77 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran di kelas XI AP 1 SMK Negeri 1 Karanganyar dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus penelitian meliputi empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran di kelas XI AP 1 SMK Negeri 1 Karanganyar. Keaktifan peserta didik tersebut terlihat dari hasil tindakan siklus I yang sudah ada peningkatan keaktifan peserta didik meliputi aspek oral activities, writing activities, dan mental activities. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan siklus II terjadi peningkatan keaktifan peserta didik dan melampaui dari target yang direncanakan oleh peneliti. Peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus I dan siklus II dapat dilihat dari pernyataan berikut ini: 1. Keaktifan peserta didik dalam aspek oral activities pada siklus I mencapai 87,04%, meningkat menjadi 93,06% pada siklus II. 2. Keaktifan peserta didik dalam aspek writing activities pada siklus I mencapai 83,33%, meningkat menjadi 94,44% pada siklus II. 3. Keaktifan peserta didik dalam aspek mental activities pada siklus I mencapai 87,50%, meningkat menjadi 93,06% pada siklus II. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang dikemukakan di atas, maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini memberikan suatu gambaran mengenai keberhasilan proses pembelajaran dari keaktifan peserta didik tergantung pada faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran 77 itu sendiri. Faktor-faktor yang 78 mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari guru dan peserta didik. Kedua faktor yang ada tersebut dapat dilakukan secara maksimal maka proses pembelajaran sehingga berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan kegiatan pembelajaran yang ada tersebut yaitu kondusif, efektif dan efisien sehingga hasil dari proses pembelajaran akan mencapai hasil yang optimal. Secara teoritis hasil penelitian yang dilakukan terbukti secara empirik, dalam pembelajaran mata pelajaran pengantar administrasi perkanotoran, proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara belajar kelompok dapat memudahkan peserta didik dalam menangkap materi pembelajaran yang ada tersebut secara menyenangkan sehingga peserta didik dapat tertarik dan nyaman dengan pembelajaran pengantar administrasi perkanotoran. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Karanganyar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi guru mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran sebagai alternatif pilihan agar dapat meningkatkan kualitas dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru mata pelajaran pada kegiatan belajar mengajar dapat menggunakan model-model pembelajaran yang variatif dan inovatif yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik sehingga proses pembelajaran yang ada tersebut akan berjalan sesuai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dan menjadikan pembelajaran pengantar administrasi perkantoran yang tadinya membosankan berubah menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Hal tersebut didukung oleh kemampuan guru dalam memacu peserta didik untuk dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga peserta didik menjadi tidak malu untuk aktif dalam proses pembelajaran yang ada tersebut. 79 C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat di dapatkan beberapa saran yang membangun sebagai berikut: 1. Kepada Komite Sekolah a. Komite sekolah hendaknya dapat memajukan pendidikan dengan cara melakukan perencanaan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan, memberikan pertimbangan, dukungan dan pengontrol semua kebijakan yang dijalankan oleh sekolah. b. Komite sekolah hendaknya dapat meningkatkan sarana dan prasarana dengan cara menyediakan fasilitas buku mata pelajaran kurikulum 2013 yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. 2. Kepada Kepala Sekolah a. Kepala sekolah hendaknya memberikan apresiasi kepada tenaga pendidik yang telah menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan cara memberikan penghargaan b. Kepala sekolah hendaknya dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran di kelas, misalnya buku mata pelajaran kurikulum 2013. 3. Kepada Tenaga Pendidik a. Tenaga Pendidik hendaknya lebih memotivasi peserta didik agar berani berinteraksi dan berpartisipasi pada saat diskusi maupun kelompok. b. Tenaga Pendidik hendaknya menyampaikan materi pelajaran dengan cara memanfaatkan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik sehingga akan dapat meningkatkan pemahaman dalam proses pembelajaran. 4. Kepada Peserta didik a. Peserta didik hendaknya tidak hanya terpancang pada sumber belajar akan tetapi harus mampu menganalisis dengan membandingkannya dengan sumber belajar yang lain agar dapat menambah wawasan dan meningkatkan keaktifan peserta didik. b. Peserta didik hendaknya menumbuhkan peran aktif, tanggung jawab dan kerjasama di dalam kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran.