8 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Teori merupakan perangkat yang vital dan menentukan dalam arah sebuah pemecahan masalah dalam penelitian. Peneliti akan mampu memahami, memprediksi atau menjelaskan sebuah permasalahan dengan terlebih dahulu memahami teori yang relevan dengan fenomena terkait. F. N Kerlinger menyatakan teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak,defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara menghubungkan antar konsep (Singarimbun, 2008:37). Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya (Kriyantono, 2008:42). Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi sebagai media massa, berita dan persepsi. 2.1.1 Komunikasi Kata komunikasi communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama“. Communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama“ (to make common) (Mulyana, 2007: 46). Dalam istilah yang sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antarindividu. Manusia sebagai mahluk sosial juga dilandasi dengan kapasitas untuk menyampaikan hasrat, maksud, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman orang yang satu kepada orang yang lainnya. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana suatu sumber Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 9 menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan memengaruhi perilaku si penerima (Frazier, 2004:86). Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin, communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah kesamaan makna (Effendy, 2003:9). Definisi lain mengatakan Komunikasi (communication) adalah proses sosial dimana individu- individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Diyakini bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana komunikasi selalu melibatkan manusia dan interaksi. Keduanya memainkan peran penting di dalam komunikasi. Kemudian komunikasi juga dianggap sebagai proses yang berarti bahwa komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. (West, 2009:5). Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2008: 68). Menurut Laswell komunikasi adalah : “who says what in which chanell to whom with what effect”. Jadi jika dijabarkan akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi (Mulyana, 2008: 69), yaitu: a. Siapa yang mengatakan Komunikator (communicator) b. Apa yang dikatakan Pesan (message) c. Media apa yang digunakan Media (channel) d. Kepada siapa pesan disampaikan Komunikan (Communicant) e. Akibat apa yang terjadi Efek (effect) Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 10 Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam kalimat “ who says what in which chanel to whom with what effect“. Adapun kelima unsur tersebut adalah: a. Who : Komunikator (source, sender) Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalkan organisasi atau lembaga. Sumber disebut juga sebagai pengirim atau komunikator. Dalam hal ini yang bertindak sebagai komunikator adalah pengajar atau seorang instruktur yang memberi pengarahan, pengetahuan saat di dalam proses pembelajaran di kelas. b. Says what : Pesan (message) Pesan dalam komunikasi organisasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Dalam hal ini, pesan yang disampaikan adalah pesan yang didominasi oleh pikiran yang disampaikan pada saat proses pembelajaran di kelas. c. In which chanel : Saluran (media) Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media bisa bermacam-macam bentuknya yaitu, indera manusia, saluran komunikasi berupa media cetak dan elektronik, dan media komunikasi sosial seperti balai desa, kesenian rakyat, dan pesta rakyat. Dalam proses pembelajaran di kelas, media yang digunakan adalah indera manusia dan media alat tulis. d. To Whom : Komunikan (receiver) Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena penerimalah yang menjadi sasaran komunikasi. Dalam hal ini, yang bertindak sebagai komunikan adalah peserta diklat yang sedang mengikuti proses pembelajaran di kelas. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 11 e. With what effect : Efek/dampak Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek bisa juga diartikan sebagai perubahan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara,1998:2325). Efek yang akan terlihat berupa termotivasinya para peserta diklat untuk lebih giat lagi belajar dengan meningkatkan prestasi dari setiap peserta diklat. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Menurut Barnuld Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan memperkuat ego. Menurut Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya (Fajar, 2009: 30-31). Charles H. Cooley melalui tulisannya “The Significance of Communication “ menjelaskan bahwa komunikasi adalah mekanisme dimana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari pemikiran dengan alat-alat penyampaian dan cara menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture,nada suara, kata- kata, tulisan dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu (Lubis,1987 : 9). Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi para ahli. Namun gambaran dari definisi yang dikemukakan diatas bahwa komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan membentuk prilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasasran komunikasi (Fajar, 2009: 31-33). 2.1.1.1 Karakteristik Komunikasi Selanjutnya (Fajar, 2009: 33-34) mengemukakan beberapa karakteristik komunikasi, yaitu: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12 a. Komunikasi suatu proses Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu. b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan pelakunya. Pengertian sadar disini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam mental psikologis yang terkendali bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai. c. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Kegiatan komunikasi berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. d. Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang (simbol), misalnya bahasa. e. Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 13 f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan dalam berkomunikasi. 2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Proses komunikasi terdiri dari berbagai macam unsur, cara pandang atau elemen yang mendukung proses tersebut dapat terjadi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan. Perkembanga terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph De Vito, K Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebur source, sender atau Encoder. b. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kata message, content atau information. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 c. Media Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca atau mendengarnya. Media dalam komunikasi masa dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni media cetak dan elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, hand out dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, televisi dan sebagainya. d. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. e. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. f. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 15 g. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. (Cangara, 2006: 22-26). 2.1.1.3 Gangguan Dan Rintangan Komunikasi Jika melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bias terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shanon dan Weaver, gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang menganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan adalah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima (Cangara, 2006: 131). Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni (Cangara, 2006: 131-134): a. Gangguan Teknis Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan pada stasiun radio atau televisi sehingga suara menjadi berisik dan semacamnya. b. Gangguan Semantik Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena: i. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 16 ii. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima. iii. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima. iv. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol yang digunakan. c. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. d. Rintangan Fisik Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang sangat jauh sehingga sulit dicapai, tidak hanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur trasportasi dan sebagainya. e. Rintangan Status Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau antara atasan dan bawahan. f. Rintangan Kerangka Berfikir Merupakan rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam komunikasi. Ini disebabkan karena adanya latar belakang dan pengalaman yang berbeda. g. Rintangan Budaya Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17 2.1.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2002:8) ialah: a. Mengubah sikap (to change the attitude) b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behaviour) d. Mengubah masyarakat (to change the society) Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat memengaruhi tindakan seseorang, misalnya seorang anak yang memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada kedua orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya. (Effendy, 2002:25). Sama halnya dengan mengubah opini, perilaku dan mengubah masyarakat. Manusia dapat saling mengemukakan opininya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah perilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masyarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa, agar informasi-informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotongroyong di sebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat. (Effendy, 2002: 26). Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2002:27) yaitu: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 18 a. Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh. b. Terdapat korelasi unsur-unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya c. Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan selanjutnya. Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2002:8) ialah: a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence) Penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga kita bisa mengetahuinya. Misalnya, dalam lingkungan sekolah, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran kepada siswa-siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para siswa menjadi tahu tentang apa yang diterangkan oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah mendidik sehingga memengaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Acara komedi di televisi, buku cerita lucu, perform seorang badut dan pesulap dalam sebuah pesta ulang tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk penyegaran semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok. 2.1.1.5 Dampak Komunikasi Dampak yang dapat timbul dalam sebuah proses komunikasi (Fiola, 2013: 19), yakni: a. Dampak Kognitif Dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 19 disampaikan komunikator ditujukan kepada si komunikan. Tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. b. Dampak Efektif Dampak ini lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. c. Dampak Behavioral Dampak ini timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. 2.1.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televise dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic) (Effendy, 2003:50). Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004:4). 2.1.2.1 Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan proses yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20 informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: a. Komunikator Merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi tersebut dengan cepat ditangkap oleh publik. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar tanpa diketahui jelas keberadaan mereka. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut. b. Media Massa Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan : i. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. ii. Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. iii. Terakhir media massa sebagai media hiburan. (Bungin, 2006:85) c. Informasi Massa Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing- masing. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21 d. Gatekeeper Merupakan penyeleksi informasi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. e. Khalayak Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. f. Umpan Balik Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya mempunyai sifat tertunda sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional (Bungin, 2006:71). Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikator dalam komunikasi massa merupakan seseorang yang mewakili kelembagaan, pesannya juga dapat dikonsumsi oleh publik bukan milik pribadi dan dapat diterima secara serentak, namun pesan yang disampaikan disaring terlebih dahulu oleh gatekeeper sebelum disampaikan agar bisa dimengerti oleh khalayak. 2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Ardianto (2004:7-8) karakteristik yang dimiliki oleh komunikasi massa antara lain: a. Komunikator Terlembagakan. Sesuai dengan pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi kompleks, maka proses pemberian pesan yang diberikan oleh komunikator harus bersifat sistematis dan terperinci. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 22 b. Pesan Bersifat Umum. Pesan dapat berupa fakta, peristiwa ataupun opini. Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria pengting atau menarik. c. Komunikannya yang Anonim dan Heterogen. Komunikan yang dimiliki komunikasi massa adalah anonim (tidak dikenal) dan heterogen (terdiri dari berbagai unsur). d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan. Media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa yang digunakan. Di dalam komunikasi antarpersonal, yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia, bukan pada “apanya“ tetapi “bagaimana“. Sedangkan pada komunikasi massa menekankan pada “apanya“. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah. Komunikator dan komunikan tidak d apat terlibat secara langsung, karena proses pada komunikasi massa yang menggunakan media massa. g. Stimulasi Alat Indra Terbatas. Stimulasi alat indra tergantung pada media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada media radio khalayak hanya mendengarkan, sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan indra pengelihatan dan pendengaran. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 23 h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Hal ini dikarenakan oleh jarak komunikator dengan komunikan yang berjauhan dan katakter komunikan yang anonim dan heterogen. 2.1.2.3 Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks dan rumit. Menurut McQuail proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2006:74): a. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. b. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari komunikator kepada komunikan. c. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan komunikan. d. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan anonim. e. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Dari poin diatas dapat dilihat bahwa komunikasi massa dimana komunikatornya yang mewakili lembaga sangat mendominasi, bersifat non-pribadi serta anonim, pesan yang disampaikan juga skala besar ditujukan sesuai dengan kebutuhan-kebuthan di masyarakat tersebut. 2.1.2.4 Fungsi Komunikasi Massa Effendy (2002:29) fungsi dari komunikasi massa adalah sebagai berikut : a. Penafsiran Fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita atau tanyangan yang disajikan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 24 b. Pertalian Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. c. Penyebaran Nilai-nilai Dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan oleh mereka. d. Hiburan Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. e. Fungsi Informasi Media massa berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. f. Fungsi Pendidikan Salah satu cara media massa dalam memberikan pendidikan adalah dengan melalui pengajaran etika, nilai, serta aturan-aturan yang berlaku bagi pembaca atau pemirsa. g. Fungsi Mempengaruhi Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, Features, iklan, artikel dan sebagainya. h. Fungsi Proses Pengembangan Mental. Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman kesadaran manusia. i. Fungsi Adaptasi Lingkungan Penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana khalayak dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa, ia bisa lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungannya melalui media massa. j. Fungsi Memanipulasi Lingkungan Berusaha untuk mempengaruhi, komunikasi yang digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25 k. Fungsi Meyakinkan ( To Persuade ) i. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. ii. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang iii. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu 2.1.2.5 Efek Komunikasi Massa Komunikasi mempunyai efek tertentu menurut (Liliweri, 1991:39), secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: a. Efek Kognitif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. b. Efek Afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. c. Efek Konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. 2.1.3 Televisi sebagai Media Massa Televisi berasal dari kata Yunani yaitu tele dan visi. Tele yang berarti jauh dan visi yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Namun pada mulanya televisi dimaksudkan sebagai salah satu cara lain untuk menyiarkan programprogram dan hiburan-hiburan tetapi dengan gambar, seperti yang dilakukan siaran radio dengan suara (Grob & Sahat, 1991:4) Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 26 Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsa yang dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikatordan komunikan, informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti dengan jelas terdengan secara audio dan terlihat secara visual (Kuswandi, 1996:8) Kelebihan yang dimiliki oleh televisi adalah mampu mentransformasikan gambar, suara dan warna-warna yang sesuai dengan aslinya sehingga apabila ada acara yang ditayangkan di televisi dengan mengambil setting tempat tertentu maka pemirsa sudah dapat mengetahui tempat itu tanpa harus pergi ke sana. Nilai-nilai lebih dari televisi tersebut membuat daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi (Kuswandi, 1996: 2). Media massa merupakan organisasi-organisasi yang menyalurkan produkproduk atau pesan-pesan budaya yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya masyarakatnya (Winarso, 2005: 54). Media memberikan informasi secara terus-menerus kepada khalayak luas yang heterogen. Sistem-sistem media adalah bagian dan konteks politik, ekonomi, dan kekuatan institusional lain yang lebih besar. Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Namun banyak orang tidak menyadari hubungan fundamentalantara manusia dan media itu, dan keliru menilai peran media dalam kehidupan mereka. 2.1.3.1 Fungsi Media Massa Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa, ada satu hal yang perlu disepakati terlebih dahulu. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa, karena komunikasi massa berarti Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 27 komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa ada media massa (Nurudin, 2007: 63). Harold Lasswell dan Charles Wright (dalam Severin, 2007: 386) merupakan sebagian dari pakar yang benar-benar serius mempertimbangkan fungsi dan peran media massa dalam masyarakat. Wright membagi media komunikasi berdasar sifat dasar pemirsa, sifat dasar pengalaman komunikasi dan sifat dasar pemberi informasi. Lasswell, pakar komunikasi dan professor hukum di Yale, mencatat ada 3 fungsi media massa, yaitu: pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk merespon lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain ketiga fungsi ini, Wright menambahkan fungsi keempat, yaitu hiburan. Keempat fungsi media massa tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Pengawasan (Surveillance). Pengawasan sebagai fungsi pertama, memberi informasi dan menyediakan berita. Dalam membentuk fungsi ini, media sering kali memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer. Fungsi pengawasan juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. b. Korelasi (Correlation). Korelasi adalah seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media sering kali memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Fungsi korelasi bertujuan untuk menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspos penyimpangan, memberikan status dengan menyoroti individu terpilih dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah. c. Penyampaian warisan sosial (Transmission of the social heritage). Penyampaian warisan sosial merupakan suatu fungsi di mana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28 berikutnya atau dari angggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara ini mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengalaman umum mereka. Mereka membantu integrasi individu ke masyarakat baik dengan cara melanjutkan sosialisasi setelah pendidikan formal berakhir, atau dengan mengawalinya pada masa-masa pra sekolah. d. Hiburan (Entertainment). Sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari masalah setip hari dan mengisi waktu luang (Severin, 2007: 386-388). 2.1.3.2 Efek Media Massa Komunikasi massa juga mempunyai pengaruh atau efek bagi khalayak atau pemirsanya. Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (dalam Nurudin, 2007: 206) membagi dua bagian dasar, yaitu : a. Efek primer, meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Dengan perkembangan yang semakin pesat dari media elektronik (salah satu contohnya televisi) dewasa ini, pemahaman tidak hanya difokuskan pada media cetak, tetapi juga ke media elektronik. Artinya, pemahaman tidak lagi mengenai panjang pendeknya kalimat, model tulisan yang disajikan, tetapi berkait dengan suatu program acara (teknik pengambilan gambar, suara, tulisan yang dipakai untuk memperjelas gambar, intonasi bicara, dan lain-lain). Jadi formula kemampuan “melihat” bergeser ke formula “kemampuan dengar dan lihat”. Jadi terpaan media massa yang mengenai khalayak menjadi salah satu bentuk efek primer. Akan lebih bagus lagi jika khalayak tersebut memperhatikan pesan-pesan media massa. b. Efek sekunder, meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Menurut John R. Bittner (dalam Nurudin, 2007: 211), bahwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 29 fokus utama efek sekunder adalah tidak hanya bagaimana media massa mempengaruhi khalayak, tetapi juga bagaimana khlayak mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin 2006:79). Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini. Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas siaran televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68) : a. Penampilan Penyaji Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. RM Hartoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasayarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) : 1) Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. 2) Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat. 3) Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. 4) Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. 5) Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formaldan informal yang mudah dipahami. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 30 b. Narasumber Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah (Fadli, 2001:131) : 1) Memiliki kapabilitas yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman. 2) Memiliki kredibilitas yang merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. 3) Memiliki akseptabilitas yang meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. c. Materi Acara Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program terletak pada materi acara atau permasalahan. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu : 1) Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat. 2) Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat. d. Waktu Tayang Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talk show adalah pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayangan juga perlu memperhatikan: 1) Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. 2) Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 31 Siaran televisi menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan pesan, dengan audio dan visual yang dimilikinya. Maka dari itu televisi sangat berguna dalam upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan pola pikir. Seperti halnya media massa lainnya, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok (Uchjana, 2002:24) yakni sebagai berikut: a. Fungsi Penerangan Televisi mendapat perhatian yang bersar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. b. Fungsi Pendidikan Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. c. Fungsi Hiburan Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acaraacara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah. Televisi kini menjelma menjadi salah satu tokoh utama dalam industri media massa. Televisi sendiri menjadi maju dikarenakan memiliki keunikan maupun kemampuan khusus dalam menyampaikan pesan. Dengan gambar dan suara disampaikan secara bersamaan, berita yang ditampilkan sangat aktual dan jangkauan siaran yang sangat luas yang dapat mencakup penonton yang sangat banya dalam waktu yang bersamaan membuat televisi kini menjadi pilihan nomor satu bagi masyarakat untuk menerima informasi. 2.1.4 Berita (News) Berita menurut J.B Wahyudi merupakan laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak masih Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 32 baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita jika tidak dipublikasikan melalui media massa periodik (Arifin S, 2006:4). Menurut Sutisno dalam bukunya pedoman praktis penulisan skenario televisi dan video (1993), mendefinisikan berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita (Tebba, 2005:55). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton (Muda, 2003:21-22). Dalam memilih materi berita yang akan ditayangkan ada beberapa pertimbangan yaitu berdasarkan kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan audiens (Muda, 2003:34) : a. Consequence artinya adalah berita tersebut berkaitan dengan segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain yang memiliki dampak bagi masyarakat luas. b. Conflict atau konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain konflik sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. c. Development atau pembangungan merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter mampu mengulasnya dengan baik. Keberhasilan dan kegagalan pembangunan melibatkan seluruh aspek masyarakat. d. Disaster and Crime atau bencana dan kriminalitas. Dalam piramida kebutuhan Maslow, keselamatan mendapat urutan pertama. Maka materi berita bencana dan kriminalitas memiliki daya rangsang yang cukup tinggi bagi audiens. e. Weather atau cuaca merupakan berita yang penting pula, karena berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan masyarakat. Mulai dari petani hingga kalangan pengusaha. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 33 f. Sport atau olah raga selalu menarik bagi audiens di mana pun.Khususnya di Indonesia berita olah raga yang paling diminati adalah sepak bola, otomotif, basket, tenis, bulutangkis dan tinju. g. Human Interest adalah kisah–kisah yang dapat membangkitkan emosi audiens seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis. 2.1.4.1 Tayangan Berita di Televisi Berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit” yang dalam bahasa inggris disebut “write” yang artinya ada atau terjadi. Selain itu ada juga yang menyebutnya dengan kata ”vritta” yang berarti kejadian atau yang telah terjadi. Pada kamus besar bahasaIndonesia, berita merupakan cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam istilah jurnalistik, berita diberi nama “news”. Kata tersebut terbentuk dari kata “new” yang berarti baru. Jadi, berita merupakan sesuatu yang baru dan diinformasikan kepada khalayak banyak. Berita yang ditayangkan oleh televisi memiliki beberapa syarat, yakni : a. Merupakan fakta, berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar–benar nyata. b. Terkini yaitu jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan peristiwa tersebut. c. Seimbang, berita harus disampaikan dengan seimbang (cover both side), tidak memihak kepada salah satu pihak. d. Lengkap yaitu informasi yang disampaikan pada berita harus benarbenar lengkap. Sesuai dengan 5W+1H. e. Menarik, berita harus menarik minat penontonnya, berita dapat dikatakan menarik apabila mengandung unsur empati, simpati dan bermanfaat bagi penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting, luar biasa, atau bersifat konflik. 2.1.5 Persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris yaitu perception berasal dari bahas latin yaitu perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 34 bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Soubur, 2003:445). Persepsi adalah kecakapan untuk cepat melihat dan memahami perasaanperasaan, sikap-sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok (Gerungan, 2009: 146). Kecakapan ini sangat diperlukan untuk memenuhi tugas pemimpin seperti yang dikemukakan oleh kaum dinamika kelompok untuk menjalankan group-centered leadership. Mar‟at (1982: 22) mengemukakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu objek psikologik dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh nilai dari kepribadiannya. Sedangkan objek psikologik ini dapat berupa kejadian, idea atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuannya dan cakrawalannya memberikan arti terhadap objek psikologik tersebut. Menurut Walgito (2005: 99) bahwa persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, yang kesemuannya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Persepsi di sini diartikan sebagai suatu tanggapan yang berasal dari diri kita sendiri mengenai suatu objek atau peristiwa, biasanya tanggapan tersebut awalnya timbul dari sebuah stimulus yang di tangkap oleh alat indera. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35 Dalam persepsi stimulus dapat dari luar, tetapi juga dapat datang dari individu sendiri. Namun demikian sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan. Karena itulah banyak penelitian mengenai persepsi adalah persepsi yang berkaitan dengan alat penglihatan. Menurut Davidoff dan Rogers (Walgito, 2005:100), persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual. Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2005:179). Definisi lain mengenai persepsi adalah persepsi pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1996:51). 2.1.5.1 Proses Persepsi Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan ditetapkan kepada manusia. Dari segi psiologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang, oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dari mengubah persepsinya. Proses persepsi terdapat tiga komponen utama (Soubur, 2003:447) yaitu: a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, ketertarikan dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. b. Interpretasi adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36 faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. c. Reaksi yaitu interpretasi dan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Tercakup beberapa segi atau proses pembentukan persepi (Soubur, 2003:451): a. Proses Menerima Rangsangan/Stimuli Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. b. Proses Seleksi Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi, tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Rangsangan tersebut akan disaring, dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. c. Proses Pengorganisasian/Interpretasi Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. d. Pengelompokan Dalam proses ini rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk. Bentuk timbul dan latar memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang. Kemantapan persepsi merupakan adanya suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya. e. Proses Penafsiran/Pemahaman Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Persepsi pada pokoknya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37 memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima. Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. f. Proses Reaksi Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya. Dari penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa proses persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang terintergrated dalam diri individu. 2.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Walgito (2005: 101), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, antara lain: a. Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris), yang bekerja sebagai reseptor. b. Adanya alat indera atau reseptor, yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke susunan syarat yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syarat motoris. c. Adanya perhatian, merupakan langkah pertama sebagai persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 38 Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi antara lain: a. Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan. b. Impresi stimulus yang salient/menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya. c. Konteks, walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda (Evinovi, 2009). Menurut Robbins (2007:176), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor dalam diri si pengarti, yaitu sikap, motif,, minat, pengalaman, dan harapan-harapan. b. Faktor-faktor dalam diri target, yaitu sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kemiripan. c. Faktor-faktor dalam situasi, yaitu waktu, keadaan kerja, dan keadaan sosial. Jika stimulus merupakan faktor eksternal dalam proses persepsi, maka faktor individu merupakan faktor internal. Menghadapi stimulus dari luar itu, individu bersifat selektif untuk menentukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39 Menurut Walgito (2005:130), keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh beberapa faktor: a. Sifat struktur dari individu, yaitu keadaan individu yang lebih bersifat permanen. Ada individu yang suka memperhatikan sesuatu hal sekalipun hal itu kecil atau tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap keadaan yang ada di sekitarnya. b. Sifat temporer dari individu, yaitu keadaan individu pada suatu waktu. Orang yang sedang dalam keadaan marah misalnya akan lebih emosional daripada kalau dalam keadaan biasa, sehingga individu akan mudah sekali memberikan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya. Keadaan yang temporer ini erat sekali hubunganya dengan stemming atau suasana hati dari individu. c. Aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Hal ini juga akan turut menentukan apakah sesuatu itu akan diperhatikan atau tidak. Sesuatu hal atau benda pada suatu waktu tidak menarik perhatian seseorang, tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya, oleh karena pada waktu itu aktivitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut. Sebagai contoh seorang penjual pisau di tepi jalan tidak menarik perhatian seseorang, oleh karena orang tersebut tidak memiliki kepentingan dengannya. Tetapi pada waktu yang lain penjual pisau menarik perhatiannya karena pada waktu itu orang tersebut membutuhkan pisau, karena pisau di rumah telah hilang. 2.2 Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata (Nawawi, 2012:42). Kerangka konsep merupakan acuan dalam penelitian yang bermula dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel penelitian secara empiris. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40 Sementara Suwardi Lubis mengemukakan bahwa kerangka konsep merupakan kemampuan peneliti menyusun konsep operasional peneliti yang bertitik tolak pada kerangka teori dan tujuan penelitian. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan sistematis variabel-variabel penelitian yang menunjukkan kerangka operasional (Lubis, 1993:110-111). Adapun konsep yang terkandung dalam penelitian ini adalah Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida iNews TV di Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat. 2.3 Model Teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Teoritis Tayangan Sidang Kopi Sianida iNews TV Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Kota Medan Seleksi Interpretasi Reaksi Persepsi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41 2.4 Variabel Penelitian Tabel 2.1 Variabel Penelitian Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X) 1. Pembawa Acara Berita/Anchor Tayangan Persidangan Kopi Sianida di Stasiun Televisi iNews TV a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis Suara e. Penguasaan Bahasa 2. Narasumber a. Kapabilitas b. Kredibilitas c. Akseptabilitas 3. Materi Berita a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Waktu Penayangan a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan 5. Berita a. b. c. d. e. Fakta Terkini Seimbang Lengkap Menarik Variabel Terikat (Y) 1. Seleksi Persepsi Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Kota Medan Karakteristik Responden 2. Interpretasi 3. Reaksi 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Minimal menonton persidangan sebanyak 4 kali di iNews TV Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42 2.5 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai caracara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2008:46). Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV), meliputi: a. Pemandu Berita/Anchor: Seseorang yang membawakan acara dalam program tayangan Sidang Kopi Sianida. 1) Penampilan yaitu gambaran kepribadian pembawa berita/anchor tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 2) Kecerdasan pikiran yaitu kemampuan pembawa berita/anchor menguasai topik pembahasan dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 3) Keramahan adalah tutur kata pembawa berita/anchor tayangan sidang kopi sianida di iNews TV yang ramah dalam menyapa penonton. 4) Jenis suara yaitu kejelasan suara dan artikulasi pembawa berita/anchor tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 5) Penguasaan bahasa adalah kemampuan pembawa berita/anchor tayangan sidang kopi sianida di iNews TV mengunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami. b. Narasumber, yaitu orang yang menjadi sumber informasi yang berkaitan dengan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. 1) Kapabilitas yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki narasumber dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 2) Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki narasumber tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sehingga dapat dipercaya. 3) Akseptabilitas adalah kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber terhadap topik yang dibahas dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 43 c. Materi Berita, yaitu materi-materi yang dibawakan pada setiap tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. 1) Topik Pembahasan, yaitu topik yang diangkat dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV mengenai permasalahan hukum berupa tuntutan dan pembelaan terhadap terdakwa. 2) Aktualisasi Topik, yaitu topik yang dibahas dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV merupakan masalah yang aktual. d. Berita, yaitu tayangan Sidang Kopi Sianida yang disiarkan oleh iNews TV untuk menyampaikan sesuatu yang baru mengenai perkembangan kasus sianida dan diinformasikan kepada khalayak banyak 1) Fakta yaitu tayangan sidang kopi sianida di iNews TV harus berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar nyata. 2) Terkini yaitu jarak penyiaran tayangan sidang kopi sianida di iNews TV, tidak terlalu jauh dengan waktu peristiwa yang terjadi. 3) Seimbang yaitu tayangan sidang kopi sianida di iNews TV harus disampaikan dengan seimbang, tidak memihak kepada satu pihak. 4) Lengkap yaitu informasi yang disampaikan pada tayangan sidang kopi sianida di iNews TV harus benar-benar lengkap. 5) Menarik yaitu tayangan sidang kopi sianida di iNews TV haruslah dapat menarik minat penonton. e. Waktu Tayang, yaitu waktu penayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. 1) Frekuensi penayangan, yaitu intensitas penayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 2) Durasi penayangan, yaitu lamanya atau rentang waktu penayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 44 2. Variabel Terikat (Persepsi Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih) sebagai berikut : a. Seleksi merupakan tahap dimana seseorang sudah memilih dan menentukan tayangan sidang kopi sianida sebagai tayangan yang diinginkannya. b. Interpretasi adalah proses pengorganisasian informasi sehingga memiliki arti bagi seseorang. Pada variabel ini peneliti menganalisis interpretasi responden terhadap tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. c. Reaksi merupakan tahap pengambilan tindakan ataupun keputusan bersifat positif atau negatif mengenai tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan atas jenis kelamin, usia, pendidikan, dan minimal menonton tayangan sidang kopi sianida sebanyak 4 kali di iNews TV. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara