Jakon Indonesia Siap Bersaing di Pasar Terbuka ASEAN 2015 Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menilai bahwa para pelaku jasa konstruksi (jakon) di Indonesia sudah siap menghadapi pasar terbuka ASEAN 2015 atau ASEAN Economic Community di tahun 2015. “Acara IIICE ini tujuannya adalah kita ingin menampilkan betapa jasa konstruksi Indonesia sudah mampu membangun apa saja untuk menghadapi pasar terbuka ASEAN 2015, acara ini juga untuk membangkitkan semangat para penyedia jakon dan menunjukan pada luar kita sudah cukup mampu dan baik,― kata Menteri PU usai mengunjungi para peserta pameran Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2013 di Jakarta Convention Centre (13/11). Pameran yang merupakan puncak acara Konstruksi Indonesia 2013 yang bertemakan “Mempersiapkan Daya Saing Konstruksi Indonesia Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN― ini dilaksanakan pada 13-15 November. Tema ini, kata Djoko, dipilih untuk mendorong terjadinya konsolidasi nasional untuk memperkuat daya saing industri konstruksi agar mampu menghasilkan produk konstruksi, infrastruktur, dan properti yang berkualitas sehingga mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015. “Kami berharap acara Konstruksi Indonesia 2013 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing industri konstruksi nasional di tengah persaingan global,― tambah Djoko. Disamping itu, Djoko mengatakan acara Konstruksi Indonesia 2013 ini juga diharapkan dapat menjadi momentum konsolidasi nasional bagi seluruh pemangku kepentingan industri konstruksi di tanah air dalam membangun kepercayaan dan kekuatan bangsa Indonesia terhadap kemampuan industri Konstruksi Nasional di tengah persaingan yang semakin ketat. “Konstruksi Indonesia adalah salah satu sektor perekonomian nasional yang memiliki page 1 / 3 pertumbuhan 7.5% per tahun dan kontribusi terhadap PDB hingga 10.45% pada tahun 2012. Hal ini tentunya jangan membuat kita cepat puas tetapi ini dapat menjadi pemicu bagi kita semua untuk bekerja lebih keras lagi,― tutur Djoko. Menteri PU mengungkapkan untuk meningkatkan daya saing konstruksi Indonesia di mata dunia, maka Industri Konstruksi Indonesia harus menjadi lebih efisien lagi dan memiliki daya tahan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah kiranya perlu mendorong konsolidasi nasional untuk memperbesar kapasitas dan transformasi industri konstruksi nasional melalui (i) restrukturisasi sistem industri konstruksi, (ii) perkuatan rantai pasok konstruksi, (iii) pemberdayaan usaha konstruksi skala mikro, kecil dan menengah dan (iv) pengembangan kompetensi SDM konstruksi, para Arsitek, Insinyur, Teknisi dan tenaga kerja Konstruksi menuju keunggulan dan kemandirian industri konstruksi nasional. Sementara itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan saat memasuki AEC 2015 maka kawasan ASEAN akan menjadi kawasan berdaya saing dan akan menuju kepada integrasi ekonomi global. “Oleh sebab itu, daya saing menjadi kata kunci keberhasilan kita, sedangkan pada lingkup nasional, tantagan yang kita hadapi adalah memperkuat kinerja perekonomian domestic kita, perbaikan daya beli masyarakat kita, mengendalikan inflasi, mendorong investasi,― tambah Hatta. Hatta menyadari salah satu yang memberatkan dunia usaha dan ekonomi di Indonesia adalah tingginya biaya logistik yang ditunjukan dari angka tidak kurang dari 26% dari biaya GDP merupakan biaya logistic atau 14,08 % dari ongkos produsi. Pemerintah kata Hatta, bertekad menurunkan pada kisaran 22 % dari GDP atau 10% dari ongkos produksi. “Dengan target - target tersebut pemerintah terus memberikan perhatian besar pada percepatan pembangunan infrastrujtur agar kegiatan ekonomi semakin produktif,― tambah Hatta. Pada kesempatan tersebut juga turut hadir Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah pejabat eselon I dan II Kementerian PU.(nrm) Pusat Komunikasi Publik page 2 / 3 131113 page 3 / 3 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)