BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan pendirian rumah sakit adalah atas dasar naluri rasa ingin tolong menolong, rasa sosial, rasa belas kasihan dan simpati diantaranya sesama. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Adikoesoemo, 1995). Dalam era globalisasi dan era pasar bebas, dimana persaingan akan sedemikian ketat, menuntut semua bidang pembangunan mempersiapkan diri untuk menghadapi era tersebut. Termasuk rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dituntut untuk meningkatkan pengelolaannya agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan (Soejadi, 1996). Dengan diterapkannya standar pelayanan rumah sakit oleh Departemen Kesehatan, maka peran pusat data dan informasi dalam manajemen rumah sakit makin dirasakan kebutuhannya. Kehadiran sistem pencatatan rekam medik dan kaitannya timbal balik diharapkan dapat ikut membantu menilai sejauh mana keberhasilan misi rumah sakit itu. Untuk dapat menilainya, perlu adanya kriteria dengan perangkat tolak ukur yang sensitif (Riyadi, 1993). Universitas Sumatera Utara Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai (Wandy, 2009). Penilaian efisiensi rumah sakit pada dasarnya menilai efisiensi pelayanan medik yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit serta efisiensi pemanfaatan penunjang medik rumah sakit. Untuk menilai efisiensi rumah sakit, dapat dipergunakan grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson sebagai salah satu indikator pengelolaan rumah sakit adalah suatu pengetahuan baru yang belum banyak diketahui dan tampaknya sangat diperlukan oleh pengelolapengelola rumah sakit dalam menyusun perencanaan maupun pengambilan kebijakan, disamping itu grafik Barber Johnson merupakan salah satu prasyarat penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit (Hartono, 1991). Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit (Sabarguna, 2005). Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini pekerjaan Universitas Sumatera Utara pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80-an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan sistem informasi rumah sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM (Sanjoyo, 2008). Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sebagai Rumah Sakit tipe C berkomitmen teguh dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pasiennya. Komitmen ini menjadikan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati berkembang mengikuti kemajuan zaman saat ini dan terus mengutamakan Sumber Daya Manusia yang terampil dan berkualitas, ramah dalam pelayanan serta mengutamakan kepuasan bagi pasien. RSU Mitra Sejati juga ikut dalam program pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit. Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati melakukan perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO menggunakan sistem DOS tetapi masih belum dapat menunjukkan Grafik Barber Johnson, sehingga grafik Barber Johnson masih manual. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan alat bantu berbasis komputer yang dapat memudahkan dalam penghitungan BOR, LOS, TOI, dan BTO pada grafik Universitas Sumatera Utara Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati. Dengan sistem komputer maka pembuatan grafik Barber Johnson dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat dibanding dengan penyelesaian secara manual. 1.2 Rumusan Masalah Masalah di rumah sakit Mitra Sejati adalah masih manualnya pembuatan grafik Barber Johnson sehingga sulit dalam melihat efisiensi rumah sakit tersebut. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Membuat Program Grafik Barber Johnson dengan menggunakan komputer di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per bulan 2. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per triwulan 3. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per semester 4. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per tahun 1.4 Manfaat 1. Memberikan kemudahan dalam memperoleh Grafik Barber Johnson secara otomatis. 2. Memberikan kemudahan bagi Rumah Sakit Mitra Sejati terutama bagian rekam medis dalam membuat laporan grafik Barber Johnson setiap bulan, triwulan, semester, dan tahunannya. Universitas Sumatera Utara