PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PASAR

advertisement
1
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PASAR
(Studi di Kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Blora)
MUSTA’ANA
DOSEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JL. Lettu Suyitno, No. 2, Kec. Bojonegoro
Email: Email Penulis
Abstract
Market Management Office (KPP), the agency Pemeritahdaerah through Market
Management Office must provide a space or place khususuntuk build a market, such as
market stalls and kiosks as parapedagang place to sell and buyers who want to buy goods
kebutuhannyamerupakan elements of technical implementation. seorangkepala office in
charge and under the authority of the Regent selakuKepala Region through the Regional
Secretary (Secretary). Adalahsejumlah market tax levies imposed by any traders who sell in
a market. Retribution market usually consist of retribution hygiene, special parking fees,
retribusiMCK, or retributions which lain.Sama like other regions, market levy in urban areas
Blora potential merupakansumber area, given the existing market in the town of Blora
amounted to 37 the market and overall the market which operates every day and managed
sendirioleh Blora city local government. The procedure for withdrawal of trading licenses is
as follows: (1) the officer preparing the levy towing ticket as proof of payment, (2) the ticket
as proof of payment adapted to the type of merchandise, area used, and the corresponding
provisions in the legislation include the tariff at any expense charges, (3) keep records of
tickets expenses, (4) the officer pulled the fees for a day or withdraw money double levy if
not previously paid, and (5) calculate the levy towing officer and matching it against a ticket
issued by newly incoming money then paid to the treasurer. The procedure for withdrawal of
the levy is apparently happening in the field that there are many constraints object or trader
closes kiosks, powder or losnya or deliberately left the stall, powder and losnya when the
levy will be withdrawn so that the workers could not collect the levy from the owner of the
powder, kiosks, and the los , KPP Blora is entitled to a special agency menarikretribusi
Blora market in the city. In retribution withdrawal, required cooperation between officers
levy yangbaik market and the traders in the market. As well as the necessary jugakejujuran
and discipline officers in retribution withdrawal in order to really tersalurkanyang can then
be utilized for construction in the town of Blora.
Key words: Markets, Office of Market Management, Market Retributions
2
Abstrak
Kantor Pengelolaan Pasar (KPP), kantor tersebut Pemeritahdaerah melalui Kantor
Pengelola Pasar harus menyediakan ruang atau tempat khususuntuk membangun pasar,
seperti los-los pasar dan kios-kios sebagai tempat parapedagang untuk berjualan maupun
pembeli yang ingin membeli barang kebutuhannyamerupakan unsur pelaksanan teknis.
seorangkepala kantor yang bertanggung jawab dan berada dibawah wewenang Bupati
selakuKepala Daerah melalui Sekertaris Daerah (Sekda). Retribusi pasar adalahsejumlah
pungutan yang dibebankan oleh setiap pedagang yang berjualan di suatu pasar.
Retribusi pasar biasanya terdiri dari retribusi kebersihan, retribusi parkir khusus,
retribusiMCK, ataupun retribusi-retribusi yang lain.Sama seperti daerah lain, retribusi pasar
di wilayah kota Blora merupakansumber potensial daerah, mengingat pasar yang ada di kota
Blora berjumlah 37 pasardan secara keseluruhan merupakan pasar yang beroperasi setiap
hari dan dikelola sendirioleh pemerintah daerah kota Blora. Tata cara penarikan retribusi
pasar yaitu sebagai berikut: (1)petugas penarik retribusi menyiapkan karcis sebagai bukti
pembayaran, (2) karcis sebagai bukti pembayaran disesuaikan dengan jenis dagangan, areal
yang digunakan, dan ketentuan sesuai dalam Perda meliputi tarif retribusi pada setiap
pengeluaran retribusi, (3) melakukan pencatatan pengeluaran karcis,(4) petugas menarik
uang retribusi untuk satu hari atau menarik uang retribusi ganda apabila sebelumnya belum
membayar,dan (5) petugas penarik retribusi menghitung dan mencocokan antara karcis yang
dikeluarkan dengan uang yang baru masuk kemudian disetorkan kepada bendahara. Tata cara
penarikan retribusi tersebut ternyata di lapangan terjadi kendala yaitu banyak terdapat objek
atau pedagang menutup kios, bedak atau losnya atau sengaja pergi meninggalkan kios, bedak
dan losnya ketika akan ditarik retribusi sehingga petugas tidak bisa mengumpulkan retribusi
dari pemilik bedak, kios, dan los tersebut. KPP kota Blora adalah instansi khusus yang
berhak menarikretribusi pasar di kota Blora. Dalam penarikan retribusi, diperlukan
kerjasama yangbaik antara petugas retribusi pasar dan para pedagang di pasar. Serta
diperlukan jugakejujuran dan kedisiplinan petugas dalam penarikan retribusi agar benarbenar tersalurkanyang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan di kota Blora.
Kata kunci: Pasar, Kantor Pengelola Pasar, Restribusi Pasar
3
PENDAHULUAN
Pasar adalah tempat bertemunya
pembeli dan penjual, tempat tersebut
merupakan sarana bagi pembeli dan
penjual melakukan transaksi-transaksi
perdagangan
gunamemenuhi
segala
kebutuhan-kebutuhannya. Pasar terbentuk
atau tercipta bersumber padakebutuhan
manusia yang berbeda-beda antara satu
dengan
yang
lainnya.
Pada
awalnya,transaksi dalam pasar dilakukan
melalui tukar menukar barang atau barter.
Namun seiringdengan perkembangan
zaman, manusia tidak lagi melakukan
tukar menukar barang ataubarter, tetapi
dengan menggunakan uang sebagai alat
pembayarannya. Fungsi pasarsendiri
merupakan salah satu sarana pokok untuk
menggerakkan
dan
meningkatkanperekonomian masyarakat
disuatu daerah. Pasar perlu dikelola,
ditata,
dan
diatur
supayaroda
perekonomiaan
masyarakat
daerah
tersebut berjalan dengan lancar dan
tidakmenimbulkan
permasalahan.
Pemerintah daerah selaku pihak yang
berkuasa
dan
berwenang
harus
mengambilperanan dalam penertiban dan
penataan pasar supaya berjalan baik dan
lancar. Atas peranitulah, pemerintah perlu
menciptakan wadah atau instansi khusus
yang mengurus sertamenertibkan pasar
sesuai dengan tata kota dan peraturan
daerah tersebut. Instansi daerah.
Kantor Pengelolaan Pasar (KPP),
kantor tersebut Pemeritahdaerah melalui
Kantor
Pengelola
Pasar
harus
menyediakan
ruang
atau
tempat
khususuntuk membangun pasar, seperti
los-los pasar dan kios-kios sebagai tempat
parapedagang untuk berjualan maupun
pembeli yang ingin membeli barang
kebutuhannyamerupakan
unsur
pelaksanan teknis. seorangkepala kantor
yang bertanggung jawab dan berada
dibawah wewenang Bupati selakuKepala
Daerah melalui Sekertaris Daerah
(Sekda). Retribusi pasar adalahsejumlah
pungutan yang dibebankan oleh setiap
pedagang yang berjualan di suatu pasar.
Retribusi pasar biasanya terdiri
dari retribusi kebersihan, retribusi parkir
khusus, retribusiMCK, ataupun retribusiretribusi yang lain.Sama seperti daerah
lain, retribusi pasar di wilayah kota Blora
merupakansumber
potensial
daerah,
mengingat pasar yang ada di kota Blora
berjumlah 37 pasardan secara keseluruhan
merupakan pasar yang beroperasi setiap
hari dan dikelola sendirioleh pemerintah
daerah kota Blora. Oleh karena itu, maka
pemungutan retribusi pasarpun juga
dilakukan
setiap
hari,
sehingga
pemasukan bagi keuangan daerah dari
retribusipasar juga setiap hari. Tata cara
penarikan retribusi pasar yaitu sebagai
berikut: (1)petugas penarik retribusi
menyiapkan
karcis
sebagai
bukti
pembayaran, (2) karcis sebagai bukti
pembayaran disesuaikan dengan jenis
dagangan, areal yang digunakan, dan
ketentuan sesuai dalam Perda meliputi
tarif retribusi pada setiap pengeluaran
retribusi, (3) melakukan pencatatan
pengeluaran karcis,(4) petugas menarik
uang retribusi untuk satu hari atau
menarik uang retribusi ganda apabila
sebelumnya belum membayar,dan (5)
petugas penarik retribusi menghitung dan
mencocokan
antara
karcis
yang
dikeluarkan dengan uang yang baru
masuk kemudian disetorkan kepada
bendahara. Tata cara penarikan retribusi
tersebut ternyata di lapangan terjadi
kendala yaitu banyak terdapat objek atau
pedagang menutup kios, bedak atau
losnya atau sengaja pergi meninggalkan
kios, bedak dan losnya ketika akan ditarik
retribusi sehingga petugas tidak bisa
mengumpulkan retribusi dari pemilik
bedak, kios, dan los tersebut. KPP kota
Blora adalah instansi khusus yang berhak
menarikretribusi pasar di kota Blora.
Dalam penarikan retribusi, diperlukan
kerjasama yangbaik antara petugas
retribusi pasar dan para pedagang di pasar.
Serta diperlukan jugakejujuran dan
kedisiplinan petugas dalam penarikan
retribusi agar benar-benar tersalurkanyang
selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan di kota Blora.
METODE PENELITIAN
4
Jenis
penelitian
yang
dipergunakan adalah jenis penelitian yang
dipakai adalah jenis deskriptif kualitatif
dengan tujuan untuk dapat mengetahui
perkembangan
dan
mendiskripsikan
variabel data yang akan diteliti.
Disamping hal tersebut juga untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat
suatu individu, keadaan, gejala atau
kelompok tertentu atau untuk menentukan
frekuensi atau penyebaran antara suatu
gejala dengan lainnya dalam masyarakat.
TEKNIK ANALISIS DATA
Metode analisa data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa kualitatif-deskriptif.Hal ini
didasarkan pada tujuan dan arah
penelitian yang ada dalam perumusan
masalah, dimana hanya mengambil satu
obyek
penelitian
sebagai
studi
kasus.Disamping itu, data penelitian lebih
banyak
mengarah
pada
data
kualitatif.Sedangkan penyajian data hasil
penelitian dilakukan dengan memaparkan
selengkap-lengkapnya sesuai jawaban
responden, sehingga dapat memberikan
deskripsi / gambaran tentang hasil
penelitian guna menjawab rumusan
masalah. Berbagai data dan informasi
tersebut kemudian dianalisa secara
kualitatif dengan cara membaca tabeltabel atau angka-angka yang tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Retribusi Pasar
Retribusi
pasar
adalah
pembayaran atas penyediaan fasilitas
pasar yang berupa halaman, pelataran, los,
kios yang dikelola daerah dan khusus
disediakan untuk pedagang, tidak
termasuk yang dikelola oleh perusahaan
daerah (Sri Hartono, 2005:125) dalam
Hadryan Putra (2010). MenurutSunarto
(2005) retribusi pasar adalah pungutan
yang dikenakan pada pedagangoleh
Pemerintah Daerah sebagai pembayaran
atas pemakaian tempat-tempatberupa toko
/ kios, los, dasaran, dan halaman pasar
yang disediakan didalam pasar daerah
atau pedagang lain yang berada di sekitar
pasar daerah lainnyayang berada di sekitar
pasar daerah sampai dengan radius 200
meter dari pasartersebut. Menurut
Suparmoko (1997:94) “Retribusi adalah
pembayaran
dari
rakyat
kepada
pemerintah, dimana kita melihat adanya
hubungan antara balas jasa yang langsung
dan diterima dengan adanya pembayaran
retribusi tersebut”. Retribusi pasar bagian
retribusi daerah yang dipungut secara
langsung pada suatu tempat terjadinya
transaksi jual beli.
Menurut
Peraturan
Daerah
Kabupaten Blora Nomor 7 tahun 2010
Pasal 1 pengertian pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah
penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya.
Los adalah bangunan tetap dalam pasar
yang sifatnya terbuka dan tanpa dinding
keliling yang dipergunakan untuk
berjualan. Dan disebutkan juga bahwa
retribusi pasar itu sendiri adalah pungutan
retribusi atas jasa pelayanan penyediaan
fasilitas pasar tradisional/sederhana yang
berupa pelataran, los dan atau kios/bedak
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan
khusus disediakan untuk pedagang.
Retribusi Pasar merupakan salah
satu Retribusi Daerah yang termasuk
dalam jenis Retribusi Jasa Usaha. Oleh
karena itu dalam Retribusi Pasar, prinsip
dan sasaran dalam penetapan struktur dan
besarnya tarif retribusi pasar didasarkan
pada
tujuan
untuk
memperoleh
keuntungan yang layak sebagai pengganti
biaya
pengelolaan,
biaya
penyelenggaraan, biaya kebersihan dan
biaya administrasi.
Obyek Retribusi Pasar
Obyek retribusi pasar adalah
pelayanan penyediaan fasilitas pasar
tradisional / sederhana yang berupa kios /
bedak / pelataran / los yang dikelola
Pemerintah Daerah dan khusus disediakan
untuk pedagang. Tidak termasuk obyek
retribusi pasar adalah pelayanan fasilitas
5
pasar yang dimiliki dan atau dikelola oleh
pihak swasta maupun Perusahaan Daerah.
Subyek Retribusi Pasar
Subyek retribusi adalah orang
pribadi atau badan yang menggunakan /
memanfaatkan
/
menikmati
jasa
pelayanan penyediaan fasilitas pasar.
Yang dimaksud dengan badan adalah
suatu bentuk usaha yang meliputi
Perseroan
Terbatas,
Perseroan
Komanditer, Perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan
nama dan bentuk apapun, Persekutuan,
Perkumpulan, Firma, Koperasi, Yayasan
atau organisasi yang sejenis, Lembaga,
Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta
Bentuk Usaha lainnya.
Jenis-jenis Retribusi Pasar di Pasar
Blora
Retribusi daerah menurut UU No 7
Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan
Pasar sebagaimana telah diubah terakhir
dengan UU No 8 Tahun 2010 tentang
Retribusi
Pasar
Grosir
Dan/Atau
Pertokoan dikelompokkan menjadi 1
(satu) yaitu: Retribusi Jasa Umum, adalah
retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan. Sesuai dengan
Undang-Undang No 34 Tahun 2000 Pasal
Alur Pemungutan Retribusi Pasar
BPD
BKP
PBKP KPP
Ka. Pasar
PETUGAS RETRIBUSI
18 ayat 3 huruf a, retribusi jasa umum
ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini
(1) retribusi jasa umum bersifat bukan
pajak dan bersifat bukan retribusi jasa
usaha atau perizinan tertentu, (2) jasa
yang
bersangkutan
merupakan
kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi, (3) jasa
tersebut memberikan manfaat khusus bagi
orang pribadi atau badan yang diharuskan
membayar retribusi, disamping untuk
melayani kepentingan dan kemanfaatan
umum, (4) jasa tersebut layak untuk
dikenakan retribusi, (5) retribusi tersebut
tidak bertentangan dengan kebijakan
nasional mengenai penyelenggaraannya,
(6) retribusi tersebut dapat dipungut
secara efektif dan efisien serta merupakan
satu sumber pendapatan daerah yang
potensial, (7) pemungutan retribusi
memungkinkanpenyediaan jasa tersebut
dengan tingkat dan atau kualitas
pelayanan yang lebih baik.
Jenis-jenis retribusi jasa umum
terdiri dari (a) Retribusi Pelayanan
Kesehatan, (b) Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, (c) Retribusi
Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akte Catatan Sipil, (d)
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
Pengabuan
Mayat,
(e)
Retribusi
Pelayanan Parkirdi Tepi Jalan Umum, (f)
Retribusi Pelayanan Pasar, (g) Retribusi
Pengujian Kendaraan Bermotor, (h)
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran, (i) Retribusi Penggantian
Biaya Cetak Peta, (j) Retribusi Pengujian
Kapal Perikanan.
6
Gambar 1. Alur Pemungutan Retribusi Pasar
Keterangan :
BPD
BKP
PBKB
KPP
Ka. Pasar
: Bank Pembangunan Daerah
: Bendahara Khusus Penerima
: Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima
: Kantor Pengelolaan Pasar
: Kepala Pasar
Pelaksanaan Pemungutan
Pasar Kota Blora
pasar, faktor penunjang serta hambatan
atau kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi pasar.
Hal tersebut perlu diketahui agar
pelaksanaan pemungutan retribusi pasar
dapat berjalan dengan baik dan target
yang telah ditentukan dapat terealisasi.
Retribusi
Implementasi merupakan salah
satu faktor penting yang berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu kebijakan di
dalam memecahkan persoalan-persoalan
publik. Selain itu juga merupakan suatu
kegiatan dari proses penyelenggaraan
suatu program yang sah oleh suatu
organisasi dengan menggunakan sumber
daya serta strategis tertentu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar di Kota Blora, khususnya pasar
Blora harus sesuai dengan peraturan
daerah yang sudah dibuat oleh pemerintah
daerah dan dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaannya, aparat yang terlibat
dalam pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar, alat yang digunakan, tarif retribusi
Fasilitas yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar pada pasar Blora.
Fasilitas yang maksud dalam
penelitian ini adalah fasilitas yang
disediakan oleh pemerintah untuk para
pelaksana di dalam melaksanakan
tugasnya. Dalam penelitian ini, ingin
mengetahui ada atau tidaknya fasilitas
yang dibutuhkan oleh para pelaksana di
dalam pelaksanaan pemungutan reteribusi
pasar di Kota Blora khusus Pasar Blora
dapat ditujukkan pada table 1.
Tabel 1. Fasilitas pelaksanaan pemungutan retribusi pasar pada pasar Blora
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Sarana/Fasilitas
Kantor
Komputer
Meja
Kursi
Kalkulator
Dari hasil wawancara dengan
Wakil Kepala Pasar Blora mengatakan
sehubungan dengan fasilitas yang
dibutuhkan oleh para pelaksana di dalam
pemungutan retribusi pasar ini :
“Adapun
fasilitas
yang
dibutuhkan dalam pemungutan retribusi
pasar hanya karcis yang di serahkan
kepada pedagang dan merupakan bukti
pembayaran retribusi.”(Wawancara, 10
Mei 20114)
Ada
1
2
5
10
6
Tidak ada
Besarnya Tarif Retribusi pada pasar
Blora.
Mengenai besar tarif yang
dibebankan terhadap wajib retribusi pasar
disesuaikan dengan jenis fasilitasnya yang
terdiri dari Ruko, Losd, Kios, Kios mini,
dan Pedagang Kaki Lima(PKL) sudah
diatur dalam Perda Nomor 7 Tahun 2010
tentang retribusi pasar dan pusat
perbelanjaan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.
7
Tabel 2.Besar Tarif Retribusi Pasar Blora
LOKASI
Pasar Blora
JENIS PUNGUTAN
a. Ruko
b. Losd
c. PKL
d. Kios
e. Kios Mini
TARIF RETRIBUSI
Rp. 3.000/Hari
Rp. 2.000/Hari
Rp. 2.000/Hari
Rp. 2.000/Hari
Rp. 2.000/Hari
Sumber Data : PD. Pasar Blora, 2013
Adapun data jumlah loss/bedak di pasar blora ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pasar blora kios tingkat bawah (Los A)
No
jenis
ukuran
1
toko
4x6 m
2
toko
3,5x6 m
3
toko
2,5x2,5 m
4
toko
2,95x6 m
5
toko
2,70x6 m
6
toko
4,6x3 m
7
toko
4,5x3 m
8
toko
2,7x5 m
9
toko
3x4 m
10
Los petak
2x3 m
Luas
24m2
21m2
6,25m2
17,7m2
16,2 m2
13,8 m2
13,5 m2
12 m2
12 m2
6 m2
Harga sewa (bln)
Rp 120.750
Rp 105.225
Rp 51.750
Rp 89.125
Rp 81.650
Rp 73.600
Rp 71.875
Rp 72.450
Rp 62.100
Rp 25.875
Tabel 4. Pasar blora kios tingkat atas (Los B)
No
jenis
ukuran
1
toko
5x5 m
2
kios
5x5 m
3
kios
4x5 m
4
kios
5x2,5
5
Los petak
1,5x2 m
6
Los petak
1,5x2 m
7
Los petak
3x3 m
luas
25 m2
25 m2
20 m2
12,5 m2
3 m2
3 m2
9 m2
Harga sewa (bln)
Rp 109.250
Rp 63.250
Rp 109.250
Rp 103.500
Rp 23.000
Rp 23.000
Rp 34.000
Jumlah Pedagang Pasar Blora 3.019 dengan pembagian sesuai dengan fasilitas
seperti yang terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Pembagian pedagang pasar menurut fasilitas
No Bagian
Pedagang Ruko Kios Kios Losd
Mini
1
Basemen
678
880
t basah
Jumlah PKL
Keterangan
880
2
Basemen
t kering
223
-
348
-
-
348
3
Lantai
dasar
530
-
728
-
-
728
4
Lantai
354
-
753
-
-
753
170
Dalam
8
satu
5
Kios
mini
107
-
-
204
-
204
6
Ruko
106
-
-
-
-
106
1.946
106
880
3.019
Jumlah
1.82
204
9
(Sumber Data : PD. Pasar Kabupaten Blora, 2013)
Tabel 6. Data pemasukan tarif retribusi pasar Blora tahun 2013
Jumlah
No.
Jenis Pungutan
Jumlah target
pemasukan
1.
Ruko
1.870.000.000
2.050.000.000
2.
Losd
1.800.000.000
1.950.000.000
3.
PKL
1.650.000.000
1.653.500.000
4.
Kios
2.030.000.000
2.230.089.000
5.
Kios Mini
2.000.000.000
2.103.100.148
Jumlah
9.350.000.000
9.986.689.148
Berdasarkan hasil wawancara diatas
dan observasi, maka dapat simpulkan
bahwa tarif retribusi sudah sangat murah
dan tidak memberatkan pedagang dan
pemungutan retribusi di Pasar Blora sudah
sesuai dengan ketentuan yang ada.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Pemungutan Retribusi di
Pasar Blora
Dalam
pengimplementasian
kebijakan pemungutan retribusi pasar
Blora tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi implementasi itu
sendiri. Adapun faktor-faktor yang
berpengaruh
dalam
implementasi
kebijakan pemungutan retribusi pasar di
Pasar Blora, antara lain (1) komunikasi,
komunikasi
sangat
menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan dari
implementasi
kebiajkan
publik.
Implementasi yang efektif terjadi apabila
para
pembuat
keputusan
sudah
mengetahui apa yang akan mereka
kerjakan. Pengetahuanatas apa yang
mereka kerjakan dapat berjalan bila
komunikasi berjalan dengan baik,
sehingga setiap keputusan kebijakan dan
peraturan
implementasi
harus
dikomunikasikan
kepada
bagian
personalia yang tepat. Selain itu,
325
Luar
495
Persentase
109,626%
108,333%
100,212%
109,857%
105,155%
kebijakan yang dikomunikasikanpun
harus tepat, akurat, dan konsisten.
Komunikasi diperlukan agar para
pembuat kebijakan dan para implementer
kebijakan pemungutan retribusi pasar
tersebut akan semakin konsisten dalam
melaksanakan setiap kebijakan yang akan
diterapkan dalam wajib retribusi. Terdapat
tiga indikator yang digunakan dalam
mengukur
keberhasilan
variabel
komunikasi, yaitu (a) transmisi (proses
penyampain informasi), (b) kejelasan
informasi, (c) konsistensi informasi yang
disampaikan; (2) sumber daya, Dalam
suatu kebijakan bisa saja informasi yang
disampaikan sudah jelas dan konsisten
tetapi bukan hanya faktor tersebut yang
mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.
Dalam hal ini sumber daya yang
dimaksud adalah staf yang cukp,
informasi, wewenang dan juga fasilitas
atau sarana dan prasarana yang
mendukung
jalannya
pelaksanaan
pemungutan retribusi pasar pada pasar
sentral Makassar. Indikator sumber daya
terdiri dari beberapa elemen, yaitu (a) staf
yang cukup (jumlah dan mutu), sumber
daya yang utama dalam implementasi
kebijakan adalah staf, (b) informasi yang
dibutuhkan, informasi merupakan sumber
penting dalam pelaksaan kebijakan,
ketersediaan informasi yang cukup sangat
9
mendukung pelaksanaan kebijakan, (c)
kewenangan,
pada
umumnya,
kewenangan harus bersifat formal agar
kebijakan
dapat
dilaksanakan.
Kewenangan merupakan otoritas atau
legitimasi bagi para pelaksana dalam
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan.
Ketika wewenang itu nihil, maka
kekuatan para implementer dimata publik
tidak terlegitimasi, sehingga dapat
menggagalkan
proses
implementasi
kebijakan, (d) sarana yang dibutuhkan; (2)
disposisi (sikap birokrasi dan pelaksana),
Disposisi adalah watak dan karakteristik
yang dimilik oleh implementer, seperti
komitmen,
kejujuran,
dan
sifat
demokratis.
Apabila
implementer
memiliki disposisi yang baik, maka
pelaksana akan menjalankan tugas dengan
baik seperti yang diinginkan oleh pembuat
kebijakan. Ketika implementer memiliki
sikap yang berbeda dengan pembuat
kebijakan, maka proses implementasi
kebijakan juga menjadi tidak efektif; (3)
komitmen aparatur pelaksana, Komitmen
dari aparatur pelaksana sebuah kebijakan
dapat menunjang berjalannya kebijakan
tersebut sesuai dengan apa yang
diinginkan. Sebuah kebijakan tidak bisa
berjalan dengan baik dan mencapai hasil
yang diinginkan jika para aparatur
pelaksananya tidak memiliki komitmen
untuk
melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya sebagai pelaksana
kebijakan. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah komitmen dari implementer di
dalam
melaksanakan
pemungutan
retribusi pasar pada pasar Kota Blora;(4)
kejujuran aparatur pelaksana, Kejujuran
adalah suatu sikap yang mutlak dimiliki
oleh seorang implementer, karena tanpa
kejujuran di dalam melaksanakan
kebijakan maka akan hilang kepercayaan
dari pembuat kebijakan dan masyarakat
terhadap pelaksana kebijakan. Kejujuran
itu harus terus diterapkan pada saat
memulai implementasi kebijakan sampai
pencapaian hasil yang telah ditargetkan
sebelumnya, (5) sifat demokratis dari
aparat pelaksana, sifat demokratis yang
dimaksud adalah sifat aparat pelaksana
untuk dapat menerima segala kebijakan
yang ada serta melaksanakannya sesuai
tugasnya masing-masing dan juga dapat
menerima hasil-hasil yang telah dicapai.
Struktur Birokrasi
Menurut Edward III, variabel
keempat yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan implementasi kebijakan
publik
adalah
struktur
birokrasi.
Walaupun
sumber-sumber
untuk
melaksanakan suatu kebijakan tersedia,
atau para pelaksana kebijakan mengetahui
apa yang seharusnya dilakukan, dan
mempunyai
keinginan
untuk
melaksanakan
suatu
kebijakan,
kemungkinan kebijakan tersebut tidak
dapat terlaksana atau terealisasi karena
terdapatnya kelemahan dalam struktur
birokrasi.
Kebijakan
yang
begitu
kompleks menuntut adanya kerjasama
banyak orang, ketika struktur birokrasi
tidak kondusif pada kebijakan yang
tersedia,
maka
hal
ini
akan
mengakibatkan sumber daya menjadi
tidak efektif dan menghambat jalannya
kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana
harus dapat mendukung kebijakan yang
telah diputuskan dengan jalan melakukan
koordinasi dengan baik.
Dalam penelitian ini, struktur
yang dimaksud adalah struktur pengelola
dan prosedur kerja untuk mengatur tata
aliran pekerjaan dalam pelaksanaan
kebijakan,
adapun
yang
menjadi
indikatornya yaitu (1) struktur, struktur
dari
organisasi
yang
menerapkan
kebijakan mempunyai suatu pengaruh
penting pada proses implementasi. Dalam
penelitian ini yang di maksud adalah
struktur
pengelola
dari
kebijakan
pemungutan retribusi pasar di pasar
sentral Makassar. Dari hasil pengamatan
struktur organisasi Perusahaan Daerah
Pasar Kota Blora terpisah dengan struktur
organisasi pengelola; (2) prosedur,
prosedur merupakan cara atau alur kerja.
Dalam penelitian ini yang dmaksud
adalah cara atau alur kerja para pelaksana
yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada tiap harinya sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Dari hasil wawancara
dengan wakil kepala pasar Blora
mengatakanbahwa prosedur kerjanya
10
sesuai dengan Perda Kota Blora Nomor 7
Tahun 2010 tentang Retribusi Pasar dan
Pusat Perbelanjaan.
Pemungutan langsung dilapangan
dilakukan oleh kolektor-kolektor yang
telah ditunjuk walikota Makassar.
Kolektor tersebut menarik retribusi dari
para pedagang yang ada dipasar Kota
Blora dengan memberikan potongan
karcis sebagai bukti telah membayar
retribusi. Setelah melakukan penarikan,
kolektor
mengumpulkan
hasil
pungutannya ke bendahara pembantu
untuk dilakukan perhitungan. Hasil
perhitungan retribusi harus sesuai dengan
banyaknya potongan karcis.
Potensi Retribusi
Retribusi Daerah
Terhadap
Retribusi Daerah merupakan
salah satu pendapatan asli daerah di Kota
Blora pada khususnya dan daerah-daerah
lain pada umumnya. Bersarnya retribusi
daerah
sangatberpengaruh
pada
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu,
retribusi
daerah
dapatmeningkat
pendapatannya
atau
paling
tidak
meningkat dari tahun ke tahun.Berikut ini
adalah daftar target dan realisasi retribusi
pasar
yang
diterima
olehKantor
Pengelolaan Pasar (KPP) Kota Blora.
Tabel 4. Daftar Target dan Realisasi dari Tahun Anggaran
Tahun 2010 s/d 2013
No. Tahun
Target Rp
Realisasi Rp
1.
2012
9.000.000.000
8.727.722.807
2.
2013
9.350.000.000
9.986.689.148
Sumber : KPP Kabupaten Blora
Tahun anggaran 2010, dimulai
pada 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2010.Dasar Penentuan Target
adalah (a) Perda No. 7 Tahun 2010
tentang Retribusi Pasar, (b) Surat
Keputusan Bupati No. 12 Tahun 2004, (c)
penentuan target terdiri dari 3 tahap
adalah (a) uraian/Rencana Penerimaan
Retribusi Pasar terdiri dari Jumlah Potensi
Plataran + Jumlah Potensi Los + Jumlah
Potensi Kios = Hasil Potensiyang
diharapkan masuk. Kemudian dari Hasil
dari Potensi yang diharapkan masuk
+Rupa-rupa
(terdiri
dari
:Listrik
Lingkungan,
Tunggakan,
BBN/Her,
MCK,
Lain-lain)
=Hasil
yang
Direncanakan Tahun Anggaran ....
(Januari s/d Desember), (b) hasil akhir
Direncanakan Tahun Anggaran ....
(Januari s/d Desember) = Hasil akhir
penerimaan
Retribusi
Pelayanan
Persampahan + Hasil akhir penerimaan
Retribusi Pasar. Penerimaan retribusi
pasar naik-turun-naik, selama tahun
anggaran 2010 s/d 2013.Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat Kota
Blora
khususnya
pedagang
di
pasarmempunyai
kesadaran
untuk
membayar
retribusi
pasar
dan
Pasar
Presentase
96,97 %
106.81 %
pedagangpun juga memakaifasilitasfasilitas yang disediakan oleh Kantor
Pengelolaan Pasar (KPP) Kota Blora.
Prosedur Pemungutan Retribusi
Dalam pelaksanaan pemungutan
retribusi, Kantor Pengelolaan Pasar
(KPP)menempatkan beberapa petugas
pemungut retribusi. Beberapa petugas
pemungut retribusitersebut di kepalai oleh
seorang kepala pasar yang ditempatkan di
setiap pasar, kepalapasar tersebut diangkat
oleh Kepala Kantor Pengelolaan Pasar
(KPP). Seorang kepala pasar bertugas
untuk mengatur dan mengkoordinir setiap
retribusi yang dipungut olehpetugas
retribusi. Kepala pasar mempunyai
wewenang
penuh
terhadap
pasar
yangdikelolanya.
Pengawasan penarikan retribusi
oleh kepala pasar sangat penting
dilakukan supayapetugas retribusi tidak
sewenang-wenang dalam memungut
retribusi kepada pedagang.Retribusi pasar
yang ditarik dari setiap pedagang karena
pedagang
yang
melakukanusaha
berdagang dipasar menggunakan fasilitasfasilitas yang terdapat di pasar.
11
Adapunfasilitas-fasilitas yang dimiliki
pasar adalah terdiri dari kantor pasar,
loket pasar, tanah,los, kios, MCK,
mushola, air, listrik, bak sampah, parkir,
lokasi bongkar muat barangdagangan dan
saluran air.
Penetapan tarif retribusi pasar
didasarkan pada kebijakan daerah
denganmemperhatikan biaya penyediaan
jasa, kemampuan masyarakat dan aspek
keadilan.Selain beberapa hal tersebut di
atas, maka penetapan tarif retribusi juga
didasarkan padakebijakan pemerintah
daerah masing-masing daerah.
Pengurusan,
Pengelolaan
Pembinaan Pasar
dan
Pasar Pemda diurus, dikelola dan
dibina oleh Pemerintah Daerah melalui
kepalapasar yang ditugaskan di setiap
pasar. Sedangkan pasar desa diurus dan
dikelola olehPemerintah Desa yang
bersangkutan dan dibina oleh Pemerintah
Daerah.
Pelaksanaan-pelaksanaanpasar
pemerintah ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pengelolaan Pasar dan salah satu
diantaranya ditetapkan sebagai Kepala
Pasar.
Kepala
Pasar
Pemerintah
disamping mengurus dan mengelola pasar
pemerintahjuga mengelola pasar desa
diwilayahnya
dalam
hal
tertib
administrasinya, Kepala pasarbertanggung
jawab kepada Kepala Kantor Pengelola
Pasar.Pembinaan tidak hanya dilakukan
oleh Kepala Pasar, tetapi juga sering
dilakukanoleh seksi keamanan dan seksi
ketertiban. Pembinaan yang dilakukan
adalah tetang tataruang pasar supaya
suasana pasar tidak terkesan berantakan
sehingga memudahkan dalampemungutan
retribusi. Pembinaan ini dilakukan karena
pedagang
sering
seenaknya
dalammenggelar
dagangannya
dan
menimbulkan kesan semrawut.
SIMPULAN
Berdasarkan data-data yang telah
ada
dan
sumber
yang
dapat
dipertanggungjawabkan maka diambil
kesimpulan
tentang
Pelaksanaan
Pemungutan Retribusi Pasar di Pasar Kota
Blora adalah (1) proses pemungutan
retribusi pasar di Pasar Kota Blora telah
sesuai denganPeraturan Daerah Kota
Blora No 7 tahun 2010 tentang Retribusi
Pasar,
yaitupemungutan
retribusi
dilakukan oleh petugas pemungutan
retribusi pasar, lalu oleh kepalapasar
dikumpulkan dan disetorkan kepada KPP
Pembantu
Bendaharawan
KhususPenerima (PBKP), yang kemudian
disetorkan kepada Bendahara Khusus
Penerima(BKP), yang pada akhirnya
diterima dan disimpan di Bank
Pembangunan Daerah (BPD)sebagai
bagian dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD); (2) berdasarkan data yang
diperoleh dari Dinas Pengelolaaan Pasar
Kota Blora penerimaanretribusi pasar
selalu meningkat dan melampaui target,
kecuali untuk tahun 2012 penerimaan
retribusi relatif lebih sedikit dan tidak
memenuhi
target.
Hal
ini
disebabkankarena kurangnya pengawasan
dari Dinas Pengelolaan Pasar itu sendiri,
terhadappungutan-pungutan liar yang
sering terjadi. Dan secara otomatis hal
tersebut juga akanmerugikan para
pedagang di wilayah pasar Kota Blora; (3)
pemungutan Retribusi Pasar sudah
berjalan sesuai dengan pencapaian target,
terbuktidengan pencapaian target yang
setiap
tahunnya
menunjukkan
peningkatan
danmempunyai
ratio
efektivitas rata-rata lebih dari 100 %; (4)
sebagian para pedagang sudah menyadari
bahwa retribusi adalah kewajiban
danmerupakan pajak dari Pemda setempat
sebagai gantinya atas penggunaan sarana
pasar; (5) ketelitian dalam perhitungan
kembali retribusi yang telah diterima
sangat dibutuhkan, karena seringkali
terdapat uang palsu dan uang yang sudah
tidak layak beredar dalampenarikan
retribusi,
sehingga
menimbulkan
kerugiaan; (6) potensi Retribusi Pasar
sangat bagus sehingga mendukung
peningkatan Pendapatan AsliDaerah.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto. 2005.Pajak dan Retribusi
Daerah.
Yogyakarta:
AMUS
12
Yogyakarta dan Citra Pustaka
Yogyakarta.
Suparmoko.
1997.
Ekonomi
Sumberdaya
Alam
dan
Lingkungan (Suatu Pendekatan
Teoritis). Yogyakarta: BPFE.
Dinas pengelolaan pasar kota Blora.
2010.Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Blora, Dalam Upaya
Meningkatkan
Pelayanan
Umum Kepada Masyarakat.
Blora.
Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2005
Tentang Retribusi Izin Gangguan;
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2005
Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2005
Tentang Retribusi Pelayanan Pengujian
Kesehatan;
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2010
Tentang Retribusi Pasar ;
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005
Tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;
Peraturan Daerah No.1 Tahun 2005
Tentang Perusahaan Daerah;
Peraturan Daerah
No. 13 Tentang
Retribusi Izin Usaha Perdagangan;
Peraturan Daerah No. 14 Tentang Izin
Usaha Industri;
Peraturan Daerah
No. 15 Tentang
Retribusi Izin Pergudangan;
Download