Isolasi Dan Uji Genotoksisitas Inhibitor

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak nenek moyang kita ada, secara tidak langsung mereka telah
menggunakan bioaktif dari alam sebagai obat tradisional yang mampu mengobati
penyakit ringan maupun penyakit yang ganas seperti tumor dan kanker. Meskipun
pada era globalisasi ini sudah banyak jenis obat-obatan modern yang dapat
mengobati penyakit tersebut namun sebagian masyarakat masih mempertahankan
penggunaan obat-obatan alami dari alam.
Secara umum penggunaan obat tradisional yang digunakan di Indonesia
merupakan jamu-jamuan yang berasal dari tumbuhan yang hidupnya di pesisir
laut seperti bakau dan tumbuhan pesisir. Salah satu contoh tumbuhan pesisir
adalah katang-katang (Ipomoea pes-caprae). Katang-katang telah dikenal secara
luas oleh masyarakat kita sebagai obat reumatik/nyeri persendian, myalgia (sakit
otot/pegal-pegal), perdarahan pada wasir (haemorrhoid), pembengkakan gusi, dan
sakit gigi, sedangkan Pangrayoon et al. (1989) mengatakan bahwa tumbuhan
katang-katang merupakan tumbuhan obat yang telah digunakan di berbagai negara
untuk mengobati penyakit seperti peradangan (inflammatori), penyakit perut,
diare dan migran atau sakit kepala. Katang-katang dikenal dengan nama lokal
yang berbeda-beda, seperti tang katang, daun katang, alere, leleri, dalere, batata
pantai, tapak kuda, andah arana, daredei, watata-ruruan, dolodoi, tilalade, marimari, wedor, tati raui, ngemir ngamir, loloro, bulalingo, wedule, ma an teng
(China) (BPPT 2005).
Souza et al. (1999) meneliti katang-katang sebagai antinociceptive,
sedangkan hasil penelitian Hardjito dan Kingston (2004) telah membuktikan
bahwa ekstrak daun katang-katang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel
kanker rahim. Selain itu Agustiningrum (2004) meneliti daun katang-katang
sebagai antioksidan, Teramachi et al. (2005) meneliti katang-katang sebagai
inhibitor kolagenase, Road map penelitian daun katang-katang dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Hasil penelitian Hardjito dan Kingston (2004) serta Teramachi et al. (2005)
mendasari untuk dilakukan penelitian lebih lanjut pada katang-katang sebagai
2
inhibitor suatu enzim lainnya, dalam hal ini enzim topoisomerase I, sebab enzim
topoisomerase I banyak ditemukan dalam kelimpahan yang sangat tinggi pada sel
kanker dibandingkan sel sehat/normal. Dari hasil penelitian ini diharapkan
tumbuhan katang-katang dapat dijadikan sebagai inhibitor enzim topoisomerase I
yang dapat diaplikasikan untuk pengobatan penyakit kanker.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam usaha mengembangkan obat tradisional, salah satu tumbuhan pesisir
yang menarik perhatian karena memiliki aktivitas antioksidan dan diduga
mempunyai aktivitas antikanker adalah katang-katang. Namun kandungan kimia
zat aktif dan tingkat keamanannya belum diketahui. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian terhadap ekstrak katang-katang secara ilmiah.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan ekstrak bahan aktif dari daun
katang-katang, mengetahui golongan senyawa dalam daun katang-katang,
mendapatkan ekstrak sebagai inhibitor topoisomerase I dari daun katang-katang,
mendapatkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) ekstrak yang aktif
sebagai inhibitor topoisomerase I, mendapatkan dosis efektif genotoksik ekstrak
yang memiliki aktivitas inhibitor topoisomerase I terhadap Seratia marcescens,
mendapatkan fraksi aktif dan mengetahui senyawa fraksi murni.
1.4 Hipotesis Penelitian
Daun katang-katang mengandung senyawa bioaktif inhibitor topoisomerase
I dan tidak bersifat genotoksik.
Download