ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO Djamin ABSTRAKSI Dalam pelaksanaan proyek, tuntutan outputnya adalah ketepatan waktu pelaksanaan, mutu pekerjaan maupun bahan dan efisiensi penggunaan dana. Untuk itu diperlukan suatu sistem dalam pelaksanaan, guna mencapai sasaran yang diinginkan. Sistem ini dalam pelaksanaan konstruksi disebut Manajemen Konstruksi. Pada proyek pembangunan ring road kota Sidoarjo, karena waktu yang digunakan terbatas pada 22 minggu, berdasarkan perencanaan waktu dengan bagan balok tidak terdapat lintasan kritis, sehingga tidak tampak hubungan saling ketergantungan antar kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Oleh penulis dicoba dengan menggunakan metode lintasan kritis (CPM) kemudian dialihkan dengan metode time grid diagram, untuk mengembalikan bagan bentuk balok, tetapi mempunyai lintasan kritis dengan target sasaran setiap minggunya berdasarkan bobot pekerjaan yang dicapai. Dari pembahasan masalah, disimpulkan bahwa pekerjaan pengurugan merupakan pekerjaan dalam lintasan kritis, hal ini tampak bahwa EET dan LET bernilai sama sepanjang lintasan. Pekerjaan box culvret dapat dimulai kapan saja, sepanjang pada saat pekerjaan pengurugan melintasi sungai dimana box culvret dipasang, pekerjaan box culvret telah selesai. Dengan menggunakan time grid diagram, maka lintasan kritis pada bagan dapat ditampilkan bersama dengan target bobot yang ingin dicapai dalam prestasi fisik mingguan. Kata Kunci : Manajemen Konstruksi, metode lintasan kritis (CPM), lintasan kritis. 1. skripsi ini, adalah bagaimana mengelola PENDAHULUAN waktu 1.1. LATAR BELAKANG pelaksanaan secara efektif, Proyek jalan lingkar Kabupaten sehingga perusahaan kontraktor dapat Sidoarjo adalah proyek yang cukup besar menawarkan dengan harga rendah yang di wilayah Kabupaten Sidoarjo dapat dipertanggungjawabkan dari sisi sebagai alternatif mutu dan keuntungan yang didapat. mengurangi kepadatan lalu lintas dalam Semakin panjang waktu yang digunakan rangka layanan transportasi di wiIayah untuk pelaksanaan, maka tinggi biaya kota Sidoarjo, dengan berbagai fasititas pelaksanaan sarana dan prasarana sebagai alternatif berkembangnya jalan keluar masuk wilayah Sidoarjo kontruksi di Indonesia, maka persaingan tanpa membebani dalam kota. antar pengusaha juga semakin tinggi, direncanakan Tingkat efisiensi ini yang diangkat untuk bahan kajian dalam dengan proyek tuntutan kompetitif, dengan perusahaan penawaran berdasarkan jasa yang peraturan- peraturan yang berlaku. Harga penawaran b. Tidak dilakukan percepatan, karena pekerjaan adalah suatu tingkat kompetisi untuk meninjau lintasan kritis path yang dijadikan pedoman diterimanya saat pelaksanaan pekerjaan. penalaran pengusaha jasa kontruksi, Khususnya bidang Kontraktor. Dengan 2. STUDI PUSTAKA demikian, maka kemampuan Kontraktor 2.1 untuk mengelola proyek dituntut tingkat 2.1.1 DEFINISI PROYEK PROYEK efisiensi yang tinggi. Proyek adalah suatu kegiatan mengkoordinasikan segala sesuatu dengan menggunakan perpaduan sumber 1.2. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam skripsi daya manusia, teknik, administratif, ini adalah analisis Critical Path Methode keuangan untuk mencapai tujuan yang (CPM) dalam perencanaan waktu kerja. jelas dan dalam periode waktu tertentu Khususnya langkah-Iangkah (Wahyudin, 2007). pelaksanaan. Sedangkan percepatan dalam waktu menurut Iman Dengan rumusan masalah serta dukungan Soeharto (1999), proyek dapat diartikan data sekunder dari pihak-pihak yang sebagai satu kegiatan sementara yang bersangkutan, pembahasan masalah dapat berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dilakukan dengan untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. alokasi sumber daya dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup 1.3. TUJUAN PENELITIAN Untuk pembahasan agar tidak (scope) tugas tersebut dapat berupa melebar pada hal-hal yang tidak berkaitan pembangunan pabrik, pembuatan produk dengan rumusan masalah, maka perlu baru atau pelaksanaan penelitian dan dilakukan pembatasan terhadap masalah pengembangan. yang akan dibahas, antara lain adalah: a. Masalah yang dirumuskan akan dibatasi, hanya pada analisis dengan 2.1.2 KARAKTERISTIK PROYEK Proyek memiliki karakteristik, data sekunder dari time schedule antara lain (Wahyudin,2007): berupa bar chart dengan curva “S’ a. Mempunyai tujuan yang jelas, menuju yang ada. / membuat perubahan, b. Kegiatannya bersifat dibatasi sementara, oleh dan waktu, mulai dari proses memperkirakan jumlah diketahui keperluan dana, mencari dan memilih kapan mulai dan berakhirnya, sumber dan macam pembiayaan, c. Dibatasi oleh biaya / budget, perencanaan serta pengendalian alokasi d. Dibatasi oleh kualitas, pemakaian biaya sampai pada akuntansi e. Biasanya tidak berulang-ulang, dan dan f. Memerlukan Proses pengelolaan biaya diawali dengan struktur organisasi temporari. administrasi pinjaman/keuangan. perencanaan sumber daya yang meliputi pengidentifikasian jenis dan kuantitas 2.2 sumber daya (manpower, peralatan, dan MANAJEMEN PROYEK material) 2.2.1 DEFINISI MANAJEMEN yang melaksanakan PROYEK Manajemen adalah merencanakan, proses mengorganisir, diperlukan pekerjaan guna sesuai dan lingkup proyek. Lalu yang kedua adalah perkiraan biaya memimpin dan mengendalikan kegiatan pengadaan sumber anggota serta sumber daya yang lain memerinci alokasi biaya untuk masing- untuk mencapai (perusahaan) sasaran organisasi masing kegiatan telah ditentukan dengan yang (H.Koontz, 1986). adalah mengorganisir, daya, guna kemudian yang diintegrasikan penggunaannya, dan proses terakhir adalah pengendalian biaya Sedangkan manajemen proyek itu sendiri jadwal (estimasi) merencanakan, penggunaan biaya telah sesuai dengan dan perencanaan. Bila tidak sesuai, dicari mengendalikan sumber daya perusahaan sebabnya dan dievaluasi dampak yang untuk mencapai sasaran jangka pendek mungkin terjadi serta diadakan koreksi yang (Iman Soeharto, 1999). telah manajemen memimpin, yaitu memantau dan mencatat apakah ditentukan. proyek Lebih jauh, menggunakan pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan 2.2.3 PENGELOLAAN WAKTU horizontal (H.Kerzner, 1982). Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran Keterlambatan berbagai 2.2.2 PENGELOLAAN BIAYA Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek, bentuk penambahan akan utama mengakibatkan kerugian, biaya, proyek. misalnya kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran, dan lain-lain. Pengelolaan waktu mempunyai tujuan utama agar proyek dalam melaksanakan konstruksi yang diselesaikan sesuai atau lebih cepat dari akan menghasilkan pengurangan jumlah rencana dengan memperhatikan batasan biaya langsung seminimum mungkin. biaya, mutu, dan lingkup proyek. Proses pengelolaan waktu mengidentifikasi diawali kegiatan menyusun urutan memperkirakan kurun diperlukan dengan salah satu penjadwalan yang paling baik, proyek, dimana para developer diharuskan untuk kegiatan, waktu untuk Metode penjadwalan ini termasuk yang menyelesaikan memikirkan seluruh aspek kegiatan proyek disamping memperhatikan tujuan dari proyek tersebut. kegiatan, penyusunan jadwal kegiatan Dalam diagram status aktivitas dan pengendalian waktu agar progres ditentukan dan digambarkan pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal jaringan yang ditentukan (Iman Soeharto, 1999). mempertimbangkan dalam kerja, dengan beberapa jenis hubungan antar aktivitas, antara lain 2.2.4 hasil PENGELOLAAN MUTU hubungan akhir-awal. Urutan aktivitas Pengelolaan mutu diperlukan agar yang proyek digambarkan dalam memenuhi persyaratan, jaringan spesifikasi yang telah ketergantungan dari kegiatan aktivitas ditentukan. Untuk memenuhi ketiga hal lain dimana tiap-tiap aktivitas memiliki tersebut maka dibutuhkan suatu proses tenggang waktu pelaksanaan tertentu. kriteria, dan tersebut diagram menggambarkan yang panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji syarat yang dikehendaki oleh 3. pemilik proyek atau pemesan produk, 3.1. METODE EVALUASI METODE ANALISIS menyusun program mutu, dan akhirnya Evaluasi terhadap kasus yang merencanakan dan mengendalikan aspek dibahas menggunakan mutu pada tahap implementasi atau pengamatan produksi (Iman Soeharto, 1999). analisis, terhadap berupa hasil metode bahan-bahan bagan garis pekerjaarn pembangunan Jalan Lingkar Timur 2.3. METODE CPM Sidoarjo, sebagai bahan Model Jaringan Kerja ini ada perencanaan CPM. Evaluasi CPM ini setelah kebutuhan yang mendesak dan akan mengevaluasi apakah bagan balok bagaimana cara yang ada mempunyai lintasan kritis. dengan Lintasan kritis yang dievaluasi, akan diperlukan dikembangkan menjadi bentuk Time Grid mengorganisir mengurangi menentukan suatu waktu proyek yang Diagram, yaitu bagan balok dengan lintasan kritis, sehinga diharapkan dapat 4. dievaluasi target dan lintasan kritisnya. 4.1. RENCANA KERJA PEMBAHASAN MASALAH Rencana dibuat dengan balok, sebagai alat ukur penentuan target melakukan perbandingan prestasi fisik kerja. Kondisi ini semua target beupa yangg pelaksanaan bobot setiap jenis pekerjaan berdasarkan pekerjaan, dengan menguraikan setiap perbandingan harga jenis pekerjaan di jenis pekerjaan, dan dibuat suatu jaringan bagi dengan Biaya Kontruksi F Fisik kerja. Metode pembahasan ini akan lebih (BKF). dicapai pembahasan, yang kontraktor berbentuk bar chart atau bagan 3.2. METODE PEMBAHASAN Metode kerja dalam mudah digambarkan sebagai diagram alir seperti pada gambar 3.1. Pembuatan CPM dimulai dengan membuat matriks urutan kegiatan sebagai alur pemikiran lintasan kerja yang diinginkan, sehingga lebih memudahkan membuat jaringan kerja. Alur pemikiran ini diperlukan, agar dalam merencanakan jaringan kerja, tepat pada sasaran. Karena bagian-bagian bagian tertentu apakah memerlukan dummy atau tidak, sehingga waktu sang digunakan dapat efektif, dengan mempertimbangkan factor factor-factor sumber dana. SDM, kesiapan bahan dan peralatan, serta metode yan yang digunakan. Tabel 4.1. Jenis Pekerjaan dan Durasi Dengan data seperti tabel 4.1, maka dibuat matriks urutan kerja seperti pada tabel4.2. Tabel 4.2. Urutan Pekerjaan Dari uraian pekerjaan tersebut, maka awal dan akhir kegiatan seperti pada dibuat gambar4.1. rencana memetakan kegiatan kejadian-kejadian kejadian dengan sebagai Gambar 4.1. Jaringan kerja dengan metode lintasan kritis Lintasan kritis adalah lintasan A-B-E, A dasar jalan. Setelah diketahui lintasan dengan waktu pelaksanaan 22 minggu, kritis,, yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan mengetahui pengukuran dan pekerjaan urugan sirtu dibawah maka dianalisis waktu float tenggang, untuk seperti : Tabel 4.3. Float jaringan kerja Analisis terhadap float seperti yang mempunyai tenggang waktu agar tidak dinyatakan mempengaruhi Free Float, yaitu suatu awal pekerjaan kebebasan mengakhir suatu kegiatan, dibelakangnya seperti pada tabel 4.4 tanpa mempengaruhi empengaruhi awal kegiatan di dibawah : belakangnya, jadi pekerjaan C-D-I-J-M C Tabel 4.4. Hubungan Free Float dengan pekerjaan dibelakangnya Artinya kalau tinjau minggu sebelum pekerjaan urugan sirtu pekerjaan J dan , adalah pekerjaan dasar jalan selesai pada minggu ke 22 pengecoran pun tidak akan berpengaruh terhadap diperpanjang kita sampai 2 pekerjaan urug sirtu, demikan juga ada Lintasan kritis akan menunjukkan pekerjaan D, mobilisasi peralatan dan pekerjaan yang saling berhubungan dan penyiapan badan jalan, tertunda selama 1 tidak boleh terjadi keterlambatan, seperti minggu, pekerjaan N tidak akan terlambat yang tertera pada diagram CPM, bahwa memulai. EET dan LET mempunyai nilai yang Total float adalah kebebasan sama. Pekerjaan yang mengawali waktu untuk menyelesaikan kegiatan, tetapi yang digunakan lebih panjang dari yang tidak direncanakan, mempengaruhi seluruh waktu pelaksanaan, pada pekerjaan D - F - H - maka pekerjaan yang berikutnya akan dimulai terlambat juga. K dan M, dimana pekerjaan tersebut tidak Target fisik, berupa nilai bobot tepat waktu sampai batas free float nya. pekerjaan adalah jumlah dana yang akan tidak akan terjadi keterlambatan pada digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, seluruh rangkaian pekerjaan. dimana dana tersebut akan digunakan untuk penyediaan bahan, pembayaran 4.2. TIME GRID DIAGRAM upah dan persiapan alat kerja. Sehingga Time Grid Diagram adalah bagan dengan mengetahui nilai bobot jenis balok yang mempunyai lintasan kritis, pekerjaan, maka disana akan dapat yaitu pembentukan dari NWP, menjadi direncanakan kebutuhan keuangan dalam bagan balok. Jadi apabila disatukan setiap dengan target fisik berupa bobot setiap penyediaan dana, akan terlambat pula jenis pekerjaan, akan memberikan suatu penyediaan bahan, dan pembayaran upah. kondisi yang lebih nyata, dalam arti Disini pekerjaan diketahui lintasan kritisnya, pembayaran upah karena pembayaran dan dapat ditetapkan target yang ingin upah pada setiap minggu tidak dapat dicapai. ditunda. Hal ini penggunaan time grid diagram minggunya. yang paling sangat Keterlambatan rawan adalah diperlukan. Gambar 4.2. Time Grid Diagram Penggunaan Time Grid Diagram pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pada akan sangat membantu bagi pelaksana lintasan kritis dan target dalam satu kegiatan, dapat minggu. Sehingga pengadaan bahan, memperhatikan lintasan kritis A - B - E, upah dan peralatan dapat disiapkan maka dapat juga melihat target fisik dengan matang, seandainya peralatan setiap dapat harus digunakan untuk pekerjaan di digabung dengan kurva ‘S’, sehingga tempat lain, dapat diprioritaskan secara target komulatif dapat dipakai sebagai berurutan. bahwa minggunya, disamping bahkan pedoman pencapaian target mingguan, selain dapat melaksanakan pekerjaan - 5. pekerjaan diluar lintasan kritis. 5.1. KESIMPULAN Keuntungan dari time PENUTUP grid Dari hasil pembahasan masalah, diagram bahwa menetapkan prioritas dengan menganalisis data dari diagram balok (bar chart), menjadi CPM untuk a. Penggunaan metode preseden melihat lintasan kritis pada pelaksanaan diagram, yang memungkinkan terjadi pekerjaan, overlapping pekerjaan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: b. Penggunaan a. Bahwa pekerjaan pengurugan atau metode preseden diagram dapat digunakan program pekerjaan E merupakan pekerjaan bantu, dengan mengoprasikan dalam lintasan kritis yang didahului komputer, sehingga lebih efisien dan oleh pekerjaan persiapan (A) dan dapat pengukuran (B) yang akan selesai percepatan dalam waktu 22 minggu, sesuai metode preseden diagram. mengamati akibat dengan dari menggunakan kontrak. b. Pekerjaan Duiker tidak tergantung pada pekerjaan urugan, diusahakan DAFTAR PUSTAKA Kerzner H. 1982. Project Management pada saat urugan sampai lokasi for duiker, maka pekerjaan duiker telah Reinhold Company. selesai, sehingga pekerjaan urugan Koontz, Executives. Donell, Van Nostrand Weihreich. yang melintasi saluran air tidak Essential terganggu. Pekerjaan duiker selesai McGraw-Hill Book Company. dalam waktu 14 minggu. Mukomoko. c. Dengan menggunakan time grid tergantung tampak pada J.A, Penyusunan diagram lintasan - lintasan yang saling of 1986. Ir, Management. 1982. Anggaran Dasar Biaya Bangunan. Jakarta: Kurnia Esa. NN, 1986. Sistem Manajemen diagram, dan float juga dapat dilihat Konstruksi. PT. Jaya Construction dengan nyata seperti pada gamhar Management, Makalah Seminar. garis terputus - putus. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai 5.2. SARAN Analisis penggunaan CPM untuk merencanakan jadwal kerja, merupakan Operasional. Jakarta : Penerbit Erlangga. Suliyo Rudiatmanto, Ir. 2000. Metode pekerjaan yang selesai dari titik ke titik, Pelaksanaan sehingga dalam hal ini tidak dibahas Malang. terjadi overlapping pekerjaan. Untuk itu dapat disarankan : Proyek. STTM.