BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2006:423), dalam kegiatan perekonomian yang
sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembanga fiskal produksi barang
dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi
barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahn produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.
Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jas rill
terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan
pada perubahan yang bersifat kuantatif dan biasanya diukur dengan menggunakan
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
2.1.1 Faktor- Faktor yang Menentukkan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2006:425), ada beberapa faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya
Kekayaan alam suatu negara meliputi kesuburan tanah, keadaan iklim
dan cuaca, dan jumlah serta jenis hasil hutan, laut dan juga barang
tambang
yang
dapat
diperoleh.
Kekayaan
alam
akan
dapat
mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu
negara, terutama pada awal pengembangan perekonomiannya.
Universitas Sumatera Utara
Apabila suatu daerah mempunyai kekayaan alam yang melimpah, maka
akan menarik perhatian para usahawan untuk mengembangkan
usahanya, maka dengan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi
dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dan juga kekayaan
alam harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
2. Jumlah, Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja
Produk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong
maupun penghambat dari perkembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan
tersebut memungkinkan negara itu menambah produksinya. Disamping
itu akibat pendidikan, latihan keterampilan, pengalaman kerja akan
mempermudah dalam pencapaian produktivitas yang maksimal.
Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya luas pasar dari
barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah pula.
Karena
peranannya
ini
maka
perkembangan
penduduk
akan
menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional
dan tingkat kegiatan ekonomi.
Akibat dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi
terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum
tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Sebagai
akibat adri ketidakseimbangan ini produtivitas marjinal penduduk
adalah rendah. Ini berarti pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak
akan menimbulkan pertambahan dalam produksi nasional, ataupun
Universitas Sumatera Utara
kalau bertambah pertambahan tersebut adalah terlalu lambat dan tidak
mengimbangi pertambahan penduduk.
3. Barang Modal dan Tingkat Tekhnologi
Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat
tekhnologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang dicapai
adalah jauh lebih rendah. Oleh karena itu pendapatan perkapita hanya
akan mengalami perkembangan yanga sangat kecil.
4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sistem
sosial
masyarakat
dapat
menentukan
sampai
dimana
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Adat istiadat yang tradisional
dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi
yang modren dan produktivitas yang tinggi.
Apabila di dalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam sistem
sosial dan sikap masyarakat yang sangat menghambat pertumbuhan
ekonomi,
pemerintah
haruslah
menghapus
hambatan-hambatan
tersebut. Salah asatu tujuan ini adalah dengan memperluas fasilitas
pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
5. Investasi
Investasi merupakan suatu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi
jangka
panjang
(bagi
kelangsungan
pembangunan
ekonomi).
Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang
dan jasa) disemua sektor-sektor ekonomi. Untuk kegiatan tersebut perlu
dibangun pabrik-pabrik, infrastuktur dan sebagainya. Untuk pengadaan
Universitas Sumatera Utara
semua ini diperlukan dana untuk membiayainya yang disebut dana
investasi.
Dengan adanya kegiatan produksi, maka terciptalah kesempatan kerja
dan pendapatan masyarakat meningkatkan yang akan menciptakan atau
meningkatkan permintaan dipasar. Pasar berkembang menyebabkan
volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam
negeri meningkat, maka terciptalah pertumbuhan ekonomi.
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Klasik
Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis ekonomi pada bagian
kedua abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai
kaum Klasik. Ahli-ahli ekonomi yang temasuk dalam golongan tersebut
adalah Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus dan Jhon Stuart
Mill.
menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat
tekhnologi yang digunakan (Sukirno 2003:430).
Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga
jenis pendapatan, yaitu: upah para pekerja, keuntungan para pengusaha
dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah. Dimana kenaikan upah ini
akan menyebabkan pertambahan penduduk dan juga tingkat keuntungan
merupakan faktor yang menentukan besarnya pembentukan modal,
Universitas Sumatera Utara
apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan
terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state.
Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan
ekonomi sehingga mengakibatkan, tanpa adanya kemajuan tekhnologi,
pertambahan pemduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan
tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah (Sukirno
2007: 247).
Berdasarkan teori pertumbuhan klasik, dikemukakan suatu teori yang
menjelaskan katerkaitan antara pendapatan perkapita dan jumlah
penduduk. Teori tersebut dinakan Teori Penduduk Optimun.
Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah
penduduk tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan
perkapita. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai
maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk
optimum.
Pendapatan perkapita (Y)
Y1
Y2
Ypk
Ypk
Jumlah
Penduduk (N)
N1
N2
Gbr. Teori Penduduk Optimum
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan perkapita pada berbagai
jumlah penduduk, dan M adalah jumlah penduduk sebanyak N0 dan pendapatn
perkapita yang paling maksimum adalah Y0.
b. Teori Schumpeter
Dalam beberapa dasawarsa pertama abad ke-20, hanya segolongan kecil
ahli ekonomi yang memfokuskan perhatian mereka terhadap masalah
pembangunan. dari mereka adalah Joseph Schumpeter yang terkenal
dengan teori schumpeter.
Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Shcumpeter memulai
analisisnya dengan memisalkan bahwa pertumbuhan ekonomi sedang
dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung
lama. Pada waktu keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Pada waktu
keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang
berbagai kemungkinan untuk melakukan inovasi yang menguntungkan.
Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan
pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan
penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat
ekonomi negara. maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan
seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. kenaikan
tersebut mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan
lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka
menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan atas dua golongan,
penanaman modal ekonomi dan penanaman modal terpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha
di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Menurut Schumpeter
makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka petumbuhan ekonomi
akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai
tingkat “keadaan tidak berkembang” atau stationary state. Akan tetapi
berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan schumpeter
tingkat
keadaan
tidak
berkembang
itu
dicapai
pada
tingkat
pembangunan yang tinggi.
c. Teori Harood-Domar
Teori harrod-domar merupakan perluasan dari anlisis keynes mengenai
kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja.
Karena teori Harrid-Domar menganggap rasio modal produksi tetap,
teori tersebut mengatakan pertambahan kapasitas barang modal
tergantung kepada dua faktor, yaitu rasio modal produksi itu sendiri
misalnya bernilai COR (capital output ratio) dan investasi yang
dilakukan pada tahun tersebut.
Teori Harrod- Domar adalah perluasan dari analisis keynes. Dengan
demikina teori ini berpendapat bahwa kapasitas penuh pada tahun
berikut akan tercapai apabila pengeluaran agregat bertambah dengan
cukup besar sehingga tercapai keadaan:
Universitas Sumatera Utara
Besarnya pertambahan pendapatan nasional tergantung kepada besarnya
multiplier, dan pertambahan pendapatan tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
Sekarang telah diperoleh tiga persamaan, dengan demikian :
atau
Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri)
dalam periode yang bersamaan oleh E.S Domar ( 1947-1948) dan R.F
Harrod (1939-1948). Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang
modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana
domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi
(pendapatan nasional) yang ditabung.
a) Investasi
Tingkat output suatu perekonomian mempunyai hubungan yang
proporsional (konstan) dengan jumlah stok barang modal. Seandainya
tingkat output dinotasikan Y dan stok barang modal dinotasikan K,
maka:
Y=α K
Dimana α adalah ratio output barang modal ( capital-output ratio,
disingkat ICOR), yaitu angka yang menunjukkan berapa jumlah output
yang dihasilkan dari stok barang modal yang tersedia.
Nilainya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 (0<α<1)
Universitas Sumatera Utara
b) Tabungan
Telah
dikatakan
bahwa
untuk
mampu
melakukan
investasi,
perekonomian harus menyisihkan outputnya sebagai tabungan. Bila
tabungan merupakan bagian proporsional (konstan) dari pendapatan,
hubungan tabungan (S) dengan output (Y) adalah:
S=σY
Nilainya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 (0<σ<1)
c) pertumbuhan ekonomi
Tingkat pertumbuhan output keseimbangan tercapai pada saat I=S.
d. Teori Pertumbuahn Neo-kalsik
teori pertumbuhan neo kalsik melihat sudut pandang yang berbeda yaitu
dari sudut penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow, ekonomi tergantung pada perkembangan
faktor-faktor produksi. Dalam pandangan persamaan ini dapat
dinyatakan dengan persamaan:
ΔY = f (ΔK,ΔL,ΔT)
Dimana:
ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.
ΔK adalah tingkat pertumbuahan modal.
ΔL adalah tingkat pertumbuhan penduduk.
ΔT adalah tingkat pertumbuhan tekhnologi.
Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik atau
persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian
Universitas Sumatera Utara
empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: “ faktor terpenting
mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan
pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan
tekhnologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja”.
Sumbangan terpenting dari teori pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah
menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk
mengadakan
penyelidikan
empiris
dalam
menentukan
sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam
peranan
mewujudkan
pertumbuhan ekonomi.
2.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu dasar untuk mengukur tingkat perekonomian suatu wilayah
adalah dengan menggunakan besaran nilai PDRB. Apabila ditinjau dari segi
pendapatan, PDRB merupakan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh penduduk diwilayah tersebut yang ikut serta dalam
proses produksi didalam jangka waktu tertentu.
PDRB adalah jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi
pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Nilai PDRB disajikan atas dasar
harga berlaku (sesuai dengan harga pasar transaksi pada tahun perhitungan) dan
atas dasar harga konstan (harga dasar tahun tertentu).
Hasil perhitungan atas dasar harga berlaku merupakan seluruh nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam priode tertentu,
Universitas Sumatera Utara
biasanya dalam satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.
Pada perhitungan atas dasar harga berlaku belum menghilangkan faktor produksi,
yang artinga masih memuat akibat terjadinya inflasi/deflasi sehingga tidak
memperlihatkan pertumbuhan atau perubahan PDRB secara rill.
Perhitungan atas harga konstan menggambarkan perubahan volume
produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai
dengan harga pasar pada tahun dasar tertentu, dan pada perhitungan atas dasar
harga konstan ini faktor inflasi dihilangkan, yang artinya perubahan besranya
PDRB sudah terlepas dari pengaruh inflasi dan deflasi.
Adapun pembagian sektor yang terdapat dalam PDRB, yaitu:
1. Sektor pertanian, perternakan, kehutanan, dan perikanan.
2. Sektor pertambangan dan penggalian
3. Sektor industri pengelolaan.
4. Sektor listrik, gas dan air bersih
5. Sektor bangunan/konstruksi
6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran
7. Sektor transportasi dan komunikasi
8. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
9. Sektor jasa
Untuk megukur pendapatan masyarakat dari hasil kegiatan ekonomi di suatu
wilayah, konsep pendekatan yang dipakai adalah PDRB. Adapun konsep-konsep
dasar dari PDRB di jelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Harga Pasar
Universitas Sumatera Utara
PDRB atas harga pasar adalah jumlah nilai produk barang dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang terjadi di suatu
wilayah tertentu. Nilai tambah bruto atau produksi netto terdiri dari
upah, gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan, dan pajak tak
langsung netto.
Dapat disimpulkan bahwa PDRB atas dasar harga pasar merupakan
penjualan nilai tambah bruto dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada
di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
b. Ptoduk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Harga Pasar
PDRN atas harga pasar adalah PDRB dikurangi penyusutan. Sehingga
perbedaan konsep netto dan bruto terletak pada konsep netto dan bruto
terletak pada PDRN komponen ini tidak ada lagi.
Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susutnya barang-barang
modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jumlah susut barabgbarang modal dari seluruh sektor ekonomi merupakan penyusutan
yang diukur berdasarkan nilai barang modal tersebut.
c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor
PDRN atas dasar biaya faktor diperoleh dari PDRN atas dasar harga
pasar dikurangi dengan pajak tak langsung netto. Pajak tak langsung
netto merupakan pajak tak langsung dikurangi dengan biaya subsidi.
Pajak tak langsung meliputi: pajak penjualan, pajak tontotnan, biaya
eksprot dan impor, dan lain-lain kecuali pajak pendapatan dan pajak
perorangan.
Universitas Sumatera Utara
Pajak tak langsung umumnya dibedakan pada harga jual ataupun harga
produksi masing-masing unit produksi, sehingga langsung menaikkan
yang berakibat pada kenaikan harga barang.
Subsidi merupakan dana yang diberikan pemerintah pada unit-unit
produksi, sehingga langsung berakibat pada kenaikan harga barang dan
jasa yang menyangkut kepentingan umum. Jadi pajak tak langsung
berpengaruh positif terhadap kenaikan harga.
d. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa
PDRN
atas
dasar
biaya
faktor,
sebenarnya
secara
agregat
mencerminkan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan
atas balas jasa dari faktor-faktor yang ikut dalam proses produksi di
suatu wilayah dalam waktu tertentu.
2.2 Investasi
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga
produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk
membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang
sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu
komponen dari PDRB atau Y dengan rumus Y = C + I + G + (X-M). Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik,
mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu
Universitas Sumatera Utara
pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya
sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga
(http:/www.wikipedia.com).
Investasi merupakan unsur GDP yang palinge sring berubah. Ketika
pengeluarana atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari
penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Menurut
Mankiw (2003: 453) ada tiga jenis pengeluaran investasi yaitu:
1. Investasi Tetap Bisnis (Business Fixed Investment)
Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses
produksi. Berarti bahwa pengeluaran ini adalah untuk modal yang akan
menetap untuk sementara. Model investasi tetap bisnis mencakup
model investasi neoklasik (neoclassical mode of investment). Model
neoklasik mengkaji manfaat dan bagi perusahaan untuk memiliki
barang-barang modal. Model tersebut menunjukkan bagaimana tingkat
investasi dan tambahan persediaan modal dikaitkan dengan produk
marjinal
modal,
tingkat
bunga,
dan
aturan
perpajakan
yang
mempengaruhi perusahaan tersebut.
2. Investasi Residensial (Residential Investment)
Mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan dibeli
tuan tanah untuk disewakan. Investasi resindensial bergantung pada
Universitas Sumatera Utara
harga relatif rumah. Harga rumah pada akhirnya akan bergantung pada
permintaan dan penawaran rumah saat ini. Kenaikan dalam permintaan
rumah mungkin karena turunya tingkat bunga dapat meningkatkan
harga rumah dan investasi residensial.
3. Investasi Persediaan (Inventory Investment)
Mencakup barang-barang yang yang disimpan perusahaan di gudang,
termasuk bahan-bahan dan persediaan, barang dalam proses dan barang
jadi. Barang-barang yang diimpan perusahaan di gudang pada saat yang
sama bisa tidak bernilai apa-apa dan bisa memiliki signifikansi yang
besar.
Investasi
persediaan
merupakan
salah
satu
komponen
pengeluaran terkecil. Pada masa resesi perusahaan berhenti mengganti
persediaan mereka begitu barang dijual dan investasi persediaan
menjadi negatif.
Beberapa kegunaan persediaan adalah untuk meratakn tingkat produksi
sepanjang waktu, untuk menyimpan parsediaan yaitu persediaan yang
membuat perusahaan beroperasi secara lebih effisien, menghindari
kehabisan barangketika penjualan tiba-tiba melonjak dan persediaan
untuk barang yang sedang dalam proses produksi.
Para pelaku investasi dalah pemerintah, swasta, dan kerjasama antara
pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah umumnya dilakukan tidak dengan
maksud untuk mendapat keuntungan, tetapi tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit dan sebagainya. Bagi swasta
lebih tertarik pada jenis investasi yang ditujukan untuk memperoleh laba yang
biasanya di dorong karena adanya pertambahan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
Ciri-ciri dari barang-barang investasi antara lain:
1) Memiliki manfaat yang umurnya lebih dari satu tahun
2) Nilainya relatif besar dibandingkan dengan nilai outputr
yang dihasilkan
3) Manfaat dari penggunaan barang tersebut dirasakan untuk
jangka waktu yang panjang.
2.2.1 Faktor- Faktor yang Menentukan Investasi
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:
1. Tingkat Keuntungan Investasi yang Diramalkan Akan Diperoleh.
Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan
gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang
kelihatannya mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan,
dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan
tambahan barang-barang modal yang diperlukan.
2. Tingkat Bunga
Tingkat
bunag
menentukan
investasi
yang
akan
memnerikan
keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para
pengusaha hanya dapat melaksanakan keinginan untuk menanam modal
apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya itu,
yaitu persentase keuntungan neto ( tetapi belum dikurangi bunga uang
yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari tingkat bunga.
Oleh karena itu, dalam analisis makroekonomi mengenai investasi lebih
ditekankan kepada menunjukkan peranan tingkat bunga dalam
Universitas Sumatera Utara
menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan tingkat suku bunga
ke ats investasi dan pendapatan nasional.
Terdapat hubungan negatif antar jumlah investasi dengan tingkat suku
bunga.
Tingkat Suku Bunga (i)
i1
i2
i3
Investasi (I)
I1
I2
I3
Gambar 2.2 Hubungan antara tingkat bunga dan investasi
Keterangan:
Pada tingkat suku bunga tertinggi, yaitu i1, investasi berada pada titik
terendah, yaitu titik I1. Ketika tingkat bunga turun menjadi i2, invesatsi meningkat
pada titik I2. Kemudian tingkat bunga turun lagi pada titik i3 dan investasi
meningkat menjadi di titik I3.
3. Inovasi dan Tekhnologi
Adanya temuan-temuan baru menyebabkan cara-cara berproduksi lama
menjadi
tidak
efisien.
untuk
itu
perusahaan-perusahaan
perlu
menanamkaninvestasi untuk membeli mesin-mesin dan peralatanperalatan baru yang lebih canggih.
4. Tingkat Perekonomian
Universitas Sumatera Utara
Makin banyak aktivitas perekonomian makin besar pendapatan
nasional, dan makin banyak bagian pendapatan yang dapat ditabung,
yang pada gilirannya akan diinvestasikan pada usaha-usaha yang
menguntungkan.
5. Tingkat Keuntungan Perusahaan
Makin besar tingkat keuntungan perusahaan, makin banyak bagian laba
yang dapat ditahan untuk tujuan investasi.
6. Situasi Politik.
Jika situasi politi aman, dan pemerintah banyak memberikan
kemudahan-kemudahan bagi pengusaha, tingkat investasi akan tinggi.
dab begitu juga sebaliknya.
2.2.2 Teori Investasi
Di dalam bukunya the general theory of employment, interest, and money
(1936), Jhon Maynard Keynes mendasarkan teori tentang permintaan investasi
atas konsep efisiensi marginal kapital ( Marginal Efficiency Capital atau MEC).
Sebagai defenisi kerja, MEC adalan tingkat diskonto yang menyamakan aliran
perolehan yang diharapka dimasa yang akan datang dengan biaya sekarang dari
kapital tambahan.
Teori neo klasik tentang investasi (Neoclassical theory of investment) ini
merupan teori akumulasi kalital optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang
diinginkan ditentukan oleh output dan jasa dari harga kapital relatif terhadap
harga output.
Universitas Sumatera Utara
Harga jasa kapita pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang
modal, tingkat bunga, dan perlakuan pajak atas pendapatan perusahaan. Jadi
menururt teori ini, perubahan di dalam output akan mngubah dan mempengaruhi
stok kapital yang diingin kan dan juga investasi. Teori neo klasik mengatakan
bahwa tingkat bunga merupakan faktor penentu investasi yang diinginkan.
2.2.3 Pembagian Investasi
Secara sederhana investasi dibedakan atas:
1. Investasi otonom, yaitu investasi yang jumlahnya dari dalam
perekonomian itu sendiri
Investasi (I)
I0
Y1
Y2
Pendapatan Nasional (Y)
Gambar 2.3 Investasi Otonom
Keterangan:
Pada tingkat pendapatan nasional berapapun, yaitu Y1 maupun Y2,
investasi tetap (I0).
2. investasi terpengaruh, yaitu investasi yang jumlahnya dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya pendapatan nasional.
Universitas Sumatera Utara
Investasi (I)
I2
I1
Y1
Y2
Pendapatan Nasional (Y)
Gambar 2.4 Investasi terpengaruh
Keterangan:
Pendapatan nasional Y1 ke Y2 mengakibatkan investasi naik juga dari I1
ke I2.
Berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatan, investasi di bagi lagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a) Investasi Baru
Yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai
bagian dari usaha baru untuk produksi baru ataupun perluasan
produksi, tetapi harus menggunkan sistem industri baru.
b) Investasi Peremajaan
Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti
barang-barang kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan
Universitas Sumatera Utara
kapasitas produksi dan ongkos produksi yang sama dengan alat
yang digantikan.
c) Investasi Rasionalisasi
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok ini peralatan lama diganti oleh yang baru tetapi
dengan ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas
sama dengan yang digantikannya.
d) Investasi Perluasan
Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti
yang lama. Kapsitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi
masih sama.
e) Investasi Modrenisasi
Investasi jenis ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang
memang proses barunya, atau memproduksi lama dengan proses
baru.
f) Investasi Divesifikasi
Investasi ini untuk memperluas program produksi perusahaan
tertentu, sesuai dengan progran diversifikasi kegiatan usaha
korporasi yang bersangkutan.
Di Indonesia, investasi atau penanaman modal dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat
Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh
negara maupun swasta nasional maupun swasta asing yang
berdomosisli di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut, dapat secara
perorangan dan tau merupakan badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Penanaman Modal dalan Negeri atau PMDN adalah penggunaan
kekayaan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan UndangUndang penanaman modal (widjaya, 2005:23).
2. Penanaman Modal Asing (PMA)
Yang dimaksud dengan penanaman modal asing (PMA) hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
berdasarkan ketentuan undang-undang No. 1 tahun 2967 dan yang
digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik
modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
tersebut. Alat- alat untuk perusahaan termasuk penemuan-penemuan
baru milik orang asing, dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar
ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak di biayai
dri kekayaan devisa Indonesia (Widjaya, 2005:26).
Modal asing membantu dalam industrialisasi, dalam membangun dan
menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Modal asing tidak
hanya membawa mesin, tetapi juga keterampilan tekhnik.
2.2.4 Pengaruh Investasi terhadap perekonomian
Investasi dalam berbagai bentuknya banyak memberikan pengaruh kepada
perekonomian suatu negara ataupun dalan cakupan yang lebih kecil yakni daerah.
Universitas Sumatera Utara
Karena dengan terciptanya
investasi akan
memberikan pengaruh
bagi
perekonomian suatu negara. investasi akan berlanjut dengan suatu proses produksi
akan menciptakan lapangan kerja, barang-barang dan jasa-jasa untuk dipasarkan
kepada konsumen. Dan interaksi antara produsen, dalam hal ini investor, dan
konsumen dalam menawarkan dan mengkonsumsi barang dan jasa pada
gilirannya akan menciptakan kemajuan perekonomian suatu negara atau daerah.
Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara atau
daerah dapat pula dilihat melalui “multiplier effect” yang ditimbulkan. Multiplier
effect atau angka pengganda dari investasi tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
KI = 1/1-MPC
Dimana MPC merupakan besranya hasrat untuk mengkonsumsi. Sehingga
suatu investasi ditanamkan dalam suatu perekonomian, dampaknya terhadap
pertambahan pendapatan nasional atau daerah tidak hanya sebesar nilai investasi
yang ditanamkannya, tetapi sebesar nilai yang ditanamkan dilkalikan dengan
angka penggandanya (Kelana, 1996: 131).
Namun investasi yang ditanamkan da dalam perekonomian salah satunya
ditentukan oleh adanya demand dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi atas
barang-barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga
merangsang tumbuhnya investasi baru. Karena seperti yang kita ketahui bahwa
pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi
ataupun untuk ditabung.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan
dengan S dan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka
perumusannya menjadi Y=C+S.
Seandainya
keseluruhan
pendapatan
masyarakat
itu
dikonsumsi
keseluruhannya (MPC=1) maka besarnya K menjadi tak hingga dan besar
pendapatan nasional juga tak terhingga.
2.3 Telaah Riset Terdahulu
Berdasarkan riset yang dilakukan Gani (1999) memperlihatkan bahwa
variabel penanaman modal asing dan pertumbuhan ekonomi di Fiji memiliki
hubungan yang eratt setelah dilakukan Uji Granger Causality.
Hasil
skripsi
Renata
(2003)
“Analisis
kausalitas
investasi
dan
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara”adanya hubungan searah (kausal) antara
investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
2.4 Konseptual Penelitian
Dengan adanya investasi yang terdiri dari PMDN dan PMA dapat
mengakibatkan produksi barang dan jasa (output) di suatu daerah meningkat.
Output suatu daerah diukur dengan Produk Domestik Regionla Bruto (PDRB).
Dengan meningkatnya output maka secara otomatis PDRB daerah tersebut
meningkat.
PDRB merupakan indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan
meningkatnya output yang mengahsilakn maka pertumbuhan ekonomi suatu
daerah tersebut dikatakan mengalami kenaikan.
Universitas Sumatera Utara
PMDN dan PMA
Peningkatan Produksi
PDRB
Pertumbuhan Ekonomi
Gbr. 2.5 Konseptual Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Download