BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Posisi Foot Of Slope (FOS) Keberadaan FOS merupakan dasar penarikan titik-titik ketebalan sedimen 1 %, artinya titik-titik FOS inilah yang menjadi titik awal (start) dalam mencapai suatu titik akhir (finish) yang nilai ketebalan sedimennya sama dengan 1 %. Oleh karena itu, semakin jauh titik awalnya maka titik akhirnya akan berpotensi memiliki jarak yang lebih jauh juga dibanding jika titik awalnya lebih dekat dengan titik pangkal. Sementara itu, karena tidak diperolehnya data mengenai nilai kedalaman dari daerah survey, maka batasan nilai maksimumnya tidak menggunakan dua pilihan batas yang disepakati dalam UNCLOS 1982 namun hanya menggunakan satu batasan yaitu batasan dimana batas Landas Kontinen suatu negara adalah maksimum 350 mil laut diukur dari garis pangkal yang terbentuk dari penarikan titik-titik pangkal pada daerah survey. Adapun jarak antara titik pangkal (atau titik interpolasi antara titik pangkal yang satu dengan yang lain) dengan titik FOS tersebut pada daerah kajian yang dibahas pada Bab III, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Jarak Titik Pangkal Dengan Pasangan FOS-nya Titik Pangkal TD.129 (Toro Doro) Interpolasi 1 Interpolasi 2 TD.130A (Tg.Talonan) TD.130-TD.131 (Midpoint) Interpolasi 3 E (m) FOS N (m) E (m) Jarak (M) 9017051.238 661333.814 FOS 2 8772021.007 670082.7407 132.3900506 9012479.609 631062.9688 FOS 3 8761566.071 637922.3828 135.5330892 9001703.562 559709.8346 FOS 4 8754385.603 564615.4751 133.5672825 8993630.922 506257.191 FOS 5 8748995.676 531868.5398 132.8143866 9003277.153 445852.8285 FOS 6 8749934.751 460825.9758 137.0326622 9008290.026 418872.8376 FOS 7 8753732.618 428047.8552 137.5392558 Interploasi 4 9016184.299 358764.5824 FOS 8 8758351.952 359682.6809 139.2192125 Interpolasi 5 TD.134-TD.135 (Midpoint) 9018546.039 329959.6954 FOS 9 8760766.459 332176.1469 139.1949829 9024549.754 259902.1745 FOS 10 8777299.2 260185.7194 133.5047066 9026301.157 242471.1148 FOS 1 8784196.021 244000.8055 130.7289248 9027773.621 227816.234 FOS 11 8782594.025 231118.0625 132.3983952 Interpolasi 6 TD.135 (Tg.Bantenan) N (m) 49 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara titik-titik pangkal (atau interpolasi titik pangkal) dengan titik-titik FOS berada pada jarak rata-rata sekitar 135 mil laut. Nilai jarak ini mengakibatkan potensi untuk menarik batas Landas Kontinen secara maksimum menjadi tidak mungkin dilakukan untuk daerah selatan Sumbawa ini. Karena nilai batasan maksimum yang dipakai adalah 350 mil laut, maka nilai FOS ini belum mencapai nilai maksimum karena jaraknya dari batas maksimum masih bernilai sekitar 215 mil laut bahkan masih berjarak 65 mil laut dari garis batas minimum yaitu 200 mil laut. Penggambaran lebih jelas posisi FOS tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Posisi FOS Terhadap Garis Batas 200 M 4.2 Analisis Penarikan Garis Batas 1% Ketebalan Sedimen Secara geologi penarikan batas Landas Kontinen berdasarkan pada batasan ketebalan sedimen sebesar sama dengan 1%. Nilai 1% ini merupakan perbandingan antara ketebalan sedimen dengan jarak horisontal titik tersebut dengan FOS. Dalam 50 pembahasan sebelumnya telah diperoleh koordinat titik-titik yang memiliki nilai ketebalan sedimen 1%, yaitu: Tabel 4.2 Koordinat Titik Dengan Ketebalan Sedimen 1% Dari FOS ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Longitude 114.6517813 118.5782836 118.2841023 117.6001867 117.3307936 116.6592908 116.3536618 115.7120811 115.4591449 114.7999696 114.5423705 Latitude -11.40978922 -11.57637875 -11.65967352 -11.65967352 -11.65967352 -11.65967352 -11.65967352 -11.57637875 -11.57637875 -11.49308398 -11.40978922 Adapun jarak titik-titik tersebut terhadap FOS masing-masing adalah: Tabel 4.3 Jarak Horisontal Titik FOS Dengan Ketebalan Sedimen 1% Dari FOS ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jarak (M) 25.27201377 28.39189942 27.63391055 23.58220174 20.75149056 21.16366337 23.24357989 20.85832702 22.24268804 26.46519878 24.45643894 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jarak titik FOS dengan titik yang memiliki ketebalan sama dengan 1% adalah berada pada rentang nilai 20 sampai 28 mil laut. Dari informasi ini diketahui bahwa jarak batas Landas Kontinen dengan menggunakan syarat geologi menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan menggunakan pilihan syarat yang lain, dimana batas Landas Kontinen dapat ditarik sejauh 60 mil laut dari FOS. Perbandingan kedua batas tersebut lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini: 51 Gambar 4.2 Perbandingan Landas Kontinen 1% dan 60 M 4.3 Analisis Pemilihan Jenis Garis Batas Landas Kontinen Suatu negara pantai yang berbatasan dengan laut lepas atau berbatasan lebih dari 400 mil laut dengan negara lain memiliki kesempatan untuk menarik batas Landas Kontinen negaranya lebih dari 200 mil laut. Salah satu pilihan penetapan batas terluar Landas Kontinen yaitu dengan menentukan titik-titik yang ketebalan sedimennya bernilai sama dengan 1% dari FOS, dengan batasan garis batas terluar pada penelitian kali ini tidak melebihi garis yang berjarak 350 mil laut dari titik pangkal. Penetapan batas terluar ini dimaksudkan untuk melakukan penetapan batas yang paling luar untuk dijadikan batas negara sejauh-jauhnya. Berdasarkan dari data yang didapat dari penelitian kali ini, dilihat bahwa jarak yang dihasilkan dari koordinat FOS ditambah dengan data ketebalan sedimen bernilai pada rentang jarak 155 sampai 170 mil laut dari titik pangkal. Karena rentang nilai tersebut tidak mencapai 200 mil laut, maka tujuan untuk mendapatkan nilai melebihi 52 200 mil laut tidak bisa tercapai jika menggunakan aturan geologi ini. Oleh sebab itu untuk mendapatkan Landas Kontinen yang seluas-luasnya maka lebih baik menggunakan aturan yang lain, yaitu dengan menggunakan konsep co-extensive principle, dimana batas terluar Landas Kontinen yang dipilih adalah batas yang berhimpit dengan batas Zona Ekonomi Eksklusif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini: Gambar 4.3 Perbandingan Pemilihan Landas Kontinen 4.4 Analisis Aspek Geologi Daerah Survey Aspek geologi suatu Landas Kontinen berkaitan dengan interpretasi morfologi dasar laut untuk penentuan kaki lereng (foot of slope) serta penentuan ketebalan sedimen dasar laut (sedimentary rock). Pulau Sumbawa merupakan pulau yang morfologinya terbentuk dari penunjaman Lempeng Hindia yang berarah Utara-Timur Laut. Secara tektonik, terbentuknya Pulau Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman Lempeng Hindia yang berarah Utara–Timur Laut di bawah daratan Sunda yang mulai menyebar dari Pulau Sumatra dan Pulau Jawa menerus ke arah timur membentuk busur 53 kepulauan Busur Banda terbentuk pada masa Kenozoikum, yang dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam Banda yang masih aktif hingga sekarang. Busur tersebut sebagian besar terbentuk akibat penunjaman kerak Samudera Hindia ke arah Utara. Sampai sekarang bentuk dari busur kepulauan tersebut masih mengalami perubahan bentuk karena masih adanya pergerakan Benua Australia ke Utara dengan zona penunjaman condong ke Utara yang menumbuk busur pulauan tersebut meliputi pula Pulau Flores bagian Barat, Sumbawa Timur dan Kepulauan Alor. Penggambaran pergerakan tektonik di daerah selatan Sumbawa tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.4 di bawah ini: Gambar 4.4 Pergerakan Tektonik Benua Australia Dan Sekitarnya Dengan kondisi pergerakan Benua Australia ke arah Utara seperti digambarkan di atas, maka morfologi daerah Selatan Sumbawa membentuk zona subduksi yang mengakibatkan terbentuknya palung laut pula. Oleh karena itulah, sedimen di daerah ini langsung menujam pada titik palung tersebut sehingga penyebarannya tidak melebar. Hal inilah yang menyebabkan ketebalan sedimen di daerah Selatan Sumbawa ini cepat 54 sekali mencapai nilai 1%, sehingga penarikan Landas Kontinen tidak bisa ditarik lebih jauh lagi karena terikat pada peraturan ketebalan sedimen 1% tersebut, seperti yang telah diatur dalam UNCLOS 1982. 4.5 Analisis Data Ketebalan Sedimen Global Data ketebalan sedimen global yang dikeluarkan oleh NOAA, yang digunakan pada penelitian kali ini merupakan data sekunder. Data sekunder ini merupakan gabungan dari peta isopach, hasil pengeboran lepas pantai dan data seismik yang berada di NGDC yang menurut informasi selalu diperbaharui pada jangka waktu tertentu. Karena kegiatan Indonesia dalam pembuatan peta isopasch, pengeboran lepas pantai dan pengumpulan data seismik di daerah selatan Sumbawa ini tidak banyak dilakukan, maka kemungkinan untuk memperbaharui data yang dilakukan oleh NOAA hanya menggunakan data yang lembaga ini miliki yang tidak diketahui sumbernya. Sehingga kemungkinan manipulasi data dapat saja terjadi. Oleh karena itu penggunaan data ketebalan sedimen ini perlu dicermati lebih lagi dalam upaya mendapatkan data yang menggambarkan ketebalan sedimen yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 4.6 Analisis Hasil Penelitian Terhadap Desktop Study Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penentuan Landas Kontinen pernah dilakukan pada wilayah selatan Sumbawa ini. Namun terdapat perbedaan hasil antara penelitian sebelumnya yang berjudul Penentuan Batas Landas Kontinen Indonesia di Luar 200 Mil Laut: Suatu Desktop Study, dengan penelitian yang dilakukan kali ini. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa daerah selatan Sumbawa memiliki batas Landas Kontinen lebih dari 200 M, namun pada penelitian kali ini menghasilkan batas Landas Kontinen yang berimpit dengan Zona Ekonomi Eksklusif yaitu 200 M. Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan data FOS yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya data FOS yang digunakan berasal dari data grid permukaan bumi digital ETOPO2, sedangkan data yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan 55 data batimetrik dari hasil survei Landas Kontinen Indonesia yang diselenggarakan oleh PDKK (Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan) BAKOSURTANAL di daerah Selatan Sumbawa (09°00’00” LS - 11°00’00” LS dan 115°00’00” BT - 118°00’00” BT) yang dilakukan pada bulan Oktober tahun 2006. Perbedaan data FOS tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini: Gambar 4.5 Perbandingan Posisi FOS Dari gambar di atas terlihat bahwa koordinat FOS dengan mengunakan data ETOPO2 berada lebih jauh dari titik pangkal dengan perbedaan jarak 4 M sampai 7 M dengan FOS yang digunakan pada penelitian kali ini. Sehingga jika digunakan acuan FOS dari hasil pengolahan data ETOPO2 maka penarikan batas Landas Kontinen bisa melebihi 200 M, namun bukan menggunakan syarat geologi tetapi menggunakan syarat lainnya yaitu penarikan 60 M dari titik FOS. 56