BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Pemasaran a) Definisi Pemasaran Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2007) pemasaran adalah satu fungsi yang organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, pengkomunikasikan,dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut drucker seorang ahli teori manajemen terkemuka dikutip oleh Kotler dan Keller (2007) orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana– mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual diri sendiri.Idealnya , pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Menurut Kotler, Armstrong (2006) pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan demikian bahwa Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat dan juga memenuhi kebutuhan secara menguntungkan.Jangkauan pemasaran sangatlah luas.Berbagai tahapan kegiatan harus dilalui oleh barang-barang dan jasa sebelum samapai ke tangan konsumen. b) Manajemen Pemasaran Menurut Kotler & Keller (2007) manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelnggan yang unggul. Menurut Kotler &Amstrong (2008) Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Menurut Kottler (2005) Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksaaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi , gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi. Tujuan Manajemen Pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat,jangakauan waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai sasarannya. c) Bauran pemasaran http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya marketing management (2012), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangakat alat pemasaran perusahaan menggunakan untuk mengejar tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yaitu produk, harga, promosi, dan sistem distribusi (Dharmmesta 2010) keempat unsur bauran pemsaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarahkan kepada efektivitas layanan dan kepuasan konsumen. 2. Kualitas Produk a) Definisi Kualitas Produk Kualitas produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk, perusahaan dapat menerapkan ”Total Quality Manajemen(TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan. Menurut American Society For Quality Control yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2009) definisi kualitas yaitu totalitas fitur dan karakteristik barang atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Kotler and Amstrong (2006) produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kualitas berpengaruh untuk memuaskan kebutuhan konsumen, kualitas tersebut harus memenuhi harapan komsumen, karena jika tidak harapan konsumen terhadap suatu produk terpenuhi, maka konsumen akan loyal dengan sendirinya atas produk yang ia konsumsi atau rasakan dan produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2006) menyatakan bahwa untuk merencanakan penawaran produk, seorang pemasar perlu memahami tingkat produk, sebagai berikut. 1. Produk utama atau inti (core benefit) yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi dengan baik oleh produsen. 2. Produk generic (generic product) yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3. Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4. Produk pelengkap (augmented Product ) yaitu berbagi atribut prosuk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing. Augmented product merupakan suatu nilai tambah yang berada diluar dari apa yang dibayangkan oleh konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5. Produk potensial (potencial Product) yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan,kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. b) Dimensi Kualitas Produk Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) Para konsumen seringkali menilai kualitas produk atas berbagai macam isyarat informasi yang mereka hubungkan dengan produk,beberapa syarat ini merupakan sifat intrinsik produk, dan yang lain bersifat ekstrinsik. Baik secara tunggal, maupun secara gabungan, bebagai isyarat tersebut tersebut memberikan dasar bagi persepsi kualitas produk Kualitas produk terdiri atas : 1) Performance, merupakan kinerja produk, seperti kualitas peringkat keras (hardware) yang baik, kinerja operating system lebih optimal, sinyal yang kuat dan sebagainya. 2) Reliability, merupakan kehandalan dari sebuah produk, seperti kapasitas menyimpan memory yang besar, kecepatan browsing internet dan sebagainya. 3) Feature, merupakan fitur-fitur yang tersedia pada produk,seperti kemampuan GPS yang baik, kamera yang canggih, dan sebagainya. 4) Serviceability, merupakan kemudahan dalam hal perbaik dan pelayan produk,seperti perawatan yang mudah, suku cadang yang mudah didapat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5) Durability,merupakan daya tahan produk, seperti berapa lama daya tahan produk, produk yang tahan lama biasanya menjadi salah satu yang dijadikan pertimbangan oelh konsumen. 6) Conformance, merupakan kesesuaian yang kualitas yang dijanjikan,iklan harus sesuai dengan kualitas sesungguhnya. 7) Esthetic, produk dibuat dengan design atau tampilan yang menarik. c) Indikator Kualitas Produk Menurut A. Dele Timpe (2009 dalam Muhammad Muli Kalimatillah : 2013), Indikator kualitas produk yaitu : 1. Penampilan (karakteristik produk utama) Penampilan menunjukan sifat operasi dasar meliputi suara dan jelasnya gambar, warna, dan kemampuan menerima dari pemancarpemancar yang jauh. Sehubung ukuran utama penampilan suatu produk khusus biasanya telah jelas, seperti peringkat daya saing jenis-jenis dalam beberapa hal dapat mengukur penampilan, menentukan jenis yang terbaik (kualitas tinggi) dianggap lebih sukar. 2. Keistimewaan (secara terang-terangan dan diam-diam) Keistimewaan produk sering merupakan bumbu dari suatu barang untuk meningkatkan posisi produk. Sebagai contoh, minuman gratis dalam penerbangan yang makan waktu lama, penyetel gelombang otomatis pada sebuah televisi berwarna semuanya merupakan pelengkap terhadap besar pembuatan produk ataupun jasa-jasa yang ditawarkan. Bagi beberapa pemakai, http://digilib.mercubuana.ac.id/ keistimewaan ini membawa manfaat di dalam usaha meningkatkan penampilan dan kualitas yang lebih tinggi 3. Kepercayaan (frekuensi kegagalan) 4. Kesesuaian (sesuai dengan spesifikasi) Kepercayaan dan kesesuaian adalah adalah ukuran-ukuran daripada kualitasnya. Suatu produk yang dapat diandalkan adalah sesuatu yang dapat kita perhitungkan nilainya, dan kerugian dari suatu kegagalan dalam periode tertentu adalah kecil 5. Daya tahan (umur pendek) Nilai ekonomis atau umur produk secara fisik, umumnya diukur dengan menjumlahkan jam. Daya tahan adalah karakteristik dari produk itu sendiri, yang mencerminkan tahun atau mil dimana suatu produk dapat digunakan sebelum perlu dilakukan penggantian. 6. Kemudahan perbaikan (kecepatan dalam perbaikan) Frekuensi perbaikan dan umur produk keduanya berhubungan dengan perhatian pemakai utama. Kemampuan perbaikan suatu produk atau kecepatan suatu perbaikan dengan demikian merupakan unsur penting. 7. Keindahan (kecocokan dan kesempurnaan) 3. Kelompok Acuan a) Definisi kelompok acuan Menurut Schiffman Kanuk, (2007) Kelompok Rujukan adalah setiap orang yang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai dan sikap umum atau khusus, atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ pedoman khusus bagi perilaku. Sedangkan dari perspektif pemasaran, kelompok rujukan merupakan kelompok yang dianggap sebagai kerangka rujukan bagi para individu dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi mereka. Menurut Sumarwan (2014) Kelompok Acuan adalah seseorang individu atau sekelompok orang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah refrensi dalam membentuk respon afektif, kognitif dan perilaku. Kelompok acuian akan memberikan standar nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. b) Dimensi Kelompok Acuan 1. Keluarga Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan penting dalam sosialisasi anggotanya terhadap perilaku penggunaan produk.Seorang ibu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap anak perempuannya dalam mengkonsumsi produk-produk kecantikan termasuk kebiasaan yang terkait dalam pemilihan produk dan berbelanja. 2. Kelompok Persahabatan Kelompok ini merupakan bentuk dari kelompok informal.Konsumen sebagai manusia (makhluk sosial) membutuhkan hubungan sosial melalui persahabatan. Bagai konsumen yang kebutuhan afiliasinya tinggi, keberadaan kelompok persahabatan ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan bekerja sama, bergabung dan berinteraksi dengan orang lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Peran kelompok persahabatan ini sangat penting bagi pemasar untuk pemasaran produk-produk tertentu yang dalam promosinya lebih banyak menggunakan promosi penjualan.Pemasar dapat menjelaskan kepada kelompok tentang produknya atau melalui salah satu anggota kelompok yang mempunyai pengaruh kuat dalam kelompok persahabatan. Jika salah satu anggota kelompok sudah dapat dipengaruhi untuk membeli akan sangat membantu dalam mempengaruhi anggota lain yang ada dalam kelompok persahabatan tersebut. 3. Kelompok Sosial Formal Di dalam masyarakat tentu terdapat sekelompok orang-orang yang secara formal membentuk suatu kelompok.Kelompok- kelompok ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat kepada anggotanya. Contoh kelompok keagamaan akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam nilainilai yang diyakini, dalam memilih majalah, buku bacaan, berpakaian, dan aksesoris yang dikenakan. 4. Kelompok Pembelanja Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok anak muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan berbelanja, karena kesamaan minat dan kebutuhan bergabung dalam satu kelompok. Suatu kelompok dapat disebut sebagai kelompok pembelanj jika terdiri dari dua orang atau lebih yang suka berbelanja bersama dalam waktu yang sama apakah membeli makanan, kebutuhan dapur atau pakaian. Kelompok http://digilib.mercubuana.ac.id/ ini biasanya bersifat informal dan merupaka kelompok primer atau kelompok persahabatan. 5. Kelompok Kerja Di Perusahaan atau di beberapa instansi pemerintah, kelompok kerja ini terbentuk secara formal mengikuti pembagian kerja, umumnya sesuai bidang kerja atau aspek fungsional.Di sela-sela pekerjaan inilah kadangkadang interaksi melalui komunikasi tidak hanya terbatas pada maslah pekerjaan tetapi juga berkenaan dengan masalah sehari-hari termasuk perilaku belanja, pemilihan merek, dan respon terhadap hal-hal terkini mengenai produk yang dipasarkan di pasar. 6. Kelompok Gerakan Konsumen Kelompok ini adalah kelompok dimana konsumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan menyadari pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak konsumen membentuk suatu kelompok. c) Pengaruh Kelompok Acuan Menurut Mowen dan Minor (2002) yang dikutip dalam buku Suryani (2008) terdapat lima faktor penting yang dapat menjelaskan mengapa kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu, termasuk perilaku konsumsi dan pembelian, yaitu : 1) Melalui norma, nilai dan informasi Kelompok yang menyadari pentingnya pencapaian tujuan bersama akan mengembangkan norma-norma guna mengatur dan mengontrol perilaku anggotanya. Melalui norma dan aturam yang diberlakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ pada kelompok inilah, individu akan terpengaruh. Semakin kuat kelompok memegang teguh norma, maka semakin besar pengaruhnya pada perilaku individu. Kemudian, melalui komunikasi dan informasi, akan terjadi pengaruh berupa perubahan pendapat, sikap, dan perilaku. Perilaku belanja dan konsumsi individu dalam kelompok dapat dipengaruhi karena adanya informasi yang mereka terima dari rekanrekan anggota dan kelompoknya. 2) Faktor peran dalam kelompok Individu yang mempunyai peran penting dalam organisasi akan dituntut dapat menjalankan fungsinya sebagai pengambil keputusan yang baik. Melalui pelaksanaan peran inilah kelompok dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang menjadi anggota kelompok. 3) Tuntutan untuk menyesuaikan dengan kelompok Ketika individu masuk dalam suatu kelompok tentu ingin mendapatkan penerimaan dari kelompok.Oleh karena itu untuk mendapatkan penerimaa tersebut, individu berusaha menyesuaikan dirinya dengan aturan dan kebiasaan serta perilaku kelompoknya. 4) Proses perbandingan sosial Melalui proses perbandingan sosial, individu yang ada dalam kelompok akan mengevaluasi sikap dan perilakunya serta berusaha mengubah perilakunya sesuai dengan diri yang diharapkan atau agar tidak berbeda dengan yang lain. 5) Polarisasi Kelompok http://digilib.mercubuana.ac.id/ Fenomena polarisasi terjadi ketika individu sering dapat mudah terpengaruh atau mengubah keputusannya sendiri dan menyesuaikan dengan keputusan kelompok. Dan hal ini juga berdampak pada perilaku individu termasuk dalam proses pembelian. 4. Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2008) Keputusan Pembelian adalah sebuah proses ketika konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut sehingga dapat memecahkan masalahnya. Dalam pemasaran kita tidak lepas dari pengarahan perilaku konsumen, seringkali kebutuhan konsumen ini tidak terpenuhi dan ia akan menunjukan perilaku kecewa. Proses keputusan pembelian konsumen yang dikemukakan Kotler dan Keller (2007) terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa proses membeli yang dilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum tindakan membelian dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian tersebut. dilakukan. Model lima tahap proses pembelian tersebut menjelaskan bahwa konsumen harus melalui lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Namun hal ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah.Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternative Keputusan Pembelian PerilakuPascaPembelian Proses Pembelian Konsumen model lima tahap (kotler & keller 2007) http://digilib.mercubuana.ac.id/ a) Dimensi Keputusan Pembelian a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan,kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasaan memilih(discretionary), misalnya pada barang- barang mewah, paket liburan, dan opsi liburan. Motivasi konsumen perlu ditingakatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbanagn yang serius. b. Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. c. Evaluasi Alternatif Bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir? Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model- model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut akan membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.Ketiga, konsumen memandang masing – masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek- merek yang ada didalam kumpulan pilihan,konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. d. Keputusan Pembelian Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ e. Perilaku pasca pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal- hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli.Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pasca pembelian, kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembelian produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas: jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan – perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal- hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Tindakan pasca pembelian kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian para pemasar juga harus memantau cara membeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjual adalah tingkat konsumsi produk semakin http://digilib.mercubuana.ac.id/ cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membeli lagi.Satu peluang potensial untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk adalah ketika persepsi konsumen atas penggunaan mereka berbeda dari realitas. Konsumen bisa gagal menggantikan produk dengan rentang kehidupan yang relatif singkat dalam satu cara yang tepat waktu, karena ada kecenderungan untuk meremehkan kehidupan produk. Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa keputusan pambelian suatu proses penilaian dan penerimaan dari informasi merek, pertimbangan bagaimana merek-merek yang lain dapat memenuhi kebutuhan konsumen,serta tahapan tahapan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian serta indikator keputusan pembelian. b) Indikator Keputusan Pembelian Indikator keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini menurut Kotler (2009) adalah : a. Prioritas Pembelian Pada Produk Tertentu. b. Mencari informasi c. Mengevaluasi terhadap produk d. Keputusan membeli e. Merekomendasikan Kepada Orang Lain Setelah Melakukan Pembelian. 5. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 NO JUDUL PENELITIAN 1. Pengaruh iklan televisi, kualitas produk dan gaya hidup terhadap keputusan PENELITIAN Mutoharoh, Leonardo Budi Hasiolan2), Maria Magdalena http://digilib.mercubuana.ac.id/ HASIL PENELITIAN Ada pengaruh positif dari variabel kualitas produk terhadap pembelian sabun kesehatan “DETTOL” (di swalayan ada setiabudi semarang) Minarsih3), (2014) 2. Pengaruh brand image, kualitas produk dan reference group terhadap minat beli produk kosmetik lipstik wardah di kota malang Mardhatillah Shanti (2015) 3. Pengaruh gaya hidup dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian sepatu merek crocs Nita Rahma Fadillah (2012) 4. Pengaruh Gaya Hidup (Lifestyle), Kelompok Rujukan (Reference Group) danKeterikatan Merek (Brand Attachment) Terhadap Keputusan PembelianSmartphone Samsung (Studi pada Konsumen Smartphone Samsung diUniversitas Brawijaya) Imron Zamzami Taufik (2015) 5. Pengaruh Gaya Hidup (Life Style), Harga (Price), dan Kelompok Referensi (Reference Group) terhadap Afrida Fatharani, Nawazirul Lubis, Reni Shinta Dewi http://digilib.mercubuana.ac.id/ keputusan pembelian konsumen.Ada pengaruh positif dari variabel iklan televisi, kualitas produk dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen sabun kesehatan “Dettol” di Swalayan ADA Setiabudi Semarang. 1. Variabel brand image, kualitas produk, dan reference group memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel dependen yaitu minat beli produk kosmetik lipstik Wardah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel gaya hidup dan variabel kelompok referensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian smartphoneSamsung. kelompok rujukan berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung di Universitas Brawijaya Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup, harga, dan kelompok referensi Keputusan Pembelian Telepon Seluler Blackberry (Studi Pada Mahasiswa Program S1 Angkatan 2009Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro) 6. memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan dengan kelompok referensi sebagai pemberi pengaruh terbesar. Keterkaitan Antara Variabel a) Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya dan Dinawan (2010) menunjukan hasil bahwa kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Konsumen akan menyukai dan memutuskan membeli produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik.nBerdasarkan dari penelitian terdahulu Mutoharoh, Leonardo Budi Hasiolan, Maria Magdalena Minarsih (2015) telah menelaah bahwa Kualitas Produk mempunyai hubungan terhadap Keputusan Pembelian dan terdapat pengaruh positif Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian b) Pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan pembelian Menurut Rorlen (2007) kelompok referensi yang terdiri dari satu orang atau lebih, yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yang akan membentuk sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku, termasuk didalamnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ pedoman dalam memutuskan pembelian. Roedjinandari (2006) berpendapat bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekstern dan faktor intern.Dimana factor ekstern ini meliputi budaya, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga. Menurut Kotler dan Keller (2009) keputusan pembelian dipengaruhi oleh karakteristik sosial.Faktor sosial meliputi kelompok referensi, keluarga, serta peran danstatus. Konsumen yang memiliki pengetahuan terbatas tentang sebuah produk atau belum berpengalaman membeli akan menggunakan rekomendasi dari kelompok referensi seperti keluarga, rekan kerja, teman yang mereka anggap berpengetahuan dan dipercaya sebagai sumber informasi dan dasar pertimbangan untuk memilih produk. Berdasarkan dari penelitian terdahulu Imron Zamzami Taufik (2015) telah menelaah bahwa Kelompok Acuan mempunyai hubungan terhadap Keputusan Pembelian dan terdapat pengaruh positif Kelompok Acuan terhadap Keputusan Pembelian. B. Rerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kualitas Produk (X1) H1 Keputusan Pembelian (Y) Kelompok Acuan H2 (X2) http://digilib.mercubuana.ac.id/ C. Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi. Hipotesis merupakan pertanyaan penelitian tentang pengaruh variabel – variabel dalam penelitian, serta merupakan pertanyaan yang sangat spesifik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Hipotesis 2 : kelompok acuan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/