7 BAB 2 Landasan Teori 2. 1. Sistem Informasi

advertisement
BAB 2
Landasan Teori
2. 1.
Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:4) dalam bukunya yang berjudul
System Analysis and Design In a Changing World menjelaskan bahwa sistem
informasi adalah suatu komponen di dalam komputer yang saling terkait untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan hasil informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas bisnis”.
Menurut Cegielski & Rainer (2013:5) menyatakan bahwa sistem informasi
adalah suatu proses untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis informasi dan
kemudian disebarluaskan untuk tujuan tertentu.
Menurut Dull, Gelinas, Wheeler (2012:12) mendefinisikan bahwa sistem
informasi adalah sistem buatan manusia yang umumnya terdiri dari serangkaian
komponen terpadu yang berbasis komputer untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
mengelola data serta menyediakan informasi kepada pengguna.
Sedangkan sistem informasi menurut O'Brien & Marakas (2013:6) adalah
gabungan antara orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data,
serta kebijakan dan prosedur yang saling terorganisir untuk menyimpan, mengambil,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah
kumpulan dari banyak komponen, orang, dan proses yang didukung oleh teknologi
informasi, komputer dan komunikasi yang baik untuk membantu organisasi
memenuhi tujuan mereka dengan mendukung aktivitas disetiap proses bisnisnya.
Berikut contoh tipe - tipe dari sistem informasi yang dikemukakan oleh O’Brien &
Marakas (2013: 13-15) :
7
8
2.1.1. Operation Support Systems
Operation Support Systems – membantu menjalankan kegiatan bisnis
sehari – hari.
2.1.1.1.
Transaction Processing Systems (TPS)
Transaction Processing Systems (TPS) – mencatat dan
memproses transaksi sehari – hari.
2.1.1.2.
Process Control Systems (PCS)
Process
Control
Systems
(PCS)
–
memantau
dan
memberikan pengendalian pada kegiatan atau proses.
2.1.1.3.
Enterprise Collaboration Systems (Office Automation
Systems)
Enterprise Collaboration Systems (Office Automation
Systems) – meningkatkan tim, komunikasi dalam bekerja
sama dan produktifitas.
2.1.2. Management Support Systems
Management Support Systems – mendukung kegiatan – kegiatan
manajerial yang berhubungan dengan strategi dan pengambilan
keputusan.
2.1.2.1.
Management Information Systems
Management Information Systems – menampilkan dan
melaporkan yang ditujukan untuk manajer sebagai alat
bantu mereka membuat keputusan bisnis yang lebik baik.
2.1.2.2.
Decision Support Systems
Decision Support Systems – bantuan langsung dari
otomatisasi komputer untuk pengambilan keputusan.
2.1.2.3.
Executive Information Systems
Executive Information Systems – informasi yang sangat
penting khususnya untuk tingkat eksekutif agar dapat
mengambil keputusan strategi yang lebih baik, (bukan MIS
yang lebih bagus).
9
2.2.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Devi (2012:3) pada jurnalnya yang berjudul Analisis Sistem
Informasi Akuntansi Pembelian, menyatakan bahwa “Sistem informasi akuntansi
merupakan subsistem informasi yang paling luas dan juga paling besar pengaruhnya
dalam suatu perusahaan. Dalam banyak organisasi, sistem informasi akuntansi
merupakan satu satunya sistem informasi yang dibentuk secara formal”.
Sedangkan menurut Considine, Parkes , Olesen, Blount, & Speer (2012: 12)
menyatakan bahwa "Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai
penerapan teknologi untuk menangkap, memverifikasi, menyimpan, menyortir dan
pelaporan data yang berkaitan dengan kegiatan organisasi”.
O'Brien & Marakas (2013:308) mendefinisikan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah suatu sistem yang mencatat transaksi, laporan bisnis, dan aliran
dana melalui organisasi yang kemudian menghasilkan laporan keuangan.
Pendapat lain mengenai sistem informasi akuntansi menurut Dull, Gelinas,
Wheeler (2012: 14), ialah merupakan sebuah sistem informasi yang memasukkan
sistem informasi akuntansi secara terpisah dan merupakan subsistem dari sistem
informasi itu sendiri.
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah sistem informasi yang digunakan untuk mendukung proses bisnis suatu
perusahaan, yang dapat menghasilkan laporan keuangan maupun non keuangan.
2.2.1. Tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan dari sistem informasi akuntansi menurut Dull, Gelinas,
Wheeler (2012: 14) yaitu “untuk mengumpulkan, memproses, dan
melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan
kegiatan bisnis".
2. 3.
Pendapatan
2. 3. 1. Pengertian Pendapatan
Walther & Skousen (2010: 20) menyatakan bahwa pendapatan adalah
suatu tambahan yang dihasilkan dari penyediaan barang dan
10
pelayanan kepada pelanggan, dan mendapatkan manfaat dari aktivitas
bisnis yang dihasilkan.
Sedangkan menurut Hall (2014:145) pendapatan adalah penghasilan
yang timbul dari suatu aktivitas siklus pendapatan, yang merupakan
hasil dari penjualan barang/jasa.
Menurut Shahdan (2015:1) laporan laba rugi adalah “bagian dari
laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan
beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.”
Selain itu Shahdan (2015:1) juga menjelaskan bahwa Unsur-unsur
laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
a.
Pendapatan dari penjualan
b.
Laba/rugi kotor
c.
Laba/rugi usaha
d.
Laba/rugi sebelum pajak
e.
Laba/rugi bersih
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa pendapatan adalah
peningkatan terhadap aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang
merupakan hasil yang didapat berdasarkan kegiatan menyediakan
barang dan jasa kepada pelanggan.
2. 3. 2. Siklus Pendapatan
Mujilan (2012: 45) menyatakan bahwa definisi siklus pendapatan
adalah “Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian
barang
atau
jasa
ke
entitas-entitas
lain,
dan
pengumpulan
pembayaran-pembayaran”.
Definisi lain mengenai siklus pendapatan menurut Hall (2014: 33)
adalah transaksi yang melibatkan penjualan secara tunai, penjualan
kredit, dan penerimaan kas antara penjual dan pembeli.
11
Dari definisi diatas, menurut kelompok kami siklus pendapatan adalah
aktivitas yang dijalankan untuk mengolah transaksi jual-beli
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan hingga penerimaan kas atas
penjualan tersebut.
2. 4.
Definisi Risiko
2. 4. 1. Ancaman
Menurut Kouns & Minoli (2010: 33) definisi ancaman adalah suatu
potensi terjadinya serangan yang dapat mengakibatkan perubahan aset
yang merugikan dari suatu organisasi.
Definisi lain mengenai ancaman menurut Whitman & Mattord
(2012:11) adalah sebuah kategori yang terdiri dari benda, orang, atau
badan lainnya yang menampilkan bahaya bagi aset.
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa ancaman adalah
kegiatan yang baik dengan sengaja atau tidak disengaja yang dapat
membahayakan keutuhan atau keselamatan aset yang dimiliki
perusahaan.
2. 4. 2. Kerentanan
Definisi kerentanan menurut Kouns & Minoli (2010: 33) adalah
“Kelemahan dari aset yang dapat dimanfaatkan oleh ancaman”.
Whitman & Mattord (2012: 11) lebih spesifik menjelaskan bahwa
kerentanan adalah sebuah kelemahan, kesalahan atau perlindungan
mekanisme yang terbuka dalam suatu sistem yang dapat diserang atau
dirusak. Beberapa contoh kerentanan yang cacat dalam paket
perangkat lunak dapat berupa port sistem yang tidak dilindungi.
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa kerentanan adalah
kemungkinan suatu objek terkena suatu hal yang berisiko oleh faktorfaktor yang berkaitan dengan rusak atau lemahnya suatu objek
tersebut.
12
2. 4. 3. Risiko
Definisi risiko menurut Kouns & Minoli (2010: 34) adalah kombinasi
dari suatu dampak atas kejadian yang menghasilkan kerugian tertentu.
Whitman & Mattord (2012:11) lebih spesifik menyatakan bahwa
risiko adalah kemungkinan bahwa sesuatu yang tidak diinginkan akan
terjadi. Organisasi harus meminimalisir risiko yang datang ke dalam
perusahaan.
Peltier (2014:21) menjelaskan risiko sebagai kemungkinan terjadinya
sesuatu
yang
mengakibatkan
merugikan
sehingga
ancaman
efek
aset
dalam
pada
di
yang
organisasi
terjadi
harus
direalisasikan.
Dari definisi diatas, kami menyimpulkan bahwa risiko adalah sesuatu
yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
yang menyebabkan suatu kerugian yang berpengaruh terhadap aset
dari suatu perusahaan.
2. 5.
Penilaian Risiko
Kouns & Minoli (2010:7) menjelaskan bahwa penilaian risiko adalah proses
perhitungan kuantitatif suatu potensi kerusakan atau biaya moneter yang disebabkan
oleh ancaman, kerentanan, atau oleh sebuah peristiwa yang berdampak pada
sekumpulan aset teknologi informasi yang dimiliki oleh organisasi.
Definisi penilaian risiko menurut Hall (2014:114) untuk mengidentifikasi,
menganalisa, dan mengelola risiko pelaporan keuangan yang relevan
Sedangkan menurut Peltier (2014:16), penilaian risiko adalah "Untuk
memastikan bahwa organisasi memahami dampak keamanan yang diusulkan
koneksi/pertukaran, dan untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk kontrol keamanan".
13
Tabel 2. 1 CIA Definition
Sumber : Peltier (2014, p. 55)
Term
Definition
Availability
Menjamin informasi dan komunikasi akan tersedia untuk digunakan
bila diharapkan
Confidentiality Jaminan bahwa informasi tidak diungkapkan kepada entitas atau
proses yang tidak patut
Menjamin informasi tidak akan diubah atau dihancurkan secara
tidak sengaja ataupun dengan maksud jahat
Integrity
Dari pendapat diatas, definisi penilaian risiko menurut kelompok kami adalah
kegiatan penilaian atas kemungkinan terjadinya kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan perusahaan, yang mengacu pada kerangka ukuran penilaian risiko.
Berdasarkan Peltier (2005:174), penilaian risiko adalah sebagai berikut :
DAMPAK
F
R
E
K
U
E
N
S
I
Tinggi
Sedang
Rendah
A
B
C
Sedang
B
B
C
Rendah
C
C
D
Tinggi
Gambar 2.1 Matrik Frekuensi – dampak
Sumber: (Peltier, 2005: 174)
A - Tindakan korektif harus dilaksanakan
B - Tindakan korektif harus dilaksanakan
C - Membutuhkan Monitor
D - Tidak ada tindakan yang diperlukan saat ini
14
Berikut adalah tabel definisi penjelasan Probability – impact matrix sebagai berikut :
Tabel 2.2. Pengertian Frekuensi
Sumber : (Peltier, 2005: 173)
Term
Definition
Frekuensi
Kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi atau bahwa nilai
kerugian tertentu yang dapat dicapai
Tinggi
Sangat mungkin bahwa ancaman akan terjadi dalam 1 tahun
Sedang
Kemungkinan bahwa ancaman dapat terjadi dalam 1 tahun
Rendah
Sangat tidak mungkin bahwa ancaman akan terjadi dalam 1 tahun
Tabel 2.3 Pengertian Dampak
Sumber : (Peltier, 2005: 173)
Term
Definition
Dampak
Ukuran besarnya kerugian atau kerusakan pada nilai aset
Tinggi
Seluruh proses bisnis terkena dampak
Sedang
Ada kerugian tertentu pada proses bisnis
Rendah
Proses bisnis berjalan seperti biasa
2. 6.
Manajemen Risiko
Definisi manajemen risiko menurut Cegielski & Rainer (2011:99) adalah
"Mengidentifikasi, kontrol, dan meminimalkan dampak dari ancaman. Dengan kata
lain, manajemen risiko berusaha untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat
diterima. Manajemen Risiko terdiri dari tiga proses risiko analisis, mitigasi risiko,
dan evaluasi kontrol”.
Menurut Dionne (2013:4) "Manajemen risiko adalah fungsi perusahaan yang
relatif baru. Tonggak sejarah sangat membantu untuk menggambarkan evolusi”.
15
Menurut Whitman & Mattord (2012: 119) definisi manajemen risiko adalah
"Proses identifikasi risiko, yang diwakili oleh kerentanan, aset dan infrastruktur
informasi organisasi, dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko ini
ke tingkat yang dapat diterima”.
Kouns & Minoli (2010:111-112) menjelaskan bahwa manajemen risiko
adalah metode dan alat yang disediakan oleh organisasi untuk memaksimalkan
pengendalian dari potensi terjadinya risiko.
Pitroda (2011:1-3) menjelaskan bahwa manajemen risiko merupakan upaya
organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan risiko. Dalam standard India ini,
manajemen risiko merupakan pengelola risiko secara sistematis, yang terdiri dari
prinsip, kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko. Hubungan antara prinsip,
kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko dalam membentuk manajemen
risiko akan dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 2. 2 Hubungan Dalam Manajemen Risiko
Sumber: (ISO 31000:2009)
Prinsip dalam manajemen risiko menjelaskan bahwa, adanya kepatuhan,
hukum dan peraturan pada saat implementasi kerangka kerja yang terdiri dari
beberapa proses, yaitu melakukan penilaian, identifikasi, analisa, evaluasi dan
tindakan yang dilakukan terhadap risiko.
16
2. 7.
ISO 31000:2009
Kouns & Minoli (2010:92) menjelaskan bahwa ISO 31000 "Memberikan
pedoman tentang prinsip-prinsip dan penerapan manajemen risiko secara umum
(bukan IT atau keamanan informasi tertentu), yaitu menyediakan kerangka umum
untuk mengelola eksposur risiko".
Pitroda menjelaskan bahwa pada ISO 31000 memiliki prinsip-prinsip,
kerangka kerja dan proses sebagai berikut:
2. 7. 1. Prinsip Manajemen Risiko pada ISO 31000
Pitroda (2011:7-8) menjelaskan 11 prinsip yang dianut oleh organisasi
untuk mencapai strategi manajemen risiko, yaitu:
1. Melindungi dan menciptakan nilai tambah perusahaan
2. Merupakan bagian terpadu dari proses organisasi
3. Merupakan bagian dari pengambilan keputusan
4. Secara khusus menangani aspek ketidakpastian
5. Bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu
6. Berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia
7. Disesuaikan, artinya diselaraskan dengan cakupan internal dan
eksternal organisasi, sasaran organisasi, dan profil risiko yang
dihadapi organisasi
8. Mempertimbangkan faktor manusia dan budaya
9. Transparan dan inklusif
10. Bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan
11. Memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi
secara berkelanjutan
2. 7. 2. Kerangka Kerja Manajemen Risiko pada ISO 31000
Pitroda (2011:8) menjelaskan bahwa kerangka kerja manajemen risiko
pada ISO 31000 dapat membantu dalam mengelola risiko melalui
penerapan proses manajemen risiko pada setiap komponen dari
kerangka kerja. Gambar dibawah menggambarkan komponen penting
dari kerangka kerja untuk mengelola risiko dan cara dimana mereka
saling berhubungan. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
17
Gambar 2. 3 Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Sumber: (Pitroda, 2011:9)
2. 7. 2. 1. Mandat dan Komitmen
Pitroda (2011:9-10) menjelaskan bahwa mandat dan
komitmen yakni dimana pengenalan mengenai manajemen
risiko dan komitmen yang dimiliki manajemen organisasi,
dengan cara memberikan kebijakan yang selaras dengan
tujuan manajemen risiko dan memastikan kebijakan
dilaksanakan sesuai dengan kepatuhan hukum untuk
mencapai komitmen di semua tingkatan.
2. 7. 2. 2. Desain Kerangka Kerja untuk Mengelola Risiko
1.
Memahami Organisasi dan Konteksnya
Menurut Pitroda (2011:10) sebelum memulai desain
dan implementasi kerangka kerja untuk mengelola
risiko, organisasi perlu untuk mengevaluasi dan
memahami konteks internal dan eksternal organisasi.
Hal ini penting untuk memahami kedua lingkungan
internal dan eksternal karena lingkungan ini dapat
memberikan kontribusi penting pada desain kerangka.
18
2. Membangun Kebijakan Manajemen Risiko
Menurut Pitroda (2011:10-11) kebijakan manajemen
risiko harus dengan jelas menyatakan tujuan organisasi
dan komitmen manajemen risiko. Organisasi harus
berkomitmen untuk memperbaiki kebijakan manajemen
risiko agar lebih meningkatkan akuntabilitas dan
tanggung
jawab
untuk
mengelola
risiko
yang
berhubungan dengan tujuan organisasi.
3. Integrasi ke dalam Proses Organisasi
Menurut Pitroda (2011:11) organisasi harus memiliki
rencana
untuk
manajemen
organisasi
memastikan
risiko
dan
diterapkan
bahwa
bahwa
kebijakan
diseluruh
manajemen
proses
risiko
dapat
diintegrasikan ke semua praktik dan proses organisasi.
4. Akuntabilitas
Menurut
Pitroda
(2011:11)
ada
akuntabilitas,
memastikan
organisasi
harus
kewenangan
dan
kompetensi yang sesuai untuk mengelola risiko,
misalnya mengidentifikasi siapa yang bertanggung
jawab
atas
pengelolaan
risiko.
Kemudian
mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab dalam
pemeliharaan
proses
manajemen
risiko
dalam
implementasi kerangka kerja untuk mengelola risiko.
5. Sumber Daya
Menurut
Pitroda
(2011:11)
organisasi
harus
mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
mengelola
manajemen risiko.
Untuk mengetahui
sumber daya mana yang tepat untuk di alokasikan
untuk
mengelola
risiko,
maka
ada
pertimbangan harus diberikan, Antara lain:
beberapa
19
a.
melihat keterampilan, pengalaman, dan kompetensi
sumberdaya
yang
ingin
ditugaskan
untuk
mengelola risiko
b.
menentukan metode dan alat-alat yang ingin
digunakan dalam mengelola risiko
c.
Menentukan proses dan prosedur terdokumentasi
untuk mengelola risiko.
6. Membangun Komunikasi Internal dan Mekanisme
Pelaporan
Menurut Pitroda (2011:12) organisasi harus menjalin
komunikasi dan mekanisme pelaporan internal untuk
mengetahui akuntabilitas dan kepemilikan risiko.
Misalnya, ada modifikasi disetiap komponen kerangka
kerja
manajemen
risiko,
hal
tersebut
harus
dikomunikasikan dengan cepat dan tepat kepada
internal organisasi.
7. Membangun Komunikasi Eksternal dan Mekanisme
Pelaporan
Menurut
Pitroda
(2011:12)
organisasi
harus
mengembangkan dan melaksanakan rencana dengan
pemangku kepentingan eksternal. Misalnya, pertukaran
informasi mengenai hukum, peraturan, dan tata kelola
yang tepat dengan para pemangku kepentingan
eksternal.
2. 7. 2. 3. Penerapan Manajemen Risiko
1.
Menerapkan Kerangka Kerja Untuk Mengelola Risiko
Menurut
Pitroda
(2011:12)
dalam
melaksanakan
kerangka kerja organisasi untuk mengelola risiko,
organisasi harus menentukan strategi, menerapkan
kebijakan,
mematuhi
persyaratan
dalam
proses
manajemen risiko. Kemudian memastikan bahwa
20
pengambilan keputusan dalam penetapan tujuan harus
saling dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan
untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen
risiko tetap sesuai.
2. Melaksanakan Proses Manajemen Risiko
Menurut Pitroda (2011: 13) Manajemen risiko harus
dilaksanakan
dengan
memastikan
bahwa
proses
manajemen risiko sesuai dengan rencana manajemen
risiko di semua tingkatan dan fungsi organisasi.
2. 7. 2. 4. Mengawas dan Memeriksa Kerangka
Pitroda (2011:13) menjelaskan bahwa untuk memastikan
manajemen risiko akan terus mendukung kinerja organisasi.
Hal ini dapat didukung dengan mengukur kesesuaian kinerja
manajemen
risiko,
apakah
ada
kemajuan
atau
penyimpangan dari ketetapan yang telah ditentukan dalam
rencana manajemen risiko. Kemudian melaporkan setiap
kemajuan atau penyimpangan manajemen risiko terhadap
kebijakan yang telah ditetapkan.
2. 7. 2. 5. Perbaikan Berkesinambungan dari Kerangka
Menurut Pitroda (2011:13) keputusan harus dibuat dalam
kerangka
kerja
manajemen risiko
berdasarkan
hasil
pengawasan dan pemeriksaan kerangka. Keputusan ini
harus mengarah pada perbaikan dalam manajemen risiko
dan budaya manajemen risiko.
2. 7. 3. Proses Manajemen Risiko pada ISO 31000
Pitroda (2011:13) menjelaskan bahwa proses manajemen risiko
sebagai
praktik
terbaik
untuk
mengidentifikasi,
menganalisa,
mengevaluasi, dan tindakan untuk risiko. Proses ini juga disesuaikan
dengan proses bisnis organisasi. Manajemen risiko dapat dilaksanakan
melalui serangkaian proses seperti gambar berikut ini:
21
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Sumber: (ISO 31000:2009)
Selain dari sumber di atas, penulis juga menambahkan gambar kerangka kerja
manajemen risiko dari sumber lain sebagai berikut :
Gambar 2.5 Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Sumber: (ISACA.org)
2. 7. 3. 1. Komunikasi dan Konsultasi
Pitroda (2011:14) menjelaskan bahwa komunikasi dan
konsultasi harus dilakukan oleh pemangku kepentingan
internal dan eksternal pada setiap proses manajemen risiko.
22
Konsep komunikasi risiko dapat diartikan sebagai proses
interaktif dalam hal tukar-menukar informasi dan pendapat
mengenai risiko dan pengelolaannya. Sedangkan konsultasi
merupakan proses komunikasi antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan mengenai isu yang terkait dengan
pengambilan keputusan atau pentapan tindakan dalam
menangani suatu masalah.
2. 7. 3. 2. Menentukan Ruang Lingkup
Menurut Pitroda (2011:15) menentukan ruang lingkup pada
proses
manajemen
risiko
berarti
bahwa
perusahaan
menentukan batasan internal dan eksternal yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan risiko.
Bahan pertimbangan tersebut mencakup lingkup kerja
proses pengelolaan risiko.
1. Menetapkan Konteks Eksternal
Menurut Pitroda (2011:15) memahami dan menetapkan
konteks eksternal untuk memastikan bahwa tujuan dan
keprihatinan para pemangku kepentingan eksternal
dapat dipertimbangkan saat mengembangkan kriteria
risiko dalam ruang lingkup.
2. Menetapkan Konteks Internal
Menurut
Pitroda (2011:15) konteks internal adalah
lingkungan internal organisasi berusaha untuk mencapai
tujuannya. Proses manajemen risiko harus selaras
dengan budaya, proses, struktur dan strategi organisasi.
Konteks internal adalah segala sesuatu dalam organisasi
yang dapat mempengaruhi organisasi saat mengelola
risiko.
3. Menetapkan Konteks Proses Manajemen Risiko
Menurut
Pitroda
(2011:16)
konteks
dari
proses
manajemen risiko akan ditetapkan berdasarkan tujuan
dari kegiatan manajemen risiko, siapa yang bertanggung
23
jawab dalam proses manajemen risiko, serta aktivitas
mana yang ingin dikelola oleh manajemen risiko.
Konteks dari proses manajemen risiko juga harus
berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan oleh para
pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa
pendekatan manajemen risiko yang diadopsi sesuai
dengan
keadaan
organisasi
dan
risiko
yang
mempengaruhi pencapaian tujuannya.
4. Menetapkan Kriteria Risiko
Pitroda (2011:17) menjelaskan bahwa organisasi harus
mengembangkan kriteria terhadap risiko yang akan
dievaluasi berdasarkan konteks. Kriteria risiko dapat
ditetapkan berdasarkan kemungkinan terjadinya risiko,
tingkat risiko dan jenis konsekuensi yang diterima
berdasarkan risiko.
2. 7. 3. 3. Penilaian Risiko
Penilaian risiko menjelaskan keseluruhan proses yang
berkaitan dengan mengidentifikasi risiko, menganalisis
risiko, dan mengevaluasi risiko.
1. Identifikasi Risiko
Pitroda (2011:17) menjelaskan bahwa organisasi harus
melakukan identifikasi sumber risiko, area dampak
risiko bagi perusahaan, peristiwa dan penyebabnya,
serta potensi akibatnya.Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menyusun daftar risiko yang terdiri dari
keseluruhan risiko yang harus dikelola oleh perusahaan.
2. Analisa Risiko
Pitroda (2011:18) menjelaskan bahwa organisasi harus
melakukan analisa sumber risiko dan pemicu terjadinya
risiko,
dampak
positif
dan
negatifnya,
serta
kemungkinan risiko terjadi. Hasil dari analisis risiko
digunakan sebagai sumber informasi dan bahan
24
masukan untuk mengevaluasi risiko dan mengambil
keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki risiko yang terjadi.
3. Evaluasi Risiko
Menurut Pitroda (2011:18) evaluasi risiko adalah proses
untuk mengevaluasi tingkat bahaya masing-masing
risiko
dengan
menggunakan
kriteria
yang
telah
ditentukan pada saat menentukan ruang lingkup
pengelolaan
membantu
risiko.
Proses
perusahaan
ini
dalam
bertujuan
menyusun
untuk
prioritas
mengenai implementasi tindakan dalam memperlakukan
risiko.
2. 7. 3. 4. Perlakuan Risiko
Pitroda (2011:18-20) menjelaskan bahwa perusahaan dapat
menentukan tindakan terhadap risiko dengan tujuan
mengurangi atau menghilangkan dampak dan kemungkinan
terjadinya risiko. Perlakuan risiko melibatkan memilih satu
atau
lebih
pilihan
untuk
memodifikasi risiko,
dan
menerapkan beberapa pilihan terkait dengan risiko, sebagai
berikut:
a. Menghindari risiko, yaitu tidak melaksanakan atau
melanjutkan
aktivitas
yang
menimbulkan
risiko
tersebut
b. Berbagi risiko, yaitu perlakuan terhadap risiko untuk
mengurangi
kemungkinan
timbulnya
risiko
atau
dampak risiko. Misalnya dengan asuransi dan lain-lain
c. Mitigasi
risiko,
mengurangi
yaitu
perlakuan
kemungkinan
risiko
timbulnya
untuk
risiko,
mengurangi dampak risiko, atau keduanya. Mitigasi
risiko dapat dilakukan dalam aktivitas perusahaan
sehari-hari
25
d. Menerima risiko, yaitu dengan tidak melakukan
perlakuan terhadap risiko tersebut
2. 7. 3. 5. Memantau dan Meninjau
Menurut Pitroda (2011:20) memantau dan meninjau adalah
proses pemantauan yang dilaksanakan secara rutin dengan
membandingkan antara proses manajemen risiko dan
rencana manajemen risiko. Sedangkan meninjau merupakan
proses peninjauan yang dilaksanakan dengan mengkaji
ulang kondisi saat ini mengenai fokus atau topik tertentu
secara berkala. Misalnya, efektivitas pengendalian terhadap
risiko, efektivitas analisis risiko, dan lain-lain.
2. 8.
Unified Modelling Language (UML)
Menurut Ferrante, Bonacina, & Pinciroli (2013: 2) UML adalah "Sebuah
model dan spesifikasi bahasa visual yang mampu memberikan wawasan
multidimensi ke dalam sistem menggunakan abstraksi perilaku, konseptual, dan
fisik".
Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 46) menyatakan bahwa UML adalah suatu
kumpulan standar model konstruksi dan notasi yang didefinisikan oleh Object
Management Group (OMG), yaitu sebuah organisasi standar untuk pengembangan
sistem.
Dari kedua kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah model
atau metode standard yang digunakan untuk menggambarkan/merancang suatu
sistem.
2.8.1. Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:57) Workflow diagram
adalah urutan dari tahapan-tahapan untuk memproses sebuah transaksi
bisnis. Activity diagram merupakan salah satu jenis dari workflow
diagram yang menggambarkan aktivitas user, actor atau pelaku yang
melakukan aktivitas tersebut, dan alur cerita dari aktivitas-aktivitas
yang terjadi secara berurutan.
26
Menurut Ferrante, Bonacina, & Pinciroli (2013:6) workflow diagram
adalah aktivitas dikembangkan untuk menggambarkan alur kerja
kegiatan utama dan diagram aktifitas terdiri dari swimlanes yang
digunakan untuk mewakili tanggung jawab untuk semua kegiatan dan
termasuk kegiatan dalam swimlanes dari aktor yang bertanggung
jawab untuk kegiatan tersebut. Diagram aktivitas mencakup semua
input dan output dokumen kegiatan.
2.8.2. Event Table
Satzinger, Jackson, & Burd (2012:71) menjelaskan bahwa Event
adalah suatu kejadian yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu
yang bisa dideskripsikan serta perlu diingat.
Satzinger, Jackson, & Burd (2012:72) juga menjelaskan bahwa
External Event adalah peristiwa yang terjadi di luar sistem biasanya
dilakukan oleh agen eksternal atau aktor.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:73) Temporal Event
adalah “sebuah peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari mencapai
titik waktu”.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:73) State Event adalah
sebuah peristiwa yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem
yang memicu kebutuhan untuk diproses. Peristiwa tersebut juga
disebut kejadian internal.
2.8.3. Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:101) Class Diagram
adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan objek – objek
dari kelas – kelas suatu sistem yang biasanya digunakan untuk
penyimpanan data.
2.8.4. Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:69) Use Case adalah
sebuah diagram kasus model UML yang digunakan untuk
27
menggambarkan beragam peran pengguna dan cara pengguna untuk
berinteraksi dengan sistem.
Di dalam buku Satzinger, Jackson, & Burd (2012:121-122) dijelaskan
juga bahwa Use Case di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
a.
Brief Use Case Descriptions
Sebuah deskripsi singkat yang dapat digunakan untuk kasus yang
sederhana, terutama ketika sistem yang akan dikembangkan tidak
terlalu besar.
b.
Fully Developed Use Case Descriptions
Metode yang paling formal untuk mendokumentasikan Use Case
Menurut Ferrante, Bonacina, & Pinciroli, (2013: 5) use case diagram
adalah satu set kasus penggunaan yang ditetapkan untuk mewakili
semua tahapan yang dipertimbangkan dalam proses.
2.8.5. Storyboard
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd, (2012: 200) storyboard adalah
menunjukkan urutan sketsa tampilan layar dialog. Sketsa tidak harus
sangat rinci untuk menunjukkan konsep desain dasar. Perancang dapat
menerapkan storyboard dengan alat pemrograman visual, seperti
Visual Basic, tetapi menggunakan sketsa sederhana yang digambarkan
dengan grafis untuk membantu menjaga desain dasar dan menghindari
desain dengan kemampuan penggunaan alat / aplikasi lainnya.
Dalam bukunya ia juga menjelaskan bahwa storyboard dapat ditinjau
oleh perancang dan pengguna untuk mengidentifikasi apakah ada
informasi yang hilang atau tidak ada hubungannya dan mendiskusikan
berbagai pilihan untuk pelaksanaan final yang mungkin didasarkan
pada sebuah halaman web yang ditampilkan pada layar besar,
windows dialog tradisional atau user interface untuk aplikasi
perangkat mobile.
28
2.9 Penelitian Terdahulu
Pada
jurnal
ISACA
(2014:25)
yang
berjudul
A
Professional
Practices
Framework for IS Audit/Assurance, menyatakan bahwa penilaian risiko adalah metodologi
yang tepat untuk mengidentifikasi objek dalam menentukan risiko tertinggi, kerentanan, dan
paparan perusahaan untuk dimasukan dalam rencana audit, serta mendukung keseluruhan
rencana audit.
Menurut jurnal Rauscher (2010:9) yang berjudul Revenue Cycle Management
in the U.S. Hospital Industry melakukan disertasi untuk memahami secara nyata
bagaimana siklus pendapatan berjalan pada perusahaan dan melihat risiko – risiko
apa saja yang terjadi di lapangan. Ia juga menyatakan bahwa siklus pendapatan
merupakan hal yang penting, karena dapat digunakan untuk menunjukan dan
memaksimalkan
informasi
pendapatan
saat
ini,
serta
mengetahui
peningkatan/penurunan jumlah pendapatan rumah sakit. Dari penulisan tersebut,
maka penulis memilih siklus pendapatan pada penulisan ini.
Untuk mempermudah analisa siklus pendapatan, memilih ISO 31000:2009
sebagai kerangka kerja manajemen risiko, karena ISO 31000:2009 merupakan
kerangka kerja yang berhubungan dengan manajemen risiko yang terdiri dari
penetapan konteks, identifikasi risiko, analisa risiko, evaluasi risiko dan mitigasi
risiko. Selain itu Widiasih & Karningsih (2013:2) juga menyatakan bahwa
framework ISO 31000:2009 pada jurnalnya yang berjudul Pengelolaan Risiko pada
Updating Computer Integrated Manufacturing (CIM) di Perusahaan Pakan Ternak
memiliki berbagai keunggulan, di antaranya feedback loop review dan monitor secara
continue, sehingga setiap proses yang jalan akan di komunikasikan kembali kepada
manajemen.
Untuk menentukan tingkat risiko, berdasarkan Prakarsa Infrastuktur
Indonesia (2012,20) pada jurnalnya yang berjudul Prakarsa, melakukan penilian
tingkat risiko menggunakan matriks frekuensi dampak, karena matriks frekuensi
dampak dapat membantu perusahaan untuk menentukan tingkat penerimaan risiko
dan menyusun profil risiko. Menetapkan tingkat penerimaan risiko berarti membuat
keputusan, pada tingkat tertinggi, mengenai risiko apa yang siap diambil dan dikelola
oleh sebuah organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.
Download