang siklus belanja, bertujuan memungkinkan
win-win-win solution bagi pembelanja-produsen-pengecer. Shopper marketing
telah muncul sebagai praktek manajerial kunci antara produsen dan pengecer, yang
bersemangat merangkul inovasi dalam aspek yang berbeda dari pemasaran
pembelanja. Signifikan perubahan teknologi, regulasi ekonomi, dan globalisasi
yang membentuk perilaku pembelanja dan inovasi dalam praktek-praktek
pemasaran pembelanja produsen dan pengecer.
2.8
Metodologi Penelitan
Menurut Sugiyono (2010, p6), metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah, empiris dan sistematis.
27 1. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
yang digunakan. (bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang
yang hilang, atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri melalui
paranormal).
3. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
2.9
Manajemen Strategis
Menurut David (2010, p5), manajemen strategis dapat di definisikan sebagai
seni
dan
pengetahuan
dalam
merumuskan,
mengimplementasikan
serta
mengevaluasi keputusan – keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah
organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana diisaratkan oleh definisi ini,
manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,
serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
2.9.1 Analisis Kompetitif : Model Lima Kekuatan Porter
Menurut David (2010, p145), model Lima Kekuatan Porter (Porter FiveForces Model) tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan
secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas
persaingan antarperusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain.
28 Persaingan antarperusahaan yang sudah ada sangat ketat, pesaing-pesaing baru
bisa masuk ke industri dengan relatif mudah, dan baik pemasok maupun konsumen
dapat memilik daya tawar yang sangat besar. Menurut Porter, hakikat persaingan
di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan:
Potensi pengembangan
produk pengganti
Daya Tawar
pemasok Persaingan antarperusahaan
saingan
Daya tawar
konsumen
Potensi masuknya pesaing
baru
Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Porter
Sumber : David (2010, p146)
Tiga langkah berikut untuk menggunakan Model Lima Kekuatan Porter
dapat bagaimana persaingan di suatu industri tertentu sedemikian rupa sehingga
perusahaan dapat memperoleh laba yang masuk akal:
1. Identifikasi berbagai aspek atau elemen penting dari setiap kekuatan
kompetitif yang mempengaruhi perusahaan.
2. Evaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen tersebut bagi
perusahaan.
29 3. Putuskan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen tersebut cukup
untuk membuat perusahaan terjun ke industri baru atau tetap bertahan di
industri saat ini.
Suatu industri berbeda antara satu dan lainnya didasarkan atas karakteristik
ekonomi (produk yang dihasilkan dan konsumen yang diperebutkan), situasi
persaingan, dan prospek perkembangannya di masa datang.Walaupun kekuatan
persaingan dalam suatu industri tidak persis sama, namun secara umum ,
persaingan dalam suatu industri terbentuk dari lima kekuatan pembentuk
persaingan.
2.9.2 Definisi Strategi
Menurut David (2010, p18), definisi Strategi adalah sarana bersama dengan
tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi
geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture.
2.9.3 Jenis Strategi
Menurut David (2010, p248),strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan
sebuah perusahaan yang dikategorikan menjadi 11 tindakan: integrasi ke depan,
integrasi ke belakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, diversifikasi terkait, diversifikasi tak terkait, penciutan,
divestasi, dan likuidasi.
30 1. Integrasi ke depan adalah memperoleh kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas distributor atau peritel.
2. Integrasi ke belakang adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
3. Integrasi horizontal adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pesaing.
4. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk
produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih baik.
5. Pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke
wilayah geografis baru.
6. Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan
melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk
atau jasa baru.
7. Diversifikasi terkait adalah menambah produk atau jasa yang baru namun
masih berkaitan.
8. Diversifikasi tak terkait adalah menambah produk atau jasa yang baru
namun tidak berkaitan.
9. Penciutan
adalah
pengelompokan
ulang
(regrouping)
melalui
pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
10. Divestasi adalah penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah
organisasi.
31 11. Likuidasi penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk
kekayaan berwujudnya.
2.10 Perumusan Strategi
Perumusan strategi menggunakan tiga tahap yaitu tahap input, tahap
pencocokan, dan tahap kepututsan. Tahap input menggunakan matriks Evaluasi
Faktor Eksternal (EFE) dan matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI), tahap
pencocokan menggunakan matriks SWOT dan matriks Internal – Eksternal (IE),
dan pada tahap keputusan menggunakan matriks Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM).
2.10.1 Tahap input
Menurut David (2010, p325), alat-alat input mendorong para penyusun
strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal proses perumusan
strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks input menyangkut
signifikasi relatif faktor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para
penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi
strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam
menentukan bobot dan peringkat yang tepat. Di pembahasan ini, tahap input dari
kerangka perumusan strategi terdiri atas dua teknik yang dapat digunakan: Matriks
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI).
32 2.10.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Menurut David (2010, p158), matriks evaluasi faktor eksternal (external
factor evaluation - EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas
dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.Terdapat lima tahap
dalam pengembangan matriks EFE diantaranya :
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit.
Cari antara 10 dan 20 faktor, termasuk peluang peluang dan ancaman
yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu
baru ancaman. Usahakan spesifik mungkin, gunakan selalu persentase,
rasio dan angka perbandingan jika dimungkinkan.
2. Beri bobot pada setiap factor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (amat
penting). Bobot menunjukkan kepentingan relative dari factor tersebut
agar berhasil dalam lingkungan tersebut. Tetapi, ancaman dapat juga
menerima bobot tinggi, jika berat atau sangat mengancam. Bobot yang
wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dan
yang gagal atau dengan mendiskusikan factor tersebut dan mencapai
konsesus kelompok. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada factor
diatas harus sama dengan 1,0
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing factor eksternal
kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu
merespon factor tersebut, dengan catatan 4 : respon luar biasa, 3 : respon
diatas rata – rata, 2 : respon rata-rata, 1 = respon jelek. Peringkat
33 didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan. Peringkat didasarkan atas
keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan
kepada industri. Perlu diperhatikan baik peluang maupun ancaman dapat
memperoleh peringkat 1,2,3,4.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai
bobot total bagi organisasi
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
nilai bobot total bagi organisasi.
Tabel 2.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor- Faktor
eksternal kunci
Peluang:
Ancaman:
Jumlah
Bobot
Peringkat
Nilai yang
dibobot
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Sumber David (2010, p160)
2.10.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Menurut David (2010, p229), matriks evaluasi faktor internal (internal factor
evaluation - IFE) adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis,
dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasikan serta mengevaluasi
34 hubungan
di
antara
area
tersebut.Penilaian
intuitif
digunakan
dalam
pengembangan matriks evaluasi faktor internal, sehingga tampilan ilmiahnya tidak
boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar-benar tanpa celah.Terdapat
lima tahap pemngembangan matriks IFE diantaranya :
1. Tulislah faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam proses
audit internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk
kekuatan maupun kelemhannya. Tuliskan kekuatan terlebih dahulu dan
kemudian kelemahan. Usahakan spesifik mungkin, gunakan persentasi
rasio dan angka perbandingan.
2. Berikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting
pada setiap faktor. Bobot ini menunjukkan seberapa penting faktor
tersebut sebagai penunjang keberhasilan perusahaan. Jumlah dari semua
bobot harus 1,0. Bobot didasarkan berdasarkan keadaaan insutri.
3. Berikan bobot 1 – 4 pada setiap faktor apakah faktor itu merupakan
kelemahan besar (peringkat = 1) , kelemahan kecil (peringkat = 2).
Kekuatan kecil (peringkat = 3) atau kekuatan besar (peringkat = 4).
Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai
yang dibobot setiap variable
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk menentukan
total nilai yang dibobot untuk organisasi.
35 Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Faktor- Faktor
Internal utama
Kekuatan internal:
Kelemahan internal:
Jumlah
Bobot
Nilai
Nilai yang
dibobot
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Xxx
Sumber David (2010, p231)
2.10.1.3 Matriks CPM
Menurut David (2010,p160),
Matriks CPM mengidentifikasi pesaing-
pesaing utama perusahaan, seta kekuatan dan kelemahannya terkait dengan contoh
posisi strategis perusahaan. Bobot total dalam CPM sama dengan EFE.namun
CPM memiliki cakupan lebih luas,dan fokus pada isu internal, serta pemeringkatan
total nilai yang dibobot untuk perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan
perusahaan sample. Sehingga memberikan informasi strategis internal yang
penting.
36 Tabel 2.3 Matriks CPM
Perusahaan 1
Faktor Faktor
Keberhasilan
Penting
Bobot
Peringkat
Perusahaan 2
Skor
Bobot
Bobot
Peringkat
Perusahaan 3
Skor
Bobot
Bobot
Peringkat
Skor
Bobot
1.
2.
3.
4.
Total
Sumber : David (2010, p160)
2.10.2 Tahap Pencocokan
Menurut David (2010, p325), mencocokan (matching) faktor-faktor
keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan
strategi alternatif yang masuk akal. Di pembahasan ini, tahap pencocokan dari
kerangka perumusan strategi terdiri atas dua teknik yang dapat digunakan dengan
urutan manapun: Matriks SWOT dan Matriks Internal – Eksternal (IE).
2.10.2.1 Matriks SWOT
Menurut David (2010, p327), matriks Kekuatan, kelemahan, Peluang ,
Ancaman (Strength – Weaknesses – Opportunity – Threats – SWOT) adalah
sebuah
alat
pencocokan
yang
penting
mengembangkan empat jenis strategi:
yang
membantu
para
manajer
37 1. Strategi SO (strength – opportunities)
Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik
keuntungan
dari
peluang
eksternal.Perusahaan
atau
organisasi
menginginkan kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil
keuntungan dari berbagai tren dan kejadian eksternal.
2. Strategi WO (weakness – opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluangpeluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya dalam memanfaatkan peluang tersebut.
3. Strategi ST (strength – threat)
Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
sebuah
perusahaan
untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.Hal ini bukan
berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi
ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal. Jadi, perusahaan
pesaing yang memiliki produksi yang sama merupakan salah satu
ancaman eksternal yang dapat mengurangi pelanggan.
4. Strategi WT (weakness – threat)
Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.Jika sebuah
perusahaan atau organisasi mengalami berbagai ancaman eksternal dan
38 internal, maka perusahaan atau organisasi ini harus berjuang untuk dapat
bertahan dalam usahanya.
Matriks SWOT dibuat melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Tulis peluang eksternal perusahaan pada sel peluang (oportunities) yang
telah disediakan pada tabel SWOT.
2. Tulis ancaman eksternal perusahaan pada sel ancaman (threats) yang
telah disediakan pada tabel SWOT.
3. Tulis kekuatan internal perusahaan pada sel kekuatan (strengths) yang
telah disediakan pada tabel SWOT.
4. Tulis kelemahan internal perusahaan pada sel kelemahan (weakness) yang
telah disediakan pada tabel SWOT.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan tuliskan
strategi yang diinginkan didalam sel SO yang disediakan.
6. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan tuliskan
strategi yang diinginkan didalam sel WO yang disediakan.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan tuliskan
strategi yang diinginkan didalam sel ST yang disediakan.
8. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan tuliskan
strategi yang diinginkan didalam sel WT yang disediakan.
39 Tabel 2.4 Matriks SWOT
Kondisiinternal
strenghts (kekuatan)
-
xxx
xxx
xxx
weaknes (kelemahan)
-
xxx
xxx
xxx
kondisi eksternal
oportunities (peluang)
-
xxx
xxx
xxx
threats (ancaman)
-
xxx
xxx
xxx
strategi (SO)
oportunities strenghts
-
xxx
xxx
xxx
Strategi (ST)
threats strenghts
-
xxx
xxx
xxx
strategi (WO)
oportunities weaknes
-
xxx
xxx
xxx
strategi (WT)
threats weaknes
-
xxx
xxx
xxx
Sumber : David (2010, p328)
2.10.2.2 Matriks Grand Strategy
Menurut David (2010,p347), matriks Strategi Besar (Grand Strategy) ini
membantu perusahaan untuk mendefenisikan strategi alternative yang baik untuk
perusahaan. Matriks ini didasarkan atas dua dimensi penilaian: posisi persaingan
dan pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan
dalam urutan daya tarik di masing masing kuadran matriks. Matriks ini dibagi
berdasarkan 4 kuadran berdasarkan pertumbuhan pasar.
40 Gambar 2.2 Matriks Grand Strategy
Sumber : David (2010,p348)
2.10.2.3 Matriks Internal – Eksternal (IE)
Menurut David (2010, p344), matriks IE (Internal – Eksternal)
memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel.
Matriks IE tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram
sistematis. Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi
strategi yang berbeda-beda :
1. Ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat
digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi
yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk) atau integratif (integrasi kedepan, integrasi kebelakang, dan
integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini.
41 2. Divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani
dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and
maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi
yang paling banyak dalam jenis divisi ini.
3. Ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VII, atu XI
adalah panen atau divestasi (harvest or dives). Organisasi yang berhasil
mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel
I dalam Matriks IE.
Gambar 2.3 Matriks Internal - Eksternal
Sumber : David (2010, p344)
42 2.10.3 Tahap keputusan : Matriks QSPM
Menurut David (2011, p350), di luar strategi-strategi pemeringkatan untuk
mendapatkan daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur yang
dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif.
Teknik tersebut adalah Matriks Perancangan Strategis Kuantitatif (Quantitative
Strategic Planning Matrix - QSPM), yang menyusun tahap tiga dari kerangka
analisis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana
yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap satu dan hasil
pencocokan dari analisis tahap dua untuk secara objektif menentukan strategi yang
hendak dijalankan di antara strategi-strategi alternatif. Menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk menyusun QSPM (tahap tiga).
QSPM
adalah
alat
yang
memungkinkan
para
penyusun
strategi
mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor
keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Seperti
halnya alat-alat analisis perumusan strategi yang lain, QSPM membutuhkan
penilaian intuitif yang baik.
43 Tabel 2.5 Matriks QSPM
Alternatif strategi
Faktor-faktor utama
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
AS
AS
TAS
TAS
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber : David (2010, p350)
2.11 Framework Perencanaan Strategi e-marketing
Pada framework perancangan strategi e-marketing menggunakan metode
Seven Stages of Internet Marketingdan metode perancangan OOA&D.
2.11.1 Object Oriented Analysis and Desain
Menurut Mathiassen et al. (2000, p135), OOAD adalah suatu metode untuk
analisis dan perancangan sistem yang berorientasi pada objek. Objek menurut
Mathiassen et al. (2000, p4) adalah suatu entitas yang memiliki indentitas, state,
44 dan behavior. Identitas objek dalam objek menunjukkan bagaimana objek tersebut
dapat dibedakan dengna objek lainnya dalam suatu konteks oleh para pengguna.
Sedangkan identitas objek dalam perancangan menunjukkan bagaimana objekobjek lain dalam sistem dapat mengenali objek tersebut dan bagaimana
mengkasesnya.
2.11.1.1 Rich Picture
Mathiassen et al. (2000, p334) mendiskripsikan Rich Picture adalah sebuah
gambaran dari orang, objek, proses, struktur dan masalah pada problem dan
application domain suatu sistem. Penggambaran rich picture tidak didasarkan
pada notasi khusus dan tidak memiliki standar baku dalam penggambarannya.
2.11.1.2 Usecase Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p119) diagram usecase digunakan untuk
menunjukkan hubungan antara actor (aktor) dan usecase, serta menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Aktor adalah suatu abstraksi
dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran. Usecase
didefenisikan sebagai suatu pola interaksi antara sistem tersebut dan aktor dalam
application domain. Mathiassen et al. (2000, p129) juga menjelaskan bahwa
usecase diagram dapat menunjukkan use-case groupings, dimana seorang aktor
dapat berpartisipasi pada semua usecase dalam sebuah usecase diagram yang
merepresentasikan area fungsionalitas tertentu dalam sistem.
45 Gambar 2.4Usecase Diagram
Sumber : Mathiassenet al. (2000, p343)
2.11.1.3 Class Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p336) menyatakan bahwa class diagram
mendeskripsikan kumpulan dari class dan hubungan strukturalnya. Masih menurut
Mathiassen et al. (2000, p49) objek adalah suatu entitas yang memiliki identitas,
kondisi dan perilaku. Event didefinisikan sebagai suatu kejadian langsung yang
melibatkan suatu objek atau lebih. Class didefinisikan sebagai suatu deskripsi dari
kumpulan objek yang memiliki struktur, perilaku, pola perilaku dan atribut yang
serupa. (Mathiassen et al., 2000, p69) strutur antar class dan objek terdiri dari :
i.
Generalization, yakni suatu class umum (super class) yang
mendeskripsikan properti umum untuk sekelompok dari class khusus
(sub class).
ii.
Cluster, merupakan suatu kumpulan class yang saling berhubungan.
46 iii.
Aggregation, yakni suatu objek superior (the whole) yang terdiri dari
sejumlah objek (the parts).
iv.
Association, merupakan suatu relasi berarti antar sejumlah objek.
Gambar 2.5Class Diagram
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p337)
47 2.11.1.4 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p344), diagram navigasi adalah statechart
diagram khusus yang berfokus pada keseluruhan user interface yang dinamis.
Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara windowwindow tersebut.
Gambar 2.6 Navigation Diagram
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p344)
48 2.11.2 Seven Stages of Internet Marketing
Pada gambar beikut menyediakan gambaran dari Seven Stages of Internet
Marketing: framing the market opportunity, formulating the market strategy,
designing the customer experience, crafting the customer interface, designing the
marketing program, leveraging customer information through technology, dan
evaluating the results of the marketing program.
stage 1 framing the market opportunity
stage7 evaluating the results of the marketing program
stage 2 formulating the market strategy
stage 6 leveraging customer information through technology
stage5 designing the marketing program
stage 3 designing the customer experience
stage 4 crafting the customer interface
Gambar 2.7 Seven Stage of Internet Marketing
Sumber : Mohammed et al. (2003, p9)
2.11.2.1 Stage 1 : Framing the Market Opportunity
Menurut Mohammed et al. (2003, p8), tahap satu melibatkan analisis
peluang pasar dan thap awal dari konsep bisnis. yaitu, mengumpulkan cukup data
online dan offline untuk menetapkan pembuktian penilaian pada kesempatan. mari
49 kita mengatakan, misalnya, bahwa Anda sedang menjalankan sebuah bisnis dotcom besar seperti amazon.com. tim manajemen senior secara terus menerus
dihadapkan dengan go / no-go keputusan tentang apakah akan menambah unit
usaha baru atau mengembangkan lini produk baru dalam unit bisnis yang ada.
mekanisme apa yang mereka masukkan untuk mengevaluasi peluang tersebut?
Dalam rangka bagi perusahaan untuk membuat pilihan informasi tentang
kesempatan, tim manajemen perlu untuk memperoleh gambaran yang cukup dari
pasar dan artikulasi yang jelas dari pengalaman pelanggan yang merupakan inti
dari kesempatan.
Pada tahap ini terdapat lima langkah investigasi yang diikuti oleh suatu
keputusan lanjut atau tidak lanjut (go or not go decision) , yaitu :
1. investigate opportunity in an existing or new value system (Menentukan
peluang pada nilai system yang telah berjalan atau baru).
Pada langkah ini dipergunakan untuk mengidentifikasi secara luas daerah
mana yang akan dimasuki oleh perusahaan baru dan peluang peluang apa
saja yang memungkinkan perusahaan untuk masuk ke pasar. Serta dengan
adanya internet apakah peluang yang dimiliki oleh perusahaan dapat lebih
dikembangkan.
2. Identify unmet to unserved needs(Mengidentifikasikan kebutuhan
kebutuhan yang belum terpenuhi)
Pada langkah ini, proses bisnis perusahaan yang ada akan dianalisis untuk
melihat apakah system yang ada sekarang telah dapat memenuhi
kebutuhan konsumen atau tidak. Kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh
50 system lama, akan dijadikan sebagai salah satu tujuan dari pengembangan
system baru yang akan diekembangkan.
3. Determine target customer segment (Menentukan target segmentasi
konsumen)
Pengertian
segmentasi
adalah
proses
pengelompokan
konsumen
berdasarkan faktor faktor tertentu. Pada langkah ini akan ditentukan
segmentasi dari pengguna produk perusahaan. Adapun segmentasi pasar
dapat dibedakan berdasarkan :
i.
Demografis, membagi pasar berdasarkan nilai – nilai demografis,
seperti : umur, jenis kelamin, pendidikan, etnis, pendapatan,
status keluarga dan lain sebagainya
ii.
Geografis membagi pasar ke dalam unit-unit geografis, seperti :
kota, Negara, wilayah dan lain sebagainya
iii.
Firmografis, membagi pasar berdasarkan variable spesifikasi
perusahaan : jumlah karyawan dan ukuran perusahaan.
iv.
Firmografis, membagi pasar berdasarkan variable spesifikasi
perusahaan seperti jumlah karyawan dan ukuran perusahaan
v.
Tingkah laku, membagi pasar berdasarkan pada pengetahuan,
sikap pemakaian atau tanggapan mereka terhadap suatu produk
seperti : situasi yang menuntun kepada kebutuhan produk,
pembelian atau kegunaan seperti yang bersifat rutin atau khusus.
vi.
Psikografis, membagi pasar berdasarkan pada gaya hidup dan
kepribadian.
51 vii.
Kesempatan (tergantung situasi) membagi pasar berdasarkan
pada situasi yang mengarah pada kebutuhan suatu produk,
membeli atau menggunakan, seperti : kesempatan rutin dan
kesempatan khusus.
viii.
Keuntungan, membagi pasar berdasarkan pada keuntungan atau
kualitas dari suatu produk seperti kenyaman, ekonomi dan
kualitas.
4. Assess resource requirement to deliver the offering (Menilai kebutuhan
sumber daya untuk memberikan penawaran)
Pada tahap ini akan diidentifikasikan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Adapun sumberdaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi
tiga :
i.
Customer-facing : Sumber daya dalam customerfacing meliputi
nama merk, tenaga penjualan yang handal dan saluran distribusi
yang beragam.
ii.
Internal : Sumberdaya ini berhubungan dengan operasi manual
perusahaan
,
seperti
teknologi,
pengembangan
produk,
pengalaman staff, skala ekonomis dan sebagainya.
iii.
Upstream : Sumber daya ini ada kaitannya dengan hubungan
perusahaan dengan supplier (penyalur). Contohnya meliputi
hubungan kerjasama dengan berbagai pemasok dan tingkatan
kerjasama operasional antara perusahaan dengan pemasoknya
52 5. Assess competitive, technological and financial attractiveness of
opportunity(Menilai kekuatan persaingan teknologi dan financial
perusahaan terhadap peluang)
Pada tahap ini kita akan menentukan siapa saja pesaing perusahaan, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung serta teknologi dan
keuangan yang dapat dijadikan peluang bagi perusahaan.
2.11.2.2 Stage 2 : Formulating the Marketing Strategy
Menurut Mohammed et al. (2003, p8), internet strategi pemasaran
didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan lebih darisemua strategi pemasaran
perusahaan. tujuan strategi pemasaran, sumber daya, dan pengurutan tindakan
harus erat selaras dengan strategi unit bisnis. akhirnya strategipemasaran secara
keseluruhan mencakup kegiatan pemasaran offline dan online, bahkan untuk
pemain murni bisnis online seperti alat-alat Amazon dan kelompok perangkat
keras.
Dalam analisis kali ini, pemasaran bersasaran mengharuskan pemasar
melakukan tiga langkah utama :
1. Mengidentifikasikan dan memilah milah kelompok pembeli yang berbeda
beda yang mungkin meminta produk atau bauran pemasaran tersendiri.
2. Memilih satu atau segmen pasar untuk dimasuki
3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan
produk perusahaan dengan produk lain dipasar
53 Segmentation Brick and Mortar
Menurut Mohammed et al.(2003,p107), perusahaan tradisional yang baru
terhadap internet akan menyadari bahwa segmentasi online dapat menghasilkan
empat scenario berbeda. adapun kemungkinan segmentasi online diantaranya :
Gambar2.8Segmentation Brick and Mortar
Sumber ; Mohammed et al (2003,p108)
Dimensi
pertama
dari
matriks
tersebut
(Change
in
segmentation
characteristic due internet) menjelaskan tentang karakteristik segmentasi pasar
setelah perusahaan berpindah ke pemasaran melalui internet akan berubah atau
tidak dan dimensi kedua (Change in Size of Market Segments) menjelaskan
tentang ukuran segmentasi pasar setelah perusahaan beralih ke pemasaran melalui
internet akan berubah atau tidak. Berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat
diperoleh empat kemungkinan posisi perusahaan yakni sebagai berikut :
54 1. Reclassified Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan
dari pemasaran offline serta ukuran segmen konsumennya juga
mengalami perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
2. Market Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan tidak mengalami
perubahan dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya
mengalami perluasan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
3. No Change
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan serta ukuran segmen
konsumennya tidak mengalami perubahan dari pemasaran offline setelah
perusahaan menerapkan pemasaran online.
4. Market Reclassification
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan
dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya tidak
mengalami perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
Targeting Brick and Mortar
Menurut Mohammed et al. (2003,p109), terdapat 4 strategi scenario dimana
perusahaan tradisional dapat menargetkan segmen online berhubungan dengan
segmen offline yaitu:
55 Gambar 2.9Targeting Brick and Mortar
Sumber : Mohammed et al. (2003,p110)
Dari kedua dimensi diatas, diperoleh empat pilihan posisi yaitu :
1. New Opportunity Targeting
Posisi dimana target segmentasi online yang dilayani secara keseluruhan
berbeda dari target segmentasi offline. Jika posisi ini terpilih sebagai
suatu kondisi bagi perusahaan, biasanya perusahaan harus dapat
menawarkna produk yang sana sekali beda dengan produk yang
ditawarkan selamaoffline.
2. Blanket Targeting
Posisi dimana segmentasi online yang dilayani tidak mengalami
perubahan dari saat offline, tetapi segmennya dapat meluas karena
masalah geografis dapat diminimalkan. Hal ini membuat lebih banyak
konsumen yang dapat dijangkau melalui internet.
56 3. Beachhead Targeting
Posisi dimana target segmentasi online adalah lebih kecil dari offline.
Kondisi ini muncul jika hanya sebagian konsumen perusahaan yang
mengakses internet
4. Bleed Over Targeting
Posisi dimana target segmentasi online merupakan sebagian dari offline
ditambah dengan segmen baru pada saat online. Segmen tersebut,
adakalanya merupakan konsumen yang selama ini terabaikan pada saat
offline, namun pada saat ini menjadi target karena system online
menawarkan sesuatu yang menarik bagi konsumen.
Positioning Brick and Mortar
Menurut
Mohammedet
al.(2003,p112)
setiap
skenario
memerlukan
pendekatan positioning yang berbeda. berikut adalahpositioning Brick and Mortar
Gambar2.10Positioning Brick and Mortar
Sumber : Mohammed et al (2003, p112)
57 1. Kuadran satu : New Opportunity Positioning
i.
Mengganri seluruh strategi positiong pada saat offline
ii.
Situjukan bagi segmen konsumen baru
2. Kuadran dua : Blanket Positioning
i.
Menggunakan seluruh strategi positioning pada saat offline
ii.
Strategi difokuskan pada penawaran tambahan layanan yang bisa
didapat lewat internet seminsal kenyamanan dan akses
3. Kuadran tiga : Beachead Positioning
i.
Menggunakan hanya sebagian strategi offline
ii.
Menekankan pada keuntungan yang didapat lewat penggunaan
internet
iii.
Difokuskan pada kebutuhan komunitas konsumen yang sedikit
namun potensial
4. Kuadran empat : Bleed Over Postioning
i.
Memadukan strategi positioning pada saat offline dan online
ii.Difokuskan untuk menambah penawaran yang dilakukan lewat
internet.
2.11.2.3 Stage 3 : Designing the Customer Experience
Menurut Mohammed et al.(2003, p8), perusahaan harus memahami jenis
pengalaman pelanggan yang perlu disampaikan untuk memenuhi peluang pasar.
pengalaman harus berkorelasi dengan posisi perusahaan dan strategi pemasaran.
demikian, desain dari pengalaman pelanggan merupakan jembatan antara strategi
58 pemasaran tingkat tinggi (tahap kedua) dan taktik program pemasaran (tahap
lima).
Perusahaan harus memahami jenis pengalaman pelanggan yang perlu
dihasilkan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman tersebut harus berkorelasi
dengan strategi pemasaran dan positioning perusahaan. Pengalaman pelanggan
(customer experience) bisa didefinisikan sebagai interpretasi dari pertemuan
lengkap pemakai dengan situs, dari pandangan awal pada homepage sampai
pengalaman pembelian, meliputi keputusan seperti apakah akan membuat sebuah
shopping cart. Tiga tingkat dari hierarki pengalaman pelanggan adalah sebagai
berikut:
1. Functionality
Bukanlah sesuatu yang dibesar-besarkan kalau dikatakan bahwa
pengalaman pelanggan yang positif dihasilkan dari memberikan dasardasar dari fungsionalitas secara konsisten.
2. Intimacy
Apabila sebuah perusahaan dapat menyediakan dasar-dasar dari
fungsionalitas, maka akan menempatkan pelanggannya ke tingkat kedua
dari hierarki pengalaman.
3. Evangelism
Tingkat terakhir menganggap bahwa pelanggan telah melewati dua
tingkat pertama-yaitu, bahwa situs bekerja, yang diinterpretasikan sebagai
pengalaman individual dan bahwa pemakai mengintegrasikan brand
kedalam hidup mereka. Dalam tingkat akhir ini, pelanggan menjadi
59 seorang pewarta. Pelanggan begitu terinternalisasi akan pengalamannya
sehingga mereka tidak sabar untuk berbagai cerita dengan teman, kerabat,
dan kenalan.
2.11.2.4 Stage 4 : Crafting the Customer Interface
Menurut Mohammed et al. (2003, p9),internet telah menggeser lokus
pertukaran dari pasar (contoh interaksi face-to-face) ke pasar (contoh interaksi
screen-to-face). perbedaan utama adalah bahwa sifat dari hubungan pertukaran
sekarang dimediasi oleh teknologi antarmuka. interface ini dapat menjadi PC
desktop, sub-notebook, personal digital assistant, ponsel, aplikasi protokol nirkabel
(WAP) perangkat, atau alat internet lainnya.
Menurut Mohammedet al. (2003, p162), ada tujuh elemen yang perlu
diperhatikan (7Cs) untuk merancang situs web yangmenarik, yaitu :
1. Context, konteks dari situs menggambarkan tampilan yang estetik dan
fungsional.
2. Content, merupakan semua data digital yang berpengaruh pada situs.
3. Community, merupakan hubungan yang terjalin berdasarkan kesamaan
ketertarikan.
4. Customization, kemampuan situs untuk memodifikasi atau dimodifikasi
olehsetiap user.
5. Communication, merupakan dialog antara situs dengan penggunanya.
6. Connection, merupakan jaringan yang menghubungkan situs lain.
7. Commerce, merupakan kemampuan transaksi dari suatu situs.
60 2.11.2.5 Stage 5 : Designing the Marketing Program
Melalui tahap satu samapi empat, perusahaan seharusnya mempunyai arah
strategi yang jelas. Perusahaan telah membuat keputusan go atau not go pada
beberapa piliha. Dalam tahapan ini perusahaan akan merancang program
pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara
terkombinasi agar dapat menggerakkan target pelanggan dari tahap awareness
mengenai produk perusahaan menjadi tahap exploration , kemudian beralih ke
tahap commitment, dan berakhir pada tahap dissolution. Kerangka kerja yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah marketspace matrix. Pada matriks
ini, pemasaran melalui internet memiliki enam golongan pendukung yaitu produk
(product), harga (price), komunikasi (communication), komunitas (community),
distribusi (distribution), dan merek (branding), yang penjelasannya pada bauran
internet marketing yang dapat digunakan untuk menciptakan kewaspadaan
(awareness), penjelajahan (exploration), dan diharapkan berkomitmen pada
perusahaan.
Gambar2.11Designing the Marketing Program
Sumber : Mohammed et al (2003,p213)
61 2.11.2.6 Stage 6 : Leveraging Customer Information Through Technology
Menurut Mohammed et al. (2003, p17),dalam lingkungan customer-centric,
perusahaan harus membuat dan bertindak pada tiga keputusan penting: (1) secara
strategis pilih apa yang pasar kejar (riset pemasaran), (2) mempelajari lebih lanjut
tentang pelanggan dan merencanakan strategi untuk memperoleh target pelanggan
(databes marketing): dan (3) menilai profitabilitas jangka panjang dari pelanggan
dan mempertahankan pelanggan utama (customer relationship management).
perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk mendapatkan, mengorganisir,
menganalisis, dan memanfaatkan informasi pelanggan yang relevan, yang dapat
mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan setiap dari tiga jenis utama dari
keputusan.
2.11.2.7 Stage 7 : Evaluating the Marketing Program
Menurut Mohammed et al. (2003, p18),tahap terakhir melibatkan evaluasi
program pemasaran internet secara keseluruhan. ini termasuk fokus seimbang pada
kedua pelanggan dan metrik keuangan. model ini menekankan pentingnya
menangkap perilaku lintas platform yang diamati oleh pelanggan.
2.12 Kerangka Pemikiran
Menurut Zulganef (2008, p52) yang disunting dari Sekaran (2005), kerangka
pemikiran atau kerangka teoritis adalah sebuah model konseptual mengenai
bagaimana seseorang berteori mengenai hubungan-hubungan antara beberapa
faktor atau konsep untuk menjawab masalah penelitian. Faktor-faktor yang
dihubungkan dalam kerangka teoritis tersebut berbentuk variabel. Variabel adalah
62 konsep dalam penelitian yang hendak atau harus diukur, oleh karenanya harus
mempunyai nilai.
Beberapa variabel yang sering diteliti adalah variabel bebas (independent),
variabel terikat (dependent), variabel pemoderat (moderator), dan variabel
penghubung (mediating).
1. Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau terikat
oleh nilai-nilai variabel lain atau variabel yang tergantung (depend-on)
kepada variabel lain.
2. Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat.
3. Variabel pemoderat adalah variabel yang mempunyai efek kontinjensi
kuat terhadap hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.
4. Variabel penghubung adalah variabel yang menghubungkan antara
variabel dependen dan variabel independen.
63 Topik : E-Marketing
Teori Umum:
• Sistem Informasi
• Manajemen Strategis • Manajemen Pemasaran
Judul
Analisis Eksternal:
• 5 Kekuatan
Porter
• EFE
• Matriks CPM
Pengumpulan Data:
• Wawancara
• Studi Pustaka
• Kueisioner
Analisis Formulasi Strategi:
• Matriks SWOT
• Matriks Grand Strategy
• Matriks IE
7 Tahap Internet Marketing :
1. Framing the market opportunity
2. Formulating the marketing
strategy
3. Designing the customer
experience
Tahap keputusan:
• Matriks QSPM
Perancangan 7 Tahap Internet
Marketing:
4. Crafting the customer interface
5. Designing the marketing
program
6. Leveraging customer
information through technology
7. Evaluating marketing program
Object Oriented Analysis and
Desain:
• Rich Picture
• Usecase diagram
• Class diagram
• Navigation diagram
Aplikasi Prototype
Gambar2.12 Kerangka Berpikir
Analisis Internal:
• EFI
Download