Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENANGANI KECANDUAN GAME ONLINE PADA SISWA ANINDYA PRAMITHASARI Prof. Dr. Muhari Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan strategi pemodelan kognitif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Pungging. Penelitian ini termasuk jenis pretest-posttest one group design. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Subyek dalam penelitian ini adalah delapan siswa kelas VII B yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal terendah. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan menggunakan uji tanda. Dari hasil analisis data diperoleh ρ = 0,004 dengan taraf kesalahan α = 0,05 maka ρ < α dari hasil analisis tersebut dapat dilihat adanya pengurangan skor setelah diberi perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pemodelan kognitif efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal Kata kunci : Konseling kelompok strategi pemodelan kognitif dan kemampuan komunikasi interpersonal Abstract The purpose of this research is to applying counselling strategy of cognitive modelling to interpersonal communication ability on VII-B class at Pungging 2 State Junior High School. This research is a pre experiment with pretest posttest one group design. This research uses questionare to collect the data subject in this research is ten student’s of VIIA which have lowest interpersonal communication ability. In analizing the data, the examiner used non-parametric stratistic with signal test. From a data analysis ρ = 0,004 and α = 0,05 and the result shows that ρ < α. whitin this condition Ho is rejected and Ha is accepted, it means that applying counselling strategy of cognitive modelling could improve interpersonal commucation skill. It’s means that this counselling strategy of cognitive modelling can be use to help the students improve their interpersonal communication skill Key word : Group Counselling Strategy of cognitive modelling and interpersonal communication ability Masalah dalam komunikasi PENDAHULUAN Hubungan sosial manusia erat kaitannya dengan komunikasi antar manusia. sering dialami oleh siswa, terutama siswa SMP dan Manusia SMA. Hal ini disebabkan masa remaja usia sekolah berkomunikasi karena memerlukan orang lain untuk mengkomunikasikan suatu isi interpersonal antara SMP dan SMA merupakan masa transisi pesan,berbagi untuk menjadi dewasa, dalam masa transisi ini siswa mengenai suatu masalah yang ia alami atau isu yang remaja ini mengalami banyak perubahan dengan ada dimasyarakat, selain itu melalui komunikasi peran sosialnya dan kehidupan interpersonalnya. mampu menciptakan hubungan baru. 239 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 Banyak masalah yang dialami para remaja, sehingga study merasa bingung apakah siswa mengerti tentang akan memunculkan sikap yang tidak diinginkan. penjelasan dari guru bidang study. Selain itu pada saat jam istirahat banyak siswa yang mengeluh Menurut Liliweri (1997) : kurang bisa mengutarakan pikiran dan perasaan pada ”manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan lain-lain”. saat bergaul dengan teman mereka. Dari hasil tersebut dapat diindikasi bahwa siswa tersebut memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Dalam berkomunikasi tak lepas dari adanya Di sekolah ada suatu layanan yang diberikan hambatan-hambatan dalam hubungan antar pribadi, untuk membantu menangani siswa yang memiliki salah satu hambatan dalam komunikasi interpersonal masalah baik dengan teman atau dengan keluarga adalah tidak mampu membina hubungan yang baik dan salah satu layanan tersebut adalah bimbingan dengan orang lain. Padahal bentuk komunikasi yang dan konseling. menunjang hubungan sosial manusia melibatkan dua Bimbingan dan konseling di sekolah unsur pribadi secara penuh dimana keterbukaan dan merupakan fasilitas yang diberikan melalui konselor kejujuran sangat dibutuhkan. sekolah dalam rangka membantu siswa dalam proses Menurut guru BK dan berdasar laporan buku mengembangkan dirinya. Bimbingan konseling daftar konseling yang dimiliki guru BK selama 2 adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik bulan terdapat 11 siswa yang mengalami masalah secara perorangan maupun secara kelompok agar dalam komunikasi interpersonal pada hubungan mampu mandiri dan berkembang secara optimal, sosialnya di sekolah. Dari hasil wawancara dengan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, guru BK di sekolah, guru BK banyak menemukan bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui perilaku siswa pada saat mengikuti pelajaran atau berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung bergaul dengan teman sebaya masih merasa minder, berdasarkan norma yang berlaku. malu untuk mengungkapkan pendapat dan Dalam bimbingan dan konseling terdapat mengutarakan perasaannya. banyak Hal tersebut juga didukung dari latihan yang dapat digunakan untuk hasil membantu siswa meningkatkan kemampuan observasi yang dilakukan di sekolah. Dari hasil komunikasi interpersonal, salah satu latihan yang observasi yang dilakukan ditemukan sekitar 20% dapat membantu siswa untuk meningkatkan siswa yang mengikuti pelajaran cenderung pasif kemampuan komunikasi interpersonal itu adalah sehingga tidak jarang hal itu membuat guru bidang menggunakan strategi pemodelan kognitif. Prosedur Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa ini membantu klien untuk mengembangkan kontrol komunikator serta komunikasi tersebut terjadi diri dan menunjukkan kepada seseorang apa yang secara spontan dan tidak terstruktur. harus dilakukan pada diri sendiri pada saat 2. Pengertian Kemampuan melakukan tugas yaitu dengan cara pemodelan Badudu (2002) menyatakan pikiran atau penilaian dirinya sendiri sehingga Kemampuan adalah individu dapat berfikir dan berfikir apa yang akan dia (1) kapasitas, (2) kekuatan individu lakukan jika dihadapkan pada suatu situasi. (Cormier untuk melakukan sesuatu. dan Cormier:1985). Berdasarkan uraian di atas timbul gagasan untuk mengadakan penelitian tentang meningkatkan Jika dilihat dari pengertian komunikasi interpersonal kemampuan dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi komunikasi menggunakan penerapan interpersonal strategi dengan pemodelan interpersonal adalah kapasitas berfikir individu dalam kognitif. mengadakan hubungan dengan orang lain yang RINGKASAN TEORITIK 1. berlangsung antar pribadi yang satu dengan yang lain PengertianKomunikasi Interpersonal yang disebut sebagai komunikan dan komunikator serta Menurut Effendi (1986b) yang dikutip oleh Liliweri (1997:12) melibatkan dua unsur pribadi yang utuh dalam komunikasi menghayati keadaan masalah dan hubungannya interpersonal (Komunikasi Antar Pribadi) pada 3. Ciri-Ciri komunikasi interpersonal hakikatnya adalah komunikasi antara seorang Menurut Liliweri (1997:13), Ciri-ciri komunikasi dan seorang komunikator. komunikasi interpersonal adalah Sementara itu Barnlund (1986) dalam Alo a. Spontanitas, terjadi sambil lalu Liliweri (1997:12) mengemukakan komunikasi interpersonal selalu dihubungkan dengan dengan media utama adalah pertemuan antar dua, tiga atau mungkin empat tatap muka. orang yang terjadi secara spontan dan tidak b. Tidak mempunyai tujuan yang terstruktur. ditetapkan terlebih dahulu. Dari kedua kesimpulan di atas dapat c. Terjadi secara kebetulan diantara disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi atau dilakukan peserta yang identitasnya oleh dua orang atau lebih, dimana dalam kurang jelas. komunikasi tersebut terdapat komunikan dan 241 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 d. Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja. e. Kerap kali berbalas-balasan f. Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang dengan Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi interpersonal adalah: Terjadi secara spontan Arus pesan dan konteks hubungan yang bebas dan bervariasi. komunikasi dua arah g. Arus membuahkan hasil. h. Menggunakan lambanglambang yang bermakna. Menurut Evert M. Rogers dalam Muhari (1998), yaitu: Tujuan tidak ditentukan sebelumnya Kadang berbalas-balasan Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. 4. Ciri – Ciri anak yang memiliki a. Arus pesan yang cenderung dua arah b. Konteks komunikasinya dua arah. c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi d. Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas yang tinggi. e. Kecepatan jangkauan terhadap audiance yang besar relatif lambat. f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. kemampuan komunikasi yang baik Menurut Syamsu Yusuf (2007:235), ciri anak yang memiliki kemampuan komunikasi dengan baik adalah sebagai berikut : a. Memiliki hubungan emosional yang erat dengan orang tuanya, serta memiliki ikatan dengan orang – orang yang berada di lingkungannya. b. Mampu memelihara hubungan sosial yang telah dibinanya. Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa c. Memahami berbagai cara yang k. Mampu mengekspresikan minat dapat digunakan dalam menjalin dengan berkarier sebagai hubungan dengan orang lain. pengajar, pekerja sosial, d. Mampu menerima perasaan, konselor, pengusaha ataupun pemikiran, motivasi, perilaku politikus. dan cara hidup orang lain. l. Mampu mengembangkan proses e. Berpartisipasi dengan usaha – dan model sosial yang baru. usaha kolaborasi dan memikul 5. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika berbagai peran pemimpin yang berkomunikasi baik. a. Menyampaikan Pesan f. Mampu mempengaruhi pendapat Pendapat Schramm, Erfendy dan aktifitas kelompok. (1986a) yang dikutip oleh g. Mampu berkomunikasi dengan Liliweri (1997:20) : baik secara verbal atau Pesan yang memenuhi syarat nonverbal. adalah pesan yang dirancang dan h. Mampu beradaptasi dengan disampaikan sedemikian rupa berbagai lingkungan serta sehingga menarik perhatian menerima umpan balik komunikan, pesan yang terhadapnya. menggunakan lambang-lambang, i. Mampu mempersepsikan lambang itu berkaitan dengan berbagai perspektif masalah pengalaman yang sama antar politik dan sosial. komunikan dan komunikator, j. Mampu mengembangkan pesan yang membangkitkan kemampuan yang berkaitan kebutuhan pribadi komunikan, dengan kepentingan umum. serta menyarankan cara-cara 243 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 untuk memperolah kebutuhan oleh karena itu memaknakan tersebut, pesan yang pesan harus bermakna jelas. menyarankan langkah-langkah yang disesuaikan dengan situasi kelompok komunikan. 7.Faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah : Reardon (1987) yang dikutip Beberapa faktor yang oleh Liliweri (1997:22) mempengaruhi kemampuan mengemukakan untuk menyusun komunikasi interpersonal yang rendah, pesan perlu diperhatikan tiga menurut Jalaludin (2005 : 104 ) adalah factor yaitu memperhatikan tata sebagai berikut : bahasa, mengetahui dan a. Kurang percaya diri. mengenal komunikan, Adalah keinginan untuk menutup mengetahui situasi dan konteks. diri, selain konsep diri yang negatif, b. Memberi makna dan memahami informasi Suatu informasi akan timbul dari kemampuan pada kepercayaan kemampuan sendirgi.Orang yang kurang percaya lebih berarti dapat menambah diri sedapat mungkin menghindari pengetahuan, pandangan, situasi komunikasi, ia takut orang mengubah perasaan dan tindakan lain mengejek atau menyalahkannya. orang lain. Dalam situasi ia lebih banyak diam, c. Memaknakan pesan secara tepat Salah menafsirkan pesan menarik berusaha diri dalam pergaulan, sekecil mungkin merupakan hambatan dalam berkomunikasi dan hanya akan proses komunikasi interpersonal, berbicara apabila terdesak. Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa b. Peka terhadap kritik. Enggan bersaing dengan orang lain Orang ini sangat tidak tahan terdapat dan kritik yang diterimanya dan mudah berdaya. marah, dalam komunikasi orang menganggap dirinya tidak g. Takut untuk melakukan komunikasi. seperti ini cenderung menghindari Menarik diri dari pergaulan, berusaha dialog sekecil terbuka dan bersikeras mungkin mempertahankan pendapat dengan berkomunikasi, berbagai logika yang keliru. terdesak. c. Responsif terhadap pujian Senang terhadap untuk berbicara apabila 8. Sifat-Sifat Komunikasi Interpersonal pujian, selalu Liliweri (1997:27-40), merangkum mengeluh, mencela dan meremehkan beberapa pendapat para ahli tentang siapa dan apapun. sifat-sifat komunikasi interpersonal d. Bersikap hiperkritis. antara lain: Tidak pandai dan sanggup mengungkapkan a.Komunikasi interpersonal penghargaan atau pengakuan pada kelebihan melibatkan pesan verbal dan nonverbal orang lain. b.Komunikasi e. Cenderung tidak di senangi orang interpersonal lain. melibatkan Ia merasa tidak diperhatikan, tidak scripted, dan contrived ada c.Komunikasi kehangatan dan keakraban, perilaku spontan, interpersonal menganggap dirinya sebagai Korban menghasilkan umpan balik, interaksi dan memandang orang lain sebagai dan koherensi d.Komunikasi interpersonal merupakan musuh. salah satu proses yang dinamis f. Berpikir pesimis. 245 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 e.Komunikasi interpersonal masih muda. Menurut Kendall & Brasswell biasanya dalam Cormier (1985 : 380) strategi pemodelan diatur dengan tatanan intrinsik dan kognitif dirancang untuk membantu guru dalam ekstrinsik menangani siswa-siswanya, terutama anak-anak f.Komunikasi interpersonal merujuk pada tindakan yang bermasalah antara usia 8-12 tahun. 2. Tujuan Setiap proses latihan atau proses belajar g.Komunikasi interpersonal merupakan pasti ada tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan tindakan persuasi antar manusia. pengertian strategi pemodelan kognitif yang Strategi Pemodelan Kognitif 1. sudah dijelaskan di muka, maka pada dasarnya Pengertian stratrgi pemodelan kognitif latihan pemodelan kognitif bertujuan untuk Cognitif modeling is a procedur in which membantu mengoptimalkan kemampuan siswa counselors show people what to say to ketika melakukan sesuatu atau saat menghadapi themselves while performing a task (1985 : tugas. 379). Menurut Cormier dan Cormier , strategi ditunjukkan pemodelan kognitif adalah suatu prosedur menegaskan kepada pengamat atau konseli dimana seorang konselor menunjukkan kepada tentang proses dimana dia memperoleh respon seseorang tentang apa yang harus dilakukan terbuka yang telah dia buat”. Dalam latihan sebagai pemodelan “usaha kognitif model untuk pada diri sendiri pada saat melakukan sebuah Hal ini sesuai dengan pernyataan tugas. Menurut Kazdin & Mascitelli dalam Meichenbaum & Goodman yang dikutip oleh Cormier (1985 : 379) strategi pemodelan Cormier (1985 : 379), “salah satu tujuan dari kognitif hendaknya penggunaan dari strategi pemodelan kognitif latihan dan tugas ialah untuk mengembangkan kontrol diri pada ini penggunaannya dikombinasikan dengan rumah, hal ini akan sangat efektif untuk anak-anak mengembangkan impulsif”. Dengan latihan pemodelan kognitif kemampuan-kemampuan asertifnya. remaja, terutama anak-anak anak-anak dapat melihat seorang model yang Sedangkan menurut & telah diatur perkataan dan tingkah lakunya yag Goodman (dalam Cormier, 1985:379) strategi dapat membantu mereka dalam melaksanakan pemodelan sebuah tugas. kognitif adalah Michenbaum strategi yang digunakan untuk mengembangkan kontrol diri (self control) pada anak-anak yang usianya 3. Langkah-Langkah Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa Menurut Meichenbaum & Goodman, tugasnya/tingkah (Cormier dalam pernyataan konseli ini diucapkan berangsur- melaksanakan strategi pemodelan kognitif ini angsur secara terbuka atau jelas sampai secara ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan tertutup (dalam hati) dkk. ; 1985 : 379), oleh konselor, yaitu: dkk. (Cormier ; 1985 : 379-380) pemodelan (bisa menggunakan model simbolik) kognitif dan langkah pertama melaksanakan diimplementasikan tugas sambil berbicara pada diri sebagai berikut : sendiri secara keras/lantang. a. b. Konseli melaksanakan tugas yang sama (seperti pernyataan- Menurut Meichenbaum & Goodman, a. Konselor bertindak sebagai model yang konselor) diharapkan sambil dan self-instructional dengan ini tujuh harus langkah Rasionalisasi Sebelum menerapkan sesuatu strategi oleh kepada konselor konseli, menjelaskan konselor rasional hendaknya strategi tersebut memberikan perintah secara keras dan kepada konseli. Suatu rasional yang baik lantang. dari strategi, terdiri dari alasan dari prosedur c. Konseli diperintahkan melaksanakan tugas untuk tersebut sama (overview) dari komponen-komponennya. yang dan suatu tinjauan kembali sambil menginstruksikan diri Setelah memberikan rasional, sendiri dengan keras dan lantang. hendaknya d. Konseli membisikkan perintah-perintah kemauan mengetahui konseli untuk sejauh singkat konselor mana mencobanya. tersebut pada diri sendiri sambil Seperti kita ketahui, konseli hendaknya melaksanakan tugasnya. jangan dipaksa untuk menggunakan suatu e. Akhirnya konseli melaksanakan strategi. tugasnya sambil memerintahkan diri Rasional secara tersembunyi (covertly / dalam memperkuat hati) pernyataan Perlu diketahui bahwa strategi pemodelan kognitif lakunya, ini tergambar keyakinan diri dapat klien untuk bahwa mempengaruhi perilaku. Suatu rasional dapat berisikan langkah 1, penjelasan tentang tujuan terapi, gambaran sedangkan langkah 2 sampai 5 merupakan singkat prosedur yang akan dilaksanakan latihan untuk konseli pada self-verbalization dan pembahasan tentang pikiran-pikiran diri (bisik positif dan negatif. diri) dalam digunakan sambil melaksanakan 247 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 b. Model dari tugas dan Self-guidance Pertama konselor latihan kepada konseli jenis self-talk yang memerintahkan akan memperkuat tuntutan tugas dan akan meminimalkan dikatakan oleh konselor kepada dirinya gangguan dari luar. Seperti pada dua pada saat melaksanakan tugas, kemudian langkah yang disebutkan diatas, verbalisasi pada saat melaksanakan tugas konselor ini harus mengandung lima komponen dan berbicara secara keras dan lantang. konseli Overt External Guidance Setelah verbalisasinya, harus konselor konseli diyakinkan kalimatnya untuk sendiri. Jika konseli sudah kehabisan kata-kata maka memperagakan diminta konselor dapat membantu dan melatihnya. untuk Setelah konseli melaksanakan langkah ini melakukan tugas seperti apa yang dilakukan maka konselor, pada saat itu konselor sambil tentang melatih konseli. Pada saat melatih ini mengenai kesalahan atau kekurangan yang konselor konselli lakukan. konselor menggunakan kata ”kamu” sebagai pengganti ”saya”, (contoh : e. konselor memberikan bagaimana latihan tanggapan tersebut Faded overt self-Guidance ”Apa yang kamu......, kamu harus hati- d. terhadap konseli untuk mendengarkan apa yang menggunakan c. perhatian Langkah selanjutnya yang hati”). dilakukan konseli adalah melakukan tugas Pada saat konseli berlatih ada pihak ketiga sambil berbisik. Pemodelan kognitif pada yang dapat mengganggu konseli terganggu, bagian maka konselor berkata ”orang-orang itu peralihan dari konseli mungkin dapat mengganggu kamu, jangan dengan hiraukan dan tetap pusatkan perhatianmu menggunakan pada apa yang harus kamu kerjakan adalah salah satu cara bagi konseli untuk sekarang. mencapai kesuksesan dari prosedur berfikir Overt self-Guidance terhadap diri sendiri dalam melakukan Konselar memerintahkan selanjutnya konseli untuk ini diberikan kata-kata sebagai langkah mengungkapkan sampai kata-kata. tidak Self-guidance sesuatu. f. Covert Self-Guidance melaksanakan tugas sambil membimbing Pada tahap ini konseli melakukan diri sendiri denga suara yang keras. Tujuan tugas dengan membimbing atau memerintah dari langkah ini adalah untuk memberikan secara tertutup (covertly), atau ”di dalam Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa kepala”. Hal ini sangat penting bagi konseli untuk mempraktekkan secara terbuka. Jika Adapun prosedur dari one group pre-test and self-instruction gangguan post-test design yang dilaksanakan pada penelitian dan ini adalah sebagai berikut: hambatan mulai muncul, konselor dapat 1. menyarankan mencari kata-kata yang lebih kemampuan komunikasi interpersonal pada cocok siswa kelas VII B sebelum diberi perlakuan. agar mampu berinisiatif untuk praktek tambahan, sehingga konseli siap g. Memberikan pre-test (O1) untuk mengukur 2. Memberikan perlakuan (pemberian latihan untuk menerapkan prosedur tersebut di luar strategi pemodelan kognitif) pada siswa kelas konseling. VII B SMPN II PUNGGING yang memiliki Pekerjaan rumah dan Tindak kemampuan komunikasi interpersonal rendah. 3. METODE PENELITIAN Memberikan post-test (O2) untuk mengukur kemampuan Berdasarkan rumusan masalah dan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII B sesudah diberi perlakuan. tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam 2) ANALISIS DATA penelitian ini maka penelitian ini termasuk Teknik analisis data yang penelitian kuantitatif dengan pendekatan Pre digunakan dalam penelitian ini adalah Experimental Design, dengan jenis Pre Test dan teknik analisis statistik non parametrik Post Test Group, dimana dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dengan menggunakan metode uji tanda. sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pemilihan menggunakan metode uji Pertama melakukan pengukuran (pre test) tanda dilakukan karena dalam penelitian dengan menggunakan angket, kemudian dalam ini diharapkan dapat mengetahui efek jangka waktu tertentu diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan perlakuan strategi yang digunakan dalam pemodelan kognitif. Selanjutnya melakukan penelitian. Efek dari perlakuan yang pengukuran kembali (post test) dengan angket telah dilakukan tidak dapat diukur yang sama yang telah diberikan pada saat tes melainkan hanya diberi tanda positif awal. atau negatif saja. Manfaat dari tes ini dalam penelitian menentukan 249 adalah tingkatan untuk berdasarkan Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 hubungan antara sebelum dan sesudah selama perlakuan. bahwa KM mulai berani untuk Setelah diperoleh hasil pre test dan post 1 minggu menunjukkan mengutarakan pendapatnya, hal itu test, maka peneliti membandingkan hasil pre test dapat dilihat ketika berada di dalam dan post test kemudian mengadakan analisis kelas KM mulai berani menanggapi data agar diketahui hasil penelitian dengan ketika guru bertanya sesuatu dan hal cermat dan teliti serta untuk mengetahui benar itu sangat memberikan hasil yang atau tidaknya hpotesis yang digunakan. positif bagi KM. Dari uraian di atas 1. Subjek berinisial KM Pada subyek berinisial KM termasuk salah satu siswa yang sagat pasif di sekolah, baik dengan teman maupun dengan guru. Hal yang membuat KM menjadi siswa yang pasif adalah ketakutan dia dalam maka dapat disimpulkan bahwa KM mengalami peningkatan kemampuan komunikasi sebelum dan sesudah mengutarakan pendapatnya temanteman dia mengenai akan apa menertawakan yang akan ia pemberian 2. Subjek berinisial JJ Pada subyek berinisial JJ hal yang membuatnya mengalami keterampilan komunikasi rendah adalah dia termasuk siswa yang cuek dengan teman. JJ cenderung kurang peduli dengan apa yang sedang dialami atau sampaikan. Selama antara strategi pemodelan kognitif. mengutarakan pikiran dan perasaan yang ia rasakan. KM takut ketika dia interpersonal mendapatkan perlakuan KM mengikutinya dengan sangat antusias dan hasil yang ia dapatkan sangat memuaskan. Dari hasil tindak lanjut yang dilakukan dirasakan dengan menyebabkan JJ teman, hal menurut itu teman- temannya adalah siswa yang sombong karena tidak mau bergaul berkomunikasi dengan teman. atau Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa Setelah mendapat interpersonal antara sebelum dan sesudah perlakuan pemberian strategi pemodelan kognitif strategi pemodelan kognitif JJ menjadi 4. Subjek berinisial YM lebih terbuka dengan teman, dia mulai sering mengobrol dan Pada subyek YM hal yang bercanda menyebabkan dia mengalami tingkat bersama teman-temannya dan hal itu keterampilan menunjukkan perubahan yang sangat dengan teman-teman JJ. Dari uraian diatas temannya. YM sangat beranggapan antara bahwa dibelakang dia teman-temannya pemberian sering menggunjing dia dan hal itu strategi pemodelan kognitif yang menyebabkan YM mengalami 3. Subjek berinisial HT tingkat Subjek berinisial HT ini merupakan subjek yang komunikasi Jika dahulu maka dia tidak berani menyapa mengalami peningkatan kemampuan sebelum dan sesudah teman-temannya. temannya tidak menyapa YM terlebih maka dapat disimpulkan bahwa JJ interpersonal rendah adalah YM malu untuk bertegus sapa positif baik diri JJ sendiri maupun komunikasi komunikasi memiliki interpersonal komunikasi interpersonal yang rendah. Setelah keterampilan rendah keterampilan yang mendapatkan disebabkan karena dirinya merasa takut untuk perlakuan berangsur- angsur pikiran tersebut hilang dan YM menegur teman karena dia beranggapan bahwa mulai berani untuk menyapa terlebih HT kurang temannya. menyenangkan Selama bagi mengikuti teman- dahulu teman ketika dia bertemu kegiatan ini sangat dijalan atau di sekolah. Dari uraian antusias mengikuti setiap penjelasan yang diatas maka dapat disimpulkan bahwa konseling, konseli berinisial HT diberikan oleh konselor. Sehingga dia dapat YM mengalami peningkatan berhasil dalam meningkatkan keterampilan kemampuan komunikasi interpersonal komunikasi interpersonal. Dari uraian diatas antara maka dapat disimpulkan bahwa HT mengalami peningkatan kemampuan sebelum dan sesudah pemberian strategi pemodelan kognitif komunikasi 251 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 5. Subjek berinisial PL mengenai pendapat atau bahan yang Subjek berinisial PL ini merupakan subjek yang komunikasi memiliki keterampilan interpersonal rendah yang dia obrolkan. Penyebab itu yang menyebabkan JI menjadi jarang berkomunikasi denga teman-temannya, disebabkan karena dirinya merasa sehingga konseli menjadi bingung malu harus menyampaikan apa dan tidak tahu dari mana harus memulai berbicara . Peningkatan dia hanya mengobrol dengan teman yang benar-benar sudah dikenal lama. Setelah pemodelan kognitif berangsur-angsur dari terjadi perubahan yang terjadi pada JI. penerapan strategi pemodelan kognitif Dia mulai sering terlihat mengobrol yang Selama baik teman sekelas maupun dengan mengikuti kegiatan konseling, konseli teman lain kelas. Dari uraian diatas berinisial PL maka dapat disimpulkan bahwa JI keberhasilan telah mengikuti PL strategi ini merupakan skor mendapatkan dia lakukan. ini sangat antusias setiap penjelasan yang mengalami peningkatan kemampuan diberikan oleh konselor. Dari uraian komunikasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah PL strategi pemodelan kognitif mengalami peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal antara sebelum dan interpersonal antara pemberian 7. Subjek berinisial BB sesudah Subyek BB sebelum mendapatkan pemberian strategi pemodelan kognitif perlakuan strategi pemodelan kognitif 6. Subjek berinisial JI adalah siswa yang sering curiga Pada subyek JI dia termasuk dengan teman bahwa teman-temannya subyek yang memiliki keterampilan sedang mengejek BB setelah mereka komunikasi rendah saling berkomunikasi. Hal tersebut dikarenakan JI takut terhadap kritik yang lama-lama membuat BB menjadi interpersonal yang akan diberikan teman-temannya Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa jarang berkomunikas dengan teman yang sedang dialami atau dirasakan dan atau dengan teman, hal itu menyebabkan JJ tersebut menurut teman-temannya adalah siswa berakibat kepada nilai yang terima BB. yang sombong karena tidak mau bergaul Didalam kelas BB adalah siswa yang atau berkomunikasi dengan teman. jarang menanggapi berpendapat dikelas. Hal paling pasif. Setelah Setelah mendapat perlakuan strategi mendapatkan strategi pemodelan kognitif BI menjadi lebih terbuka pemodelan kognitif ada perubahan dan dengan teman, dia mulai sering mengobrol dan pola pikir dari BB. Sekarang BB mulai bercanda bersama teman-temannya dan hal itu menunjukkan perubahan yang sangat positif. berani berkomunikasi dengan teman Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan dan dari hasil tindak lanjut yang bahwa BI mengalami peningkatan kemampuan dilakukan selama 1 minggu BB muali komunikasi interpersonal antara sebelum dan berani untuk bertanya kepada guru di sesudah pemberian strategi pemodelan kogniti Dari dalam kelas. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disimpulkan BB mengalami mengalami peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal sebelum dan sesudah uraian bahwa tersebut dari 8 maka dapat subyek yang kemampuan komunikasi interpersonal rendah tersebut mereka mampu antara melaksanakan pemberian strategi dan pemodelan mengimplementasikan kognitif dengan baik sehingga hasil yang di dapat dari seluruh subyek strategi pemodelan kognitif yang 8. Subjek berinisial BI mendapatkan perlakuan konseling kelompok menggunakan strategi pemodelan kognitif Pada subyek berinisial BI hal yang berhasil dengan baik dan perilaku kemampuan membuatnya mengalami keterampilan anggota komunikasi interpersonal setiap konseling kelompok mengalami komunikasi rendah adalah dia termasuk peningkatan baik dari skor pretest postest siswa yang cuek dengan teman. BI maupun dari hasil tindak lanjut yang dilakukan cenderung kurang peduli dengan apa konselor selama 1 minggu. 253 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,239 - 255 Saran BAB V 1. Bagi Konselor Sekolah SIMPULAN DAN SARAN Pihak A. sekolah khususnya konselor atau petugas BK hendaknya Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat dapat meningkatkan penerapan strategi diketahui bahwa X = 0 dan N = 8, dimana N pemodelan kognitif dalam mengatasi adalah jumlah subjek penelitian dan X adalah masalah-masalah siswa yang terjadi di jumlah tanda yang paling sedikit. Hal ini dapat dilihat pada tabel binominal dari nilai sekolah. Tidak menutup kemungkinan ρ = bahwa strategi pemodelan kognitif 0,031 lebih kecil dari α = 0, 05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pemodelan kognitif dapat meningkatkan kemampuan interpersonal yang komunikasi ditunjukkan adanya perbedaan yang signifikan skor kemampuan komunikasi dapat mengatasi masalah-masalah yang lain sehingga efisiensi waktu dapat tercapai dengan terselesaikannya beberapa masalah siswa dalam waktu interpersonal antara sebelum dan yang relatif bersamaan. sesudah diberikan penerapan strategi pemodelan kognitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pemodelan kognitif mampu 2. Bagi siswa Bagi siswa yang mengalami meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. Hasil tersebut juga didukung tindak kesulitan dalam komunikasi, dapat melatih dirinya dengan menerapkan lanjut berupa observasi yang dilakukan konselor strategi pemodelan kognitif dibantu selama 1 minggu setelah pemberian post test. Hasil tindak lanjut menyatakan bahwa ke 8 subyek mengalami peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal, seperti sudah mulai oleh Guru Pembimbing atau Konselor sekolah 3. Bagi peneliti selanjutnya berkomunikasi dengan teman, aktif menanggapi Bagi peneliti lain yang tertarik atau bertanya dikelas dan bisa mengutarakan apa untuk meneliti tentang penerapan yang dia pikirkan dan rasakan. strategi pemodelan kognitif untuk Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Menangani Kecanduan Game Online Pada Siswa meningkatkan komunikasi Liliweri, A. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : PT. Cipta Aditya Bakti. kemampuan interpersonal. Hasil Moehnilabib, M, M.A, dkk.2003.Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Malang : UM dan Lembaga Penelitian UM. penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan Mcleod, John. 2008. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana untuk melakukan penelitian lebih luas. Sesungguhnya variabel Mulyana, Deddy dkk. 2003. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset yang mempengaruhi Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:BPFE keterampilan komunikasi interpersonal itu banyak, Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Padang: Ghalia Indonesia misalnya persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, hubungan interpersonal. Namun dalam Sudjana M.A, Prof, DR,M.Sc. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. penelitian ini fakta tersebut tidak diamati, oleh karena itu seyogyanya untuk penelitian lebih lanjut variabel tersebut Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. diperhatikan. Sugiyono. 2002. Statistik non-Parametrik penelitian. Bandung: Alfa beta. DAFTAR PUSTAKA untuk Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Siegel, Sidney. 1998. Statistik non-Parametrik untuk Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Ahmadi, Abu dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tim. 2006. Panduan Penulisan Skripsi. Surabaya: UNESA. Badudu, JS.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Pusat Bahasa. Winkel, WS dkk. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Cormier & Cormier. 1985. Interviewing Strategies for Helpers Fundamental Skills and Cognitive. California: Brooks/Cole Publishing Company. Corey, Gerald. 2003. Teory dan praktek konseling dan psikoterapi. Terjemahan Oleh E, Koeswara.. Bandung : Refika Aditama Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Djarwanto. 2003. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik 2. Yogyakarta: Andi offset Ima Rahma, Anita. 2005. ”Penerapan Strategi Pemodelan Kognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa pada Mata Pelajaran Matematika”. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : PPB FIP UNESA. 255