BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Periklanan Sebagai Salah Satu Kegiatan Pemasaran 2.1.1 Pengertian Periklanan Periklanan pada dasarnya merupakan salah satu tahap dari pemasaran, yangtiap-tiap tahap itu bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jaringannyaakan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Periklanan menjadi tahap yangpenting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Periklanan adalah setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Adapun maksud ”dibayar” menunjukkan bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ”nonpersonal” berarti melibatkan media massa seperti TV, majalah, koran, radio yang dapat mengirim pesan ke sejumlah besar kelompok individu secara bersamaan.1 Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya”. Iklan merupakan alat untuk berkomunikasi antara produsen dengan konsumen tentang barang, jasa dan ide. Dengan menyewa ruag atau tempat di media massa, produsen dapat dengan serentak menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhannya, sebaliknya konsumen 1 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Cetakan Pertama, Penerbit Prenada Media, Jakarta. 2008. 17 18 dengan adanya iklan tersebut akan mendapatkan informasi tentang suatu produk, baik itu berupa barang, jasa, maupun ide yang diiklankan.2 “Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang agar mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan”. Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi dalam rangka mempromosikan suatu produk atau jasa melalui media kepada masyarakat sehingga mengambil keputusan dan melakukan tindakan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.3Tujuan periklanan adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create awareness). Brand awareness yang tinggi merupakan kunci pembuka untuk tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa brand awareness yang tinggi, sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. 2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek (communicate information about attributes and benefits). 3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek (develop or change an image or personality). Sebuah merek terkadang 2 Fahdiat, Aulia Ikhsan. Pengaruh Terpaan Iklan terhadap Minat Beli Konsumen (Studi kasus : Pengaruh Terpaan Iklan Zepro ....) Skrpsi.Universitas Indonesia.2006 3 Durianto, Darmadi dkk. Invasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2003 19 mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki citranya. Yang dapat dilakukan adalah melalui iklan. 4. mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (associate a brand with feelings and emotions). Tujuannya agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu merek. Kampanye iklan rokok Dji Sam Soe dengan tema “Menembus Batas” adalah contoh yang sangat bagus. 5. Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms). 6. Mengendapkan perilaku (precipitate behavior). Perilaku konsumen dapat dibentuk lewat iklan. Contohnya yang dilakukan produk rokok Pall Mall yang sempat berhasil menciptakan suatu perilaku sehingga terbentuk gaya hidup di malam hari dengan slogan “Light Up The Night”. 7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market power perusahaan. Iklan sangat powerfull dalm meningkatkan power suatu merek di pasaran. Tetapi iklan bukan “everything” karena keberhasilan suatu merek di pasaran tidak hanya tergantung pada iklannya. 8. Menarik calon komsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam jangka waktu tertentu. 9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang. 20 Tujuan periklanan merupakan aspek terpenting yang mendapat perhatian serius, tanpa tujuan yang baik tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan dengan efektif dan efisien. Fungsi iklan adalah sebagai alat komunikasi dan koordinasi serta memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan sebagai evaluasi di masa yang akan datang. Disamping itu, tujuan juga sangat membantu dalam komunikasi dan membuat suatu garis antara keputusan strategis dan taktis. Program-program periklanan disusun dengan memperhatikan lima M, yaitu :4 1. Mission (misi): apakah tujuan periklanan ? 2. Money (uang): berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan ? 3. Message (pesan): pesan apa yang harus disampaikan ? 4. Media (media): media apa yang paling efektif dan efisien ? 5. Measurement (pengukuran): bagaimana mengevaluasi efektif iklan? Iklan terdiri dari tiga jenis yaitu :5 1. Iklan komersial Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial yang dimuat atau disiarkan melalui media audio (radio) atau audio-visual (televisi) dalam bahasa Inggris biasa disebut commercial saja. 4 5 Durianto, Darmadi dkk. 2003, op. Cit. Effendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2003 21 2. Iklan non-komersial Terdapat beberapa jenis iklan non-komersial termasuk iklan undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita, mencari istri atau suami dan lain sebagainya. Namun penulisan ini hanya akan membahas iklan non-komersial yang merupakan bagian dari kampanye social Marketing yang bertujuan “menjual” gagasan atau idea untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat (public sevice) yang biasa disebut iklan layanan masyarakat (ILM). 3. Iklan corporate Iklan corporate adalah iklan bertujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. 2.1.2 Tujuan Periklanan Terdapat tiga tujuan utama dari perikalanan, yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan.Adapun tujuan perikanan tersebut menurut hirarki perngaruh antara lain :6 1. Iklan Normatif bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan rentang produk atau fitur baru produk yang ada. 6 Nuradi, dkk. Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1996. 22 2. Iklan persuasif bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian produk atau jasa. Beberapa iklan persuasif menggunakan iklan komparatif, yang membuat perbandingan eksplisit tentang artibut dua merek atau lebih. 3. Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa. 4. Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat. Tujuan iklan harus muncul dari analisis mendalam tentang situasi pemasaran saat ini. Jika kelas produk dewasa, perusahaan adalah pemimpin pasar, dan penggunaan merek randah, tujuannya adalah merangsang lebih banyak penggunaan. Jika kelas produk baru, perusahaan bukan pemimpin pasar, tetapi merek itu lebih baik dari merek pesaing, tujuannya adalah meyakinkan pasar tentang keunggulan merek. Adapun tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut, diantaranya (1) factual, berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement, yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses informasi.(2) Potongan kehidupan, (3) demonstrasi dan (4) iklan perbandingan. Pembentukan dan evaluasi pesan sangat penting dalam sebuah iklan. Hal ini berfungsi untuk menghubungkan merek dengan konsumen secara rasional dan emosional, membedakan merek dari pesaing dengan tajam, serta cukup luas dan fleksibel untuk diterjemahkan ke dalam berbagai media, pasar, dan periode waktu. 23 Iklan yang baik biasanya m memfokuskan diri pada satu dua proposisi penjualan inti. Sebagai bagian menyempurnakan positioning merek, pengiklan harus mengadakan riset pasar untuk menentukan daya tarik yang paling berhasil bagi pemirsa sasaran, kemudian menyiapkan penjelasan singkat kreatif, yang umumnya mencakup satu atau dua halaman. Ini merupakan elaborasi pernyataan positioning dan mencakup : pesan kunci, pemirsa sasaran, tujuan komunikasi (untuk melaksanakan, mengetahui, memercayai), manfaat merek kunci, dukungan bagi janji merek, dan media. Kelima media yang dikenal sebagai media iklan utama antara lain televisi, radio, surat kabar, majalah dan iklan outdoor pada papan reklame. 2.1.3 Fungsi Iklan Ada beberapa fungsi yang diperluas namun bersumber pada beberapa buku periklanan,sebagaiberikut:7 a. Fungsi Pemasaran Iklan sebagai fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhipermintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barangbarangataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Jadisingkatnya iklan sebagai fungsi pemasaran merupakan alat bantudari pemasaran. b. Fungsi Komunikasi Iklan sebagai fungsi komunikasi berfungsi untuk memberikanpenerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasanyang lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yanglain agar mengetahuinya. 7 Durianto, Darmadi dkk. 2003, op, cit 24 c. Fungsi Pendidikan Iklan sebagai fungsi pendidikan berperan dalam pembentukansikap setiap orang yang dapat meningkatkan aspek-aspekkognisinya, kemudian aspek afeksinya, dan aspek psikomotor danmemberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambilkeputusan. d. Fungsi Ekonomi Iklan sebagai fungsi ekonomi merupakan suatu hal yang dapatmengakibatkan seseorang semakin tahu tentang suatu produktertentu, bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan sertamemperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial. e. Fungsi Sosial Iklan sebagai fungsi sosial maksudnya iklan juga dapat membantumenggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugahpandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudianmeningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaantindakan sosial. 2.1.4 Media periklanan Periklanan (advertaising) adalah semua bentuk terbayar atas pesentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara efektif dari segi biaya untuk mendistribuikan pesan, baik dengan tujuan membangun prefrensi merek atau mendidik orang. Bahkan dalam lingkungan media yang penuh tantangan ini, iklan yang baik akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Dalam mengembangkan program iklan,harus selalu mulai 25 dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. 8Lima keputusan utama yang dikenal dengan “limaM” : Misi/Mission: Apa tujuan iklan anda? Uang/Money: berapa banyak yang dapat kita habiskan? Pesan/Message: Apa pesan yang harus kita kirimkan? Media: apa media yang harus kita gunakan? Pengukuran/Measurement: bagaimana kita harus mengevaluasi hasilnya? Iklan merupakan salat satu bauran promosi yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan. Definsi standar dari perikalanan biasanya mengandung enam elemen, yaitu periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, dalam iklan terjadi proses identifikasi sponsor, upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen, periklanan memerlukan elemen media massa merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiensi sasaran, bersifat nonpersonal dan audiensi, kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran pesan. 9 2.2 Hierarki Efek Teori efek (with that effect) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesankomunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar. Efekhanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnyapesan maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan massa.10 Efek media dari level kognisimenunjukkan bahwa “realita” yang digambarkan di program televisi tidak selalumerefleksikan kenyataan yang 8 Durianto, Darmadi dkk. 2003, op, cit Nuradi, dkk. Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1996 10 Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. 2004 9 26 sebenarnya terjadi di dunia nyata. Beberapa ahlimempercayai bahwa terlalu banyak menonton televisi cenderung membentukpersepsi dan kepercayaan khalayak sehingga mereka akan lebih terhubung dengandunia yang ditampilkan di televisi dibandingkan dunia yang sebenarnya. Efekmedia seperti inilah yang kemudian disebut sebagai fenomena konstruksi realitasoleh media.11 Besarnya frekuensi menonton sebuahtayangan turut mempengaruhi besarnya terpaan yang diterima. Semakin seringseorang individu menerima terpaan sebuah tayangan maka akan turutmempengaruhi bagaimana pandangan seorang individu terhadap dunia yangdipandangnya melalui televisi. Jadi, jika seorang khalayak sering menyaksikantayangan reka ulang iklan terus menerus Fakta dapat diasumsikan bahwa iamemiliki kecenderungan untuk memandang realitas isi iklan yangdiangkat dalam tayangan tersebut sebagai realitas kehidupan nyata. 12 Komunikasi mempunyai efek tertentu, secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: 13 a. Efek kognitif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, 11 Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. 2004 Ibid 13 Ibid. 12 27 mendengarkan radio atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. c. Efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. Robert J. Lavidge dan rekannya Gary A. Steiner mengumumkan model”Hierarchy of Effects” untuk menerangkan kedudukan tingkat sadar kenalperiklanan berdasarkan hierarki efek-efek perilaku. Kedudukan tingkat sadar kenal dapat dipertegas lagi melalui Model Hierarki Efek :14 1. Perubahan Kognitif (Cognitif Changes) a) Perhatian (Attention). b) Kesadaran (Awareness) c) Pengetahuan(Knowledge) d) Keyakinan (Beliefs) 2. Perubahan Afektif (Afektive Changes) a) Sikap (Attitude) b) Evaluasi (Evaluation) c) Perasaan (feelings) 3. Perubahan Konatif (Conative Changes) a) Maksud (Intentions) b) Perilaku aktual 14 Liliweri, Alo. 2004, Loc. Cit. 28 Melalui Model Hierarki Efek, dapat dijabarkan tentang tingkat pertama,yaitu perubahan kognitif dimana kerangka berfikir manusia mengalami perubahanperubahan kognitif melalui tahap-tahap sebagai berikut :15 1. Tahap pertama, adanya perhatian. Misalnya saja kita sedang menikmatisebuah majalah. Tujuan utama kita adalah untuk membaca berbagai artikelyang disajikan tanpa peduli pada kehadiran iklan. Disengaja atau tidak,mata terstimuli untuk melirik suatu halaman yang dipenuhi dengan wajahsepuluh orang Afrika lengkap dengan dandanan tradisionalnya berwanawarnisedang tertawa ceria memamerkan giginya yang putih. 2. Pada tahap kedua, mulai timbul kesadaran. Setelah beberapa saatmencermati ternyata halaman yang dipenuhi wajah berkulit hitam tersebutmerupakan iklan pasta gigi merek “X”. 3. Pada tahap ketiga, lahirlah pemahaman atau pengetahuan. Biasanya setelah perhatian mataterfokus untuk memperhatikan kemudian menyadari halaman tersebutmerupakan iklan pasta gigi “X”, timbul upaya lanjutan untuk mengetahuimengapa merek “X” menampilkan wajah-wajah kulit hitam dihiasi tawayang ceria. 4. Pada tahap keempat, inilah proses berfikir disadari perubahan kognitif,yaitu meyakini. Sampai pada tahap ini dilakukan upaya pencarianinformasi lebih lanjut tentang apa misi yang ingin disampaikan 15 Ibid 29 oleh iklanpasta gigi “X” yang menggunakan ilustrasi wajah berkulit hitam dengantawa ceria. Perlu disadari bahwa iklan yang ditayangkan atau dimuat pada suatu media massa, pada dasarnya bersaing untuk menarik perhatian mata atau telinga khalayak. Namun akibat adanya perbedaan kerangka berfikir dan pengaruh selektivitas pada masing-masing individu, tentunya tidak semua iklan bisa mendapatkan perhatian khalayak. Namun sebaliknya, apabila suatu iklan mampu menggiring perhatian khalayak sampai pada tingkat kesadaran, minimal tujuan utama dari iklan sudah teraih. Perbedaan Model Hierarki Efek dengan model lainnya dalam periklanan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Model Hierarki Efek16 Tahap Model AIDA Tahap Model Hierarki Efek Model Inovasi Adposi Keterbukaan Kesadaran Perhatian Model Komunikasi Kesadaran Kognitif Penerimaan Pengetahuan Respon Kognitif Tahap Minat Kesukaan Pengaruh Keinginan Preferensi Minat Sikap Evaluasi Maksud Keyakinan Tahap Percobaan Perilaku Perilkau 16 Tindakan Pembelian Adopsi Kotler, Amstrong, Dasar – Dasar Pemasaran II, Prenhallindo, Jakarta. 1997. 30 Ke empat model tersebut mengasumsikan bahwa pembelian melewati tahapan kognitif, pengaruh dan perilaku secara berturut-turut. Urutan “ mempelajari-merasakan-melakukan” dikatakan sebagai urutan yang dianggap tepat apabila pendengar tersebut mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan kategori produk yang dianggap memiliki perbedaan yang tinggi. Urutan alternatifnya “melakukan-merasakan-mempelajari” akan relevan jika pendengar tersebut memiliki keterlibatan yang tinggi tetapi memahami hanya sedikit atau tidak ada perbedaan kategori produk. Urutan ketiga “mempelajari-melakukanmerasakan” akan relevan apabila pendengar tersebut memiliki keterlibatan yang rendah dan memahami hanya sedikit perbedaan dalam kategori produk tersebut. Menurut model hierarchy of effect adabeberapa tahapan mental pada konsumen setelah terkena terpaan iklan suatu produk, sampai pada saat ia memutuskan untuk membeli produk tersebut: Tabel 2. Hierarchy of Effect17 Model Stages Cognitive stage Affective Stage Behavioral Stage 17 Hierarchy of Effect Model Awareness Knowledge Liking Preference Conviction Purchase Belch, Michael A, George E. Belch. Advertising and Promotion An Integrated Marketing Communications Perspective. seventh editon. New York: Mc Graw-Hill Companies, Inc.2007. 31 Berdasarkan penjelasan teori tahapan hierarchy of effect, penulis membatasi proses komunikasi terjadi hanya pada tahap kognitif saja yaitu kesadaran dan pengetahuan konsumen terkait dengan iklan kampanye yang diatayangkan di media televisi. Penjelasan tahapan kesadaran dan pengetahuan dapat penulis jelaskan pada sub bab awareness. 2.3 Televisi Beberapa jenis media yang menjadi media komunikasi massa diantaranya televisi. Defenisi televisi adalah panduan radio (broadcast) dan film (moving picture).18 Menurut penulis televisi dapat diartikan sebagai media yang paling lengkap, karena televisi dapat memadukan antara audio, visual dan action, sehingga merupakan hal yang menarik untuk dinikmati masyarakat. Selain itu saat ini menonton televisi telah menjadi kegiatan masyarakat untuk bersantai sambil mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan. Televisi merupakan salah satu media yang dipilih oleh tim media (Biro Periklanan) untuk mengkampanyekan iklan. Dengan memilih media ini, karena mungkin saat ini media televisi sudah menjadi pilihan masyarakat untuk menghabiskan waktu luangnya sambil mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan. Terdapat beberapa bentuk iklan yang telah muncul di masyarakat. Bentuk-bentuk iklan televisi dipilih berdasarkan tujuan dari periklanan suatu 18 Effendy, Onong. (Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.2003. 32 produk/jasa.19Bentuk-bentuk iklan ditelevisi sangat tergantung pada bentuk siarannya, diantaranya : 1. Pensponsoran. Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia membiayai seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi. 2. Partisipasi. Melalui iklan sepanjang 15, 30 atau 60 detik, iklan disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots). Pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia, baik atas acara yang tetap maupun yang tidak tetap. 3. Stop Anouncement. Iklan ditempatkan pada pengantian acara. Iklan spot 10, 20, 30, atau 60 detik dijual oleh stasiun-stasiun televisi, baik untuk pengiklan local maupun nasional. Bentuk iklan televisi yang ditentukan pihak perusahaan adalah pensponsoran, karena untuk tayangan iklan hanya muncul di saat-saat acara konser musik seperti ajang band, konser pegelaran musik kampus dan lain sebagainya. Selama ini televisi dianggap sebagai media yang efektif untuk beriklan, namun ada sisi kelemahan beriklan di televisi diantaranya biaya yang besar, khalayak yag tidak selektif dan tidak luwes dalam pengaturan teknis (jadwal iklan tidak dapat diubah begitu saja). Sebaliknya kekuatan iklan yang ditayangkan ditelevisi dapat memberikan nilai efesensi biaya, dampak yang kuat terhadap konsumen dengan tekanan pada sekaligus dua indera: pengelihatan dan pendengaran, kemampuan yang lainnya iklan ditelevisi dapat mempengaruhi persepsi khalayak sasaran.20 19 20 Shimp.A Terence.. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta . 2000 Shimp.A Terence. (Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta. 2000. 33 Media televisi adalah media yang sangat digemari masyarakat, karena kemampuan dirinya yang dapat menampilkan gambar dan suara secara bersamaan sehingga membuat masyarakat lebih mempercayai segala sesuatu yang dilihatnya melalui televisi. Ketika muncul ditelevisi sebagai hiburan dan informasi, seakanakan kehadiran media sebelumnya menjadi tidak penting. Apalagi untuk pekerja periklanan, saat ini televisi menjadi media pilihan utama bagi perusaahaan dan iklan, karena dengan beriklan di televisi tingkat efektivitas penyampaian pesannya lebih tinggi dibandingkan media yang lain. Selain itu perusahaan dan biro iklan dapat memilih waktu dan frekuensi pemunculan yang diinginkan. Ada tiga keunggulan televisi. Pertama, televisi merupakan medium yang sangat kreatif. Pesan apapun dapat diterapkan dalam karakteristik televisi. Kedua, jaringan televisi merupakan sarana untuk menjangkau audiens massa yang tidak terjangkau oleh media yang lain. Ketiga, televisi menawarkan prestise kepada para pengiklan yang tidak cukup dimiliki oleh sebagian besar media lain. 21 Televisi biasa dikenal sebagai media iklan paling kuat dan menjangkau spektrum konsumen yang luas. Jangkauannya yang luas diterjemahkan dalam biaya yang rendah per paparan. Iklan TV mempunyai dua kekuatan yang sangat penting. Pertama, iklan TV bisa menjadi sarana efektif untuk mendemonstrasikan atribut produk dengan jelas dan secara persuasif menjelaskan manfaat bagi konsumen. Kedua, iklan tv bisa menggambarkan pengguna dan pencitraan penggunaan. Kepribadian merek, atau hal tak berwujud lainnya secara dramatis. Meskipun demikian, karena sifat iklan yang singkat dan seringnya ditemukan 21 Durianto, Darmadi dkk. 2003, op cit 34 elemen kreatif yang menggangu di dalmnya, pesan yang berhubungan dengan produk dan merek itu sendiri dapat terlewatkan. Selanjutnya, volume iklan yang tinggi dan bahan nonprogram pada televisi menciptakan kerumunan yang mempermudah konsumen mengabaikan atau melupakan iklan. Dan meskipun produksi dan penempatannya mahal, pangsa pemirsa waktu utama jaringan besar terus menurun, mengambil rata-rata efektvitas semua iklan bersertanya, misalnya, riset memperlihatkan bahwa jumlah pemeirsa yang mengatakan bahwa mereka memperhatikan iklan TV turun signifikan dalam dekade terakhir. 2.3.1. Elemen-Elemen Iklan di Televisi Beragam elemen biasanya terpadu untuk menciptakan dampak visual dari iklan-iklan di televisi. Namun elemen seperti audiovisual tidak bisa berdiri sendiri, elemen audiovisual harus didampingi elemen-elemen lain agar dapat menciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektif.Berikut ini adalah elemenelemen yang harus ada dalam iklan televisi: 22 1. Video, yakni yang menyangkut segala visualisasi yang muncul pada iklan televisi 2. Audio, merupakan keseluruhan unsur audio yang ditampilkan pada iklan televisi yang biasanya berupa musik, suara, efek suara, ataupun yang berupa voice over dari talent yang tampil di iklan ataupun narator yang tidak kelihatan. 3. Talent, merupakan pemeran ataupun tokoh-tokok yang muncul pada sebuah iklan di televisi. 22 Wells, Burnett & Moriaty. Advertising Principles and Practice, 5th Edition. Prentice Hall.2003 35 4. Promps, merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi. 5. Setting, merupakan lokasi pembuatan iklan suatu iklan pada televisi baik. 6. Lighting, merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan di iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan atau mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi. 7. Graphics, merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan televisi yang dapat berupa tulisan (seperti ilustrasi, desain ataupun ilustrasi foto. 8. Pacing, merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan ditelevisi. 2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai media komunikasi yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas dan memilik rangsangan yang sangat tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat yang heterogen dan anonim maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga memiliki kelebihan dan kekuranggan, yaitu :23 1. Kelebihan Televisi a. Secara organisasi cukup besar sehingga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan juga banyak menghasilkan profesi baru. b. Televisi dapat melakukan penetrasi dengan struktur pada sebuah agenda setting dibandingkan media massa lainnya. c. Distribusi yang cepat dan jangkauan luas, demografis maupun geografis. 23 Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004. 36 d. Komunikasi dapat berbentuk dua arah sehingga khalayak dapat berinteraksi langsung. 2. Kekurangan Televisi a. Penyimpanan memori, isi pesan dapat langsung cepat hilang karna format isi pesan berbentuk gambar dansuara bukan berbentuk cetakan. b. Organisasi dan Teknologi yang besar dan cangih membutuhkan biaya yang sangat besar c. Kemampuan penetrasi yang cukup besar membuat negara selalu ingin mengontrol stasiun televisi. Media televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bias dalam bentuk perilaku bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini tergantung pada bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi masa itu. 2.3.3 Fungsi Televisi Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merumuskan sebagai berikut :24 Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberiinformasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi 24 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004, 128 37 Sebagaimana hasil penelitian-penelitian Ardianto dan Erdinaya, yangmenyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,selanjutnya Informasi. 2.3.4 Kekuatan Iklan Televisi Televisi mempunyai beberapa kekuatan iklan di televisi yaitu:25 a. Terkait Erat Dengan Media Lain b. Memadukan iklan dengan media iklan yang lain,dimaksudkan apabila konsumen membutuhkan informasilain, maka iklan televisi dapat dipadukan dengan iklandimajalah mingguan, atau bisa juga iklan yang dimuat disurat kabar. c. Kesan Realistik Sifatnya yang visual, serta kombinasi warna, suara dan gerakan menyebabkan iklan televisi tampak lebih hidup dan nyata, serta pengiklan dapat menunjukkan keunggulan dari produk yang ditawarkan secara detail. d. Konsumen Lebih Tanggap Masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian karena kemampuan iklan televisi yang disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang santai (bandingkan dengan iklan reklame yang dipasang di jalanan). e. Adanya Pengulangan Kemampuan untuk ditayangkan berkali-kali dalam satu hari sangat bermanfaat untuk disaksikan sejumlah audiens. Untuk menghindari kebosanan dalam 25 Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004 38 melihat iklan, iklan dibuat sesingkat dan semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa penasaran. f. Adanya Pemilahan Area Siaran dan Jaringan. Keunggulan lain dari iklan televisi adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun sekaligus, sehingga iklannya akan ditayangkan secara serentak oleh semua stasiun televisi. g. Ideal bagi Para Penjual Kemampuan untuk menjangkau konsumen secara luasternyata membantu usaha penjual. Dengan adanya iklan,penjual tahu tentang permintaan terhadap barang yangdiiklankan, sehingga persediaan barang mereka akan jauhlebih mudah terjual. 2.4 Terpaan Iklan Suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau pemikiran ketika mereka membaca, melihat dan mendengar komunikasi tersebut. Terpaan media merupakan usaha mencari data publik tentang penggunaan media baik itu tentang jenis media., frekuensi penggunaan maupun tentang durasi penggunaan, intensitas, dan pemahaman. Menurut Bimo Walgito, frekuensi yaitu proses keseringan dalam mengadakan hubungan dengan objek benda atau orang. Terpaan media menurut Shore tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah seseorang itu benar– 39 benar terbuka terhadap pesan–pesan media tersebut. Setiap orang memiliki persepsi berbeda walaupun rangsangan sama. 26 Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan) dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian. 1. Durasi Iklan Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena iklan televisi adalah bahasa visual. Setiap gambar dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Kompilasi gambar-gambar iklan begitu cepat bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah. Tingkat kepadatan yang tinggi inilah yang menjadikan iklan dengan hitungan detik, paling lama 60 detik sudah tergolong lama. Ada sebuah kontradiksi pemikiran. Dalam hitungan detik saja iklan sudah mampu menciptakan homogenitas perilaku, sementara program-program televisi standar lain dengan mengambil durasi lebih dari 30 menit sangat sulit membentuk kesetaraan pola. Resepnya memang terletak pada tingkat kontinuitas dan intensitas iklan televisi ditayangkan. Sebuah iklan akan mampu menciptakan satu trend bahasa, perilaku konsumtif yang setara, akibat ditayangkan berulang-ulang. 26 Shimp, Terencea, 2003. Periklanan Promosi Jilid 1 Edisi 5 KomunikasiPemasaran Terpandu, Erlangga, Jakarta. 40 2. Frekuensi Iklan Frekuensi penayangan iklan, semakin tinggi frekuensi penayangan suatu iklan maka akan semakin sering iklan tersebut ditonton oleh masyarakat sehingga akan semakin besar kemungkinan konsumen tertarik terhadap iklan tersebut. 3. Intensitas Iklan Intesitas dalam melihat iklan yaitu banyaknya orang yang melihat iklan tersebut dengan fokus dikarenakan dalam ikan tersebut terdapat berbagai macam hal yang dapat membuat individu terkesima, comtohnya: warna, tulisan bahkan gambar atau foto. Penulis menyimpulkan dari beberapa pengertian terpaan media iklan tersebut sebagai berikut. Terpaan media adalah banyaknya informasi yang diperoleh dari media melalui kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang berhubungan dengan frekuensi, atensi, dan durasi dalam memperoleh informasi. 2.5. Awareness (Kesadaran) Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Salahsatuhalyang membedakanantarsatujenisprodukyang satu denganproduklainnyaadalahmedia penyampaian ditujukankepadakonsumendanbagaimanacara komunikasipemasaranyang mempersuasikonsumen. Perusahaanmenerapkanstrategikomunikasipemasaranefektifyang dapat 41 menciptakanbrandawarenessmasyarakatdengancara antara lain menyelenggarakan program komunikasikhusus sponsorship, pameran, media promosi iklan, personalselling,salespromotion,i k l a n televisi maupunpublisitasdengantujuanmembangun kesadaran merek di hati konsumen.27 Kekuatan iklan produk ditelevisi dapat menyadarkan konsumen akan suatu produk/merek/kampanye dan dapat diketahui melalui Model Hierarki Efek, setidaknya ada tujuhdimensi yang menjadi bagian dari model ini, diantaranya adalah perhatian (attention), kesadaran(awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan(liking), preferensi(preference), keyakinan (conviction) dan pembelian (purchase). Pengertian ketujuhdimensi pengukuran model hierarchy of effect tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut:28 “Respon perhatian digunakan untuk mengetahui seberapa baik iklan yang dipromosikan sehingga menarik perhatian khalayak. Respon kesadaran diperlukan untuk meilhat seberapa baik iklan yang dipromosikan sehingga pemirsa mau mengetahui lebih lanjut. Respon Pengetahuan di gunakan untuk mengetahui manfaat dan pesan iklan yang disampaikan. Perhatian (Attention) terjadi akibat dari stimulus yang masuk, sehingga yang lain akan diabaikan dan seterusnya akan menarik perhatian khalayak. Sedangkan kesadaran (Awareness) berfungsi sebagai penafsiran dari stimulus yang masuk, sehingga khlayak mau mengetahui lebih lanjut. Respon 27 Aker, David A, Manajemen Ekuitas Merek, PT Gramedia Pustaka, utama Jakarta. 2009 28 Durianto, Darmadi dkk. 2003, op, cit 42 pengetahuan(Knowledge) terjadi akibat dari proses perhatian dan pemahaman, dimana melalui tahapan ini khalayak mulai timbul pengetahuan baru mengenai manfaat produk yang diiklankan. a. Dimensi Kesadaran(Awareness) Dimensi pembangkit respon kesadaran dimulai dari perhatian dan pemahaman, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi perhatian memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Kesadaran adalah kemampuan menghayati perasaan orang lain atau merasakan apa yang dirasakan orang lain. Pemahaman dalam periklanan adalah respon afektif yang berakar dari pengertian mengenai status atau kondisi emosi orang lain. Dimensi awareness merupakan dimensi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh keuntungan dari iklan tersebut, yaitu keinginan konsumen untuk membeli produk perusahaan. kognitif adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi. Proses persuasi ditentukan melalui tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan promosi sebuah produk. Untuk menetapkan tujuan, harus mengetahui status terbaru dari audiens sasaran, terutama mengenai variabel hierarki responsnya seperti kesadaran, pengetahuan, citra, sikap, dan minat untuk kemudian menentukan pada tingkat mana konsumen harus dirubah dengan kampanye periklanan (Belch, 2004, :206). Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan. Berbagai 43 anteseden dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan konsumen dalam beberapa cara, termasuk cara konsumen merespons iklan, produk yang diiklankan, dan keputusan pembelian.29 b. Dimensi Pengetahuan (Knowledge) Dimensi Affectivemenunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan konsumen. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas produk, bentuk produk, merek, dan model. Contoh Iklan kampanye di media Televisi menjadikan konsumen ingin melihat iklan kampanye tersebut di media lain. 2.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Hipotesis ini dimaksudkan untuk memberi arah bagi analisis 29 Barban, Arnold M. Cristol, Steven M, Kopec and Frank Jefkins. Essential of Media Planning: Marketing View Point, Third Edition, USA: NTC Business Book. 2009 44 penelitian . Disini kesimpulan sementaranya adalah : a. Ha : Adanya hubungan antara terpaan iklan televisi BNI Syariah dengan campaign “Hasanah, Titik” terhadap awareness masyarakat Kota Bogor. Ho : Tidak ada hubungan antara terpaan iklan televisi BNI Syariah dengan campaign “Hasanah, Titik!” terhadap awareness masyarakat Kota Bogor