BAB II LANDASAN TEORITIS

advertisement
1
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1
Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan yang beroperasi dengan mengkombinasikan sumber
dayanya melalui cara yang dapat menghasilkan produk jasa yang dapat di
pasarkan. Dalam setiap kegiatan atau aktivitas dalam suatu perusahaan,
manusia senantiasa mempunyai peranan penting.Salah satu sumber daya yang
penting bagi manajemen adalah manusia.Sumber daya inilah yang disebut
sebagai sumber daya manusia atau human resource yang sering sekali disebut
sebagai tenaga kerja.Perusahaan-perusahaan yang berhasil dan maju ternyata
memperhatikan dan mengembangakan sumber daya manusia. Segi sumber
daya manusia tidak lagi dianggap hanya sebagai komponen produksi semata
tetapi juga sebagai mitra yang turut serta menentukan pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas
mengenai manajemen sumber daya manusia, maka berikut ini penulis
mengutip definisi mengenai hal tersebut sebagai batasan, berikut ini beberapa
definisi mengenai manajemen Sumber Daya Manusia antara lain :
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah “penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia
2
untuk mencapai individu organisasi.” (T. Hani handoko2001:4),sedangkan
menurut malayu S, P. (2007:10) Manajemen Sumber Manusia adalah “ilmu
dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.”
Berdasarkan definisi tersebut intinya adalah pengelolaan sumber daya
manusia.Manajemen sumber daya manusia dibutuhkan guna meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam perusahaan.
Menurut
Malayu S.P. Hasibuan (2007:12), tenaga kerja manusia pada
dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan dan pemimpin. Berikut adalah
penjelasan dari komponen Manajemen Sumber Daya Manusia :
1. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang mengivestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu
tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa
keikutsertaan mereka aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, posisi
karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional
dan karyawan manajerial (pemimpin).
3
a. Karyawan Operasional
Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus
mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan Manajerial (pemimpin)
Karyawan Manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan
sesuai dengan perintah.
3. Pemimpin atau manajer
Pemimpin adalah seorang yang mempergunakan
wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung
jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
ada beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia menurut
Hasibuan (2007:21) antara lain :
1. Fungsi-fungsi Manajerial
a. Perencanaan
Adalah merecanakan tenaga kerja secara efektif dan efesien agar
sesuai dengan kebutuhan dalam membantu terwujudnya tujuan.
b. Pengorganisasian
4
Adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, wewenang dan
koordinasi dalam organisasi.
c. Pengarahan
Adalah kegiatan pengarahakan semua karyawan agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif dalam membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
d. Pengendalian
Adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati
peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
2. Fungsi fungsi operasional
a. Pengadaan
adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
b. Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
masa kini maupun masa depan.
5
c. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung,
uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang
diberikan kepada perusahaan.
d. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang
serasi dan saling menguntungkan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau
bekerja sama sampai pensiun.
f. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran untuk mematuhi norma-norma atau
peraturan-peraturan perusahaan.Kedisiplinan
merupakan fungsi
manajemen sumber daya manusia yang sangat penting, sebab tanpa
adanya kedisiplinan sulit untuk mencapai tujuan yang optimal
g. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan, pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan sendiri,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, dan juga pensiun.
6
2.2
Kepemimpinan
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinanmerupakan
sesuatu
yang
turut
menentukan
keberhasilansuatuorganisasiatau perusahaan.Peran kepemimpinan semakin
penting lagi jika terdapat perubahan strategi perusahaan yang juga
membutuhkan perubahan yang perilaku para anggota organisasi.Organisasi
yang baik harus memiliki pemimpin yang dapat menciptkan kerja
samaantara atasan dengan bawahan dan antar karyawan, hal ini
merupakan kunci dalam menentukan efektifitas organisasi serta tingkat
produktifitasnya.Karena kepemimpinanberperansebagai penyelaras dalam
proses kerja sama antar manusia dalam organisasinya.
Keberhasilan pengelolaan suatu organisasi atau perusahaan sangat
ditentukan
oleh
keberhasilan
pendayagunaan
sumber
daya
manusianya.Keberhasilan tersebut sangatberperandalampembinaan sumber
daya manusia yang ada dalam suatu organisasi atau dalam suatu perusahaan.
Gaya
kepemimpinan
ini
melibatkan
kemampuan
untuk
mempengaruhi,mengerahkan,dan mengarahkan serta memberi semangat kerja
pada karyawan untuk mencapai tujuan tertentu.Hal ini dapat berjalan dengan
baik selama seorang pimpinandapat menerapkannya dengan baik pula.
Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap
semua pekerja dalam pencapaian tujuan organisasi.Untuk mengetahui lebih
7
lanjut mengenaikepemimpinan,di bawah ini disampaikan pendapat dari pakar
manajemen mengenai pengertian kepemimpinan.
Adapun beberapa definisi tentang kepemimpinan,antara lain:
Menurut Ishak dan Hendri (2002:235) menyebutkan bahwa:“Kepemimpinan
adalah Kemampuan mengendalikan orang-orang dalamorganisasi agar
perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pimpinan.”
Menurut Daft (2003 : 50) menyebutkan:
“Kepemimpinan adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah
kepada pencapaiantujuan organisasi.”
Menurut Hoyt yang dikutip oleh kartini kartono (2006:57) dalam bukunya
“Pemimpinan dan Kepemimpinan”.
“Kepemimpinan
adalah
Seni
mempengaruh
tingkat
laku
manusia,kemampuan untuk membimbing orang.”
Menurut
Hasibuan,dalam
buku
Dasar
menyebutkan:“KepemimpinanadalahCara
Manajemen
seseorang
(2007:170)
pemimpin
mempengaruhi perilakubawahan agar mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari beberapa definisi tentang kepemimpinan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Kepemimpinan akan melibatkan seseorang dengansekelompok manusia
dalamsebuah organisasi didalam memcapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan bersama.
8
b. Kepemimpinan
dapat
pula
meliputi
suatu
proses
penerapan
kekuasaankepada bawahan didalam melaksanakan kebijakan-kebijakan
yang ada.
c. Kepemimpinan berhubungan erat dengan seseorang yang menjalankan dan
mempengaruhi seseorang berdasarkan ketentuan atau rencana yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
2.2.2 Fungsi Kepemimpinan
Fungsi
kepemimpinan
(pemimpin) dan hubungan
yaitu
hubungan
yang
mempengaruhi
kepatuhan ketaatan para pengikut atau bawah
karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.Menurut Kartini Kartono
dalam bukunya pimpinan dan kepemimpinan(2006:93) mengatakan tentang
fungsi kepemimpinanyaitu: “Memandu,menuntun, membimbing,memberi
atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi,
menjalin komunikasi-pervisi/ pengawasan yang efisien dan membawa para
pengikutnya kepada sasaran yang ingin di capai sesuai dengan ketentuan
waktu dan perencanaan”.
Secara operasional dapat di bedakan dalam lima fungsi pokok
kepemimpinan, seperti :
9
a. Fungsi Intruksi
Komunikasi bersifat satu arah dan pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihakyangmenentukanapa,bagaimana,bilamana,dan dimana
perintah itudikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin keras kali meminta bahan
pertimbangan. Tahap berikutnya konsutasi dari pemimpin pada orangorang yang dipimpin dapatdilakukan setelah keputusan ditetapkan dan
sedang dilaksanakan. Denganmenjalankan fungsi konsultatif dapat
diharapakan keputusan pemimpin akan mendapatdukungan
dan
lebih
mudahmenginstruksikannya,sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yangdipimpinnya, baik dalam berikut sertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksana dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat
atau menetapkan keputusan,baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya kepercayaan.
10
e. Fungsi Pengendali
Fungsi Pengendali ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau
efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yangefektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal.
2.2.3 Tipe Gaya Kepemimpinan
Seorang pemimpin tidak dapat bekerja sendiri tanpa dibatu oleh
seorang bawahan,karena antara pemimpin dan bawahan merupakan bagian
yang terkait dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Kartini (2006:81)ada
beberapa tipe kepemimpinan yaitu:
1. Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang pimpinan yang otokratik
akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahan bahwa ia
telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahannya itu hanya
berperan sebagai pelaksana karena mereka tidakdilibatkan sama sekali
dalam pengambilan keputusan.Dalammemelihara hubungan baik dengan
para bawahannya,pemimpin yang otokratik biasanya menggunakan
pendekatanformal
pemimpin
yang
berdasarkan
bergaya
kedudukan
dan
otokratikbiasanya
statusnya.seorang
berorientasi
pada
kekuasaan,bukan berorientasirelasional.Dapat disimpulkan bahwa gaya
11
otokratik bukan yang didambakan oleh bawahan dalam mengelola suatu
organisasi karena unsur manusia sering diabaikan.
2. Tipe Laissez Faire
Pada tipe ini sang pemimpin praktis tidak memimpin,dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan,semau pekerjaandan tanggung
jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri.Dia pemimpin simbol,dan
biasanya
tidak
memiliki
ketrampilan
teknis,sebabduduknyasebagai
direktur/pimpinanbiasanya diperoleh melalui penyogokan,suap,atau berkat
sistem nepotisme.
3. Tipe Administratif
administratif adalahkepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugastugas administratif secara efektif.
4. Tipe Popularitas
Kepemimpinan tipe popularitas adalah kepemimpinan yang dapat
membangun solidaritas rakyat.
5. Tipe Demokratik
Kepemimpinan demokratif berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien pada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan,dengan penekanan,ada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kepemimpinan
demokratif menghargai potensi setiap individu, mau mendengar nasehat
12
dan sugesti bawahan, juga bersedia mengetahi keahlian para spesialis pada
bidang masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas anggota seefektif
mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.Dapat dilihat dari tipe
kepemimpinan diatas bahwa setiap pemimpin mempunyai tipe dan gaya
kepemimpinan yang berbeda di perusahaan yang dipimpinnya.
Berdasarkan
gaya-gaya
kepemimpinan
tersebut,maka
dapatdisimpulkan tidak ada gaya kepemimpinan yang jelek dan tidak ada satu
gaya kepemimpinan yang selalu tetap untuksemua situasi.melainkan untuk
menentukan suatu gaya kepemimpinan tidak hanya bergantung dari sifat
pribadi pimpinan tetapi juga dari situasinya
2.3
Motivasi Kerja
2.3.1 Pengertian Motivasi
Masalah kepegawaian adalah masalah yang hangat untuk dibicarakan
karena sangat terkait erat dengan kegiatan didalam Pada manajemen sumber
daya manusia. Hal ini disebabkan karena masalah kepegawaian pada
hakekatnya adalah masalah manusia dan kemanusiaan.Pada mulanya masalah
yang timbul hanya sebatas individu saja kemudian merambat menjadi sesuatu
yang berpengaruh.Masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan pada
umumnya dilatar belakangi oleh berbagai macam kebutuhan manusia yang
13
beraneka ragam.Adanya kebutuhan pada manusia ini menimbulkan dorongan
dalam diri manusia dalam mencapai keinginan atas kebutuhan itu.Dorongan
didalam istilah manajemen sumber daya manusia dikenal dengan istilah motif
(atau sering disebut juga motivasi). Menurut kamus bahasa Indonesia modern,
karangan Muhammad ali dalam bukunya manajemen motivasi (2003:12),
motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi yang menjadi dorongan
tindakan seseorang, dasar pemikiran dan pendapat, sesuatu yang menjadi
pokok. dari pengertian motif dapat di turunkan pengertian motivasi sebagai
sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja.
Motivasi dalam manajemen hanya di tujukan pada sumber daya manusia pada
umumnya dan bawahan pada khususnya.sedangkan meurut Malayu (2003:93)
“motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensibawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan”. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan
agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi disini karena motivasi
adalah sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk
bekerja.Dalam melaksanaan suatu pekerjaan perlu adanya motivasi dalam diri
karyawan karena motivasi kerja dapat memberikan energi yang menggerakan
semua potensi yang ada dan menambah semangat kerja.
14
2.3.2 Perkembangan Teori Motivasi
Banyak penelitian yang dilakukan tentang motivasi kerja yang telah
mendorong lahirnya berbagai bentuk motivasi.
Menurut Stoner (2002:442) mengemukakan teori tentang motivasi yang dapat
dikelompokan berdasarkan :
1. Teori Kepuasan
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan dan motif yang terdapat
dalam diri seseorang dapat menggerakan, mengarahkan, melanjutkan dan
memberhentikan perilaku seseorang, jadi pada dasarnya teori ini
mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Selanjutnya Stoner (2002:43) menguntip pendapat
Abraham Maslow yang mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia
memiliki 5 (lima) kategori kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan Fisiologis/dasar
Fisiologis karyawan harus dipenuhi dengan upah yang cukup untuk
memberi makan, memberi tempat berteduh, membela diri mereka
sendiri dan keluarganya secara memuaskan dan lingkungan kerja yang
aman.
b. Kebutuhan akan rasa aman/ bebas dari ancaman
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk mendapatkan keamanan
bekerja, bebas dari paksaan dan perlakuan sewenang-wenang.
15
c. Kebutuhan untuk memiliki dan dicintai
Kebutuhan ini sangat kuat dalam menjalani hubungan dalam keluarga
serta didalam lingkungan kerja keuali jika karyawan merasa jika
dirinya merupakan bagian dari organisasi.
d. Kebutuhan akan penghargaan dan prestasi
Maslow membedakan 2 (dua) tipe dalam kebutuhan ini yakni
penghargaan dan pengakuan, karena jika mereka bekerja dengan bagus
maka mereka ingin merasa dihargai dan diakui hasil kerjannya serta
dapat juga meningkatkan status sosialnya.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Mereka akan mencari makna dan perkembangan pribadi dalam
pekerjaannya serta akan secara aktif mencari tanggung jawab baru.
2. Teori Proses
Teori proses menunjukkan cara-cara untuk mengarahkan seseorang
agar lebih giat dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut teori ini,
kebutuhan hanyalah salah satu unsur dalam diri seseorang untuk dapat
memutuskan bagaimana harus berperilaku. Dasar teori proses dari
motivasi adalah gagasan mengenai teori pengharapan yang mengatakan
bahwa perilaku yang tidak memperoleh imbalan tidak akan terjadi atau
terulang lagi.
16
3. Teori Penguatan
Teori penguatan sering pula disebut sebagai modifikasi perilaku,
teori ini menggunakan konsep bahwa tindakan masa lalu dapat
mempengaruhi tindakan masa yang akan datang. Oleh karena itu menurut
teori ini, seseorang perlu mengetahui hal-hal apa saja yang akan terjadi
bila ia melakukan suatu tindakan tertentu. Untuk itu perlu mempelajari
kejadian-kejadian dimana masa lalu agar dimana yang akan datang dapat
pula menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari masa lampau.
2.3.3 Tujuan Motivasi
Adapun Tujuan motivasi bagi karyawan menurutHasibuan (2007: 61)
adalah :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
h. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya
i. Meningkatkan loyalitas karyawan
17
2.3.4 Jenis-jenis motivasi
Jenis-jenis motivasi menurut Malayu S.P Hasibun (2007: 70)
terbagi atas 2 (dua) jenis antara lain :
1. Motivasi Positif
Dalam motivasi positif manajer memotivasi karyawannya dengan
memberikan hadiah kepada karyawan yang berprestasi diatas prestasi
standar. Dengan motivasi positif ini semangat kerja akan meningkat
karena pada umumnya manusia senang menerima yang baik-baik
saja.
2. Motivasi Negatif
Dalam motivasi negatif memotivasi karyawannya dengan standar
maka mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini
semangat kerja karyawan dalam jangka waktu pendek akan
meningkat karena mereka akan takut dihukum tetapi dalam jangka
waktu panjang akan berdampak jelek.
2.3.5 Manfaat Motivasi
Manfaat motivasi menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung
(2003:16)
secara
singkat,
sehingga
produktifitas
kerja
meningkat.sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan
orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan
18
dengan tepat.Artinya, pekerjaan diselenggarakan sesuai standart yang
benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.
2.3.6 Model-Model Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat diperlukan oleh setiap
manusia,seorang yang melakukan suatu pekerjaan tanpa memiliki motivasi
akan merasa hasil pekerjaannya itu hanya sia-sia. Suatu pekerjaan yang
dilakukan dengan adanya motivasi dalam diri manusia tersebut akan dapat
membangkitkan semangat kerja yang cukup kuat sehingga bila pekerjaannya
membuahkan hasil yang baik akan memberi suatu kepuasan tersendiri bagi
manusia tersebut. Oleh karena itu setiap manusia akan berbeda motivasinya
antara yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner (2002:451) mengutip pendapat Richard M.Steers dan
Lyman D. Porter tentang pedoman motivasi. Mereka mengemukakan
beberapa implikasi dri teori-teori yang paling baru mengenai motivasi kerja
bagi para manajer :
a. Manajer harus secara aktif memotivasi bawahan atau karyawannya.
b. Manajer harus memahami kekuatan dan kelemahan sendiri sebelum
berupaya mengubah perilaku orang lain.
c. Manajer harus menyadari bahwa karyawan mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda.
d. Imbalan harus dikaitkan dengan prestasi bukan dengan senioritas.
19
e. Manajer harus membantu perkembangan suatu kultur organisasi yang
berorientasi kepada prestasi.
f. Pekerjaan harus dirancang untuk mengembangkan tantangan dan variasi.
2.4
Kinerja Karyawan
2.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Definisi kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara 2001:
67).Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha
seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah efektifitas
dan efisiensi.Menurut Prawirosentono (2000:27) bila suatu tujuan tertentu
akhirnya bisa dicapai, kita mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi
apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting
dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun
efektif dinamakan tidak efesien.Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak
penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien. Pengukuran kinerja adalah
“suatu proses mengkuantifikasi secara akurat dan valid tingkat efesiensi
dan
efektifitas
suatu
kegiatan
yang
telah
terealisasi
dan
20
membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan“ (susilo
2002:28).
Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para
karyawan supaya tidak timbul suatu masalah.Informasi tentang kinerja
karyawan juga diperlukan pula bila suatu saat atasan ingin mengubah sistem
yang ada.Kita sering terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk,
padahal sistem atau peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat.
Berikut cara sederhana untuk menilai kinerja perorangan menurut
Prawirosentoso (2000:193) yaitu kinerja = kemampuan (kapasitas) +
motivasi.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa yang memegang peranan penting
dalam suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya.Agar pegawai
dapat bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seseoarang pegawai
harus ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang
diinginkan. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan
yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan
yang dengan cepat dan tepat selesai adalah merupakan sesuatu prestasi kerja
yang baik.
Kinerja sering juga disebut dengan kinetika kerja atau performance.
Definisi lain mengenai kinerja adalah “suatu fungsi dari hasil atau apa yang
dicapai seorang karyawan dan kompetisi yang dapat menjelaskan
bagaimana karyawan dapat mencapai hasil tersebut” (Wirawan 2001:13).
21
Stoner (2002:2006) mengemukakan teori bahwa kinerja adalah fungsi
dari motivasi, kemampuan dan pemahaman seseorang atas tugas dan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Seseorang dikatakan
mempunyai pemahaman peran yang tinggi bila ia tahu dengan persis tentang
bagaimana mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaikbaiknya.Ada beberapa cara untuk memberikan kekuatan (empowerment)
kepada karyawan agat bekerja lebih efektif yaitu
1. Memastikan bahwa pekerja memperoleh sumberdaya yang mereka
perlukan khususnya sumber daya informasi, kemudian untuk mengakses
informasi akan meningkatkan peranan (sense of involvement).
2. Memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada individu atau tim
untuk bertindak serta mengatur dirinya sendiri.
3. Membantu mengembangkan hubungan lateral (lateral relationship) dalam
organisasi sebagai sarana atau fasilitas problem solving dan learning.
Pengukuran kinerja seharusnya mencerminkan masa lalu, bukan tujuan
yang dicapai, melainkan sarana untuk memasuki masa depan yang lebih
produktif. Agar penilaian kinerja mencapai potensinya, tidak cukup hanya
melakukannya, melainkan karyawan harus bertindak menurut penilaiannya
itu.Biasanya atasan mempunyai tanggung jawab mengkomunikasikan hasilhasil penilaian kepada bawahannya dan membantu bawahan memperbaiki diri
dimasa mendatang.Sebaliknya bawahan biasanya mempunyai tanggung jawab
22
mencari umpan balik yang jujur dan memanfaatkannya untuk meningkatkan
kinerja.
Standar kinerja masing-masing orang mempunyai perbedaan sesuai
jenis pekerjaan, organisasi atau profesi .standar kinerja merujuk pada tujuan
organisasi yang dijabarkan dalam tugas-tugas fungsional. Standar karyawan
pemerintah akan berbeda dengan standar pekerja industri, karena masingmasing memiliki spesifikasitugas/pekerjaanyang berbeda. Begitupun kinerja
seorang lulusan STM dengan kinerja seorang lulusan SMU bisa tidak sama,
tergantung kepada tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
lulusan.
Didalam ilmu ekonomi kinerja merupakan suatu ratio antara hasil
kegiatan output (keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan
hasil input (masukan). Dibebagai media masa istilah kinerja telah popular
digunakan, namun pengertian kinerja yang tercantum didalam kamus bahasa
Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestai yang diperlihatkan, serta
kemampuan kerja. Sedangkan menurut Tri cahyo Bambang (1995:27) kinerja
adalah
“hasil
pelaksanaan
kerja
karyawan
yang
dapat
dinilai
perkembangannya melalui evaluasi yang sistematis oleh pihak yang
berwenang dalam organisasi ataupun perusahaan.”
Berdasarkan hal tersebut maka arti kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
23
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, terlebih dahulu
dijelaskan bahwa perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus
melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok
orang yang berperan aktif sebagai pelaku dasar dalam upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan.
Tercapainya tujuan perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya
para pelaku yang terdapat pada perusahaan tersebut.Dalam hal ini sebenarnya
terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan dengan kinerja
perusahaan. Dengan kata lain apabila kinerja karyawan baik maka
kemungkinan besar kinerja perusahaan akan baik. Kinerja seorang karyawan
akan baik apabila karyawan tersebut mempunyai keahlian yang tinggi dan
mempunyai harapan masa depan yang baik.
Adapun tujuan dilakukannya penialian kinerja berdasarkan periode
waktu adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan dasar bagi rencana dan pelaksanaan pemberian
penghargaan bagi karyawan atas kinerja pada periode waktu sebelumnya.
b. Untuk memotivasi agar pada periode`waktu yang akan datang kinerja
seorang karyawan dapat ditingkatkan.
24
2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dari penilaian kerja (kinerja) adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja organisasi dari (SDM) organisasi.secara spesifik, tujuan
dan
evaluasi
kinerja
sebagaimana
dikemukakan
Sunyoto
dan
Mangkunegara(2005:10) adalah :
a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan
kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasik kerja seseorang karyawan, sehingga
merekatermotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurangkurangnya berprestasisama denganprestasi yang terdahulu.
c. Memberiakan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan
danaspirasinya danmeningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap
pekerjaan yang diembannya sekarang.
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,sehingga
karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui
rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
Penilaian kinerja pegawai memiliki beberapa sasaran seperti yang
dikemukakan Sunyoto dan Mangkunegara, (2005: 11) yaitu:
25
a. Membuat
analisis
kerangka
berkesinambungan dan
dari
waktu
yang
lalu
secara
periodik baik kinerja karyawan maupun kinerja
organisasi.
b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit
keterampilan
dan
pengetahuan
sehingga
dapat
mengembangkan
kemampuan dirinya.Atasdasar evaluasi kebutuhan pelatihan ini dapat
menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.
c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan
tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode
selangjutnya jelas apa yang harus dicapai, sasaran dan prasarana yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
d. Menentukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi,dan
kalau berdasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinan itu
untuk menyusun suatuproposal mengenai sistem bijak dan sistem promosi
lainnya, seperti imbalan yaitu (reward system recommendation)
2.4.3 Pengukuran Kinerja
Wibowo(2007:177),menyatakan pengukuran terhadap kinerja perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat
deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat
dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan atau apakah hasil kinerja telah
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
26
Pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir melainkan merupakan alat
agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien dan terjadi peningkatan kinerja.
Pengukuran kinerja menyediakan dasar bagi organisasi untuk menilai :
a. Bagaimana kemajuan atas sasaran yang telah ditetapkan.
b. Membantu dalam mengenali area-area kekuatan dan kelemahan.
c. Menentukan tindakan yang tetap untuk meningkatkan kinerja.
d. Menunjukkan bagaimana kegiatan mendukung tujuan organisasi.
e. Membantu dalam membuat keputusan-keputusan dengan langkah inisiatif.
2.4.4 Sasaran Kinerja
Sasaran kinerja menurut Karen R. Seeker dan Joe B. Wilson adalah
pernyataan obyektif mengenai kondisi yang akan ada setelah pekerjaan
dikerjakan.
2.4.5 Faktor-Faktor Penilaian Kinerja Yang Efektif
Faktor Penilaian adalah aspek-aspek yang diukur dalam proses
penilaian kinerja individu. Faktor penialaian kinerja menurut Moeheriono
(2009 : 106) adalah sebagai berikut :
a. Hasil kerja
Keberhasilan pegawai dalam pelaksanaan kerja (output) biasanya terukur,
seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar
27
kenaikannya,misalnya omset pemasaran, jumlah keuntungan dan total
perputaran aset,dan lain-lain.
b. Perilaku
Merupakan tindak tanduk pegawai dalam melaksanakan baik terhadap
sesama pegawai maupun kepada pelanggan.
c. Atribut dan Kompetensi
Merupakan kemahiran dan penguasaan pegawai sesuai dengan jabatan,
pengetahuan, keterampilan dan keahliannya seperti kepemimpinan,
inisiatif dan komitmen.
d. Komparatif
Adalah membandingkan hasil kerja pegawai dengan pegawai lainnya yang
selevel dengan yang bersangkutan,misalnya sesame sales berapa besar
omset penjualannya selama satu bulan.
Aspek terpenting dalam penilaian kinerja adalah faktor-faktor
penilaian itu sendiri. Beberapa prinsip yang menjadi penilaian adalah sebagai
berikut :
1. Relevance yaitu harus ada kesesuaian faktor penilaian dengan tujuan
sistem penilaian.
2. Acceptability yaitu dapat diterima atau disepakati pegawai.
3. Reliability yaitu faktor penilaian harus dapat dipercaya dan diukur
pegawai secara nyata.
28
4. Sensitivity yaitu dapat membedakan kinerja yang baik atau yang buruk.
5. Practicality yaitu mudah dipahami dan dapa diterapkan secara praktis.
2.4.6 Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut mahmudi (2005: 2)
adalah sebagai berikut :
a. Faktor Personal Individu
Yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan
diri,motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh seriap individu.
b. Faktor kepemimpinan
Yaitu meliputi kualitas dalam memberikan dorongan,semangat,arahan dan
dukungan yang diberikan manajer.
c. Faktor Tim
Yaitu meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberiakn oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama tim, kekompakan dan
keeratan anggota tim.
d. Faktor Sistem
yaitu meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastuktur yang diberikan
oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.
e. Faktor kontektual ( situasional )
Yaitu meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan\ internal
29
Berdasar faktor-faktor tersebut maka dinyatakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang dicapai oleh pegawai sesuai dengan wewenang dan tanggu
jawabnya untk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran/taget,
kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisien.
Secara umum kinerja merupakan suatu ukuran keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan, namun keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh struktur organisasi yang tepat,
pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dari para peserta yang
berkecimpung dalam organisasi atau perusahan tersebut. Adanya rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dapat dikaitan dengan disiplin
para pegawai dalam organisasi atau perusahaan sehingga dengan disiplin yang
baik dari para peserta organisasi diharapkan kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan akan tercapai,terlebih dengan adanya rasa memiliki atau
loyalitas.loyalitas dari para peserta organisasi yang merupakan cerminan idea
tau gagasan yang mendorong tercapainya tujuan suatu organisasi menjadi
lebih baik.
30
2.5
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Kepemimpinan
mempunyai
peranan
penting
dalam
dinamika
kehidupan perusahaan yang berperan sebagai penggerak segala sumber daya
manusia dan sumber daya yang lain yang ada dalam perusahaan
Salah satu factor yang paling menentukan bagi keberhasilan suatu
organisasi
adalah
bagaimana
peranan
seseorang
pimpinan
didalam
mengarahkan, memotivasi dan mengembangkan sumber daya manusia yang
ada didalam perusahaan tersebut. Seorang karyawan tidak bisa menghasilkan
kinerja yang baik tanpa suatu pemahaman yang jelas tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana mengerjakan, maka diperlukan seseorang
pemimpin untuk dapat mengarahkan tugas- tugas tersebut secara efektif.
Didalam menghadapi dunia usaha yang selalu berkompetisi,
perusahaan membutuhkan kinerja yang tinggi dan pada saat yang bersamaan,
karyawan membutuhkan umpan balik yang positif atas hasil kerja karyawan
tersebut.Oleh karena itu diperlukan pula seseorang pemimpin yang mampu
menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka dan dengan
etikat baik, pandai menjunjung tinggi martabat diri dan harga diri namun tidak
angkuh, selalu rendah hati dan mau memberikan masukan pada setiap
bawahannya.
Gaya kepemimpinan seorang dapat merupakan kekuatan aspirasional,
kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif dan mampu
mempengaruhi bawahannya untuk dapat bekerja lebih baik, termotivasi, lebih
31
percaya diri dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
bersahabat.
Pemimpin yang efesien adalah pemimpin yang mampu menghadapi
setiap permasalahan dengan sikap terbuka, dan dengan itikad baik yang lebih
besar daripada seorang pemimpin
Kekuatan dan keunggulan sifat- sifat pemimpin itu pada akhirnya
merupakan perangsang yang bisa memunculkan reaksi-reaksi bawahan secara
kolektif. Selanjutnya akan dimunculkan kepatuhan, loyalitas, kerjasama, dan
respek daripada bawahan kepada kepemimpinan yang dapat berpengaruh
kepada hasil kinerja karyawan tersebut.
Kepemimpinan mempunyai pengaruh penting untuk pencapaian tujuan
sebagaimana
pendapat
stefen
(2005:
432)
kepemimpinan
adalah,
“kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran”.
Jadi kemampuan gaya seorang pemimpim itu dapat mempengaruhi
kinerja karyawan atau kelompok yang dipimpin, dengan bila pengaruh yang
diharapkan positif diharapkan dapat memberikan peningkatan kinerja dalam
rangka mencapai suatu tujuan yang di inginkan.
2.6
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa motivasi merupakan suatu
dorongan untuk bekerja. Setiap orang memerlukan dorongan agar dapat
bekerja dengan baik, sehingga bila pekerjaan itu berhasil akan memberikan
32
suatu kepuasan tersendiri yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
karyawannya. Disamping itu dengan adanya motivasi berarti telah berbentuk
suatu cita-cita dalam dirinya dan berusaha untuk dapat memenuhinya.Untuk
memotivasi karyawan, perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan dalam
hidupnya. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan akan
lingkungan sosialyang baik dan kebutuhan akan penghargaan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dinyatakan bahwa kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya
sasaran/target, kuantitas, efektifitas dan efesiensi.
Download