BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah yang dibuang ke dalam lingkungan (Soemirat, 2005). Limbah yang masuk ke perairan, salah satunya adalah limbah yang berasal dari pertanian yakni pestisida. Berbagai pestisida digunakan sebagai pengendali hama untuk meningkatkan produksi pertanian. Pestisida yang masuk dalam jumlah yang besar dapat bersifat racun bagi biota-biota yang hidup di perairan, antara lain adalah ikan-ikan. Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas organisme pengganggu tanaman sebab mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah dan hasilnya cepat diketahui. Pengendalian hama umumnya masih dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik (Wudianto, 1994). Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan mengakibatkan dampak negatif, seperti timbulnya strain hama yang resisten, resurgensi hama, dan pencemaran lingkungan (Untung, 1993). Penggunaan pestisida untuk membasmi hama baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mengganggu kualitas air, sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan juga akan terganggu (Rudiyanti dan Ekasari, 2009). Pengaruh secara langsung disebabkan oleh akumulasi pestisida dalam organ-organ tubuh akibat tertelan bersama-sama makanan yang terkontaminasi atau akibat rusaknya organ-organ pernafasan sehingga dapat mematikan ikan budidaya dalam jangka waktu tertentu, sedangkan secara tidak langsung dampaknya terhadap manusia 1 Universitas Sumatera Utara adalah menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya pertumbuhan (Thompson, 1971). Sebagai contoh adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk ikan yang mudah untuk dibudidayakan dan mampu bertahan hidup di perairan yang kondisinya sangat jelek, karena itu ikan nila sering dijadikan sebagai petunjuk adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama pengaruh kualitas air (Wulandari, dkk., 2013). Alternatif yang dapat dicobakan adalah dengan menggunakan pestisida yang berasal dari tumbuhan karena mudah terurai di alam. Apabila diperoleh suatu cara yang tepat, maka bahan dari tumbuhan tersebut dapat dikembangkan menjadi usaha tani industri (Kardinan, 2005). Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati yaitu daun legundi, bagian tanaman yang dapat digunakan daun dan batang. Daun legundi mengandung minyak atsiri dan alkaloid. Kandungan alkaloid pada daun adalah 8,7% dan kandungan minyak atsiri pada daun berkisar 0,28% (Heyne, 1978). Simplisia daun legundi (Vitex trifolia L.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid, glikosida, dan tanin (Apandi, 2014). Senyawa fenolik, glikosida dan saponin dapat berfungsi sebagai larvasida (Setyawaty, 2002). Ekstrak daun legundi dapat berfungsi sebagai insektisida terhadap larva Aedes aegypti (Andesfha, 2004). Namun dampak penggunaan pestisida ini pada lingkungan belum dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai uji LC50 terhadap pengaruh ekstrak daun legundi pada ikan nila. 2 Universitas Sumatera Utara 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. apakah ekstrak etanol daun legundi (EEDL) berpengaruh terhadap gejala toksisitas ikan nila? b. apakah ada perbedaan persentase kematian ikan nila pada tiap konsentrasi ekstrak etanol daun legundi (EEDL)? c. apakah ekstrak etanol daun legundi (EEDL) termasuk kategori toksik terhadap ikan nila? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini diduga: a. ekstrak etanol daun legundi (EEDL) berpengaruh terhadap gejala toksisitas ikan nila. b. terdapat perbedaan persentase kematian ikan nila pada tiap konsentrasi ekstrak etanol daun legundi (EEDL) c. ekstrak etanol daun legundi (EEDL) termasuk kategori tidak toksik. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui: a. pengaruh ekstrak etanol daun legundi (EEDL) terhadap gejala toksisitas ikan nila. 3 Universitas Sumatera Utara b. persentase kematian ikan nila pada tiap konsentrasi ekstrak etanol daun legundi (EEDL). c. tingkat toksik dari ekstrak etanol daun legundi (EEDL) yang diukur dengan penilaian LC50. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. dapat memberikan informasi mengenai efek toksik pada pestisida alami dari ekstrak etanol daun legundi pada ikan nila. b. dapat memberikan informasi mengenai batasan keamanan konsentrasi pestisida alami dari ekstrak daun legundi. 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut terdapat pada gambar: Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Legundi 0 ppm 5 ppm 50 ppm 500 ppm 5000 ppm Gejala toksisitas Ikan nila Potensi Ketoksikan Kematian Hewan LC50 Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pikir Penelitian 4 Universitas Sumatera Utara