BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
Didalam pelaksanaan proyek, menejemen proyek meliputi tiga fase
(Heizer dan Render, 2009), yaitu
a. Perencanaan.Fase
ini
mencakup
penetapan
sasaran,
mendefinisikan proyek, dan organisasi tim-nya
b. Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan
untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing
kegiatan satu dengan yang lainya.
c. Pengendalian Perusahaan mengawasi sumber daya ,biaya kualitas
dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana
dan mengeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat
memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
Handoko (1999) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai berikut :
a. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan
salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan akan
mengakibatkan
kerugian,
seperti
penambahan
biaya,
kehilangan produk memasuki pasar.
b. Tepat anggaran (on budget ) yaitu biaya yang sudah
dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah di tetapkan.
c. Tepat Spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai
dengan spesifikasi yang telah di tetapkan.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
2.1.1 Proyek Konstruksi
Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang
memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan
untuk mencapai tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu tertentu
(Prawirohardjono, 1985).
Pendapat lain menyebutkan bahwa, kegiatan proyek dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Suharto, 1999).
Sehingga dapat disimpulkan proyek merupakan serangkaian kegiatan
terdiri dari sejumlah aktivitas untuk menghasilkan tujuan tertentu dengan waktu
yang telah ditetapkan. Pada penelitian kali ini dilalukan pada pembangunan
fasilitas industri otomotif yang termasuk ke dalam jenis proyek engineeringkonstruksi. Dalam suatu proyek konstruksi, sumber daya manusia, peralatan,
material, waktu dan sub kontraktor bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Menurut Ervianto (2005) proye k konstruksi merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu
pendek.
Karakteristik
proyek
konstruksi
dapat
dipandang
dalam
tiga
dimensi,Kemudian, proses penyelesaiannya harus berpegang pada tiga kendala
(tripleconstrain): sesuai spesifikasi yang ditetapkan, susuai time schedule, dan
sesuai biaya yang direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan. Ciri –ciri
tersebut di atas menyebabkan industri jasa konstruksi berbeda dengan
industrilainnya, misalnya manufaktur.
2.1.2 Penjadwalan Proyek Kontruksi
Rangkaian kegiatan proyek terdiri atas tahap studi kelayakan, tahap
perencanaan dan perancangan, tahap pelelangan/ tender, dan tahap pelaksanaan
konstruksi. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa perencanaan adalah salah satu
bagian yang penting dalam proyek konstruksi
Dalam perencanaan proyek seorang pengambil keputusan dihadapkan pada
pilihan dalam menetapkan sumber daya yang tepat. Salah sa tu bagian
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
perencanaan adalah penjadwalan (scheduling), di mana penjadwalan ini
merupakan gambaran dari suatu proses penyelesaian dan pengendalian proyek.
Dalam penjadwalan ini akan tampak uraian pekerjaan, durasi atau waktu
penyelesaian setiap pekerjaan, waktu mulai dan akhir setiap pekerjaan dan
hubungan ketergantungan antara masing-masing kegiatan.
Pada umumnya penjadwalan proyek dikerjakan oleh konsultan perencana
dan kemudian dikoordinasikan dengan kontraktor dan pemilik (owner) dengan
ketentuan
yang
telah
disepakati
dalam
kontrak.
Dengan
demikian,
makapenjadwalan waktu setiap kegiatan proyek perlu diatur secara efisien
danseoptimal mungkin sehingga tidak akan terjadi keterlambatan penjadwalan
waktu.
2.1.3 Bar Chart (Bagan Balok)
Bar Chart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt
pada tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Bar Chart sering
disebut juga dengan nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum
ditemukannya metode ini, belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam
aspek perencanaan dan pengendalian proyek (Soeharto, 1999). Gantt menciptakan
teknik ini untuk memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga
dengan melihat sekilas, pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan
proyek.
Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan
merupakan metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan
pengendalian di industri konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu
proyek, baik dari mulai kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari
sektor swasta sampai dengan BUMN.
2.1.4 Format Bar Chart
Dalam Bar Chart (Bagan Balok), kegiatan digamba rkan dengan balok
horizontal seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1. Panjang balok menyatakan
lama kegiatan dalam skala waktu yang dipilih. Bagan balok terdiri atas sumbu y
yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek dan digambarkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
sebagai balok, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu
atau bulan sebagai durasinya (Husen, 2009). Di sini, waktu mulai dan waktu akhir
masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok -balok yang
bersangkutan (Soeharto, 1999 ).
Pada bagan balok juga dapat ditentukan milestone atau tonggak kemajuan
sebagai bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas
proyek secara keseluruhan. Sedangkan untuk proses updating, bagan balok dapat
diperpendek atau diperpanjang, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan
bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal
(Husen, 2009).
Gambar 2.1 Bar Chart atau Gantt Chart ( Sumber: Ervianto, 2005)
2.1.5 .Kritikan Metode Bar Chart
Sebagai metode yang umum digunakan dal am penjadwalan proyek
konstruksi, penyajian informasi dalam Bar Chart agak terbatas, misalnya Bar
Chart tidak dapat secara spesifik menunjukkan urutan kegiatan dan hubungan
ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain sehingga kegiatan
-kegiatan yang menjadi prioritas atau lebih penting dari yang lain di dalam suatu
proyek tidak dapat dilihat. Selain itu, lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak
dapat diketahui, maka apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan
yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan (Husen, 2009). Masalah ini
diperparah dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas proyek, sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Manajer Konstruksi yang menggunakan Bar Chart akan mengalami kesulitan
dalam mengubah atau memperbarui data kegiatan terten tu yang dapat
menyebabkan tambahan perubahan di dalam hubungan dengan kegiatan yang lain.
2.1.6 Metode Analisis Jaringan Kerja (Network Diagram)
Metode Network Diagram atau metode jaringan kerja diperkenalkan pada
tahun 50-an oleh tim perusahaan DuPont dan Rand Corporation untuk
mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini dimaksudkan untuk
merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki
hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain -engineering,
konstruksi, dan pemeliharaan. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar
kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis (Husen, 2009).
Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu
langkah penyempurnaan metode Bar Chart, karena dapat memberikan jawaban
atas pertanyaanpertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut. Jaringan
kerja merupakan metode yang mampu menyuguhkan teknik dasar dalam
menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek, dan selanjutnya dapat
memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1999).
Ada beberapa macam metode analisis jaringan kerja yang dapat digunakan
dalam penjadwalan waktu proyek, antara lain (Soeharto, 1999):
a) Critical Path Method (CPM)
b) Project Evaluation and Review Technique (PERT)
c) Precedence Diagramming Method (PDM)
Metode CPM dan PERT termasuk dalam klasifikasi activity on arrow
(AOA) sedangkan PDM adalah activity on node (AON). Kegiatan anak panah,
atau AOA, disini kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan
dua lingkar an yang mewakili dua peristiwa, ekor anak panah merupakan awal
kegiatan dan ujungnya akhir kegiatan, nama dan kurun waktu kegiatan berturutturut ditulis di atas dan di bawah anak panah. Kegiatan ditulis di dalam kotak atau
lingkaran, yang disebut AON, ana k panah hanya menjelaskan hubungan
ketergantungan di antara kegiatan -kegiatan. Tanda/symbol dalam pembuatan
jaringan kerja ditunjukan pada Tabel 2.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
Tabel 2.1 Simbol Penyusunan Jaringan Kerja
Anak panah (arrow), menyatakan sebuah
kegiatan atau aktiv itas. Diatas anak panah
ditulis simbol kegiatan, sedangkan dibawah
anak panah ditulis waktu kegiatan.
Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah
kejadian
atau
peristiwa.
Dalam
diagram
jaringan kerja dimungkinkan terjadi lebih dari
satu peristiwa, tetapi diantara dua peristiwa
hanya boleh terjadi satu kegiatan.
Anak panah garis putus – putus menyatakn
kegiatan semu. Dalam kegiatan jaringan kerja,
kegaitan semu boleh ada boleh tidak ada.
Kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari
diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa.
(Sumber: Dimyati dan Damyati, 2011)
2.1.7 Logika ketergantungan Kegiatan Diagram Anak Panah
Diagram anak panah menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau
aktivitas proyek. Suatu anak panah biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu
kegiatan dengan ujungnya menunjukan arah kemajuan proyek. Hubungan suatu
kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukan oleh adanya
kegiatan.
Yang
dimaksud
dengan
kejadian
adalah
saat
menggambarkan
permulaanatau pengakhiran sutau kegiatan, sedangkan kegiatan merupakan
elemen pekerjaan yang memerlukan waktu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Logika ketergantungan kegiatan dinyatak sebagai berikut:
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan B
dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.2 Jaringan Kegiatan AON
(Sumber: Dimyati, 2011)
2 Jika kegiatan A, B, dan C harus selesai sebelum kegiatan D dapat dimulai
Gambar 2.3 Jaringan Kegiatan Bercabang
(Sumber: Dimyati, 2011)
2.1.8 Kegiatan Semu (Dummy Activities)
Untuk menyusun suatu kegiatan yang bisa memenuhi ketentuan –
ketentuan diatas maka kadang – kadang muncul kegiatan semu (dummy
activities). Kegiatan semu adalah bukan dianggap sebagai kegiatan, hanya saja
tanpa memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Keguanaan dari kegiatan semu
sebagai berikut
1. Untuk menghindari terjadinya dua buah kejadian yang dihubungkan
oleh kebih dari satu kegiatan (sejaja r). Seperti pada gambar berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Gambar 2.4 Jaringan Kegiatan Dummy
(Sumber: Dimyati, 2011)
2. Untuk menunjukan urutan-urutan kegiatan yang tepat sperti gambar
berikut:
Gambar 2.5 Jaringan Kegiatan Salah
(Sumber: Dimyati, 2011)
Gambar diatas menunjukan urutan yang salah, sebab seolah –
olah kegiatan D harus didahului kegiatan A dan kegiatan C harus didahului
oleh kegiatan B, padahal tidak demikian. Untuk menghindari kesalahan ini
dapat digunakan kegiatan semu.
Gambar 2.6 Kegiatan dengan tambahan Dummy
Untuk memenuhi ketenuan, dimana suatu network harus di mulai oleh
suatu kejadian dan di akhiri oleh suatu kejadian, kadang-kadang harus di
tambahkan satu kejadian semu pada akhir network, dan kejadian-kejadian di
dalam network, apabila network di mulai atau di akhiri oleh bebrapa kejadian,
seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.7 Jenis kegiatan diawali & diakhiri kejadian
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
2.1.9 CPM (Critical Path Method)
CPM adalah suatu metode perencanaan penjadwalan proyek konstruksi
yang dapat menunjukkan aktivitas -aktivitas kritis. Aktivitas -aktivitas kritis
tersebut sangat mempengaruhi waktu penyelesaian dari suatu proyek, karena jika
penyelesaian pekerjaan dari salah satu aktivi tas kritis terlambat maka proyek akan
mengalami keterlambatan pelaksanaannya, yang berrarti akan menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan (O’Brien, 1984).
Menggunakan
CPM,pendekatan
yang
dilakukan
secara
deterministi
hanyamenggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Adapun istilah-istilah
yang digunakan dalam metode CPM adalah sebagai berikut:
a) Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat
dimulai, dengan memperhitungkan waktu kegiatan yang diharapkan
dan persyaratan urutan kegiatan.
b) Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai
suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek
c) Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal suatu kegiatan
dapat diselesaikan.
d) Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat
menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
e) Duration (D) adalah kurun waktu kegiatan.
2.1.10 Perhitungan CPM
Adapun perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu
caraperhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward
computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial
event menuju terminal event maksudnya ialah menghitung saat yang paling
tercepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya
aktivitas-aktivitas (ES dan EF)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
Adapun perhitungannya adalah: EF = ES + D
Dimana: EF = waktu selesai paling awal (Earliest Finish)
ES = waktu mulai paling awal (Earliest Start)
D = kurun waktu kegiatan yang bersangkutan Duration)
Ada tiga langkah yang harus dilakukan pada perhitungan maju, yaitu
sebagai berikut:
a. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke nol
sehingga untuk initial event berlaku ES=0
b. Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas -aktivitas yang
mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat
terjadinya sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saat
tercepat untukmenyelesaikan aktivitas -aktivitas yang berakhir
pada event tersebut.
c. Diantara dua peristiwa tidak boleh ada 2 kegiatan, sehingga
untuk menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang
tidak mempunyai durasi.
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event
menujuke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat
terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitasaktivitas (LS dan LF).
Adapun perhitungannya adalah LS = LF – D
Dimana: LS = waktu mulai paling akhir (Latest Start)
LF = waktu selesai paling akhir (Latest Finish)
D = kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (Duration)
Seperti halnya pada perhitungan maju, pada perhitungan
mundur ini pun terdapat dua langkah, yaitu sebagai berikut
a. Pada terminal event berlaku LF=LS.
b. Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang
mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling
lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
dari saat -saat paling lambat untuk memulai aktivitas aktivitas yang berpangkal pada event tersebut.
2.1.11 Analisa Waktu Kelonggaran (Float / Slack)
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu
atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang
menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut
lintasan kritis. Di samping lintasan kritis ini terdapat lintasan -lintasan lain yang
mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan
demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bias
terlambat yang dinamakan float/slack.
Floa/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada
sebuah network dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek
atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan,
dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float
dalam CPM atau total slack dan fee slack dalam PERT (Dimyati dan Dimyati,
2010).
Total Float/Total Slack adalah jumlah waktu di mana waktu penyelesaian
suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Free Float/Fee Slack adalah jumlah
waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat
paling cepat dimulainya aktivitas lain pada network (Dimyati dan Dimyati,2010).
Dengan selesainya perhitungan maju dan perhitungan mundur pada
network, barulah float/slack dapat dihitung. Float dalam CPM dapat dicari dengan
perhitungan: FF=EF–ES-D dan TF=LF-ES-D. Slack dalam PERT dicari dengan
perhitungan: SF(i,j)=TEj-TEi-te(i,j) dan ST(i,j) = TLj-TEi-te(i,j).
2.1.12 Jalur Kritis CPM
Jalur kritis adalah jalur dalam jaringan kerja yang memili ki rangkaian
komponen-komponen kegiatan, dengan total waktu terlama dan menunjukkan
kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jalur kritis mempunyai arti
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
Penting dalam penyelesaian suatu proyek, karena kegiatan -kegiatan dalam jalur
kritis diusahakan tidak mengalami keterlambatan penyelesaian (Purnomo, 2004).
Identifikasi aktivitas kritis dalam CPM ditandai dengan nilai free float dan
total float sama dengan nol (FF dan TF = 0). Identifikasi aktivitas kritis dalam
PERT ditandai dengan nilai free slack dan total slack sama dengan nol (FS dan TS
= 0). Aktivitas kritis tersebut nantinya membentuk suatu jalur yaitu jalur kritis
yang pengerjaannya tidak boleh mengalami Penundaan agar tidak terjadi
keterlambatan proyek secara keseluruhan meskipun kegiatan lain tidak mengalami
keterlambatan.
Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui jalur kritis adalah
sebagai berikut:
a. Penundaan pekerjaan pada jalur kritis menyebabkan seluruh pekerjaan
proyek tertunda penyelesaiannya.
b. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang
ada pada jalur kritis dapat dipercepat.
c Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur
kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off
(pertukaran waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program
(diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang
bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan.
2.1.13 Trade – Off Biaya Waktu dan Project Crashing
Menurut (Heizer, 2009) ketika mengelola suatu proye k adalah lazim bagi
seorang pelaku proyek jika menghadapi salah satu (atau kedua) situasi berikut
a. Proyek mundur dari jadwal
b. Waktu penyelesaian proyek yang sudah dijadwalkan dimajukan.
Pada situasi apapun, beberapa atau semua aktivitas yang ada harus
dipercepat untuk menyelesaikan proyek dalam batas waktu yang diingi nkan.
Proses dimana memperpendek jangka waktu proyek dengan biaya terendah biasa
dikenal dengan Crashing Project.
Pengertian Crashing Project menurut buku Manajemen Operasi, Edisi 9
Buku 1 (Jay Heizer dan Barry Render, 2009) adalah proses memperpendek waktu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
aktivitas di jaringan untuk mengurangi waktu di jalur kritis sehingga waktu
penyelesaian total berkurang. CPM merupakan teknik dimana setiap a ktivitas
mempunyai waktu normal. Hal yang berkaitan dengan waktu normal adalah biaya
normal aktivitas. Namun, waktu yang lain dalam manajemen proyek adalah waktu
crash yang ditetapkan sebagai jangka waktu terpendek yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah aktivitas. Hal yang berkaitan dengan crash adalah biaya
crash dari aktivitas.
Biasanya dapat mempersingkat sebuah aktivitas dengan menambah
sumber daya lebih (contoh: peralatan, karyawan) pada aktivitas tersebut. Jadi ,
sangatlah logis jika biaya crash sebuah aktivitas lebih mahal dari biaya normal.
Menurut (Heizer, 2009) banyaknya sebuah aktivitas dapat dipersingkat
(perbedaan waktu normal dan waktu crash) bergantung pada aktivitas dalam
pertanyaan. Kita mungkin tidak dapat mempersingkat beberapa aktivitas sama
sekali. Sebagai contoh, jika sebuah ba han perlu dipanaskan dalam tungku
pembakaran 48 jam, penambahan sumber daya lain tidak akan membantu
mempersingkat waktunya. Sebaliknya, kita mungkin dapat mempersingkat
beberapa aktivitas secara drastis (contoh: membuat kerangka rumah dalam 3 hari
dibandingkan 10 hari dengan menggunakan pekerja tiga kali lebih banyak.
Menurut (Heizer, 2009) biaya crashing sebuah aktivitas juga bergantung
pada sifat aktivitas tersebut. Para pelaku proyek biasanya lebih suka mempercepat
sebuah proyek dengan biaya tambahan y ang paling sedikit. Jadi, ketika akan
memilih aktivitas yang akan dipersingkat dan menentukan banyaknya, kita harus
memastikan hal berikut:
a. Jumlah yang diperbolehkan pada sebuah aktivitas untuk dipersingkat.
b. Secara bersamaan, jangka waktu aktivitas yang di persingkat membuat
kita dapat menyelesaikan proyek pada batas waktunya.
c. Biaya total crashing sekecil mungkin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Gambar 2.8 Hubungan Waktu –Biaya untuk suatu kegiatan
(Sumber: Soeharto, 1999)
Crashing proyek melibatkan empat langkah berikut :
Langkah 1 : Hitung biaya crashing perminggu ntuk setiap aktifitas dalam
jaringan. Jika biaya crash bersifat linier menurut waktu, maka rumus
berikut dapat di gunakan.
Langkah 2 : Dengan mengunakan waktu aktifitas sekarang tentukan jalur
kritis pada jaringan proyek.
Langkah 3: Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, maka pilih salah satu
aktivitas dari setiap jalur kritis sedemikian hingga
(a) setiap ak tivitas yang dipilih masih dapat dipersingkat
(b) biaya crash per periode dari semua aktivitas yang di pilih
merupakan biaya terkecil. Crash setiap aktivitas sebanyak satu
periode. Perhatikan bahwa setiap aktivitas yang sama mungkin
terjadi pada lebih dari satu jalur kritis.
Langkah 4: Perbarui semua waktu aktivitas jika batas waktu yang
diinginkan telah tercapai berhenti. Jika tidak, ulangi langkah 1 dan 2.\
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini dilakukan, telah ada 5 penelitian internasional
mengenai perencanaan penjadwalan proyek yang menerangkan tentang bagaimana mengantisipasi adanya jalur kritis yang sangat memperlukan perhatian
khusus sehingga untuk penangangan proyek-proyek yang akan dating tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
mengalami hal yang serupa. Beberapa penelitian itu antara lain adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No
Penulis/Topik/Judul
1
Agarwal (2013)
Critical Path Method in
Designing Feasible
Solutions
Tehnik
Analisis
Critical
Path
Method
Hasil Penelitian
Untuk mempertahankan Perencanaan dan
Pengendalian
Proyek
teknik
Penelitian
Operasi yaitu Metode Jalur Kritis (CPM)
jika
digunakan
untuk
perencanaan,
Penjadwalan, pengendalian dan penerapan
dapat meminimalkan masalah, penundaan
dan interupsi oleh Menentukan faktor kritis
tertentu dan mengkoordinasikan berbagai
kegiatan dan karenanya dapat menjaga
sinergi
Keseluruhan
sistem
manajemen
proyek, Informal CPM adalah urutan logis
dari serangkaian kejadian Diatur sedemikian
rupa sehingga rute yang paling efisien
sampai titik akumulasii dapat dihitung
Dalam makalah ini, penulis mencoba Untuk
fokus pada aplikasi CPM
yang dapat
diterapkan secara efisien dalam merancang
yang terbaik Solusi yang layak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
2
Stelth ( 2009 )
Projects’ Analysis
through CPM (Critical
Path Method)
Critical
Path
Method
CPM
adalah
sebuah
teknik
untuk
menganalisa proyek dengan menentukan
urutan tugas terpanjang melalui jaringan
proyek ,Organisasi saat ini juga semakin
banyak
menggunakan
proyek
virtual.
tim
Mereka
manajemen
mendapatkan
keahlian dan bahan dari seluruh pelosok
dunia. Karena itu Proses CPM dan CCM
bahkan lebih rumit daripada di masa lalu.
Lingkungan ini juga menciptakan masalah
dan
hambatan
diperhatikan
tersendiri
Kebutuhan
yang
harus
untuk
meningkatkan keuntungan dan pendapatan
telah memaksa banyak perusahaan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
mencoba mengoptimalkan sumber daya
mereka dengan Metode CPM ini
3
Gosu ( 2012 )
Implementation of
critical path methode and
project
Critical
Path
Method
Karena meningkatnya dampak globalisasi di
berbagai
lingkungan
bisnis,
industri
manufaktur diharapkan efektif dan efisien.
Menurutnya,
dalam
perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian suatu proyek,
yang merupakan kombinasi dari berbagai
kegiatan,
teknik
manajemen
proyek
mengunakn metode CPM yang paling tepat.
4
Critical
Path
Application of project
Method
sheduling in a bottling
Peninjauan) diikuti oleh CPM (Critical Path
unit Strarty using CPM
Pengujian, simulasi dan pemecahan berbagai
Technique
masalah simplex range besar. Teknik yang
Chatwal ( 2014 )
PERT
Method)
(Evaluasi
Proyek
adalah
metode
dan
Teknik
pemodelan
sama digunakan dalam hal ini Proyek untuk
menentukan jalur kritis dan durasi yang
diharapkan dari startup unit pembotolan.
Seluruh penyiapan dipecah menjadi aktivitas
yang lebih kecil dengan durasi probabilistik
aktivitas individual.
5
Critical
Path
Calculation the project
Method
network Critical Path
dan diketahui. Namun di dunia nyata,
Uncertainty Vonditions
tidak mungkin
Shahsafari (2010) Vol 2
Waktu aktivitas durasi bersifat deterministik
perhitungan waktu yang akurat Aktivitas
dan
selalu
dihadapkan
dengan ketidakpastian. Makalah ini durasi
setiap aktivitas diperkirakan oleh Ahli
sebagai variabel linguistik dan variabel
tersebut diwakili dalam bentuk bilangan
fuzzy dengan menggunakan teori fuzzy.
Memperkirakan durasi pencapaian proyek
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
dan menentukan jalur kritis proyek akan
dimungkinkan
Menyelesaikan
model
pemrograman
linier
Untuk
fuzzy.
memecahkan model, Fuzzy Critical Path
Method Algorithm (FCPMA) diperkenalkan
2.3 Kerangka Pemikiran
Perencanaan dan pengendalian proyek merupakan pengaturan aktivitasaktivitas melalui koordinasi waktu dalam menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
dan pengalokasian sumber daya pada masing-masing aktivitas, agar keseluruhan
pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang efisien.
Manajemen proyek menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan proyek
serta merencanakan dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai efisiensi
pelaksanaan proyek. Tujuan proyek biasanya dinyatakan dalam bentuk
penghematan waktu dan biaya produksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
Gambar 2.9
Kerangka Pemikiran Teoritis
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download