ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 683-693 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN DAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII), DAN HARGA MINYAK DUNIA BRENT CRUDE OIL MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS (VARX) Nunung Hanurowati1, Moch. Abdul Mukid2, Alan Prahutama3 1 Mahasiswa Departemen Statistika FSM Universitas Diponegoro 2,3 Staff Pengajar Departemen Statistika FSM Universitas Diponegoro [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT Index of stocks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) there are conventional that one of them is the Composite Stock Price Index (CSPI) and the index of stocks that are sharia is the Jakarta Islamic Index (JII). In its movement, the value of CSPI and JII often increases and decreases that are influenced by several factors, one of which is the world oil price of Brent Crude Oil. To see the value of CSPI and JII conditions during the period of the next few months it takes the model equations. Because the third such data included in the time series data, we used time series analysis with the appropriate method is the Vector Autoregressive Exogenous (VARX). VARX(p,q) is a model of multivariate time series that consists of several endogenous variable of the time series order p with q adding exogenous variables. The purpose of this study is to obtain an appropriate VARX models and forecasting for data CSPI and JII. The model to predict CSPI and JII with exogenous variables that influence the world oil prices of Brent Crude Oil is VARX(1,1). Test parameters for exogenous variables in the model VARX(1,1) not significant at significance level α = 5%, but this result could be ignored and continues to testing residual assumptions. Residual model VARX(1,1) satisfies the assumption of white noise and multivariate normal distribution, in order to obtain results as very good forecast that with each MAPE value for CSPI and JII forecast of 2,71% and 3,63%. Keywords: CPSI, JII, Brent Crude Oil, VARX, MAPE. 1. PENDAHULUAN Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini memiliki 11 jenis indeks harga saham yang mana ada yang bersifat konvensional dan ada yang bersifat syariah. Indeks saham yang bersifat konvensional salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan yang bersifat syariah adalah Jakarta Islamic Index (JII). Dalam pergerakannya, nilai IHSG dan JII seringkali mengalami kenaikan dan penurunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakkan kedua nilai indeks saham tersebut adalah harga minyak dunia Brent Crude Oil[5]. Untuk melihat kondisi nilai IHSG dan JII pada periode mendatang, dibutuhkan suatu model persamaan yang terdiri dari beberapa indeks saham kemudian diramalkan sesuai persamaan yang didapat. Indeks saham dan harga minyak dunia Brent Crude Oil termasuk dalam jenis data runtun waktu. Sehingga untuk melakukan prediksi suatu model persamaan dapat digunakan analisis runtun waktu. Model runtun waktu multivariat yang sesuai untuk permasalahan dalam tugas akhir ini adalah model Vector Autoregressive Exogenous (VARX). Moodel VARX(p,q) merupakan model runtun waktu multivariat yang terdiri dari beberapa variabel endogen dari runtun waktu orde p dengan penambahan q variabel eksogen[8]. Berdasarkan ulasan tersebut, dalam penelitian tugas akhir ini peneliti bermaksud melakukan pemodelan terhadap data IHSG, JII dan harga minyak dunia Brent Crude Oil, serta peramalannya pada data IHSG dan JII. Dimana IHSG dan JII sebagai variabel endogen dan harga minyak dunia Brent Crude Oil sebagai variabel eksogen dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode Vector Autoregressive Exogenous (VARX). 2. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Runtun Waktu Analisis runtun waktu adalah salah satu prosedur stastistika yang diterapkan untuk meramalkan struktur probabilistik keadaan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tujuan analisis runtun waktu secara umum adalah untuk menemukan bentuk atau pola variasi dari data di masa lampau dan menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan peramalan terhadap sifat-sifat dari data di masa yang akan datang[10]. 2.2 Stasioneritas Suatu runtun waktu dikatakan stasioner rata-rata dan variansi setiap lag adalah konstan pada setiap waktu. Jika data runtun waktu tidak stasioner dalam rata-rata maka dilakukan penanganan dengan differencing, sedangkan jika data tidak stasioner dalam varian maka dilakukan penanganan dengan transformasi[14]. Kestasioneran data runtun waktu multivariat dalam rata-rata dapat dilihat melalui plot Matrix Autocorrelation Function (MACF), sedangkan untuk menduga orde sementara orde dari model VAR dapat dilihat melalui plot Matrix Partial Autocorrelation Function (MPACF). 2.2.1 Matrix Autocorrelation Function (MACF) Korelasi silang sampel untuk komponen ke-i dan ke-j pada lag waktu k ( ) [14] dinyatakan dalam persamaan berikut : (1) dimana dan adalah rata-rata sampel dari komponen series yang bersesuaian. Dalam meringkas korelasi sampel terdapat metode sederhana menggunakan simbol-simbol yang dinotasikan dengan (+), (-), dan (.) pada matriks korelasi sampel ke (i,j). Simbol-simbol tersebut dapat diartikan sebagai berikut: Simbol (+) menunjukkan hubungan korelasi positif antara komponen (i,j) dan nilai lebih besar dari 2 kali standar error. Simbol (-) menunjukkan hubungan korelasi negatif antara komponen (i,j) dan nilai kurang dari -2 kali standar error. Simbol (.) menunjukkan tidak adanya korelasi antara komponen (i,j) dan nilai berada diantara +2 dan -2 kali standar error. Standar error dari nilai dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (2) dimana n adalah banyaknya pengamatan. 2.2.2 Matrix Partial Autocorrelation Function (MPACF) Persamaan untuk matriks autokorelasi parsial adalah sebagai berikut[14]: (3) JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 684 Untuk k ≥ 2, nilai , , dan adalah sebagai berikut: , , (4) dimana adalah matriks kovarian lag-k. Estimasi sampel dari bisa dihitung dengan mengganti yang tidak diketahui dengan matriks kovarian sampel : (5) Identifikasi data berdasarkan nilai MPACF juga dinotasikan dalam bentuk simbol (+), (-), dan (.) seperti pada MACF. Persamaan matriks autokorelasi parsial , juga memiliki sifat cut-off untuk proses AR yaitu ditandai dengan adanya simbol (+) atau (-) pada lag-lag tertentu[14]. 2.3 Model Autoregressive (AR) Model AR (Autoregressive) dengan orde p (AR(p)) menyatakan bahwa data periode sekarang dipengaruhi oleh data pada periode sebelumnya. Secara umum model AR(p) memenuhi persamaan berikut[14]: dengan dengan (6) adalah parameter autoregressive ke-p dan adalah nilai error pada saat t, 2.4 Vector Autoregressive (VAR) Secara umum model VAR dengan orde p (VAR(p)) dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut[14]: , dengan (7) dengan adalah matriks parameter variabel endogen untuk setiap , adalah orde VAR. 2.5 Vector Autoregressive Exogenous (VARX) Secara umum bentuk model VARX dengan orde dituliskan sebagai berikut[9]: dan eksogen (VARX(p,q)) dengan (8) dengan adalah vektor dari variabel endogen dan eksogen, adalah matriks parameter variabel endogen untuk setiap , adalah matriks parameter variabel eksogen untuk setiap , dan adalah vektor error ke-t. 2.6 Identifikasi Model VARX Selain plot MPACF, penentuan panjang lag yang optimal didapat dari persamaan VAR dengan nilai AIC (Akaike’s Information Criterion) terkecil. Perhitungan dari AIC adalah sebagai berikut[14]: (9) JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 685 dengan adalah matriks penduga kovarian residual untuk model VAR(p), merupakan residual pada waktu ke-t untuk model VAR(p), T adalah banyaknya pengamatan, dan K merupakan banyaknya parameter dalam model. 2.7 Pendugaan Parameter Model VARX Pendugaan parameter dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Model umum VARX(p,q) untuk n sampel pengamatan dapat ditulis dalam bentuk linier[9] dengan, , , , dan Nilai taksiran untuk parameter terkecil dengan rumus sehingga persamaan modelnya adalah: (10) dapat dihitung menggunakan penaksir kuadrat . Dimisalkan terbentuk model VARX(1,1), dengan (11) Persamaan (11) dengan k = 2 (variabel endogen) untuk n sampel pengamatan dapat ditulis dalam bentuk linier dengan, , , , dan (12) 2.8 Pengujian Signifikansi Parameter Model VARX Pengujian signifikansi parameter pada model VARX menggunakan uji individual (uji-t)[4] dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengujian Signifikansi Parameter Model VARX Parameter Endogen Parameter Eksogen Hipotesis: Hipotesis: H0: =0 H0: =0 H : ≠ 0 untuk k = 1,2, … , m H1: ≠ 0 untuk k = 1,2, … , m dan s 1 = 1,2, …., v Statistik uji: Statistik uji: Kriteria uji: Tolak H0 jika |thitung| > tα/2;(n-b) atau p-value < α, dengan n adalah banyaknya pengamatan, dan b adalah banyaknya parameter. JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 686 2.9 Pengujian Asumsi Residual 2.9.1 Asumsi White Noise bagi Residual Untuk menguji apakah vektor residual memenuhi asumsi white noise, maka perlu dilakukan uji Portmanteau. Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi secara keseluruhan pada autokorelasi residual hingga lag h (ρh)[7]. Hipotesis: H0: ρ1 = ρ2 = … = ρh = 0 (residual memenuhi asumsi white noise) H1: minimal ada satu ρj ≠ 0 dimana j = 1,2, …, h (residual tidak memenuhi asumsi white noise) Statistik uji: (13) dengan T adalah ukuran sampel, h adalah banyak lag, dan adalah matriks autokovarians dari penduga residual . Kriteria uji: H0 ditolak jika atau p-value < α, dimana K adalah banyaknya variabel endogen. 2.9.2 Asumsi Normal Multivariat Bagi Residual Uji yang digunakan adalah uji koefisien korelasi Q-Q plot[6]. Hipotesis: H0 : Residual berdistribusi normal multivariat H1 : Residual tidak berdistribusi normal multivariat Statistik uji: Kriteria uji: H0 ditolak jika , dan (14) < , dengan adalah koefisien korelasi antara dan adalah titik kritis Q-Q plot pada tabel uji koefisien korelasi untuk normalitas. 2.10 Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolut (Mean Absolute Percentage Error (MAPE)) MAPE dapat melihat ukuran kinerja hasil ramalan suatu model yaitu semakin kecil nilai MAPE maka semakin baik pula hasil ramalan dari model yang terbentuk. Berikut persamaan untuk MAPE[11]: (15) adalah nilai data hasil ramalan dengan, Zt adalah nilai data sebenarnya periode ke-t, periode ke-t, n adalah banyaknya data. Hasil ramalan dari suatu model dikatakan mempunyai kinerja sangat bagus jika nilai MAPE berada di bawah 10% dan mempunyai kinerja bagus jika nilai MAPE berada diantara 10%-20%[1]. 2.11 Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan atau Composite Stock Price Index (CPSI) adalah indeks gabungan dari seluruh jenis-jenis saham yang ada atau tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham sampai pada tanggal tertentu[12]. JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 687 2.12 Jakarta Islamic Index (JII) JII merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi kriteria syariah. Dikatakan demikian karena saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. JII dibentuk dari hasil kerjasama antara PT BEI (saat itu Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Investment Management (PT DIM)[13]. 2.13 Harga Minyak Dunia Brent Crude Oil Minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi utama yang sangat dibutuhkan. Hasil dari pengolahan minyak mentah dapat menjadi energi untuk melakukan kegiatan produksi. Salah satu jenis minyak mentah yang diperdagangkan di dunia yang sempat menjadi harga standar untuk seluruh jenis minyak mentah di dunia adalah Brent Bland atau Brent Crude Oil. Brent Crude Oil merupakan jenis minyak mentah yang sumbernya berasal dari sumur yang berlokasi di laut utara Eropa[2]. 3. 3.1 METODE PENELITIAN Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari http://finance.yahoo.com/ untuk data IHSG dan JII, sedangkan harga minyak dunia Brent Crude Oil diambil dari http://www.indexmundi.com/. Data tersebut merupakan data bulanan dari Maret 2006 sampai dengan Februari 2016. Dimana dari Maret 2006 sampai Agustus 2015 merupakan data in sample, sedangkan dari September 2015 sampai dengan Februari 2016 merupakan data out sample. 3.2 Variabel Penelitian Pada penelitian tugas akhir ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri atas dua variabel endogen dan satu variabel eksogen. Data IHSG dan JII sebagai variabel endogen, sedangkan data harga minyak dunia Brent Crude Oil sebagai variabel eksogen. 3.3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Langkah-langkah Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah: Melakukan analisis statistika deskriptif. Memeriksa kestasioneran data secara visual dengan plot MACF dari data awal. Jika masing-masing data belum stasioner terhadap rata-rata maka perlu dilakukan differencing dan jika data belum stasioner terhadap varian maka perlu dilakukan transformasi. Memeriksa kembali kestasioneran data dengan membuat plot MACF berdasarkan data differencing. Melakukan identifikasi orde model VARX melalui MPACF dan nilai AIC minimum. Melakukan pendugaan parameter model VARX dengan estimasi least square. Melakukan pengujian signifikansi parameter model VARX. Melakukan pemeriksaan asumsi residual dari model VARX yaitu asumsi white noise bagi residual dan asumsi normal multivariat bagi residual. Melakukan peralaman data dengan model yang terpilih. Menghitung nilai MAPE hasil ramalan. JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 688 4. 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Stasioneritas Kestasioneran data dalam rata-rata secara simultan dapat dilihat melalui plot MACF. Tabel 2. MACF Data IHSG, JII, dan Brent Crude Oil Schematic Representation of Variable/ 0 1 2 Lag ihsg +++ +++ +++ jii +++ +++ +++ brent +++ +++ +++ + is > 2*std error, - Cross Correlations 3 4 5 6 +++ +++ +++ is < 7 8 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -2*std error, . is between 9 10 11 12 +++ +++ +++ +++ +++ ++. +++ ++. ++. ++. ++. ++. Tabel 2 memperlihatkan bahwa banyak lag yang mempunyai nilai korelasi melebihi 2 kali standar error yaitu ditunjukkan oleh banyaknya simbol (+) pada plot MACF yang berarti secara simultan ketiga variabel memiliki korelasi positif, sehingga dapat dikatakan bahwa data IHSG, JII, dan harga minyak dunia Brent Crude Oil tidak stasioner dalam ratarata, sehingga perlu dilakukan differencing. Tabel 3. MACF Data IHSG, JII, dan Brent Crude Oil Setelah Differencing 1 Schematic Representation of Variable/ 0 1 2 Lag d1_ihsg +++ ..+ ... d1_jii +++ ..+ ... d1_brent +++ ..+ ..+ + is > 2*std error, - Cross Correlations 3 4 5 6 .+. ... ... is < 7 8 ... ... ... ... ... ..+ ... ... ... ... ... ... ... ... ... -2*std error, . is between 9 10 11 12 ... .-. .-. ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tabel 3 menunjukkan bahwa secara simultan data d1_ihsg (Z1(t)), d1_jii (Z2(t)), dan d1_brent (X(t)) sudah stasioner dalam rata-rata. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya simbol (.) pada plot MACF yang berarti nilai korelasi silang antar variabel pada beberapa lag berada diantara +2 dan -2 kali standar error. Sementara simbol (+) dan (-) pada plot MACF hanya keluar pada lag-lag tertentu. 4.1 Identifikasi Model VARX Identifikasi model dilakukan dengan menggunakan plot MPACF dan nilai Akaike AIC terkecil. Plot MPACF dari data IHSG, JII, dan harga minyak dunia Brent Crude Oil setelah differencing 1 ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. MPACF Data IHSG, JII, dan Brent Crude Oil Setelah Differencing 1 Schematic Representation of Partial Cross Correlations Variable/ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lag d1_ihsg ... ... ... ... ... ... ... ... ... d1_jii .-+ ... ..+ ... ... ... ... ... .-. d1_brent ..+ ... ... ... ... ... ... ... .-. + is > 2*std error, - is < -2*std error, . is between 10 11 12 ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tabel 4 memperlihatkan bahwa lag yang keluar melebihi ± 2 kali standar error terdapat pada lag 1, 3 dan 9. Dari lag-lag yang keluar pada plot MPACF dicari lag dengan nilai AIC terkecil yang akan menjadi orde model VAR. Nilai-nilai AIC dari lag 1 sampai dengan lag 10 dapat dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. AIC Data IHSG, JII, dan Brent Crude Oil Setelah Differencing 1 Information Criterion for Autoregressive Models Lag=0 Lag=1 Lag=2 Lag=3 Lag=4 Lag=5 2246.825 2207.581 2221.623 2225.177 2227.214 2238.389 Lag=6 Lag=7 Lag=8 Lag=9 Lag=10 2251.613 2264.961 2281.492 2275.833 2286.004 Tabel 5 memperlihatkan bahwa nilai AIC terkecil terdapat pada lag 1. Artinya model VAR yang terbentuk dari identifikasi pada tahap ini adalah model VAR dengan orde p =1 atau VAR(1). Karena dalam penelitian ini menggunakan satu variabel eksogen yaitu harga minyak dunia Brent Crude Oil. Sehingga model yang terbentuk berdasarkan identifikasi di atas adalah model VARX(1,1). JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 689 4.2 Pemodelan VARX Dengan menggunakan software SAS System For Wimdows 9.0 diperoleh hasil pendugaan parameter model VARX(1,1) menggunakan penaksir least square. Kemudian terbentuklah 2 persamaan model peramalan yaitu IHSG ( ) dan JII ( ) yaitu sebagai berikut: (16) (17) 4.3 Pengujian Signifikansi Parameter Tabel 6. Hipotesis Parameter Model VARX(1,1) Parameter Endogen Parameter Eksogen Hipotesis: Hipotesis: H0: =0 H0: =0 H : ≠ 0 untuk k = 1,2 H1: ≠ 0 untuk k = 1,2 dan s = 1,2 1 Taraf signifikansi α = 5% Statistik uji: Tabel 7. Nilai thitung dan p-value Penaksir Parameter Model VARX(1,1) Parameter t-hitung P-value Keputusan 0,39 0,6999 H0 diterima 0,55 0,5837 H0 diterima 2,04 0,0442 H0 ditolak -2,03 0,0452 H0 ditolak 1,08 0,2810 H0 diterima 0,30 0,7622 H0 diterima Kriteria uji: Tolak H0 jika |thitung| > tα/2;(n-b) atau p-value < α, dengan n adalah banyaknya pengamatan, dan b adalah banyaknya parameter. Kesimpulan: Berdasarkan Tabel 7, pada taraf signifikansi α = 5% dapat disimpulkan bahwa pada model IHSG tidak ada parameter yang signifikan. Sedangkan pada model JII hanya ada satu parameter yang tidak signifikan yaitu . Namun, hasil pengujian ini dapat diabaikan karena telah terbukti bahwa uji signifikansi statistik dapat menghambat progress dalam peramalan[3]. 4.4 Pengujian Asumsi Residual 4.4.1 Asumsi White Noise bagi Residual Hipotesis: H0: ρ1 = ρ2 = … = ρh = 0 (residual memenuhi asumsi white noise) H1: minimal ada satu ρi ≠ 0 dimana i = 1,2, …, h (residual tidak memenuhi asumsi white noise) Taraf signifikansi α = 5% Statistik uji: Kriteria uji: Tolak H0 jika atau p-value < α JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 690 Keputusan: Tabel 8. Uji Asumsi White Noise bagi Residual sampai dengan lag 10 Lag p-value Keputusan 2 0,65 9,49 0,9575 H0 diterima 3 6,65 15,51 0,5744 H0 diterima 4 9,18 21,03 0,6876 H0 diterima 5 11,96 26,30 0,7468 H0 diterima 6 13,72 31,41 0,8445 H0 diterima 7 16,25 36,42 0,8789 H0 diterima 8 17,89 41,34 0,9289 H0 diterima 9 29,25 46,19 0,6066 H0 diterima 10 29,71 51,00 0,7609 H0 diterima Kesimpulan: Tabel 8 memperlihatkan pada taraf signifikansi α = 5% diperoleh hasil bahwa residual dari model VARX(1,1) memenuhi asumsi white noise. 4.4.2 Asumsi Normal Multivariat bagi Residual Hipotesis: H0: residual berdistribusi normal multivariat H1: residual tidak berdistribusi normal multivariat Taraf signifikansi α = 5% Statistik uji: = 0,9888 Kriteria uji: H0 ditolak jika , dan normalitas Keputusan: Karena nilai < , dengan adalah koefisien korelasi antara dan adalah titik kritis Q-Q plot pada tabel uji koefisien korelasi untuk = 0,9888 > = 0,9883 maka H0 diterima Kesimpulan: Pada taraf signifikansi α = 5% disimpulkan bahwa residual dari model VARX(1,1) sudah mengikuti distribusi normal multivariat. 4.5 Peramalan Hasil ramalan data IHSG dan JII menggunakan model VARX(1,1) dengan pengaruh variabel eksogen harga minyak dunia Brent Crude Oil dari September 2015 – Februari 2016 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Ramalan Data IHSG dan JII menggunakan Model VARX(1,1) Tahun Bulan Data Aktual Data Ramalan IHSG JII IHSG JII 2015 September 4223,91 556,09 4477,2 595,5 Oktober 4455,18 586,10 4482,9 594,9 November 4446,46 589,80 4492,3 595,9 Desember 4593,01 603,35 4502,7 596,6 2016 Januari 4615,16 612,75 4512,9 597,5 Februari 4770,96 641,86 4523,2 598,3 JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 691 4.6 Perhitungan MAPE Ketepatan ramalan model VARX(1,1) berdasarkan MAPE out sample dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Indeks Saham Mean Absolute Percentage Error (MAPE) IHSG 2,71 % JII 3,63 % Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa model VARX(1,1) menghasilkan nilai ramalan dengan MAPE untuk indeks saham IHSG sebesar 2,71%, dan untuk indeks saham JII sebesar 3,63%. Nilai MAPE hasil ramalan indeks saham IHSG dan JII tersebut berada dibawah 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketepatan ramalan model VARX(1,1) tergolong sangat bagus. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model VARX yang terbentuk untuk data IHSG, JII, dan harga minyak dunia Brent Crude Oil adalah model VARX(1,1). Uji signifikansi parameter untuk variabel eksogen yaitu harga minyak dunia Brent Crude Oil tidak berpengaruh secara signifikan pada taraf signifikansi α = 5%, namun hasil ini bisa diabaikan dan berlanjut ke tahap berikutnya yaitu pengujian asumsi residual. Dari pengujian asumsi residual diketahui bahwa residual dari model VARX(1,1) memenuhi asumsi white noise dan mengikuti distribusi normal multivariat. Sehingga model VARX(1,1) yang terbentuk dapat digunakan untuk peramalan. Hasil ramalan data IHSG dan JII dengan menggunakan model VARX(1,1) tergolong sangat bagus jika dilihat dari nilai MAPE out sample, yaitu masing-masing sebesar 2,71% dan 3,63%. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] Anggraeni, W. dan Febrian, D. 2011. An Experimental Study on Bank Forecasting Using Regression Dynamic Linier Model. Jurnal Creative Communication and Innovative Technology (CCIT). Vol. 5 No. 1: 1978-8282. Anonim. Ketahui 4 Jenis Minyak Mentah yang diperdagangkan di Dunia. (http://www.amazine.com/39044/ketahui-4-jenis-minyak-mentah-yangdiperdagangkan-di-dunia/, diakses pada tanggal 29 April 2016). Armstrong, J. S. (2007). Significance Tests Harm Progress in Forecasting. International Journal of Forecasting (23), 321–327. Bowerman, B. L., dan O’Connell, R. T. (1993). Forecasting and Time Series : an Applied Approach (2nd ed.). California: Duxbury Press. Fitriany, Rista. 2015. Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap IHSG dan JII Tahun 2004.1 – 2013-12. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Johnson, R.A dan Wichern D.W. 2007. Applied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Lutkepohl, H. 2005. New Introduction to Multiple Time Series Analysis. New York: Springer. Nurfajri, R. N. 2014. Penaksiran Parameter Model VARX(2,1) dengan Metode Kuadrat Terkecil serta Penerapannya pada Data Saham dan Kurs Rupiah. Jurnal Unpad Vol. 1, No. 1. Jatinagor. Ocampo, S. and Rodriguez, N. 2011. An Introductory Review of a Structural VAR-X Estimation and Aplications. Journal no. 686. JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 692 [10] Soejoeti, Z. 1987. Analisis Runtun Waktu. Jakarta : Karunika Jakarta Universitas Terbuka. [11] Spiegel, M. R dan Stephens, L.J. 2004. Schaum’s Outlines of Theory and Problems of Statistic, Third Edition: Teori dan Soal-soal Statistik, Edisi Ketiga. Alih bahasa Wiwit K dan Irzam H. Jakarta: PT Erlangga. [12] Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. [13] Susanto, Burhanudin. 2008. Pasar Modal Syariah Tinjauan Hukum. Yogyakarta: UII Press. [14] Wei, W.W.S. 2006. Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods. Second Edition. USA : Pearson Education, Inc. JURNAL GAUSSIAN Vol. 5, No. 4, Tahun 2016 Halaman 693