Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada tiga dekade terakhir proses pemisahan dengan membran banyak dipakai dalam berbagai industri. Penggunaan membran secara komersial dalam skala besar telah menggeser proses-proses pemisahan secara konvensional karena proses pemisahan dengan membran lebih efisien, baik dari sisi energi maupun modal yang dibutuhkan1. Proses-proses pemisahan dengan membran di industri banyak menggunakan bahan polimer organik. Hal ini karena harganya relatif murah dan proses pembuatannya relatif sederhana. Namun membran polimer mempunyai beberapa kelemahan seperti selektivitas yang rendah, tidak stabil pada suhu tinggi dan pada pH yang ekstrem, serta mengalami dekomposisi dalam pelarut organik2. Selain membran polimer organik, membran anorganik juga banyak digunakan. Membran jenis ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan membran polimer organik, yaitu stabilitas termal dan kimia yang baik, fluks yang tinggi, kekuatan mekanik yang baik dan masa pakai yang lebih lama. Keunggulankeunggulan tersebut telah mendorong pengembangan membran anorganik dalam bidang pembuatan maupun aplikasinya. Beberapa jenis membran anorganik antara lain adalah membran silika (SiO2), alumina (Al2O3), titania (TiO2), dan zirkonia (ZrO2)3. Membran anorganik dengan bahan dasar silika dan alumina telah banyak dikembangkan dan diaplikasikan untuk pemisahan. Pengembangan membran anorganik nonsilikat seperti zirkonia menarik untuk dikaji karena di samping mempunyai potensi untuk aplikasi nanofiltrasi dan ultrafiltrasi, juga mempunyai stabilitas termal dan ketahanan kimia yang baik4. Membran zirkonia banyak dikembangkan baik sebagai membran tunggal maupun komposit. Gestel et al2 telah berhasil membuat membran keramik ZrO2 dan TiO2 untuk nanofiltrasi dan pervaporasi. 1 Asaeda et al5 membuat membran komposit berpori SiO2-ZrO2 dengan metode solgel melalui hot-coating pada pendukung membran alumina. Selain zirkonia, bahan keramik nonsilikat lain yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar membran adalah zirkon (ZrSiO4). Seperti halnya zirkonia, zirkon juga memiliki stabilitas kimia yang tinggi6-8. Falamaki et al9 telah berhasil membuat membran zirkon. Membran dibentuk dengan teknik uniaxial pressing dan disinter pada berbagai temperatur. Membran yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat yang diperlukan sebagai pendukung membran dan dapat juga diaplikasikan sebagai penyangga katalis. Pendukung membran yang baik memiliki permeabilitas dan kekuatan mekanik yang tinggi, serta berpori. Membran keramik ZrSiO4-ZrO2 juga telah berhasil dibuat dari serbuk zirkonia monoklin dengan kandungan silika yang tinggi (11,5 %)6. Proses pembuatan membran ini dilakukan dengan pelapisan (dip-coating) suspensi zirkonia pada membran berpori alumina sebagai pendukung dan dilanjutkan dengan sintering. Aluminon ditambahkan untuk mendapatkan suspensi zirkonia yang stabil. Membran keramik ZrSiO4-ZrO2 yang dihasilkan memiliki kekerasan mikro (microhardness) lebih tinggi dan kekasaran permukaan (surface roughness) yang lebih rendah dibandingkan dengan membran yang dibuat dari zirkonia monoklin dengan kemurnian tinggi. Dalam penelitian ini akan dikaji pembuatan membran keramik ZrSiO4-ZrO2 dari campuran serbuk ZrSiO4 dan ZrO2. Serbuk ZrSiO4 dipilih sebagai material utama karena material ini belum dimanfaatkan secara maksimal. ZrSiO4 biasanya dimanfaatkan dalam pembuatan bahan-bahan tahan panas dan tahan goresan, pelapis keramik, permata, dan kristal. Membran dibuat secara uniaxial pressing, dengan cara ini hanya diperlukan zat pengikat (binder) sebagai aditif sehingga dapat menekan biaya produksi. Dengan kombinasi antara serbuk ZrSiO4 dan ZrO2 diharapkan dapat dihasilkan membran keramik dengan sifat-sifat yang unggul secara kimia maupun fisika. 2 Membran ZrSiO4-ZrO2 yang dihasilkan akan dilapisi dengan partikel titanium(IV) oksida (TiO2) berukuran nano yang sering disebut dengan titania untuk lebih meningkatkan fungsinya. Partikel TiO2 berukuran nano telah diketahui mempunyai aktivitas katalitik10. Aktivitas ini jika diterapkan pada membran keramik akan diperoleh suatu membran yang mempunyai sifat katalitik. Selanjutnya, dengan memperhatikan sifat material ZrSiO4, ZrO2, dan TiO2 yang stabil pada temperatur tinggi, maka dalam penelitian ini dipelajari kemungkinan penggunaan campuran ZrSiO4 dan ZrO2 yang dilapisi dengan TiO2 untuk menghasilkan suatu membran keramik yang stabil secara termal dan kimia. Dengan demikian, membran yang dihasilkan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi membran katalitik. Keunggulan membran katalitik dibandingkan dengan membran konvensional adalah membran katalitik dapat berfungsi sebagai media pemisah sekaligus sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia. Dengan demikian, suatu reaksi kimia dapat dilakukan secara simultan dengan proses pemisahan antara hasil reaksi dengan residu pereaksi. I.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari beberapa parameter dalam pembuatan membran keramik ZrSiO4-ZrO2-TiO2. Parameter-parameter yang dikaji antara lain komposisi ZrSiO4 dan ZrO2, serta temperatur sintering. Selanjutnya membran yang dibuat dikarakterisasi. Karakterisasi yang dilakukan meliputi penentuan permeabilitas air, rejeksi membran, dan analisis morfologi membran. I.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada kajian terhadap: 1. Parameter-parameter pembuatan membran keramik ZrSiO4-ZrO2, yang meliputi penentuan komposisi campuran ZrSiO4 dan ZrO2, serta temperatur sintering. 3 2. Kajian awal pembuatan membran katalitik melalui pelapisan serbuk TiO2 pada permukaan pendukung membran ZrSiO4-ZrO2. 3. Karakterisasi membran yang meliputi permeabilitas air, rejeksi membran, dan analisis morfologi membran. I.4 Hipotesis 1. Membran keramik ZrSiO4-ZrO2-TiO2 dapat dibuat dengan teknik uniaxial pressing campuran serbuk ZrSiO4 dan ZrO2 dengan penambahan zat pengikat poli(vinilalkohol) atau PVA, kemudian dilanjutkan dengan sintering. 2. Pelapisan serbuk TiO2 pada permukaan pendukung membran ZrSiO4-ZrO2 dapat membentuk membran keramik ZrSiO4-ZrO2-TiO2. 3. Membran keramik ZrSiO4-ZrO2-TiO2 mempunyai karakteristik yang baik untuk dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi membran katalitik. 4