1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai berbagai macam aliran fluida. Sebuah aliran dikatakan aliran satu fasa apabila media yang mengalir dalam suatu pipa berupa satu jenis fluida saja (cair, gas). Selain itu kita juga temukan aliran multi fasa dimana salah satunya adalah aliran dua fasa. Aliran dua fasa banyak dijumpai baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam prosesproses industri, seperti pada keteluap, kondensor, alat penukar panas, reaktor nuklir, pencairan gas alam, pada pembangkit tenaga panas bumi, dan yang terakhir biasa disebut aliran multi fasa sebagai contoh pada industri perminyakan dimana multi fasa yang mengalir diantaranya minyak mentah, air, lumpur, dan gas. Aliran dua fasa sendiri dibedakan menjadi beberapa kombinasi antar fasanya diantaranya padat-cair, cair-gas, dan padat-gas. Disamping itu pula dibedakan dalam arah alirannya yaitu searah dan berlawanan arah serta kombinasi pada salurannya yaitu horisontal, vertikal, serta miring (inclined). Hal yang sangat penting untuk dipelajari dari aliran dua fasa adalah pola aliran. Pola aliran menjadi poin penting dalam studi kasus aliran dua fasa, misal pada fasa cair-gas, perilaku campuran antara cair-gas mengandung banyak hubungan yang saling terkait yang diperlukan dalam penyelesaian persamaan konservasi dua fasa (two-phase conservation equation). Pola aliran dan jarak terjadinya tiap-tiap pola aliran sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fluida, bentuk atau posisi pipa (miring, vertikal, atau horisontal), terjadinya perubahan fasa, dan lain-lain (Ghiaasiaan, 2008). Pola aliran annular dapat dijumpai pada sistem perpipaan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, baik pada pipa dengan saluran vertikal dan pada saluran horisontal. Dikarenakan kecepatan gas lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan cairan (liquid) sebagai akibat dari massa jenis (density) yang berbeda maka akan terbentuk aliran annular. 1 2 Pada aplikasi aktual lapangan suhu dan tekanan yang bervariasi sehingga dapat menyebabkan nilai tegangan permukaan fluida cair dapat berubah-ubah. Tegangan permukaan sangat berpengaruh besar pada proses mekanisme pembentukan pola aliran annular. Besar kecilnya nilai tegangan permukaan tergantung pada fluida yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai tegangan permukaan yang bervariasi didapat dengan penambahkan surfaktan. Banyak peneliti yang mempelajari tentang pengaruh tegangan permukaan pada pola aliran annular diantaranya Fukano dan Furukawa (1998), Liu dan Gao (2006), Deendarlianto dkk (2010), Prayitno dkk (2012). Dari sekian peneliti ini banyak menggunakan media pipa dengan posisi vertikal dan miring. Salah satu metode yang dapat mengukur dan mengetahui karakteristik pengaruh tegangan permukaan pada fluida cair dengan menggunakan metode konduktansi. Beberapa peneliti yang menggunakan metote ini diantaranya : Kang dan Kim (1992), Shi dan Koca Mustafa Ogullari (1994). Oleh Fukano (1998) metode konduktansi dikembangkan menjadi metode arus konstan (CECM), dimana metode ini menggunakan catu daya arus konstan (constant current power source). Keutamaan dari metode ini diantaranya sensitivitas sangat tinggi terhadap perubahan hold-up. Sebagaimana telah diuraikan di atas maka diperlukan adanya penelitian guna mengetahui fenomena yang terjadi sebagai pendekatan dan data base. Dalam hal ini akan dilakukan penelitian bagaimana pengaruh tegangan permukaan terhadap mekanisme terjadinya aliran annular pada pipa horisontal dengan menggunakan analisa visual dan sinyal prosesing dengan menggunakan metode CECM. 1.2 Rumusan Masalah Salah satu faktor penting dan dianggap berpengaruh terhadap aliran annular adalah tegangan permukaan (surface tension) yang terjadi antar fluida dan dinding pipa. Untuk melihat seberapa besar tegangan permukaan berpengaruh pada mekanisme aliran annular akan dilakukan dengan cara menambahkan surfaktan 3 pada media fluida yang digunakan. Dalam penelitian ini, fluida yang digunakan air dengan penambahan butanol. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah penelitian di sini diantaranya : 1. Tidak ada transfer panas yang terjadi (adiabatic). 2. Alat uji penelitian menggunakan pipa acrylic di mana permukaannya dianggap licin. 3. Kondisi penelitian pada tekanan atmosfir. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai diantaranya : 1. Mengetahui pengaruh tegangan permukaan terhadap aliran pada daerah transisi menuju aliran annular dengan variabel kecepatan superfisial yang berbeda-beda. 2. Mengetahui pengaruh tegangan permukaan terhadap karakteristik dari aliran annular. 3. Membandingkan antara data visual yang didapat melalui camera capture dan pengolahan sinyal prosesing yang didapat melalui CECM (Constant Electric Current Method). 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data base yang bermanfaat sebagai referensi untuk mengetahui karakteristik dari pola aliran annular, serta pengaruh tegangan permukaan melalui penambahan surfaktan terhadap media fluida air. 4 1.6 Keaslian Penelitian Dari studi pustaka dapat diketahui bahwa “Kajian Eksperimental Pengaruh Tegangan Permukaan Terhadap Mekanisme Terbentuknya Aliran Annular (Annular Flow) Pada Aliran Dua Fasa Cair-Gas Di Pipa Horisontal” belum pernah dilakukan, sehingga penelitian pengembangan sebelumnya. ini bukan duplikasi tetapi merupakan