BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan pelayanan asuhan profesional yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar operasional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan utama (Nursalam, 2002). Proses pembelajaran dalam keperawatan
menunjukkan adanya kontinuitas antara teori dan praktek yang didapatkan melalui
pengalaman belajar di lahan praktik yang mendukung pertumbuhan dan
pembinaan, kemampuan professional untuk mendapat gambaran nyata dalam
menjalankan peran secara terintegrasi antara penatalaksanaan pelayanan dan
asuhan keperawatan secara komprehensif.
Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) merupakan mata kuliah
yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi realita kerja
dengan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh selama proses
pendidikan. Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat
memberikan masukan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan pada tempat
yang menjadi lahan praktek. Pada akhir kegiatan PBLK ini diharapkan mahasiswa
mampu mensintesis ilmu pengetahuan, menerapkan asuhan keperawatan secara
komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa
juga
diharapkan
mampu
melakukan
manajemen
pelayanan
keperawatan secara efektif dan efesien dengan mengorganisasikan kegiatankegiatan keperawatan untuk meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan.
Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan di ruangan rawat inap penyakit
dalam pria di Ruangan Rindu A2 (RA2) RSUP HAM Medan selama 4 minggu
dimulai sejak 11 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012. Kegiatan ini diawali dari
pembagian bidang kepeminatan mata ajar keperawatan. Berdasarkan peminatan
ini praktikan memilih mata ajar Keperawatan Medikal bedah. Kegiatan PBLK ini
dilakukan di ruangan Rindu A2 RSUP Haji Adam Malik Medan. Kegiatan yang
dilakukan selama PBLK ini mencakup pengelolaan pelayanan dan asuhan
keperawatan pada klien. Praktikan mengawali PBLK ini dengan melakukan
pengkajian fonomena kasus di ruangan Rindu A2 dan melakukan manajemen
pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan keperawatan
secara efektif dan efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu
meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan sesuai dengan kasus kelolaan.
Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh, ruangan RA2 merupakan
ruangan rawat inap terpadu interna pria. Ruangan RA2 mempunyai kapasitas
tempat tidur sebanyak 56 tempat tidur, dimana 16 tempat tidur di ruangan
Imunitas Menurun (RIM), 40 tempat tidur untuk ruangan penyakit dalam kelas I,II
dan III tetapi fasilitas Ruangan Kelas I belum terpenuhi. Berdasarkan pengkajian
yang dilakukan jenis penyakit terbanyak yang dirawat di ruangan RA2 adalah
kasus penyakit diabetes mellitus (DM)(35%), gagal ginjal kronis (30%), serosis
hepatis(20%), penyakit lain (15%). Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan
Universitas Sumatera Utara
kepada 30 pasien/keluarga pasien yang dirawat di Ruangan RA2 mengenai tingkat
kepuasan pasien yang menunjukkan kebanyakan kinerja perawat cukup optimal
yaitu sebanyak 90% merasa puas atas pelayanan perawat dan kurang puas
sebanyak 10%.
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] (2010).
Menurut WHO (2000), bahwa penderita DM pada tahun 2000 sekitar 190 juta dan
diperkirakan akan mencapai 300 juta pada tahun 2025. Di Indonesia, jumlah
penderita DM diperkirakan 8,4 juta pada tahun 2000 dan akan meningkat menjadi
21,3 juta pada tahun 2030 (WHO di dalam Roglic, et al, 2005).
Menurut Roglic et al (2005) dalam Kirnantoro (2012), DM merupakan
salah satu penyakit serius yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi dan
kematian, baik komplikasi yang bersifat akut maupun kronis. Sekitar 60-70%
penderita DM akan mengalami neuropati dan mengalami peningkatan risiko
seiring dengan peningkatan usia, lama menderita DM, kadar gula darah tidak
terkontrol, hiperkolesterol, hipertensi dan kelebihan berat badan. Kurang lebih
15% pada orang dengan DM tipe 1 menderita ulkus diabetik dan 14-24% berisiko
ulkus diabetik. DM merupakan salah satu penyakit serius yang dapat
menimbulkan berbagai komplikasi dan kematian. Komplikasi DM yang sering
timbul dapat bersifat akut maupun kronik. Berbagai komplikasi ini merupakan
penyebab meningkatnya morbiditas dan mortalitas pada kasus DM (Smeltzer &
Bare, 2008). Menurut Lamone dan Burke (2008) dalam Kimantoro (2012), sekitar
Universitas Sumatera Utara
60-70% penderita DM dapat mengalami neuropati dan mengalami peningkatan
risiko seiring dengan peningkatan usia, lama menderita DM, kadar gula darah
yang tidak terkontrol, hiperkolesterol, hipertensi dan kelebihan berat badan.
Neuropati diabetik merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat adanya
gangguan metabolisme yaitu peningkatan kadar gula darah. Neuropati diabetik
timbul sebagai dampak dari adanya hiperglikemi yang menyebabkan penumpukan
kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu yang kemudian dirubah menjadi
sorbitol yang merupakan penyebab kerusakan dan perubahan fungsi sel atau
jaringan dimana sorbitol tersebut terakumulasi.
Neuropati diabetik merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat adanya
gangguan metabolisme kadar gula darah. Pada penderita DM terdapat tiga jenis
neuropati yang disebut dengan 'Trias Neuropati' diantaranya adalah neuropati
perifer atau sensori, neuropati motorik dan neuropati otonom. Neuropati yang
sering terjadi atau paling umum ditemukan adalah neuropati sensori (Frykberg,
2006 dalam Kimantoro 2012).
Penderi DM sering mengalami keluhan nyeri di kaki. Nyeri di kaki dapat
disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persarafan dan infeksi.
Keadaan hiperglikemia yang terus-menerus serta infeksi akan mempunyai dampak
pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal
ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki maka akan
timbul gejala nyeri pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan
fisik (Suyono, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Senam kaki merupakan salah satu terapi yang diberikan oleh seorang
perawat yang bertujuan untuk memperbaiki dan memperlancar peredaran darah
yang terganggu serta memperkuat otot-otot kaki dengan neuropati. Selain itu,
senam kaki dapat memperkuat otot betis dan otot paha, mengatasi keterbatasan
gerak sendi (kekakuan sendi) dan mencegah terjadinya deformitas pada kaki
(Akhtyo, 2009 dalam Sihombing 2010).
Pada PBLK ini mahasiswa mengambil kasus Diabetes Melitus karena
menurut hasil pengkajian pada tanggal 11-13 Juni 2012, fenomena kasus yang
terjadi di ruangan Rindu A2 RSUP HAM Medan kasus terbanyak dalam 6 bulan
terakhir adalah pasien dengan penyakit Diabetes Melitus (40%) dengan gangguan
perfusi jaringan. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan kepala ruangan
Ibu Nurfarida, S.Kep, Ns, penyakit yang sering terjadi di Ruangan RA1 pada
urutan pertama adalah Diabetes Melitus, urutan kedua adalah Gagal Ginjal Kronis
(GGK), urutan ketiga penyakit Serosis Hepatis dan urutan ke empat adalah
penyakit dalam lainnya PSMBA, dan DHF.
Hasil kuesioner yang diberikan kepada pasien dan keluarga yang
menderita penyakit Diabetes Melitus terdapat 30% mendapat penjelasan mengenai
penyakitnya, 90% mengatakan belum pernah mendapat penjelasan dan pelatihan
tentang senam kaki.
Berdasarkan hal ini maka penulis melakukan observasi tentang penyakit
DM beserta keluhan-keluhan yang dirasakan pasien di ruangan Rindu A2 yang
selanjutnya dilakukan manajemen kasus dalam rangka mengatasi masalah pasien.
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
Adapun tujuan mengikuti PBLK ini adalah di Ruangan RA2 RSUP Haji
Adam Malik Medan mahasiswa akan mampu:
a. Mengelola
manajemen
pelayanan
keperawatan
melalui
proses
pengorganisasian kegiatan keperawatan secara efektif dan efesien dalam
pelayanan keperawatan.
b. Memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap pasien dengan penyakit
Diabetes Melitus dengan komunikasi yang efektif, memperhatikan aspek legal,
memberikan
asuhan
keperawatan
secara
profesional
kepada
pasien,
memperhatikan kebijakan rumah sakit terhadap pasien, menjalin hubungan
interpersonal baik dengan pasien maupun tim medis lainnya serta pendidikan
kesehatan yang dapat dilakukan pasien sampai akhir hidupnya.
C. Manfaat
1. Mahasiswa Keperawatan
Manfaat PBLK terhadap mahasiswa adalah sebagai wadah latihan dan
gambaran menjadi perawat professional ynag dapat memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien. Selain itu juga melatih mahasiswa
mengelola manajemen keperawatan secara efektif dan efesien.
2. Institusi Pendidikan
Manfaat PBLK bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan
kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk karya
ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
3. Lahan Praktek
Selama kegiatan PBLK maka lahan praktek dapat menggunakan tenaga
mahasiswa untuk meningkatkan mutu pelayanan lahan praktek dengan penerapan
intervensi kasus sesuai dengan kasus kelolaan mahasiswa sehingga dapat
menambah intervensi perawat ruangan dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien secara komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
Download