1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun Bali

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun Bali sebagai daerah kunjungan wisata utama di Indonesia
menerima kunjungan wisatawan asing dari manca negara. Interaksi dengan orang
asing sudah terjadi di Pulau Bali sejak puluhan tahun, terutama di daerah-daerah
pariwisata. Masyarakat Bali memperlihatkan interaksi yang positif dan dinamik
dengan wisatawan. Hampir sebagian besar masyarakat Bali memiliki profesi
terkait dengan dunia pariwisata. Masyarakat Bali juga memperlihatkan perilaku
yang responsif dalam pengembangan pariwisata.
Interaksi yang terjadi antara masyarakat Bali dengan wisatawan bersifat saling
menguntungkan. Wisatawan mendapatkan kepuasan menikmati kebudayaan Bali
dan sebagai timbal baliknya masyarakat Bali menerima manfaat ekonomis dari
kegiatan pariwisata. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, interaksi tersebut
tidak hanya pada faktor ekonomi, tetapi meluas sampai ke komunikasi yang
berdampak pada sosial dan budaya masyarakat Bali (Geria, 1996:23--32).
Salah satu dampak interaksi lintas budaya adalah dampak terhadap hubungan
interpersonal anggota masyarakat yang berkecimpung dalam dunia pariwisata
(Pitana dalam Lontar, 1988:30--31). Dampak sosial ini menimbulkan perubahan
pada struktur sosial masyarakat Bali, seperti sikap, pola hidup, dan karakter
masyarakat.
2
Pada masyarakat modern saat ini terjadi pergeseran sikap pada sistem
kekerabatan. Masyarakat Bali tradisional lebih mengutamakan perkawinan dalam
satu klen, kasta, atau satu desa untuk mempertahankan garis keturunan atau juga
harta warisan. Pada masyarakat Bali modern saat ini lebih terbuka menerima
pasangan hidup di luar lingkungan kekerabatan mereka. Bahkan, perkawinan
dengan orang asing sudah banyak terjadi. Hal ini mencerminkan bahwa
masyarakat Bali sangat dinamis, terbuka, dan fleksibel sehingga meningkatkan
jumlah ikatan perkawinan campuran antaretnik Bali dengan orang asing (Geria,
1996:23)
Latar belakang bangsa, budaya, dan bahasa yang berbeda pada perkawinan
campur menyebabkan terjadinya kontak lintas ketiga aspek tersebut. Kontak
budaya dan bahasa tak terhindarkan pada komunikasi perkawinan campur. Salah
satu fenomena yang menarik untuk diamati pada perkawinan campur adalah
pemakaian bahasa yang terjadi di dalam keluarga yang terbentuk dari perkawinan
campur antarbangsa yang berbeda, dalam hal ini perkawinan campur orang Bali
dan orang Jepang.
Dalam masyarakat Bali digunakan bahasa daerah Bali yang merupakan
identitas dan jati diri orang Bali. BB digunakan sebagai alat komunikasi seharihari dalam rumah tangga dan masyarakat daerah. Selain bahasa Bali sebagai
bahasa ibu, masyarakat Bali mengerti dan memahami BI sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, BI memiliki
fungsi sebagai simbol identitas bangsa dan alat pemersatu beragam etnik dan
budaya yang ada di Indonesia.
3
Dalam keluarga perkawinan campur, situasi kebahasaan akan bervariasi
karena melibatkan lebih dari satu bahasa. Bahasa-bahasa tersebut adalah bahasa
Bali (selanjutnya disingkat BB), bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI),
bahasa Jepang (selanjutnya disingkat BJp), dan bahasa Inggris (selanjutnya BIng).
Pilihan bahasa yang dipakai menjadi faktor yang penting dalam kelancaran
berkomunikasi dalam rumah tangga perkawinan campur. Pengenalan unsur-unsur
budaya dan nilai yang terkandung di dalamnya sangat tergantung pada bahasa
yang dapat tercermin pada pemilihan bahasa yang dipakai.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji Pilihan
Bahasa dalam Rumah Tangga Kawin Campur Orang Bali dengan Orang Jepang
di Bali. Penulis ingin mengkaji pemilihan bahasa yang dipakai dalam rumah
tangga tersebut dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Selain itu, dikaji pula
bentuk-bentuk tuturan dwibahasa dan mengetahui sejauh mana pergeseran bahasa
yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Bahasa apakah yang dipilih pada ranah rumah tangga, agama, dan tetangga
pada rumah tangga kawin campur orang Bali-orang Jepang(KCBJ)?;
2) Faktor apa sajakah yang memengaruhi pilihan bahasa dalam setiap ranah pada
rumah tangga KCBJ?;
3) Bagaimanakah cara orang tua dalam rumah tangga KCBJ mengajarkan bahasa
kepada anaknya?; dan
4
4) Bagaimanakah bentuk tuturan bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi
pada rumah tangga KCBJ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan praktis dan teoretis. Secara
praktis penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pilihan bahasa dalam
setiap ranah dalam rumah tangga KCBJ, menemukan faktor-faktor yang
memengaruhi pilihan bahasa dalam setiap ranah pada KCBJ, mendeskripsikan
cara orang tua dalam KCBJ mengajarkan bahasa kepada anaknya, dan
menganalisis bentuk tuturan bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi pada
rumah tangga KCBJ.
Secara teoretis penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena
pemakaian bahasa pada KCBJ di Bali dengan menggunakan pendekatan
sosiolinguistik.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
agar
dapat
memberikan
manfaat
bagi
pengembangan sosiolinguistik, yaitu memperoleh gambaran umum tentang
kebahasaan yang terjadi dalam rumah tangga KCBJ. Penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang pilihan bahasa yang dipakai dalam setiap ranah
pada rumah tangga KCBJ dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Di
samping itu, penelitian ini dapat menjelaskan perubahan sosial dan ekologi bahasa
tempat mereka tinggal.
5
Penelitian ini diharapkan mampu memprediksi kebertahanan dan pergeseran
bahasa dalam suatu lingkungan rumah tangga yang mempunyai latar belakang
yang berbeda bangsa dan budaya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan pada perencanaan pendidikan bahasa, baik bahasa
Indonesia maupun bahasa Jepang.
Di samping itu, kajian ini diharapkan agar dapat bermanfaat untuk
merencanakan dan menciptakan kedwibahasaan yang seimbang bagi anggota
keluarga perkawinan yang berbeda bangsa, agar tidak terjadi kesulitan untuk
berkomunikasi dalam keluarga dan dengan masyarakat sekitar.
Download