Proposal Penelitian

advertisement
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Burat, Kecamatan kepil, Kabupaten
Wonosobo, selama tiga bulan mulai Maret - Mei 2009.
3,2 Alat dan Bahan Penelitian
Bahan penelitian adalah hutan rakyat jenis sengon di Desa Burat,
Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. Alat yang digunakan pada penelitian ini
yaitu: alat tulis, kalkulator, komputer, software microsoft Word, software
microsoft Excel, Minitab 13, kuisioner , peta wilayah Desa Burat, peta kadaster
(untuk menentukan lokasi hutan rakyat), dan lain-lain.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan terdiri atas tiga tahapan kegiatan yaitu
persiapan, metode pengumpulan data, dan analisis data.
3.3.1 Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan penelitian meliputi :
1. Studi literatur
2. Melakukan penjajakan lokasi penelitian
3.3.2 Metode pengumpulan data
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan metode multi stage sampling.
Dipilih Kecamatan Kepil dari 15 Kecamatan yang berada pada wilayah
Kabupaten Wonosobo, lalu dipilih Desa Burat dari 21 Desa yang terdapat pada
kecamatan Kepil. Penentuan unit-unit sampling dari setiap Dusun dilakukan
secara purposive sampling dengan mempertimbangkan keberadaan/kepemilikan
hutan rakyat yang ada.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
A. Data Primer
1. Data dimensi tegakan hutan rakyat jenis sengon di Desa Burat, dikumpulkan
bedasarkan teknik sampling sederhana, yaitu diameter setinggi dada dan tinggi
total dengan penggunaan angka bentuk 0,7 (Tiryana T, 2003).
Pendugaan potensi hutan rakyat didasarkan pada hasil pengukuran dari 63
petak contoh berbentuk lingkaran dengan diameter lingkaran petak contoh 17,8 m
yang terletak secara purposive dengan pertimbangan bahwa luas lahan
kepemilikan pada umumnya antara < 0,25 ha – 0,75 ha, maka setiap luas lahan
petani responden diwakili oleh 1 plot contoh.
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat petani terhadap pengelolaan hutan
rakyat didasarkan pada hasil kuisioner melalui metode survei terhadap 70
responden petani hutan rakyat.
3. Informasi yang diperoleh bedasarkan wawancara langsung dengan personal
instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonosobo,
Kepala Desa Burat, ketua kelembagaan (bila ada).
B. Data Sekunder
1. Studi literatur (Perpustakaan Fakultas Kehutanan IPB, Perpustakaan LSI-IPB,
Perpustakaan Litbang Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah
penelitian)
2. Browsing internet
3. Data kependudukan Kabupaten, kecamatan dan Desa contoh (monografi desa).
3.3.3 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan mencakup dua hal yaitu analisis data potensi
hutan rakyat pada Desa Burat dan analisis data pengaturan hasil hutan rakyat pada
masing-masing dusun.
Pendugaan volume pohon dan volume tegakan (plot) menggunakan rumus
(Tiryana, T 2003):
Volume pohon dapat dirumuskan sebagai berikut
Vpohon = ¼ π . d2 . t . b
Keterangan:
Vpohon = Volume pohon (m3)
d
t
= Diameter
= Tinggi total
b
= angka bentuk (0,7)
Volume tegakan dan volume tegakan per ha dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
Vtegakan
= Volume tegakan pada suatu areal (m3)
vi
N
= volume pohon ke-i (m3)
= banyaknya pohon dalam tegakan
Keterangan:
Vtegakan
vi
N
= Volume tegakan per ha (m3/ha)
= volume pohon ke-i (m3)
= banyaknya pohon dalam tegakan
Pendugaan potensi tegakan dilakukan dengan menerapkan rumus-rumus statistik
sebagai berikut:
Metode pengaturan hasil didasarkan terhadap pengaturan jumlah batang sesuai
rumus pengaturan hasil hutan rakyat yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian IPB
1990, secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Apabila Nh adalah banyaknya anakan per ha yang terdapat pada tegakan
hutan normal pada saat ditanam, f adalah faktor koreksi bagi tingkat pemanfaatan
lahan petani untuk tanaman kayu rakyat (dihitung untuk setiap kelas umur), maka
banyaknya anakan nyata per ha di lapangan adalah Nn, yaitu:
Nn = f.Nh anakan/ha
Besarnya nlai f ditentukan untuk setiap desa, dihitung dengan rumus:
F = N’n/Nh
Dimana:
N’n = Banyaknya pohon total per ha yang terdapat di lapangan diperoleh dari
hasil pengambilan contoh
Nh = Untuk jenis tertentu yang sudah dikenal biasanya tersedia (antara lain dalam
Tabel tegakan)
Besarnya Nh juga dapat dihitung di lapangan dengan asumsi jumlah pohon
yang ada sekarang (ditebang) sama dengan jumlah anakan pada saat penanaman.
Penghitungan jumlah pohon per ha dilakukan melalui survey lapangan dengan
intensitas sampling sebesar 100%. Asumsi lain yaitu didasarkan atas jarak tanam
antar pohon dengan dengan berbagai luasan hutan rakyat dapat diketahui jumlah
pohon perhanya. Selanjutnya apabila luas lahan yang dimiliki oleh petani adalah L
ha maka banyaknya anakan (pohon) yang terdapat pada seluruh lahan adalah
sebagai berikut:
Nt = LNh anakan (pohon)
Nt dapat dipandang sebagai banyaknya pohon (anakan) total yang terdapat
pada seluruh areal petani apabila diadakan penanaman secara bersama-sama oleh
karena dari seluruh areal yang dimiliki oleh petani ini diharapkan akan dapat
memberikan hasil setiap tahun selama daur, maka banyaknya anakan pada periode
sesungguhnya adalah:
Ni = r.Nt/d anakan
Keterangan:
Ni = Banyaknya pohon (anakan) pada umur ke-i
Nt = Banyaknya pohon (anakan) total yang terdapat pada seluruh areal petani jika
diadakan penanaman secara bersama-sama
d = Daur tanaman (th), yaitu jangka waktu yang diperlukan dari saat penanaman
sampai penebangan
r = Besarnya interval wakktu, yaitu 1 (satu) tahun untuk tanaman yang berdaur
pendek dan 5 (lima) tahun yntuk tanaman yang berdaur panjang
I = Besarnya indeks untuk periode tertentu (setara dengan kelas umur), I = 1,
2,3… dan seterusnya
Data sosial ekonomi responden (petani hutan rakyat) dan hasil kuisioner
diolah berdasarkan sistem tabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
Download