iii. metodologi penelitian

advertisement
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran
Untuk melihat pengaruh krisis ekonomi global terhadap perkembangan
kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), maka dilakukanlah
analisis terhadap laporan keuangan BPRS. Penilaian kinerja keuangan PT. BPRS
Amanah Ummah dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan
perusahaan selama lima periode (2005-2009). Perkembangan kinerja keuangan
PT. BPRS Amanah Ummah dianalisis melalui analisis trend, analisis persentase
per komponen, serta analisis rasio (rasio permodalan, rasio kualitas aset, rasio
rentabilitas dan rasio likuiditas).
Analisis rasio keuangan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
analisis rasio keuangan yang terdapat dalam peraturan Bank Indonesia Nomor:
9/17/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan BPR berdasarkan
prinsip syariah. Namun, tidak semua analisis rasio dalam peraturan tersebut
digunakan, dikarenakan keterbatasan data yang dapat diperoleh. Selain itu juga
dilakukan analisis terhadap laporan keuangan rata-rata industri BPRS selama lima
periode terakhir (2005-2009).
Selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil analisis laporan keuangan
PT BPRS Amanah Ummah dengan hasil analisis laporan keuangan rata-rata
industri BPRS. Dari perbandingan tersebut akan diketahui apakah kinerja
keuangan PT BPRS Amanah Ummah lebih baik, sama, atau lebih rendah daripada
kinerja keuangan rata-rata industri BPRS. Secara ringkas kerangka pemikiran
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Krisis Ekonomi Global
PT BPRS Amanah
Ummah
Industri BPRS
Laporan Tahunan
PT. BPR Syariah Amanah Ummah
Periode 2005-2009
Neraca dan Laporan Laba Rugi
Gabungan BPRS Periode 2005-2009
Neraca
Neraca dan Laporan Laba Rugi Ratarata Industri BPRS Periode 2005-2009
Laporan
Laba Rugi
Laporan
Arus Kas
Laporan Perubahan
Ekuitas
Analisis Keuangan :
- Analisis Tren
- Analisis Vertikal
- Analisis Rasio Keuangan
Analisis Keuangan:
- Analisis Tren
- Analisis Vertikal
Perkembangan Kinerja Keuangan
Internal PT. BPR Syariah Amanah
Ummah Periode 2005-2009
Perbandingan antara Analisis Tren BPRS
Amanah Ummah dan Rata-rata Industri
BPRS
Perbandingan antara Analisis
Persentase Per Komponen BPRS
Amanah Ummah dan Rata-rata
Industri BPRS
Perkembangan Kinerja Keuangan
PT. BPRS Amanah Ummah
Periode 2005-2009
Rekomendasi
: Alur Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di PT BPRS Amanah Ummah selama
tiga bulan yakni pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2010. PT BPRS
Amanah Ummah berlokasi di Jl. Leuwiliang No.1 Kabupaten Bogor.
3.3.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara tidak
terstruktur dengan pihak manajemen perusahaan. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang meliputi laporan neraca kurun
waktu lima tahun terakhir (2005-2009), laporan laba rugi kurun waktu lima tahun
terakhir (2005-2009), profil perusahaan serta informasi-informasi lainnya yang
terkait dalam penelitian. Sebagai data penunjang, dikumpulkan pula data-data
yang telah diolah pada instansi terkait yaitu Bank Indonesia, serta berbagai
literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah (tabulasi)
menggunakan alat bantu (komputer) dengan program microsoft excel. Data yang
telah diolah kemudian dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara
deskriptif.
Analisis perkembangan kinerja keuangan PT. BPRS Amanah Ummah
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang
terdiri dari analisis trend, analisis common size statement, serta analisis rasio
(terdiri dari empat kelompok analisis, yakni rasio permodalan, rasio kualitas aset,
rasio rentabilitas dan rasio likuiditas).
3.4.1. Analisis Trend
Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai
perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan
menganalisis laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat diketahui
kecenderungan ataupun trend dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan,
apakah tetap, meningkat ataupun menurun.
Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam persentase (trend
percentages) ini diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data
atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan
keuangan yang dianalisis tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base year).
Pemilihan tahun yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu
keharusan, karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan
keadaan yang normal atau representatif. Sedapat mungkin periode atau laporan
keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di
antara tahun-tahun yang dianalisis tersbut.
Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka atau nilai 100, sedang pos-pos yang sama dari
periode-periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam
laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos
dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam
laporan keuangan tahun dasar dan dikalikan 100% untuk melihat nilai persentase
kenaikan ataupun penurunan dari setiap pos tersebut. Jadi trend yang dimaksud
adalah menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun dengan
tahun dasarnya. Analisis trend secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Rxt 
Pxt
x100% ..................................................................................................(1)
Px0
Dimana ; Rxt = nilai persentase untuk tahun ke-t
Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan di analisis
Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
3.4.2. Analisis Persentase Per-Komponen (Common-Size Statement)
Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai
perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam
hubungannya dengan total aktiva atau dengan total penjualan. Analisis ini
dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap pos dalam aktiva dengan
total aktivanya, dan setiap pos dalam pasiva dengan total pasivanya, serta setiap
pos dalam laba rugi dengan total penjualannya.
Menurut Munawir (1995) metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah
dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-persentase tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%.
2. Hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut
dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan
total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total
pasivanya dan masing-masing pos rugi-laba dengan total penjualan nettonya,
dikalikan 100%.
Analisis persentase per komponen secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Ryt 
Py t
x100% .................................................................................................(2)
Py 0
Dimana ; Ryt = nilai persentase yang dibandingkan
Pyt = pos y dalam laporan keuangan tahun ke-t
Pyo = pos dasar sebagai pembanding
3.4.3. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang
hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio
keuangan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan
yang terdapat dalam peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/17/PBI/2007 tentang
sistem penilaian tingkat kesehatan BPR berdasarkan prinsip syariah. Analisis ini
mencakup empat kelompok analisis rasio yang meliputi rasio permodalan, rasio
kualitas aset, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas.
2.
Rasio Permodalan
Rasio permodalan digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan
modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien.
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Rasio kecukupan modal dirumuskan sebagai berikut:
ModalInti  Pelengkap
…………………………………………………(3)
ATMR
CAR 

Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah yang
berlaku.
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1 (CAR > 11%), peringkat 2 (9,5%
< CAR < 11%), peringkat 3 (8% < CAR < 9,5%), peringkat 4 (6,5% < CAR <
8%), peringkat 5 (CAR < 6,5 %)
3. Rasio Kualitas Aset
a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (EAQ)
Rasio kualitas aktiva produktif dirumuskan sebagai berikut:
 EAaR 
EAQ  1 
 ……………………………………………………………...(4)
EA 


EAaR atau aktiva produktif yang diklasifikasikan merupakan aktiva produktif
yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan
atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
b. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar.
c. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan.
d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet.

EA merupakan aktiva produktif sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi bank perkreditan rakyat
berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1(EAQ > 93%), peringkat 2 (90% <
EAQ < 93%), peringkat 3 (87% < EAQ < 90%), peringkat 4 (84% < EAQ <
87%), peringkat 5 (EAQ < 84%).
b. Rasio pembiayaan bermasalah (NPF)
Rasio pembiayaan bermasalah dirumuskan sebagai berikut:
NPF 
JPB
……………………………………………………………………..(5)
JP

JPB merupakan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektibilitas
Kurang Lancar, Diragukan dan Macet sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku.

JP merupakan jumlah pembiayaan yang dimiliki oleh bank.
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1 (NPF < 7%), peringkat 2 (7% <
NPF < 10%), peringkat 3 (10% < NPF < 13%), peringkat 4 (13% < NPF < 16%),
peringkat 5 (NPF > 16%).
4. Rasio Rentabilitas
a. Rasio aset yang menghasilkan pendapatan (IGA)
Rasio aset yang menghasilkan pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
IGA 

 AP  NPA ……………………………………………………………...(6)
TA
AP atau Aktiva Produktif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi bank perkreditan rakyat
berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.
AP dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan.

NPA atau Non Performing Asset adalah Aktiva Produktif yang tergolong
Kurang Lancar, Diragukan dan Macet sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi bank perkreditan
rakyat berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.
NPA dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan

TA adalah Total Aset yang dimiliki oleh bank, yang dihitung berdasarkan data
selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan.
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1 (IGA > 87%), peringkat 2 (82% <
IGA < 87%), peringkat 3 (78% < IGA < 82%), peringkat 4 (74% < IGA < 78%),
peringkat 5 (IGA < 87%).
b. Rasio Net Margin Operasional utama (NSOM)
Rasio net margin operasional utama dirumuskan sebagai berikut:
NSOM 
POu  BH  BOu
……………………………………………………(7)
AP

POu atau Pendapatan Operasional Utama adalah pendapatan yang diterima
oleh bank dari aktivitas penyaluran dana.
POu dihitung dari akumulasi pendapatan utama dalam 12 bulan terakhir dari
bulan laporan.

BH atau Bagi Hasil adalah distribusi bagi hasil yang dilakukan bank atas dana
mudharabah yang diterima oleh bank.
BH dihitung dari akumulasi bagi hasil dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.

BOu atau Beban Operasional Utama adalah beban yang dikeluarkan oleh bank
untuk membiayai aktivitas utama bank.
BOu dihitung dari akumulasi biaya operasional utama dalam 12 bulan terakhir
dari bulan laporan.

AP merupakan aktiva produktif sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi bank perkreditan rakyat
berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.

AP dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1 (NSOM > 9%), peringkat 2 (7% <
NSOM < 9%), peringkat 3 (5% < NSOM < 7%), peringkat 4 (3% < NSOM <
5%), peringkat 5 (NSOM < 3%).
c. Return On Equity (ROE)
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
ROE 

EAT
…………………………………………………………………….(8)
PIC
EAT atau Earning After Tax adalah laba yang diperoleh oleh bank setelah
perhitungan pajak dan telah memperhitungkan kekurangan PPA.
EAT diperoleh dari akumulasi laba setelah pajak dalam 12 bulan terakhir dari
bulan laporan.

PIC atau Paid In Capital adalah modal disetor yang dimiliki oleh bank.
PIC dihitung berdasarkan data rata-rata selama 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
Kriteria penilaian peringkat: peringkat 1 (ROE > 23%), peringkat 2 (18%
< ROE < 23%), peringkat 3 (13% < ROE < 18%), peringkat 4 (8% < ROE <
13%), peringkat 5 (ROE < 8%).
5. Rasio Likuiditas
a. Cash Ratio (CR)
Cash Ratio atau rasio kas dirumuskan sebagai berikut:
CR 
Cash & SetaraKas
……………………………………………………...(9)
Kewajiban _ Lancar

Cash & Setara Kas adalah kas, giro dan selisih lebih tabungan antar bank.

Kewajiban Lancar meliputi kewajiban segera, tabungan, dan simpanan
berjangka.
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
FDR 

Jumlah _ Pembiayaan
……………………………………………...(10)
Dana _ yang _ Dihimpun
Jumlah pembiayaan meliputi pembiayaan yang diberikan dan penanaman pada
bank lain dalam bentuk pembiayaan yang diberikan.

Dana yang dihimpun meliputi simpanan pihak ketiga, pembiayaan yang
diterima lebih dari tiga bulan, modal pinjaman dan modal inti.
Download