kosmetikos - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kosmetika
Kosmetik berasal dari bahasa Yunani “kosmetikos” yang berarti
keterampilan menghias, dan mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut:
“Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit” (Tranggono, 2007).
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan, oleh sebab itu pemakaian bahan kosmetik sebaiknya tidak
mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan kosmetika tersebut
adalah bahan kimia yang berasal dari alam dan organ tubuh yang dikenai adalah
kulit, maka dalam hal tertentu kosmetika itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi
dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada bahan kimia yang bersifat indeferens,
jika dikenakan pada kulit. Selama kosmetika tersebut tidak mengandung bahan
berbahaya yang secara farmkologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan
kosmetika jenis ini mengguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri
(Tranggono, 2007).
4
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Penggolongan kosmetik
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977
tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetik dikelompokkan dalam
13 golongan yaitu:
a. Sediaan untuk bayi misalnya minyak bayi, bedak bayi. dll
b. Sediaan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll
c. Sediaan untuk make-up mata misalnya maskara, eye-shadow, dll
d. Sediaan untuk wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
e. Sediaan rambut misalnya hair spray, shampoo, dll
f. Sediaan pewarna rambut, misalnya cat rambut. dll
g. Sediaan make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll
h. Sediaan untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll
i. Sediaan kuku, misaalnya cat kuku, lotion kuku, dll
j. Sediaan untuk kebersihan badan, misalnya pembersih, dll
k. Sediaan cukur, misalnya sabun cukur, dll
l. Sediaan perawat kulit, misalnya pelembab, pelindung, dll
m. Sediaan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll
Tata rias mata atau sediaan make-up mata merupakan sediaan yang
digunakan untuk memperindah penampilan bentuk mata termasuk mascara,
eyeshadow, eye brow pensil dan eyeliner (Tranggono, 2007).
2.1.2 Rias kelopak mata (eyeshadow)
Setiap wanita pasti menginginkan untuk selalu tampil cantik. Keinginan
ini dapat diwujudkan dengan menggunakan berbagai macam kosmetik seperti
5
Universitas Sumatera Utara
bedak, lipstik, eyeliner, eyeshadow dan berbagai kosmetik lain untuk membuat
wajah mereka terlihat lebih cantik.
Salah satu jenis sediaan kosmetika rias adalah perona kelopak mata (eye
shadow) yang merupakan sediaan rias yang berisi pigmen warna yang digunakan
pada kelopak mata untuk memberi latar belakang atau bayangan yang menarik
pada mata sehingga memberi efek berkilau pada mata.Perona kelopak mata
umumnya berwarna biru, merah tua, perak, hijau, dan coklat (Wasitaatmadja,
1997).
2.1.3 Bahan baku pembuatan kosmetika
Bahan baku kosmetika sangat bervariasi dan jumlahnya dapat mencapai
puluhan jenis. Untuk memenuhi kebutuhan dasar produksi kosmetika, ada 5 jenis
bahan baku yang penting, yaitu: waxes, oil, pengawet, antiseptic, antioksidan,
pewarna dan pewangi (Wasitaatmadja, 1997).
2.1.3.1 Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis
yaitu ;
a. Pewarna yang dapat larut dalam cairan, air,alkohol atau minyak. Contoh
pewarna kosmetik ialah: pewarna asam, solvent dyes misalnya: merah DC, merah
hijau no17, violet, kuning dan xanthane dyes misalnya: DC orange, merah dan
kuning.
b. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), terdiri dari bahan
organik dan inorganik, misalnya besi oksida.
Tidak semua warna dapat digunakan untuk kosmetika, sebab kulit di
beberapa bagian tubuh sensitif terhadap warna tertentu sehingga memerlukan
6
Universitas Sumatera Utara
warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir dan kuku.
Penggunaan zat warna untuk kosmetika di Indonesia telah ditetapkan melalui
Surat Keputusan dan Permenkes, seperti yang terlampir dalam lampiran (halaman
25) (Wasitaatmadja, 1997).
2.1.4 Keracunan kosmetika
Pada kelopak mata, bahan-bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya
radangpada kelopak mata yang merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Juga
dapat menyebabkan terjadinya alergi yang disebabkan oleh debu, asap, bahan
kimia iritatif dan bahan kosmetik (Ilyas, 1997).
Kosmetika mata (eyeliner, eyeshadow, mascara) atau kosmetik lainnya
yang pemakaiannya didekat atau disekitar mata, misalnya kosmetika rambut atau
muka, dapat menimbulkan efek samping pada mata berupa:
a. Rasa tersengat dan rasa terbakar akibat iritasi oleh zat yang masuk kedalam
mata
b. Konjungtivitas alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel
mascara, eyeshadow dan eyeliner didalam mata
c. Infeksi mata ringan sampai berat akibat pemakaian kosmetika yang tercemar
oleh kuman(Wasitaatmadja, 1997).
2.1.5 Manfaat kosmetika
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh
yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan
demikian pemakai kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif
akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997)
7
Universitas Sumatera Utara
2.2 Logam berat
Logam merupakan kelompok toksikan yang unik.Logam ini ditemukan
dan menetap dialam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh
fisikokimia, biologis atau akibat aktivitas manusia.Toksisitasnya dapat berubah
drastis bila bentuk kimianya berubah (Lu, 1995).
Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batubatuan, bijih tambang, tanah, air dan udara. Tetapi, distribusinya nyata sekali tidak
rata. Umumnya, kadar ini lebih meningkat bila ada aktifitas geologi, misalnya
penambangan (Lu, 1995).
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang
sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang
dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh
organisme hidup dan biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk
hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun
yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar, 2008).
Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini.
Logam berat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu :
1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan
oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut menimbulkan
efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya
2. Logam berat tidak esensial: yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh
masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr
dan lain-lain.
8
Universitas Sumatera Utara
Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan
manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat pada
tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati, 2008).
2.2.1 Logam kadmium
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak
larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila
dipanaskan, umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida), atau
belerang (cd sulfit), memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh
321oC, dan titik didih 767oC, bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat
dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel, emas, kuprumdan besi
(Widowati, 2008).
Gambar 2.1 : Kadmium
Sumber :Anonim 2014
2.2.1.1 Kandungan kadmium di alam
Kadar kadmium di udara biasanya dalam rentang 1 µg/m3, tetapi dapat
berjumlah lebih besar di tempat kerja tertentu. Kadarnya dalam air sangat rendah
sekitar 1 µg/I kecuali didaerah tercemar (Lu, 1995).
2.2.1.2 Penggunaan kadmium
Logam Cd banyak digunakan dalam industri seperti pembuatan alloy,
sebagai pigmen pewarna cat, pembuatan keramik, pembuatan plastik, bahan
fotografi, pembuatan tabung TV, kembang api, karet, pigmen pewarna gelas,
9
Universitas Sumatera Utara
percetakan
tekstil,
serta
pelapisan
elektrik,
karena
kadmium
memiliki
keistimewaan non korosif (Widowati, 2008).
Logam kadmium juga digunakan dalam industri peleburan, dan sisa
lumpur kotor sebagai pupuk tanaman pangan, yang menyebabkan kadarnya
meningkat dalam lingkungan (Lu, 1995).
2.2.1.3 Efek toksik / bahaya kadmium
Kadmium(Cd) adalah logam toksik dan berbahaya terhadap manusia, efek
toksik ini dapat bersifat akut dan kronis (Widowati, 2008 ).
Efek toksik akut disebabkan oleh uap kadmium oksidasi dari proses
pengelasan dan pemotongan logam kadmium atau campuran logam yang
mengandung kadmium. Target utama organ yang terkena kadmium ini adalah
paru-paru dan manifestasi klinis terpenting berupa pneumonitis kimiawi berat.
Gangguan ginjal, biasanya terjadi akibat jangka panjang dalam bentuk proteinuria
tubulus. Dapat pula terjadi nekrosis kedua sisi korteks ginjal( Jeyaratnam, 2009 ).
Efek toksik kronis kadmium baik melalui inhalasi maupun oral dapat
merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria (ren), sistem respirasi
(paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi,
sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang (Widowati, 2008).
Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah
merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin.
Sejumlah
kecil
kadmium
dalam
darah
mungkin
ditranspotasikan
oleh
metalotionin. Kadar kadmium dalam darah orang dewasa yang terpapar kadmium
secara berlebihan biasanya 1 µg/dl, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung
kadmium cukup rendah, kurang dari 1mg dari berat total tubuh
10
Universitas Sumatera Utara
Absorbsi kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu:
1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border
kedalam sel mukosa.
2. Transfor kadmium kedalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan,
terutama dideposit dalam hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium
memiliki afinitas yang tinggi pada testis, sehingga konsentrasi pada
jaringan testis lebih tinggi dibandingkan pada jaringan yang lainnya
(Widowati, 2008).
2.2.1.4
Pencegahan dan penanggulangan toksisitas kadmium
Untuk mencegah dan mengurangi paparan kadmium, lakukan hal-hal
berikut ini :
1. Menghindari paparan kadmium, dengan mengurangi rokok, mengurangi
konsumsi makanan yang rentan terkontaminasi kadmium, antara lain kerang dan
makanan laut lainnya, serta mengurangi minumanan yang rentan tercemar
kadmium, antara lain kopi atau teh.
2. Untuk mencegah toksisitas kadmium, pertahankan kecukupan Zn dalam tubuh
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Zn tinggi, antara lain bijibijian yang tidak ditumbuk halus, makanan dari golongan Leguminosal dan
kacang-kacangan. Konsumsi suplemen Zn 15-30 mg/hari bisa mengurangi
toksisitas kadmium. Konsumsi Zn, Ca, dan Se dosis tinggi dapat mengurangi
absorpsi kadmium. Demikian juga konsumsi besi ( Fe), kufrum (Cu), selenium
(Se), dan vitamin C yang mampu meningkatkan eliminasi kadmium yang bisa
diketahui dari kadar kadmium dalam urin atau kadar kadmium pada rambut.
11
Universitas Sumatera Utara
3. Diet atau food supplement bisa mengurangi toksisitas kadmium, hal tersebut
mampu menggantikan kadmium atau mengeliminasi kadmium dari tubuh,
antioksidan, vitamin E, vitamin K, dan klorofil agar mampu mengurangi
toksisitas kadmium.
Berikut daftar suplemen untuk mengurangi efek kadmium
Suplemen
Alfalfa
Dosis yang dianjurkan
2000-3000 mg/hari
Peranan
Kandungan klorofil dan vitamin K
membantu mengurangi beban kadmium
dalam tubuh
Kalsium (Ca)
2000 mg/hari
Mineral membantu mengusir Cd dari
Magnesium
tubuh
(Mg)
1000 mg/hari
Vitamin E
600-1000 IU/hari
Antioksidan
Seng (Zn)
50-60 mg/hari.
Mengantikan posisi kadmium
kuprum (Cu)
3 mg/hari
Membantu Zn mengurangi deposit
kadmium
Besi (Fe)
Diberikan
bersama
100mg vitamin C agar
Jangan diberikan bila tidak didiagnosa
menderita anemia
penyerapan lebih baik
Sumber (Widowati, 2008).
2.3 Inductively Couple Plasma (ICP)
Inductively Couple Plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawasenyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang
dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah berubah dari fase
cairan menjadi aerosol sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi.
Elektron tereksitasi kemudian kembali lagi/beremisi dan mengeluarkan energi
12
Universitas Sumatera Utara
cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam. Sistem
pembacaan multi element memudahkan bagi analisa untuk mempercepat
keluarnya hasil. ICP dapat digunakan dalam analisa kuantitatif untuk jenis sampel
bahan-bahan alam seperti batu, tanah, endapan udara, air dan jaringan tanaman
dan hewan, pertanian, kehutanan, peternakan, ilmu lingkungan
dan industri
makanan atau kosmetik (Razi, 2012).
ICP termasuk dalam spektro atomik yaitu sebuah teknik yang digunakan
untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik
unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.Alat ini menggunakan
metode spektrofotometer emisi yang artinya adalah metode analisa yang didapat
pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas ada sekitar
80 unsur yang dapat dianalisa (Manday, 2012).
2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma (ICP)
Prinsip utama dari ICP adalah mengukur intensitas energi atau radiasi
yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi
atom (eksitasi atau ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan dengan
capillary tube menuju nebulizer.Nebulizer mengubah larutan sampel menjadi
aerosol dan kemudian diinjeksikan melalui ICP. Pada temperatur plasma sampelsampel akan teratomisasi dan tereksitas. Atom yang tereksitasi akan kembali ke
keadaan awal (ground state) sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasai
didispersi oleh komponen optik. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul
pada masing-masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal
listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya
13
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan
data (Wibawa, 2012).
2.3.2 Instrumentasi alat Inductively Couple Plasma (ICP)
1. Plasma: merupakan campuran gas yang memiliki sifat konduktor yang
mengandung konsentrasi besar dari kation dan elektron. Plasma diperoleh dari
sebuah gas yang terionisasi, ketika obor dinyalakan maka menghasilkan medan
magnet yang kuat.
2. Medan Magnet: adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya
magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipole magnetic
3. Pompa peristaltik: adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk
memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel
dipasang didalam casing pompa melingkar memberikan sebuah sampel organik
menjadi nebulizer.
4. Nebulizer: berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.
5. Spray Chamber: berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma, pada
spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses
penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah
seragam.
6. RF generator: adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 watt) untuk
menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini di
transferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor
(Wibawa, 2012)
14
Universitas Sumatera Utara
Download