1 PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PASAR (Studi di Kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Blora) MUSTA’ANA DOSEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JL. Lettu Suyitno, No. 2, Kec. Bojonegoro Email: Email Penulis Abstract Market Management Office (KPP), the agency Pemeritahdaerah through Market Management Office must provide a space or place khususuntuk build a market, such as market stalls and kiosks as parapedagang place to sell and buyers who want to buy goods kebutuhannyamerupakan elements of technical implementation. seorangkepala office in charge and under the authority of the Regent selakuKepala Region through the Regional Secretary (Secretary). Adalahsejumlah market tax levies imposed by any traders who sell in a market. Retribution market usually consist of retribution hygiene, special parking fees, retribusiMCK, or retributions which lain.Sama like other regions, market levy in urban areas Blora potential merupakansumber area, given the existing market in the town of Blora amounted to 37 the market and overall the market which operates every day and managed sendirioleh Blora city local government. The procedure for withdrawal of trading licenses is as follows: (1) the officer preparing the levy towing ticket as proof of payment, (2) the ticket as proof of payment adapted to the type of merchandise, area used, and the corresponding provisions in the legislation include the tariff at any expense charges, (3) keep records of tickets expenses, (4) the officer pulled the fees for a day or withdraw money double levy if not previously paid, and (5) calculate the levy towing officer and matching it against a ticket issued by newly incoming money then paid to the treasurer. The procedure for withdrawal of the levy is apparently happening in the field that there are many constraints object or trader closes kiosks, powder or losnya or deliberately left the stall, powder and losnya when the levy will be withdrawn so that the workers could not collect the levy from the owner of the powder, kiosks, and the los , KPP Blora is entitled to a special agency menarikretribusi Blora market in the city. In retribution withdrawal, required cooperation between officers levy yangbaik market and the traders in the market. As well as the necessary jugakejujuran and discipline officers in retribution withdrawal in order to really tersalurkanyang can then be utilized for construction in the town of Blora. Key words: Markets, Office of Market Management, Market Retributions 2 Abstrak Kantor Pengelolaan Pasar (KPP), kantor tersebut Pemeritahdaerah melalui Kantor Pengelola Pasar harus menyediakan ruang atau tempat khususuntuk membangun pasar, seperti los-los pasar dan kios-kios sebagai tempat parapedagang untuk berjualan maupun pembeli yang ingin membeli barang kebutuhannyamerupakan unsur pelaksanan teknis. seorangkepala kantor yang bertanggung jawab dan berada dibawah wewenang Bupati selakuKepala Daerah melalui Sekertaris Daerah (Sekda). Retribusi pasar adalahsejumlah pungutan yang dibebankan oleh setiap pedagang yang berjualan di suatu pasar. Retribusi pasar biasanya terdiri dari retribusi kebersihan, retribusi parkir khusus, retribusiMCK, ataupun retribusi-retribusi yang lain.Sama seperti daerah lain, retribusi pasar di wilayah kota Blora merupakansumber potensial daerah, mengingat pasar yang ada di kota Blora berjumlah 37 pasardan secara keseluruhan merupakan pasar yang beroperasi setiap hari dan dikelola sendirioleh pemerintah daerah kota Blora. Tata cara penarikan retribusi pasar yaitu sebagai berikut: (1)petugas penarik retribusi menyiapkan karcis sebagai bukti pembayaran, (2) karcis sebagai bukti pembayaran disesuaikan dengan jenis dagangan, areal yang digunakan, dan ketentuan sesuai dalam Perda meliputi tarif retribusi pada setiap pengeluaran retribusi, (3) melakukan pencatatan pengeluaran karcis,(4) petugas menarik uang retribusi untuk satu hari atau menarik uang retribusi ganda apabila sebelumnya belum membayar,dan (5) petugas penarik retribusi menghitung dan mencocokan antara karcis yang dikeluarkan dengan uang yang baru masuk kemudian disetorkan kepada bendahara. Tata cara penarikan retribusi tersebut ternyata di lapangan terjadi kendala yaitu banyak terdapat objek atau pedagang menutup kios, bedak atau losnya atau sengaja pergi meninggalkan kios, bedak dan losnya ketika akan ditarik retribusi sehingga petugas tidak bisa mengumpulkan retribusi dari pemilik bedak, kios, dan los tersebut. KPP kota Blora adalah instansi khusus yang berhak menarikretribusi pasar di kota Blora. Dalam penarikan retribusi, diperlukan kerjasama yangbaik antara petugas retribusi pasar dan para pedagang di pasar. Serta diperlukan jugakejujuran dan kedisiplinan petugas dalam penarikan retribusi agar benarbenar tersalurkanyang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan di kota Blora. Kata kunci: Pasar, Kantor Pengelola Pasar, Restribusi Pasar 3 PENDAHULUAN Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual, tempat tersebut merupakan sarana bagi pembeli dan penjual melakukan transaksi-transaksi perdagangan gunamemenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Pasar terbentuk atau tercipta bersumber padakebutuhan manusia yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Pada awalnya,transaksi dalam pasar dilakukan melalui tukar menukar barang atau barter. Namun seiringdengan perkembangan zaman, manusia tidak lagi melakukan tukar menukar barang ataubarter, tetapi dengan menggunakan uang sebagai alat pembayarannya. Fungsi pasarsendiri merupakan salah satu sarana pokok untuk menggerakkan dan meningkatkanperekonomian masyarakat disuatu daerah. Pasar perlu dikelola, ditata, dan diatur supayaroda perekonomiaan masyarakat daerah tersebut berjalan dengan lancar dan tidakmenimbulkan permasalahan. Pemerintah daerah selaku pihak yang berkuasa dan berwenang harus mengambilperanan dalam penertiban dan penataan pasar supaya berjalan baik dan lancar. Atas peranitulah, pemerintah perlu menciptakan wadah atau instansi khusus yang mengurus sertamenertibkan pasar sesuai dengan tata kota dan peraturan daerah tersebut. Instansi daerah. Kantor Pengelolaan Pasar (KPP), kantor tersebut Pemeritahdaerah melalui Kantor Pengelola Pasar harus menyediakan ruang atau tempat khususuntuk membangun pasar, seperti los-los pasar dan kios-kios sebagai tempat parapedagang untuk berjualan maupun pembeli yang ingin membeli barang kebutuhannyamerupakan unsur pelaksanan teknis. seorangkepala kantor yang bertanggung jawab dan berada dibawah wewenang Bupati selakuKepala Daerah melalui Sekertaris Daerah (Sekda). Retribusi pasar adalahsejumlah pungutan yang dibebankan oleh setiap pedagang yang berjualan di suatu pasar. Retribusi pasar biasanya terdiri dari retribusi kebersihan, retribusi parkir khusus, retribusiMCK, ataupun retribusiretribusi yang lain.Sama seperti daerah lain, retribusi pasar di wilayah kota Blora merupakansumber potensial daerah, mengingat pasar yang ada di kota Blora berjumlah 37 pasardan secara keseluruhan merupakan pasar yang beroperasi setiap hari dan dikelola sendirioleh pemerintah daerah kota Blora. Oleh karena itu, maka pemungutan retribusi pasarpun juga dilakukan setiap hari, sehingga pemasukan bagi keuangan daerah dari retribusipasar juga setiap hari. Tata cara penarikan retribusi pasar yaitu sebagai berikut: (1)petugas penarik retribusi menyiapkan karcis sebagai bukti pembayaran, (2) karcis sebagai bukti pembayaran disesuaikan dengan jenis dagangan, areal yang digunakan, dan ketentuan sesuai dalam Perda meliputi tarif retribusi pada setiap pengeluaran retribusi, (3) melakukan pencatatan pengeluaran karcis,(4) petugas menarik uang retribusi untuk satu hari atau menarik uang retribusi ganda apabila sebelumnya belum membayar,dan (5) petugas penarik retribusi menghitung dan mencocokan antara karcis yang dikeluarkan dengan uang yang baru masuk kemudian disetorkan kepada bendahara. Tata cara penarikan retribusi tersebut ternyata di lapangan terjadi kendala yaitu banyak terdapat objek atau pedagang menutup kios, bedak atau losnya atau sengaja pergi meninggalkan kios, bedak dan losnya ketika akan ditarik retribusi sehingga petugas tidak bisa mengumpulkan retribusi dari pemilik bedak, kios, dan los tersebut. KPP kota Blora adalah instansi khusus yang berhak menarikretribusi pasar di kota Blora. Dalam penarikan retribusi, diperlukan kerjasama yangbaik antara petugas retribusi pasar dan para pedagang di pasar. Serta diperlukan jugakejujuran dan kedisiplinan petugas dalam penarikan retribusi agar benar-benar tersalurkanyang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan di kota Blora. METODE PENELITIAN 4 Jenis penelitian yang dipergunakan adalah jenis penelitian yang dipakai adalah jenis deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk dapat mengetahui perkembangan dan mendiskripsikan variabel data yang akan diteliti. Disamping hal tersebut juga untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran antara suatu gejala dengan lainnya dalam masyarakat. TEKNIK ANALISIS DATA Metode analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kualitatif-deskriptif.Hal ini didasarkan pada tujuan dan arah penelitian yang ada dalam perumusan masalah, dimana hanya mengambil satu obyek penelitian sebagai studi kasus.Disamping itu, data penelitian lebih banyak mengarah pada data kualitatif.Sedangkan penyajian data hasil penelitian dilakukan dengan memaparkan selengkap-lengkapnya sesuai jawaban responden, sehingga dapat memberikan deskripsi / gambaran tentang hasil penelitian guna menjawab rumusan masalah. Berbagai data dan informasi tersebut kemudian dianalisa secara kualitatif dengan cara membaca tabeltabel atau angka-angka yang tersedia. HASIL DAN PEMBAHASAN Retribusi Pasar Retribusi pasar adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar yang berupa halaman, pelataran, los, kios yang dikelola daerah dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh perusahaan daerah (Sri Hartono, 2005:125) dalam Hadryan Putra (2010). MenurutSunarto (2005) retribusi pasar adalah pungutan yang dikenakan pada pedagangoleh Pemerintah Daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempatberupa toko / kios, los, dasaran, dan halaman pasar yang disediakan didalam pasar daerah atau pedagang lain yang berada di sekitar pasar daerah lainnyayang berada di sekitar pasar daerah sampai dengan radius 200 meter dari pasartersebut. Menurut Suparmoko (1997:94) “Retribusi adalah pembayaran dari rakyat kepada pemerintah, dimana kita melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung dan diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut”. Retribusi pasar bagian retribusi daerah yang dipungut secara langsung pada suatu tempat terjadinya transaksi jual beli. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 tahun 2010 Pasal 1 pengertian pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Los adalah bangunan tetap dalam pasar yang sifatnya terbuka dan tanpa dinding keliling yang dipergunakan untuk berjualan. Dan disebutkan juga bahwa retribusi pasar itu sendiri adalah pungutan retribusi atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa pelataran, los dan atau kios/bedak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Retribusi Pasar merupakan salah satu Retribusi Daerah yang termasuk dalam jenis Retribusi Jasa Usaha. Oleh karena itu dalam Retribusi Pasar, prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pasar didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagai pengganti biaya pengelolaan, biaya penyelenggaraan, biaya kebersihan dan biaya administrasi. Obyek Retribusi Pasar Obyek retribusi pasar adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisional / sederhana yang berupa kios / bedak / pelataran / los yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Tidak termasuk obyek retribusi pasar adalah pelayanan fasilitas 5 pasar yang dimiliki dan atau dikelola oleh pihak swasta maupun Perusahaan Daerah. Subyek Retribusi Pasar Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan / memanfaatkan / menikmati jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar. Yang dimaksud dengan badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk Usaha lainnya. Jenis-jenis Retribusi Pasar di Pasar Blora Retribusi daerah menurut UU No 7 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No 8 Tahun 2010 tentang Retribusi Pasar Grosir Dan/Atau Pertokoan dikelompokkan menjadi 1 (satu) yaitu: Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Sesuai dengan Undang-Undang No 34 Tahun 2000 Pasal Alur Pemungutan Retribusi Pasar BPD BKP PBKP KPP Ka. Pasar PETUGAS RETRIBUSI 18 ayat 3 huruf a, retribusi jasa umum ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini (1) retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau perizinan tertentu, (2) jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, (3) jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum, (4) jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi, (5) retribusi tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya, (6) retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan satu sumber pendapatan daerah yang potensial, (7) pemungutan retribusi memungkinkanpenyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik. Jenis-jenis retribusi jasa umum terdiri dari (a) Retribusi Pelayanan Kesehatan, (b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, (c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil, (d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat, (e) Retribusi Pelayanan Parkirdi Tepi Jalan Umum, (f) Retribusi Pelayanan Pasar, (g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, (h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran, (i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, (j) Retribusi Pengujian Kapal Perikanan. 6 Gambar 1. Alur Pemungutan Retribusi Pasar Keterangan : BPD BKP PBKB KPP Ka. Pasar : Bank Pembangunan Daerah : Bendahara Khusus Penerima : Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima : Kantor Pengelolaan Pasar : Kepala Pasar Pelaksanaan Pemungutan Pasar Kota Blora pasar, faktor penunjang serta hambatan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar. Hal tersebut perlu diketahui agar pelaksanaan pemungutan retribusi pasar dapat berjalan dengan baik dan target yang telah ditentukan dapat terealisasi. Retribusi Implementasi merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kebijakan di dalam memecahkan persoalan-persoalan publik. Selain itu juga merupakan suatu kegiatan dari proses penyelenggaraan suatu program yang sah oleh suatu organisasi dengan menggunakan sumber daya serta strategis tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan pemungutan retribusi pasar di Kota Blora, khususnya pasar Blora harus sesuai dengan peraturan daerah yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya, aparat yang terlibat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar, alat yang digunakan, tarif retribusi Fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada pasar Blora. Fasilitas yang maksud dalam penelitian ini adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk para pelaksana di dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penelitian ini, ingin mengetahui ada atau tidaknya fasilitas yang dibutuhkan oleh para pelaksana di dalam pelaksanaan pemungutan reteribusi pasar di Kota Blora khusus Pasar Blora dapat ditujukkan pada table 1. Tabel 1. Fasilitas pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada pasar Blora No. 1. 2. 3. 4. 5. Sarana/Fasilitas Kantor Komputer Meja Kursi Kalkulator Dari hasil wawancara dengan Wakil Kepala Pasar Blora mengatakan sehubungan dengan fasilitas yang dibutuhkan oleh para pelaksana di dalam pemungutan retribusi pasar ini : “Adapun fasilitas yang dibutuhkan dalam pemungutan retribusi pasar hanya karcis yang di serahkan kepada pedagang dan merupakan bukti pembayaran retribusi.”(Wawancara, 10 Mei 20114) Ada 1 2 5 10 6 Tidak ada Besarnya Tarif Retribusi pada pasar Blora. Mengenai besar tarif yang dibebankan terhadap wajib retribusi pasar disesuaikan dengan jenis fasilitasnya yang terdiri dari Ruko, Losd, Kios, Kios mini, dan Pedagang Kaki Lima(PKL) sudah diatur dalam Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang retribusi pasar dan pusat perbelanjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. 7 Tabel 2.Besar Tarif Retribusi Pasar Blora LOKASI Pasar Blora JENIS PUNGUTAN a. Ruko b. Losd c. PKL d. Kios e. Kios Mini TARIF RETRIBUSI Rp. 3.000/Hari Rp. 2.000/Hari Rp. 2.000/Hari Rp. 2.000/Hari Rp. 2.000/Hari Sumber Data : PD. Pasar Blora, 2013 Adapun data jumlah loss/bedak di pasar blora ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Pasar blora kios tingkat bawah (Los A) No jenis ukuran 1 toko 4x6 m 2 toko 3,5x6 m 3 toko 2,5x2,5 m 4 toko 2,95x6 m 5 toko 2,70x6 m 6 toko 4,6x3 m 7 toko 4,5x3 m 8 toko 2,7x5 m 9 toko 3x4 m 10 Los petak 2x3 m Luas 24m2 21m2 6,25m2 17,7m2 16,2 m2 13,8 m2 13,5 m2 12 m2 12 m2 6 m2 Harga sewa (bln) Rp 120.750 Rp 105.225 Rp 51.750 Rp 89.125 Rp 81.650 Rp 73.600 Rp 71.875 Rp 72.450 Rp 62.100 Rp 25.875 Tabel 4. Pasar blora kios tingkat atas (Los B) No jenis ukuran 1 toko 5x5 m 2 kios 5x5 m 3 kios 4x5 m 4 kios 5x2,5 5 Los petak 1,5x2 m 6 Los petak 1,5x2 m 7 Los petak 3x3 m luas 25 m2 25 m2 20 m2 12,5 m2 3 m2 3 m2 9 m2 Harga sewa (bln) Rp 109.250 Rp 63.250 Rp 109.250 Rp 103.500 Rp 23.000 Rp 23.000 Rp 34.000 Jumlah Pedagang Pasar Blora 3.019 dengan pembagian sesuai dengan fasilitas seperti yang terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Pembagian pedagang pasar menurut fasilitas No Bagian Pedagang Ruko Kios Kios Losd Mini 1 Basemen 678 880 t basah Jumlah PKL Keterangan 880 2 Basemen t kering 223 - 348 - - 348 3 Lantai dasar 530 - 728 - - 728 4 Lantai 354 - 753 - - 753 170 Dalam 8 satu 5 Kios mini 107 - - 204 - 204 6 Ruko 106 - - - - 106 1.946 106 880 3.019 Jumlah 1.82 204 9 (Sumber Data : PD. Pasar Kabupaten Blora, 2013) Tabel 6. Data pemasukan tarif retribusi pasar Blora tahun 2013 Jumlah No. Jenis Pungutan Jumlah target pemasukan 1. Ruko 1.870.000.000 2.050.000.000 2. Losd 1.800.000.000 1.950.000.000 3. PKL 1.650.000.000 1.653.500.000 4. Kios 2.030.000.000 2.230.089.000 5. Kios Mini 2.000.000.000 2.103.100.148 Jumlah 9.350.000.000 9.986.689.148 Berdasarkan hasil wawancara diatas dan observasi, maka dapat simpulkan bahwa tarif retribusi sudah sangat murah dan tidak memberatkan pedagang dan pemungutan retribusi di Pasar Blora sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pemungutan Retribusi di Pasar Blora Dalam pengimplementasian kebijakan pemungutan retribusi pasar Blora tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan pemungutan retribusi pasar di Pasar Blora, antara lain (1) komunikasi, komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebiajkan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuanatas apa yang mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus dikomunikasikan kepada bagian personalia yang tepat. Selain itu, 325 Luar 495 Persentase 109,626% 108,333% 100,212% 109,857% 105,155% kebijakan yang dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan konsisten. Komunikasi diperlukan agar para pembuat kebijakan dan para implementer kebijakan pemungutan retribusi pasar tersebut akan semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam wajib retribusi. Terdapat tiga indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu (a) transmisi (proses penyampain informasi), (b) kejelasan informasi, (c) konsistensi informasi yang disampaikan; (2) sumber daya, Dalam suatu kebijakan bisa saja informasi yang disampaikan sudah jelas dan konsisten tetapi bukan hanya faktor tersebut yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah staf yang cukp, informasi, wewenang dan juga fasilitas atau sarana dan prasarana yang mendukung jalannya pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada pasar sentral Makassar. Indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen, yaitu (a) staf yang cukup (jumlah dan mutu), sumber daya yang utama dalam implementasi kebijakan adalah staf, (b) informasi yang dibutuhkan, informasi merupakan sumber penting dalam pelaksaan kebijakan, ketersediaan informasi yang cukup sangat 9 mendukung pelaksanaan kebijakan, (c) kewenangan, pada umumnya, kewenangan harus bersifat formal agar kebijakan dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementer dimata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses implementasi kebijakan, (d) sarana yang dibutuhkan; (2) disposisi (sikap birokrasi dan pelaksana), Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimilik oleh implementer, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementer memiliki disposisi yang baik, maka pelaksana akan menjalankan tugas dengan baik seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementer memiliki sikap yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif; (3) komitmen aparatur pelaksana, Komitmen dari aparatur pelaksana sebuah kebijakan dapat menunjang berjalannya kebijakan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebuah kebijakan tidak bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diinginkan jika para aparatur pelaksananya tidak memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelaksana kebijakan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah komitmen dari implementer di dalam melaksanakan pemungutan retribusi pasar pada pasar Kota Blora;(4) kejujuran aparatur pelaksana, Kejujuran adalah suatu sikap yang mutlak dimiliki oleh seorang implementer, karena tanpa kejujuran di dalam melaksanakan kebijakan maka akan hilang kepercayaan dari pembuat kebijakan dan masyarakat terhadap pelaksana kebijakan. Kejujuran itu harus terus diterapkan pada saat memulai implementasi kebijakan sampai pencapaian hasil yang telah ditargetkan sebelumnya, (5) sifat demokratis dari aparat pelaksana, sifat demokratis yang dimaksud adalah sifat aparat pelaksana untuk dapat menerima segala kebijakan yang ada serta melaksanakannya sesuai tugasnya masing-masing dan juga dapat menerima hasil-hasil yang telah dicapai. Struktur Birokrasi Menurut Edward III, variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan mengakibatkan sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik. Dalam penelitian ini, struktur yang dimaksud adalah struktur pengelola dan prosedur kerja untuk mengatur tata aliran pekerjaan dalam pelaksanaan kebijakan, adapun yang menjadi indikatornya yaitu (1) struktur, struktur dari organisasi yang menerapkan kebijakan mempunyai suatu pengaruh penting pada proses implementasi. Dalam penelitian ini yang di maksud adalah struktur pengelola dari kebijakan pemungutan retribusi pasar di pasar sentral Makassar. Dari hasil pengamatan struktur organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Blora terpisah dengan struktur organisasi pengelola; (2) prosedur, prosedur merupakan cara atau alur kerja. Dalam penelitian ini yang dmaksud adalah cara atau alur kerja para pelaksana yang melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dari hasil wawancara dengan wakil kepala pasar Blora mengatakanbahwa prosedur kerjanya 10 sesuai dengan Perda Kota Blora Nomor 7 Tahun 2010 tentang Retribusi Pasar dan Pusat Perbelanjaan. Pemungutan langsung dilapangan dilakukan oleh kolektor-kolektor yang telah ditunjuk walikota Makassar. Kolektor tersebut menarik retribusi dari para pedagang yang ada dipasar Kota Blora dengan memberikan potongan karcis sebagai bukti telah membayar retribusi. Setelah melakukan penarikan, kolektor mengumpulkan hasil pungutannya ke bendahara pembantu untuk dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan retribusi harus sesuai dengan banyaknya potongan karcis. Potensi Retribusi Retribusi Daerah Terhadap Retribusi Daerah merupakan salah satu pendapatan asli daerah di Kota Blora pada khususnya dan daerah-daerah lain pada umumnya. Bersarnya retribusi daerah sangatberpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu, retribusi daerah dapatmeningkat pendapatannya atau paling tidak meningkat dari tahun ke tahun.Berikut ini adalah daftar target dan realisasi retribusi pasar yang diterima olehKantor Pengelolaan Pasar (KPP) Kota Blora. Tabel 4. Daftar Target dan Realisasi dari Tahun Anggaran Tahun 2010 s/d 2013 No. Tahun Target Rp Realisasi Rp 1. 2012 9.000.000.000 8.727.722.807 2. 2013 9.350.000.000 9.986.689.148 Sumber : KPP Kabupaten Blora Tahun anggaran 2010, dimulai pada 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2010.Dasar Penentuan Target adalah (a) Perda No. 7 Tahun 2010 tentang Retribusi Pasar, (b) Surat Keputusan Bupati No. 12 Tahun 2004, (c) penentuan target terdiri dari 3 tahap adalah (a) uraian/Rencana Penerimaan Retribusi Pasar terdiri dari Jumlah Potensi Plataran + Jumlah Potensi Los + Jumlah Potensi Kios = Hasil Potensiyang diharapkan masuk. Kemudian dari Hasil dari Potensi yang diharapkan masuk +Rupa-rupa (terdiri dari :Listrik Lingkungan, Tunggakan, BBN/Her, MCK, Lain-lain) =Hasil yang Direncanakan Tahun Anggaran .... (Januari s/d Desember), (b) hasil akhir Direncanakan Tahun Anggaran .... (Januari s/d Desember) = Hasil akhir penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan + Hasil akhir penerimaan Retribusi Pasar. Penerimaan retribusi pasar naik-turun-naik, selama tahun anggaran 2010 s/d 2013.Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Blora khususnya pedagang di pasarmempunyai kesadaran untuk membayar retribusi pasar dan Pasar Presentase 96,97 % 106.81 % pedagangpun juga memakaifasilitasfasilitas yang disediakan oleh Kantor Pengelolaan Pasar (KPP) Kota Blora. Prosedur Pemungutan Retribusi Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi, Kantor Pengelolaan Pasar (KPP)menempatkan beberapa petugas pemungut retribusi. Beberapa petugas pemungut retribusitersebut di kepalai oleh seorang kepala pasar yang ditempatkan di setiap pasar, kepalapasar tersebut diangkat oleh Kepala Kantor Pengelolaan Pasar (KPP). Seorang kepala pasar bertugas untuk mengatur dan mengkoordinir setiap retribusi yang dipungut olehpetugas retribusi. Kepala pasar mempunyai wewenang penuh terhadap pasar yangdikelolanya. Pengawasan penarikan retribusi oleh kepala pasar sangat penting dilakukan supayapetugas retribusi tidak sewenang-wenang dalam memungut retribusi kepada pedagang.Retribusi pasar yang ditarik dari setiap pedagang karena pedagang yang melakukanusaha berdagang dipasar menggunakan fasilitasfasilitas yang terdapat di pasar. 11 Adapunfasilitas-fasilitas yang dimiliki pasar adalah terdiri dari kantor pasar, loket pasar, tanah,los, kios, MCK, mushola, air, listrik, bak sampah, parkir, lokasi bongkar muat barangdagangan dan saluran air. Penetapan tarif retribusi pasar didasarkan pada kebijakan daerah denganmemperhatikan biaya penyediaan jasa, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.Selain beberapa hal tersebut di atas, maka penetapan tarif retribusi juga didasarkan padakebijakan pemerintah daerah masing-masing daerah. Pengurusan, Pengelolaan Pembinaan Pasar dan Pasar Pemda diurus, dikelola dan dibina oleh Pemerintah Daerah melalui kepalapasar yang ditugaskan di setiap pasar. Sedangkan pasar desa diurus dan dikelola olehPemerintah Desa yang bersangkutan dan dibina oleh Pemerintah Daerah. Pelaksanaan-pelaksanaanpasar pemerintah ditunjuk oleh Kepala Kantor Pengelolaan Pasar dan salah satu diantaranya ditetapkan sebagai Kepala Pasar. Kepala Pasar Pemerintah disamping mengurus dan mengelola pasar pemerintahjuga mengelola pasar desa diwilayahnya dalam hal tertib administrasinya, Kepala pasarbertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pengelola Pasar.Pembinaan tidak hanya dilakukan oleh Kepala Pasar, tetapi juga sering dilakukanoleh seksi keamanan dan seksi ketertiban. Pembinaan yang dilakukan adalah tetang tataruang pasar supaya suasana pasar tidak terkesan berantakan sehingga memudahkan dalampemungutan retribusi. Pembinaan ini dilakukan karena pedagang sering seenaknya dalammenggelar dagangannya dan menimbulkan kesan semrawut. SIMPULAN Berdasarkan data-data yang telah ada dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan maka diambil kesimpulan tentang Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar di Pasar Kota Blora adalah (1) proses pemungutan retribusi pasar di Pasar Kota Blora telah sesuai denganPeraturan Daerah Kota Blora No 7 tahun 2010 tentang Retribusi Pasar, yaitupemungutan retribusi dilakukan oleh petugas pemungutan retribusi pasar, lalu oleh kepalapasar dikumpulkan dan disetorkan kepada KPP Pembantu Bendaharawan KhususPenerima (PBKP), yang kemudian disetorkan kepada Bendahara Khusus Penerima(BKP), yang pada akhirnya diterima dan disimpan di Bank Pembangunan Daerah (BPD)sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pengelolaaan Pasar Kota Blora penerimaanretribusi pasar selalu meningkat dan melampaui target, kecuali untuk tahun 2012 penerimaan retribusi relatif lebih sedikit dan tidak memenuhi target. Hal ini disebabkankarena kurangnya pengawasan dari Dinas Pengelolaan Pasar itu sendiri, terhadappungutan-pungutan liar yang sering terjadi. Dan secara otomatis hal tersebut juga akanmerugikan para pedagang di wilayah pasar Kota Blora; (3) pemungutan Retribusi Pasar sudah berjalan sesuai dengan pencapaian target, terbuktidengan pencapaian target yang setiap tahunnya menunjukkan peningkatan danmempunyai ratio efektivitas rata-rata lebih dari 100 %; (4) sebagian para pedagang sudah menyadari bahwa retribusi adalah kewajiban danmerupakan pajak dari Pemda setempat sebagai gantinya atas penggunaan sarana pasar; (5) ketelitian dalam perhitungan kembali retribusi yang telah diterima sangat dibutuhkan, karena seringkali terdapat uang palsu dan uang yang sudah tidak layak beredar dalampenarikan retribusi, sehingga menimbulkan kerugiaan; (6) potensi Retribusi Pasar sangat bagus sehingga mendukung peningkatan Pendapatan AsliDaerah. DAFTAR PUSTAKA Sunarto. 2005.Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: AMUS 12 Yogyakarta dan Citra Pustaka Yogyakarta. Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis). Yogyakarta: BPFE. Dinas pengelolaan pasar kota Blora. 2010.Dinas Pengelolaan Pasar Kota Blora, Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Umum Kepada Masyarakat. Blora. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2005 Tentang Retribusi Izin Gangguan; Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2005 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2005 Tentang Retribusi Pelayanan Pengujian Kesehatan; Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2010 Tentang Retribusi Pasar ; Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005 Tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi; Peraturan Daerah No.1 Tahun 2005 Tentang Perusahaan Daerah; Peraturan Daerah No. 13 Tentang Retribusi Izin Usaha Perdagangan; Peraturan Daerah No. 14 Tentang Izin Usaha Industri; Peraturan Daerah No. 15 Tentang Retribusi Izin Pergudangan;