BAB VI KESIMPULAN 1. Daerah penelitian berada pada wilayah transisi 2 gunung api purba. Gunung api purba pertama terletak di selatan daerah penelitian yang berupa gunung Gajah. Gunung api purba ini memiliki karakterstik magma bersifat basaltik hingga andesit basaltik. Komposisi mineralogi menunjukkan melimpahnya mineral klinopiroksen dan plagioklas, dan terdapat beberapa mineral olivin pada beberapa sampel. Gunung api kedua yang merupakan gunung Menoreh terletak di bagian utara memiliki karakteristik yang lebih asam dibandingkan gunung api purba pertama. Komposisi mineralogi pada bagian selatan banyak mengandung piroksen. Semakin ke utara, kehadiran mineral hornblenda semakin terlihat yang diakibatkan oleh proses diferensiasi magma. 2. Daerah penelitian dikelompokkan menjadi fasies proksimal gunung api purba Gajah dan fasies proksimal gunung api purba Menoreh. Pengelompokkan berdasarkan integrasi analisis morfologi melalui DEM dengan melihat pola-pola lereng dan berdasarkan asosiasi litologi. 3. Fasies proksimal gunung api purba Gajah yang berada pada bagian selatan daerah penelitian mengeluarkan erupsi yang bersifat efusif yaitu berupa aliran lava. Aliran lava yang terbentuk pada daerah penelitian terjadi berulang ulang, dari yang awalnya lebih bersifat basaltik menjadi lebih andesit basaltik. Arah erupsi lava awalnya menuju ke barat kemudian semakin lama semakin ke timur. Terdapat 114 115 terobosan samping (dyke) yang keluar melalui celah magma induk yang sama dengan wujud intrusi basalt dan membentuk morfologi (dome). Fasies proksimal gunung api purba Menoreh yang berada pada bagian utara mengeluarkan erupsi efusif dengan karakteristik magma lebih asam dibandingkan gunung api purba Gajah. Erupsi efusif ditandai dengan dominannya aliran lava andesit basaltik augit pada bagian selatan fasies ini. Erupsi gunung api purba Menoreh mengarah kearah utara, dimana semakin ke arah utara, litologi lava andesit basaltik yang dihasilkan oleh erupsi gunung api purba Menoreh berubah menjadi lava andesit basaltik hornblenda.