8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Terminologi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal
Terminologi mengenai pasar modal sebagai terjemahan dari Capital Market,
menurut
Ensiklopedia
Ekonomi
Keuangan
dan
Perdagangan
(Abdurrahman,A,1911:169) berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara
dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dan untuk kapital suatu perusahaan, merupakan
pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.
Marzuki Usman dkk (1997 : 11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar
modal didefenisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka
panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang
diterbitkan oleh pemerintah (public authorites) maupun oleh perusahaan swasta
(private sectors).
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, Pasal 1 angka 13, pasar
modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Saham didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikkan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Darmadji,2006). Wujud
saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli
atau meiliki saham:

Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham
tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap
saham-atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepda setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham
yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut.
9
Universitas Sumatera Utara

Capital Gain
Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Pemodal
dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
Di samping dividen dan capital gain, maka pemegang saham juga
dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika ada), yaitu saham yang
dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham.
Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut
pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
Menurut Darmadji (2006), ada beberapa resiko yang dihadapi pemodal
dengan kepemilikkan sahamnya yaitu :
1. Tidak Mendapat Dividen
Perusahaan
akan
membagikan
dividen
jika
operasi
perusahaan
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal
untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan
capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya
10
Universitas Sumatera Utara
pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga
beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss.
Di samping resiko di atas , seorang pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya yaitu:

Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan
tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di-delist.

Saham Di-delist dari Bursa (Delisting)
Suatau saham perusahaan di-delist dari Bursa umumnya karena kinerja yang
buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan Peraturan Pencatatan Efek di bursa.
Saham yang telah di-delist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa,
namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak
terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang
jauh dari harga sebelumnya.
11
Universitas Sumatera Utara

Saham Di-Suspend
Di samping dua resiko di atas maka resiko lain yang juga “mengganggu” para
pemodal untuk melakukan aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di-suspend
alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian
pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend
biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan,
dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu
beberapa hari perdagangan.
2.3 Obligasi
2.3.1 Deskripsi Obligasi
Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi pemerintah
dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi
merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada
investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return)
berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika
obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. (Adler, Desmon, Wilson; 2007).
Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang mengindikasikan
bahwa sebuah perusahaan telah meminjam sejumlah uang tertentu dan berjanji untuk
membayarnya di masa depan dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Syarat
yang ditentukan sebelumnya adalah waktu jatuh tempo, coupon interest rate, dan
12
Universitas Sumatera Utara
periode pembayaran bunga. (Gitman; 2003).
Sedangkan menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005), obligasi sering disebut
sebagai fixed-income securities, karena obligasi menawarkan aliran pendapatan kas
yang tetap atau aliran pendapatan kas dengan formula yang sudah ditentukan
sebelumnya. Obligasi relatif mudah dimengerti karena besarnya pembayaran sudah
ditentukan dari awal dan risiko yang ditanggung dapat menjadi relatif kecil selama
penerbit obligasi dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar hutangnya.
2.3.2 Jenis-jenis Obligasi
Terdapat berbagai macam jenis-jenis obligasi, yang dikelompokkan
berdasarkan criteria tertentu. Berikut ini adalah jenis-jenis obligasi:
1. Obligasi dilihat dari sisi penerbitnya:
a. Corporate Bonds merupakan obligasi yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan
baik perusahaan yang berbentuk BUMN ataupun swasta.
b. Government Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah guna
membiayai proyek-proyek yang terkait dengan kepentingan publik.
2. Obligasi yang dilihat dari sistem pembayaran bunganya:
a. Zero Coupon Bonds yaitu obligasi yang pembayaran bunganya tidak dilakukan
secara periodik. Namun bunga dan pokok dibayarkan secara bersamaan pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.
13
Universitas Sumatera Utara
b. Coupon Bonds yaitu obligasi dengan kupon yuang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbit obligasi tersebut.
c. Fixed Coupon Bonds yaitu obligasi yang memiliki tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan pembayarannya
dilakukan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds yaitu obligasi yang memiliki tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan tertentu seperti
Average Time Deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Obligasi dilihat dari hak penukaran/opsinya:
a. Convertible Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan
afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeliu kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Obligasi dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
14
Universitas Sumatera Utara
a. Secured Bonds adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.Dalam kelompok ini
termasuk di dalamnya adalah:
 Guaranteed Bonds adalah obligasi dimana pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan penanggungan dari pihak ketiga.
 Mortgage Bonds adalah obligasi dimana pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
 Collateral Trust Bonds adalah obligasi yang penjaminannya menggunakan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak
perusahaan yang dimilikinya.
b. Unsecured Bonds adalah obligasi yang penjaminannya bukan dengan kekayaan
tertentu melainkan dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Obligasi dilihat dari segi nominalnya:
a. Konvensional Bonds adalah obligasi yang umumnya diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 Milyar per 1 lot.
b. Retail Bonds adalah obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal
yang kecil baik corporate bonds (obligasi yang diterbitkan perusahaan) maupun
government bonds (obligasi yang diterbitkan pemerintah).
6. Obligasi dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional Bonds adalah obligasi yang perhitungannya menggunakan sistem
kupon bunga.
15
Universitas Sumatera Utara
b. Syariah Bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dengan dua macam obligasi
syariah, yaitu:
 Obligasi Syariah Mudharabah adalah obligasi syariah yang menggunakan akad
bagi hasil sedemikian rupa sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
 Obligasi Syariah Ijarah adalah obligasi syariah yang menggunakan akad sewa
sedemikian
sehingga
kupon
(fee
ijarah)
bersifat
tetap
dan
bias
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
Sumber : BEI
2.4 Bond Rating
2.4.1 Deskripsi Bond Rating
Dalam arti luas Bond Rating merupakan suatu tingkat pengukuran kualitas
dan keamanan dari sebuah bond yang didasarkan oleh kondisi finansial dari bond
issuer. Dalam arti sempit, Bond Rating merupakan hasil dari evaluasi yang dilakukan
lembaga pemeringkat yang merupakan indikator kemungkinan bond issuer untuk
dapat membayar hutang dan bunganya tepat waktu.
Tujuan utama proses rating adalah memberikan informasi akurat mengenai
kinerja keuangan, posisi bisnis industri perseroan yang menerbitkan surat hutang
(obligasi) dalam bentuk peringkat kepada calon investor (Rahardjo,2004).
16
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Manfaaat Bond Rating
Manfaat umum dari proses Bond Rating adalah (Rahardjo,2004) :
1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut
berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan
transparan juga.
2. Efisiensi biaya. Hasil rating yang bagus, biasanya memberikan keuntungan
yaitu
menghindari
kewajiban
persyaratan
keuangan
yang
biasanya
memberatkan perusahaan seperti penyediaan sinking fund, ataupun jaminan
asset.
3. Menentukan besarnya coupon, semakin bagus rating cenderung semakin
rendah nilai coupon dan begitu pula sebaliknya.
4. Memberikan
informasi
yang
obyektif
dan
independen
menyangkut
kemampuan pembayaran hutang, tingkat resiko investasi yang mungkin
timbul serta jenis dan tingkatan hutang tersebut.
5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada
umumnya.
Beberapa manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut:
 Informasi risiko investasi. Tujuan utama investasi adalah untuk meminimalkan
resiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal.Bond rating diharapkan dapat
memberikan informasi risiko yang dapat diketahui lebih jelas posisinya.
17
Universitas Sumatera Utara
 Rekomendasi investasi. Berdasarkan hasil peringkat obligasi investor dapat dengan
mudah mengambil keputusan investasi. Sehingga investor dapat melakukan strategi
investasi akan membeli atau menjual sesuai perencanaannya.
 Perbandingan. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam membandingkan obligasi
yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku
bunga dan metode penjaminannya.
2.4.3 Teori yang Berkaitan dengan Bond Rating
 Signaling Theory
Asumsi utama teori sinyal adalah manajemen perusahaan yang mempunyai informasi
yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan
manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang
diharapkannya, artinya manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih
lengkap dan akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (investor) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika
manajemen perusahaan tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang
diperolehnya tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar
modal, sehingga jika manajemen menyampaikan semua informasi yang diperolehnya
tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga
jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar maka umumnya pasar akan
merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya suatu peristiwa
(event) tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, yang tercermin dari
18
Universitas Sumatera Utara
perubahan harga dan volume perdagangan yang terjadi (Baridwan dan Budiarto,
dalam Festasina, 2004:26).
 Teori Kandungan Informasi
Menurut Sudarsanam(1998), dalam Parwanto (2006:32), teori kandungan informasi
ini pertama kali dikemukakan oleh Modigiallin dan Miller (1990), yang
mengasumsikan bahwa informasi jika informasi pengumuman terhadap suatu
peristiwa mempunyai kandungan informasi yang dapat mempengaruhi preferensi
investor dalam pengambilan keputusan investasinya, maka seharusnya terjadi
perbedaan antara harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
pengumuman tersebut.
2.4.4 Lembaga Pemeringkatan
Proses pemeringkatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu corporate rating dan
securities rating (Astuti & Prasetio 2002:2). Corporate rating adalah pemeringkatan
yang dilakukan untuk menilai suatu perusahaan secara menyeluruh. Securities rating
adalah pemeringkatan yang dilakukan terhadap suatu produk efek yang dikeluarkan
oleh perusahaan, misalnya bond rating.
Adapun lembaga yang bertugas untuk melakukan evaluasi dan analisis atas
kemungkinan macetnya pembayaran surat hutang seperti, Fitch, Standard and Poor
(S&P), Moody’s dan sebagainya. Di Indonesia hanya dikenal 2 lembaga pemeringkat
surat hutang yaitu PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan Moody’s Indonesia.
Terdapat beberapa peringkat hutang menurut PEFINDO:
19
Universitas Sumatera Utara
a. idAAA. Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor
memiliki kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya.
b. idAA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya.
c. idA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah
terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan
sekuritas hutang dengan rating yang lebih tinggi.
d. idBBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi
dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi
komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya.
e. idBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial
20
Universitas Sumatera Utara
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah
terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis,
keuangan dan kondisi ekonomi lainnya.
f. idB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas untuk
memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran
hutangnya, adanya perubahan kondisi kondisi bisnis, keuangan dan
kondisi ekonomi lainnya dapat melemahkan kapasitas atau willingness
pemenuhan kewajiban obligor tersebut.
g. idCCC. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya.
h. idD. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak
memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi default.
21
Universitas Sumatera Utara
Pada peringkat dari idAA sampai idB dapat dimodifikasi menggunakan notasi
plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat
tersebut.
Adapun yang disebut dengan rating outlook adalah penilaian atas prospek jangka
menengah dan panjang mengenai obligor yang diperingkat. Dalam penentuannya,
rating outlook mengevaluasi perubahan kondisi perekonomian serta bisnis dari
obligor tersebut. Penilaian rating outlook tidak dapat digunakan sebagai patokan
untuk menentukan credit alert atas sekuritas yang diperingkat.
Beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut :
Outlook Definisi
Positif Rating diperkirakan mengalami peningkatan.
Negatif Rating diperkirakan mengalami penurunan.
Stabil Rating diperkirakan tidak berubah
Developing Rating dapat mengalami baik peningkatan maupun
penurunan.
2.5 Harga Saham
Harga saham perusahaan berbanding lurus dengan nilai perusahaannya.
Semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka semakin tinggi harga sahamnya. Investor
sangat memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham
dalam
mengambil
keputusan
untuk
melakukan
investasi,
menjual
atau
memperthankan sahamnya.
22
Universitas Sumatera Utara
Apabila emiten mampu menghasilkan profit yang tinggi dan mampu
menyisihkan profitnya ke dalam dividen maka dividennya akan dibagikan dalam
jumlah yang tinggi. Sehingga menarik para investor untuk membeli saham tersebut.
Akibatnya, harga saham tersebut akan meningkat akibat naiknya permintaan saham.
Sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk
memperoleh capital gain.
Saham memiliki tiga macam nilai (Situmorang:2008), yaitu:
1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut.
2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi jika saham tersebut
diperdagangkan di bursa.
3. Nilai interinsik, yaitu nilai ekonomis saham
Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis,
yaitu:
1. Nilai nominal (par value)
Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namun tidak
digunakan untuk mengukur sesuatu.
2. Harga dasar (base price)
Harga perdana dan digunakan dalam perhitungan indeks harga saham.
Untuk saham baru maka harga dasar tersebut merupakan harga dasar
perdana.
3. Harga Pasar (Market Price)
23
Universitas Sumatera Utara
Harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan merupakan harga yang
paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham
pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah tutup maka
harga pasar tersebut adalah harga penutupannya.
Ada beberapa faktor yang menentukan harga saham di pasar modal yaitu:

Taksiran atau harapan atas dividen yang akan diterima oleh investor.

Besar kecilnya keuntungan yang didapat oleh perusahaan

Kondisi perekonomian, politik maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
2.6 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang
diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh
pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham.
Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati
kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan
(Trading Volume Activity). TVA merupakan suatu instrument yang dapat digunakan
untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume
perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan
likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa
suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham
24
Universitas Sumatera Utara
tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas atau dengan
kata lain saham tersebut memilikki tingkat likuiditas yang tinggi
2.7 Penelitian Terdahulu
Vera MS (2011) dengan judul “Analisis Pengaruh Pengumuman Bond Rating
terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penelitian ini
digunakan variabel return saham, bond rating, investment grade, non investment
grade. Dalam penelitian ini berdasarkan hasil metode uji beda yaitu paired sample ttest dan independent sample t-test, pengumuman bond rating tidak berpengaruh
terhadap return saham jika dilihat berdasarkan pengumuman upgrade bond rating dan
downgrade bond rating.
Hashifah Siregar (2012) dengan judul “Pengaruh Pengumuman Bond Rating
terhadap Return Saham dengan Harga Saham sebagai Mediating Variabel pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel yang digunakan adalah
bond rating, harga saham, return saham. Dalam penelitian ini digunakan metode
analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik dan goodness of fit
untuk uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bond rating berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham, namun bond rating dan harga saham secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Penelitian Prasetio dan Astuti (2003) melakukan penelitian pada tahun 1997
sampai tahun 2000. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti apakah ada
perbedaan return saham pada 5 hari sebelum pengumuman, pada saat pengumuman,
25
Universitas Sumatera Utara
dan 5 hari setelah pengumuman bond rating. Peneliti tidak membedakan adanya
kenaikan atau penurunan bond rating dari perusahaan sampel.
Penelitian Karyani dan Manurung (2006) merupakan lanjutan dari penelitian
Prasetio dan Astuti. Karyani dan Manurung meneliti apakah ada pengaruh
pengumuman bond rating terhadap abnormal return saham pada 10 hari sebelum
pengumuman, pada saat pengumuman dan pada 20 hari setelah pengumuman bond
rating. Karyani dan Manurung juga meneliti apakah terdapat perbedaan tingkat return
saham perusahaan yang mengalami perubahan bond rating kualitas investment grade
dengan non investment grade. Return yang digunakan adalah return 5 hari sebelum
pengumuman, pada saat pengumuman dan 5 hari sesudah pengumuman bond rating.
Penelitian Helena dan Christina (2009) bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pengumuman perubahan bond rating terhadap return saham yang
dilihat dari abnormal return pengumuman upgrade, downgrade dan abnormal return
antara perusahaan keuangan dan non keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa hanya pengaruh downgrade bond ratring yang berpengaruh signifikan
terhadap abnormal return dikarenakan investor menganggap bahwa pengumuman
penurunan perlu mendapat perhatian lebih.
26
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka Konseptual
Bond Rating
Harga Saham Sektor
Volume Perdagangan Saham
Perdagangan, Jasa, Investasi
Sektor Perdagangan, Jasa,
Investasi
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dilihat bahwa pengumuman bond
rating merupakan informasi baru yang diserap oleh pasar yang mengakibatkan
perubahan harga dan volume perdagangan saham sektor perdagangan, jasa dan
investasi. Pengumuman bond rating akan memberikan dampak pada harga saham dan
volume perdagangan saham apabila dibandingkan dengan hari-hari di luar
pengumuman.
27
Universitas Sumatera Utara
Download