BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh investor untuk melihat dan menilai kinerja suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut sedang dalam kondisi baik atau buruk. Untuk dapat melihat dan menilai laporan keuangan suatu perusahaan, investor harus memiliki pengetahuan yang cukup di bidang akuntansi karena banyaknya standar-standar yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam menyusun suatu laporan keuangan. Perusahaan di Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyusun laporan keuangan, dimana ada beberapa PSAK yang diadopsi melalui US General Accepted Accounting Principles (GAAP). Tetapi, ada beberapa perusahaan di Indonesia yang telah mulai menyusun laporan keuangan perusahaan mereka dengan menggunakan PSAK yang berbasis International Financial Reporting Standards (IFRS), di mana standard tersebut akan mulai diterapkan oleh setiap perusahaan yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu perusahaan terbuka (Tbk) pada tahun 2012 di Indonesia. PSAK 14 (revisi 2008) tentang Persediaan merupakan salah satu standar akuntansi yang telah mengadopsi standar IFRS. Menurut Cushing dan LeClere (1992) dalam Mukhlasin (2001) bahwa 20% dari total assets adalah persediaan, sehingga dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan salah satu aset perusahaan yang memiliki nilai besar 1 seperti halnya persediaan yang terdapat pada perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer goods (barang konsumsi). Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri consumer goods memiliki nilai persediaan yang besar dikarenakan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat merupakan bahan baku untuk diproduksi maupun barang jadi yang digunakan untuk dijual. Dalam menilai persediaan-persediaan tersebut, perusahaan harus memilih metode penilaian persediaan yang paling tepat untuk digunakan. Pada akun persediaan (inventories), menurut PSAK 14 (revisi 2008) yang mengadopsi dari IAS 2 Inventories, bahwa hanya beberapa metode yang boleh digunakan untuk menilai persediaan, yaitu metode FIFO (First In First Out/Masuk Pertama Keluar Pertama) dan metode rata-rata (average). Tetapi, sebelum diterapkannya PSAK 14 (revisi 2008), perusahaan dapat memilih salah satu di antara tiga metode yang diperbolehkan untuk menilai persediaan, yaitu, metode FIFO, LIFO, dan rata-rata (average). Ketiga metode tersebut merupakan standar PSAK 14 yang masih berbasis US GAAP. Walaupun ketiga metode penilaian persediaan tersebut boleh digunakan, tetapi sudah banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menggunakan metode FIFO dan metode rata-rata untuk menilai persediaan perusahaan mereka. Padahal, sebelum PSAK 14 mengadopsi IAS 2 Inventories, perusahaan diperbolehkan untuk menggunakan metode LIFO (Last In First Out/Masuk Terakhir Keluar Pertama) untuk menilai persediaan perusahaan, dimana metode tersebut dapat membantu perusahaan dalam penghematan pajak (tax saving) begitu juga dengan metode rata-rata dibandingkan dengan menggunakan metode FIFO yang membuat 2 perusahaan akan membayar pajak lebih besar dikarenakan laba perusahaan menjadi lebih tinggi dalam menggunakan metode tersebut. Dengan adanya standar PSAK 14 (revisi 2008) yang mengatur metode penilaian persediaan yang boleh digunakan perusahaan untuk menilai persediaan, maka perusahaan harus mengikuti standar tersebut. Tetapi selain standar, adanya faktor-faktor lain yang dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menggunakan metode penilaian persediaan yang paling tepat untuk digunakan oleh perusahaan dalam menilai persediaannya. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Taqwa (2001) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), dengan menggunakan faktor-faktor yang didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang memfokuskan pada faktor-faktor yang mungkin mempunyai pengaruh bagi perusahaan dalam pemilihan metode penilaian persediaan. Faktor-faktor yang digunakan Taqwa (2001) dalam penelitiannya, yaitu struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, financial leverage, variabilitas persediaan dan rasio lancar. Menurut hasil penelitian Taqwa (2001) adalah adanya pengaruh dari ukuran perusahaan dan variabilitas persediaan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Sedangkan, struktur kepemilikan, financial leverage dan rasio lancar tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Taqwa (2001), yaitu meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan, dengan 3 menggunakan faktor-faktor yang sama. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Taqwa (2001) adalah pada sampel bidang industri perusahaan bergerak dan periode penelitian. Penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar karakteristik perusahaan yang akan diteliti sama dan periode penelitiannya adalah tahun 2007-2009. Alasan menggunakan periode tahun 2007-2009 karena pada periode tersebut merupakan masa transisi standar PSAK 14 yang mengatur tentang persediaan mengadopsi IAS 2 Inventories menjadi PSAK 14 (revisi 2008), dimana dalam menilai persediaan, perusahaan hanya boleh menggunakan salah satu metode (FIFO atau rata-rata) yang paling tepat untuk digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penilaian Persediaan Sesuai Dengan PSAK 14 (Revisi 2008) Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. I.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah masa transisi PSAK 14 menjadi PSAK 14 (revisi 2008) yang diadopsi dari IAS 2 Inventories, serta faktor struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, financial leverage, variabilitas persediaan, dan rasio lancar yang berpengaruh dalam pemilihan metode penilaian persediaan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008) pada perusahaan manufaktur 4 yang bergerak di industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009. I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : • Untuk mengetahui apakah selama masa transisi PSAK 14 menjadi PSAK 14 (revisi 2008) yang diadopsi dari IAS 2 Inventories, faktor struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, financial leverage, variabilitas persediaan, dan rasio lancar berpengaruh pada pemilihan metode penilaian persediaan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008) pada perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Manfaat dari penelitian ini, yaitu: • Bagi penulis, agar dapat menambah wawasan tentang pemilihan penerapan metode penilaian persediaan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008) yang akan digunakan oleh perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods. • Bagi investor, untuk mengetahui lebih jelas apakah adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan yang akan digunakan oleh perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang akan berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap perusahaan. I.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 5 1. Penelitian tersebut merupakan riset kuantitatif dimana riset tersebut menggunakan pengujian hipotesis dan pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung, yaitu mengambil data-data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun situs resmi perusahaan yang akan diteliti. 2. Riset dalam penelitian ini adalah riset kausal. 3. Penelitian tersebut melibatkan urutan waktu (time series) selama 3 tahun, yaitu tahun 2007-2009. Kedalaman riset tersebut mendalam tetapi hanya melibatkan beberapa objek saja (studi kasus). 4. Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung, yaitu melakukan observasi dan juga mengambil data arsip laporan keuangan (financial statement) baik dari situs Bursa Efek Indonesia maupun situs resmi perusahaan yang akan diteliti. 5. Lingkungan penelitian tersebut merupakan lingkungan nonconvited setting, yaitu lingkungan riil (field setting). 6. Unit analisis penelitian ini melibatkan organisasi, yaitu perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2009. 7. Penelitian tersebut juga merupakan penelitian menggunakan model empiris dengan variabel X independen dan variabel Y dependen. I.5 Sistematika Pembahasan Berikut adalah gambaran singkat mengenai setiap bab pada penelitian tersebut yang disusun secara sistematis : 6 BAB I PENDAHULUAN Bab tersebut dibagi menjadi 5 (lima) subbab yang menjelaskan mengapa memilih topik penelitian tersebut, yaitu latar belakang penelitian; ruang lingkup penelitian; tujuan dan manfaat penelitian; ringkasan metodologi penelitian; dan sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan hipotesis. Pada bagian landasan teori, akan dijelaskan mengenai teori-teori yang terkait dengan persediaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan, yaitu definisi persediaan; metode penilaian persediaan; barang konsumsi (consumer goods); struktur kepemilikan; ukuran perusahaan; financial leverage; variabilitas persediaan; dan rasio lancar. Sedangkan pada bagian pengembangan hipotesis, akan dijelaskan mengenai jawaban sementara atas penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam bentuk hipotesis dan Ha (hipotesis alternatif). BAB III DESAIN PENELITIAN Bab tersebut akan membahas tentang desain penelitian. Desain penelitian akan membahas secara singkat gambaran penelitian tentang jenis dan sumber data; penentuan jumlah sampel; metode 7 pengumpulan sampel; metode analisis data; metode penyajian data; uji statistik; dan operasionalisasi variabel. BAB IV HASIL PENGUJIAN Bab tersebut akan membahas tentang hasil dari pengujian yang dilakukan terhadap objek penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode analisis data yang juga menggunakan bantuan perangkat lunak, yaitu Statistical Package and Service Solution (SPSS) versi 19. Bab tersebut juga akan menguraikan hasil dari pengujian yang dilakukan terhadap objek penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab tersebut akan memberikan ringkasan dan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap objek penelitian. Selain itu, adanya penjelasan tentang keterbatasan pada penelitian ini. 8