BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Dalam perancangan sistem Manajemen Pengetahuan ini, dilakukan pengamatan dan analisa terhadap kondisi saat ini tentang pengelolaan informasi yang dilakukan para karyawan perusahaan. Dari berbagai permasalahan yang dihadapi para karyawan seputar pengelolaan informasi ini, akan dirancang suatu sistem manajemen pengetahuan yang mampu mengambil informasi dan mengolahnya menjadi pengetahuan yang berguna serta mengelolanya secara lebih baik serta mampu menyampaikannya kepada karyawan yang memerlukan sesuai dengan kebutuhannya. Corporate Portal Model Existing Pengelolaan Pengetahuan di Perusahaan Perancangan System Manajemen sistem Manajemen Pengetahuan Pengetahuan Perusahaan Analisa Permasalahan Menggunakan Fishbone Analisis Diagram Tahapan Perancangan : 1. Analisa Infrastruktur yang ada 2. Merancang Infrastruktur sistem Manajemen Pengetahuan 3. Membuat cetak biru dari sistem Manajemen Input for Improvement Gambar 3.1 : Kerangka pikir perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan 3.2. Tahapan Perancangan Pada gambar 3.2 dibawah ini dapat dilihat tahapan-tahapan dari perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan yang mengikuti metodologi yang dikenalkan oleh Amrit Tiwana (2000) dalam bukunya “The Knowledge Management Toolkit”. 1 Analisa Infrastruktur yang telah ada 2 Merancang Infrastruktur sistem Manajemen Pengetahuan 3 Membuat cetak biru dari sistem Manajemen Pengetahuan 4 Pengembangan sistem Manajemen Pengetahuan 5 Demonstrasi Prototipe Sistem Manajemen Pengetahuan Gambar 3.2 : Tahapan perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan Penjelasan dari tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan adalah sebagai berikut: Tahap 1: Analisa Infrastruktur yang telah ada Dalam tahapan ini kita perlu memahami fungsi dan peran dari infrastruktur jaringan yang telah ada seperti internet dan intranet terhadap pengelolaan informasi di perusahaan. Peralatan apakah yang digunakan ? Dalam konteks Manajemen Pengetahuan, jangkauan internet global mempunyai beberapa implikasi yaitu : • Jaringan komunikasi global yang murah. Namun dalam kenyataannya, perusahaan membayar biaya koneksi internet dan web yang kadang berharga mahal, belum termasuk hilangnya jam kerja yang digunakan para karyawan untuk menjelajah internet. • Bisa diakses dari mana saja dan kapan saja. Nilai lebih yang utama dari internet adalah kemampuannya untuk menghubungkan pengguna dimanapun dan kapanpun selama mereka dapat terhubung ke web. Bahkan sekarangpun kita dapat menghubungkan lima kantor cabang di lima negara dengan menggunakan teknologi semisal VPNs ( virtual private networks ). • Distribusi konektifitas. Sama seperti di atas, resources dan basis data dapat dibuat saling terkoneksi melalui internet ( VPNs ). Web browsers telah menyediakan interface tertentu yang mudah di buat untuk mendukung multi bahasa, regional preference, dan fitur-fitur komunikasi antar perusahaan yang mungkin melewati batasan wilayah negara. • Lebih murah, lebih cepat, dan dapat digunakan sebagai senjata berkompetisi. Internet menghubungkan kita ke tempat lain seperti portal pesaing semudah portal kita sendiri. Akses terbuka ini mengurangi biaya untuk memantau dengan cara konvensional. Amrit Tiwana memberikan daftar beberapa pertanyaan yang dapat membantu proses analisa ini, diantaranya adalah : a. Apakah perusahaan sudah memiliki local area / wide area network ? b. Berapa bandwith yang dimiliki perusahaan (antara 10 – 100 Mbps) ? c. Apakah perusahaan sudah memiliki fasilitas remote access ? d. Apakah perusahaan sudah menjalankan aplikasi intranet ? e. Apakah perusahaan sudah menjalankan aplikasi ekstranet ? f. Apakah perusahaan sudah menjalankan aplikasi video conferencing ? g. Apakah perusahaan sudah memiliki sebuah Decision Support System ? h. Apakah perusahaan sudah menetapkan standar sistem operasi, ataukah karyawan menjalankan bermacam-macam platform ? i. Apakah perusahaan sudah mempunyai aplikasi groupware atau collaborative system seperti misalnya Lotus Notes ? j. Apakah perusahaan ataupun karyawan sudah menggunakan dokumen manajemen sistem ? k. Apakah perusahaan sudah menggunakan project management system seperti misalnya Ms Project ? l. Apakah perusahaan membeli lisensi sebuah produk perangkat lunak dengan membayar melalui situs internet ? Tahap 2 : Merancang Infrastruktur sistem Manajemen Pengetahuan Pada tahapan ini, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah : a. Mengintegrasikan semua komponen yang terkait dalam infrastruktur sistem b. Mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan baik internal maupun eksternal yang perlu diintegrasikan. c. Memilih komponen IT yang sesuai untuk menemukan, membuat, mengolah dan menghadirkan pengetahuan. Knowledge Objective Technology Enablers - Find knowledge - Search and retrieval tools that scan both formal and informal sources of knowledge, employee skill - Create new - Collaborative decision-making processes, DSS knowledge tools, rationale capture tools, Notes databases, decision repositories, externalization tools. - Package & assemble knowledge - Apply knowledge - Customized publishing tools, information refinery tools, push technology, discussion groups. - Search, retrieval, and storage tools to organize & classify both formal & informal knowledge. - Reuse & revalidate knowledge - Customer support knowledge bases, consulting firm discussion databases. d. Identifikasi interface yang diperlukan seperti clients, server, gateways, dan platform. e. Untuk kolaborasi yang efektif di dalam perusahaan,maka platform KM yang digunakan haruslah memenuhi kebutuhan dasar sbb : • Protocol yang efisien : bandwith yang digunakan harus cukup lebar dan mendukung untuk mobile clients dan traveling machines. • Portable operation : sudah hal yang lumrah bahwa tiap departemen di suatu perusahaan menggunakan berbagai platform dan operating sistem yang berbeda, maka kolaborasi platform harus dapat mengakomodir hal tersebut. • Consistent and easy-to-use client interface : Web yang digunakan haruslah semudah mungkin dipahami dan dioperasikan oleh users. • Scalability : seiring dengan bertambahnya jumlah users, maka kolaborasi platform haruslah tetap dapat mengakomodasinya tanpa adanya penurunan performace dari sistem secara keseluruhan. • Legacy intregation : Kolaborasi platform yang digunakan haruslah dapat mengintegrasikan data di mainframe database ke final interface. • Security : Kolaborasi platform yang berbasis Web haruslah sangat memperhatikan masalah keamanan, misalnya dengan menggunakan VPNs untuk berhubungan via internet. • Integration with existing system : Kolaborasi system haruslah dapat diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada dengan baik. • Flexibility : keterbatasan users dalam menyaring informasi dari luar yang akan dimasukkan ke dalam database menyebabkan overload. Platform yang digunakan haruslah fleksible dalam menghadirkan report sesuaidengan kebutuhan users. • Structure : Kolaborasi platform harus mempunyai high degree of structure of the ways the content can be organized. • Putuskan platform untuk kolaborasi yang akan digunakan : Web ataukah Notes ? Perbandingan karakteristik kunci dari Lotus Notes dan Web adalah sbb : Karakteristik Notes Web Keterangan Arsitektur Proprietary Open Dunia telah menempatkan web sebagai sebuah powerful collaborative platform. Security High Low Dapat diperbaiki dengan berbagai security tools Authentication Strong Stronger Window 2000 telah menyediakan authentication in Win2K and security features untuk Web server Moderate Close to Biaya yang dikeluarkan hanyalah biaya koneksi to High none ke internet via ISP High Low Dapat digunakan Web development skills yang Direct Cost Developing – Cost Teknologi - telah ada untuk membuat intranet. High Low Maturity Web protokol sedang berkembang. Namun, kebanyakan browsers sudah mendukung fasilitas plug-ins bagi client software. Employee - High Low training cost Initial cost Karyawan sudah cukup familiar dengan internet dan Web browser interface. High Low Biaya aplikasi Web sangat murah Cross platform Low High HTTP berlaku sebagai universal protocol yang Integration Deployment - menghubungkan semua platforms. Fast Slower Time Biasanya implementasi Lotus Notes lebih cepat dibandingkan aplikasi intranet untuk fungsi yang serupa. Out-of-the box Yes Solution Tahap 3 : No Pembuat software dapat membuat generic intranets untuk implementasi yang lebih cepat. Membuat cetak biru dari sistem Manajemen Pengetahuan Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah : a. Memahami dan memilih komponen yang dibutuhkan perusahaan yaitu basis data yang terintegrasi, dokumen dan content management, collaborative platform, knowledge directories, dan user interface options. b. Mendisain sistem untuk high levels of interoperability dengan IT investments, untuk mengoptimalkan kinerja dan scalability. c. Memahami dan eksekusi repository life-cycle management. d. Position and scope sistem Manajemen Pengetahuan untuk memastikan bahwa keuntungannya melebihi biaya yang dikeluarkan. Tahap 4 : Pengembangan sistem Manajemen Pengetahuan Hal-hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah : a. Membuat interface yang mempunyai platform independence, berbasis intranet, dan memaksimalkan fungsi video and audio streaming. b. Membuat akses dan authentication layer. Harus diperhatikan masalah keamanan data, kontrol akses, dan kontrol distribusi. c. Membuat collaborative filtering dan intelligence layer, menggunakan intelligent agents and collaborative filtering systems. Pertimbangkan pilihan untuk memilih inteligent agents atau tool yang mudah yang dapat dikembangkan sendiri. d. Mengembangkan dan integrasi layer aplikasi dengan layer intelijen dan layer transport. e. Memaksimalkan transport layer untuk mendapat keuntungan dari jaringan yang telah ada di perusahaan. f. Mengembangkan middleware dan legacy integration layer untuk menghubungkan sistem Manajemen Pengetahuan dengan database yang telah ada dengan meminimalkan biaya ataupun kekurangan fungsional. g. Mengintegrasikan dan memaksimalkan repository layer. Tahap 5 : Demonstrasi Prototype Pada tahapan terakhir akan ditampilkan demonstrasi prototipe sistem yang berupa ‘mockup’ tampilan layar (screen layout) dari sistem. Dari setiap fitur yang ada di dalam sistem ini akan diberikan sedikit penjelasan tentang cara kerja fitur tersebut dan contoh tampilan layar hasil output dari sistem Manajemen Pengetahuan tersebut. 3.3. Gambaran Perusahaan ( Company Profile ) PT Dynaplast Tbk adalah sebuah perusahaan manufaktur terkemuka yang memproduksi komponen dan kemasan plastik untuk berbagai industri. Perusahaan ini juga dikenal sebagai produsen plastik yang mengutamakan kualitas dan presisi tinggi. PT Dynaplast Tbk telah berdiri sejak tahun 1959 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1991. Tahun 1995, menjadi perusahaan plastik pertama di Indonesia yang memperoleh pengakuan standar Internasional, ISO 9002 dan pada akhir tahun 2000 juga menjadi perusahaan manufaktur pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000. Pertumbuhan rata-rata selama lima tahun terakhir di atas 30%. PT Dynaplast Tbk memproduksi komponen plastik untuk industri motor, baterei, elektronik dan alat-alat listrik rumah tangga ; krat plastik untuk industri minuman; kemasan plastik untuk barang-barang konsumen, oli pelumas, kimia dan farmasi. Pelanggan PT Dynaplast Tbk saat ini terdiri dari perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional yang terkemuka dalam bidangnya. Saat ini PT Dynaplast Tbk mengoperasikan 6 buah pabrik yang langsung berada dibawah manajemen Dynapast, dan beberapa pabrik lain yang merupakan joint venture berupa 1 pabrik di Surabaya bernama PT Rexplast Corporation , 4 pabrik di Jakarta termasuk PT Summitplast Interbuana (2 pabrik), PT Dynaplast Cubic Indonesia , 1 pabrik berlokasi di Gunung Putri, Bogor bernama PT Sanpak Unggul dan 1 pabrik berlokasi di Thailand bernama Berli Prospack Co.Ltd .