1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perguruan tinggi saat ini memperoleh perhatian yang cukup tajam dari
berbagai kalangan. Kondisi ini disebabkan oleh munculnya fenomena dari
berbagai kalangan terhadap lulusan perguruan tinggi yang dinilai belum siap
masuk ke dunia kerja. Disisi lain, dalam realita di Indonesia tingginya jumlah
perguruan tinggi dari berbagai jurusan menuntut pengelola perguruan tinggi
melakukan pembenahan internal sebagai solusi terhadap penilaian masyarakat
seperti yang diuraikan diatas. Berbagai upaya peningkatan kualitas layanan
banyak dilakukan seperti meningkatkan mutu layanan termasuk fasilitas
penunjang demi memperlancar proses belajar mengajar dan memberikan
layanan yang terbaik bagi para mahasiswanya.
Disamping upaya di atas, realita banyaknya jumlah perguruan tinggi di
Indonesia saat ini perlu disikapi dengan strategi yang tepat. Image yang
dimiliki oleh sebagian masyarakat tentang mahalnya biaya kuliah memerlukan
strategi tersendiri bagi perguruan tinggi agar memperoleh animo positif di
masyarakat. Beberapa perguruan tinggi menetapkan strategi biaya yang dinilai
akan memperoleh respon positif. Dari aspek pemasaran, kebijakan biaya
kuliah perguruan tinggi merupakan strategi pemasaran yang dapat digunakan
untuk dapat menarik minat masyarakat. Fenomena yang terjadi saat ini, dari
2
sejumlah 1465 perguruan tinggi swasta di Indonesia, tidak semua memenuhi
kriteria minat, biaya dan prospek yang sudah ditentukan.
Banyak diantara masyarakat atau calon mahasiswa menganggap kuliah
atau belajar di perguruan tinggi adalah sesuatu hal yang “mewah” karena
belajar di perguruan tinggi memerlukan biaya yang cukup mahal. Biaya yang
diperlukan untuk belajar di perguruan tinggi dinilai terlalu mahal untuk
masayrakat dengan skala ekonomi menengah kebawah (middle-low). Hal ini
sering menjadi hambatan bagi perguruan tinggi dalam mendapatkan
mahasiswa sehingga perguruan tinggi mengalami penurunan jumlah
mahasiswa dari tahun ke tahun. Maka perguruan tinggi harus lebih peka dalam
menyikapi kebijakan penetapan harga agar tidak dinilai terlalu mahal.
Hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam
mempertimbangkan biaya kuliah di perguruan tinggi yang diminatinya.
Hindari perguruan tinggi swasta yang biaya kuliahnya terlalu mahal, atau
terlalu jauh dari tempat tinggal sehingga biaya yang dikeluarkan akan terlalu
mahal (PTS Online, 2007).
Bagi masyarakat pada umumnya dan calon mahasiswa pada khususnya,
biaya kuliah merupakan salah satu alasan dalam menetapkan pilihan
bergabung pada perguruan tinggi tertentu, disamping kualitas perguruan tinggi
secara keseluruhan. Dalam hal ini, kebijakan biaya kuliah akan mempengaruhi
penilaian dan perilaku masyarakat terhadap perguruan tinggi.
Kebijakan penetapan biaya kuliah akan sampai kepada masyarakat
melalui informasi biaya kuliah dalam bentuk brosur, yang berisi rincian biaya
3
kuliah dan fasilitas yang diberikan. Secara logika dalam kondisi persaingan
perguruan tinggi saat ini, biaya kuliah yang diinformasikan melalui media
seperti brosur-brosur yang diberikan akan membangun persepsi dan pola pikir
masyarakat
terhadap
perguruan
tinggi.
Sebagian
masyarakat
sering
mengkaitkan antara biaya kuliah dengan kualitas perguruan tinggi.
Dari aspek pemasaran dan perilaku konsumen, secara logis masyarakat
akan lebih selektif dalam membuat suatu keputusan dalam pemanfaatan
produk barang atau jasa, termasuk dalam memilih perguruan tinggi. Hal ini
dikarenakan pengalaman masyarakat tentang harga suatu produk dan kualitas
produk yang akan digunakan. Masyarakat dalam hal ini calon mahasiswa akan
memperhatikan biaya kuliah sebelum mereka mengambil keputusan untuk
memilih perguruan tinggi yang diminati.
Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di
suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege karena hanya orang yang
memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut
(Suwardjono, 2005). Belajar di perguruan tinggi tidak hanya mempertimbangkan faktor fisik dan sumber daya manusia, tetapi faktor keuangan juga
menjadi faktor yang perlu untuk dipertimbangkan. Dalam hal ini masyarakat
akan membandingkan biaya yang dibutuhkan di suatu perguruan tinggi
dengan reference price yang mereka miliki.
Bagi perguruan tinggi, fenomena tingginya biaya kuliah di perguruan
tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta
merupakan dilema tersendiri. Hal ini khusunya dialami oleh perguruan tinggi
4
swasta yang mulai mengalami penurunan jumlah mahasiswa dari tahun ke
tahun, termasuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika UMY
menurunkan biaya kuliah mungkin akan menarik minat para calon mahasiswa,
akan tetapi jika biaya kuliah diturunkan maka fasilitas yang diberikan tidak
akan optimal. Hal ini yang menjadi pertimbangan UMY dalam meninjau
ulang biaya kuliah yang ditetapkan.
Di sisi lain, realitas yang dihadapi oleh perguruan tinggi pada akhir
tahun akademik 2006/2007 adalah adanya persaingan yang semakin ketat
antara perguruan tinggi baik swasta maupun perguruan tinggi negeri. Hal ini
disebabkan masyarakat lebih selektif ketika memilih perguruan tinggi. Salah
satu faktor yang menjadi pertimbangan adalah biaya kuliah. Secara logis,
seorang konsumen akan mempertimbangkan faktor harga sebagai faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian atau penggunaan jasa. Mereka akan
membandingkan harga suatu produk atau jasa dan manfaat yang diperolehnya
dengan harga dan manfaat produk atau jasa yang lain. Demikian pula dalam
memilih perguruan tinggi, kebijakan dan strategi harga yang ditetapkan oleh
perguruan tinggi akan menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih
perguruan tinggi yang akan dipilih.
Reference price adalah semua harga yang menjadi patokan konsumen
dalam menilai harga yang lain (Schiffman & Kanuk, 2004 dalam Anandya,
2005). Dalam kasus perguruan tinggi, reference price merupakan persepsi
masyarakat terhadap biaya perkuliahan. Reference price yang dimiliki oleh
5
masyarakat selalu dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
dalam memilih perguruan tinggi.
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
eksploratif
yang
ingin
mengeksplorasi bagaimana konsumen memproses informasi biaya kuliah yang
saling melengkapi (produk komplemen yang diperoleh serta faktor apa yang
berperan dalam proses pengolahan informasi harga tersebut). Secara lebih
dalam penelitian ini ingin menggali apakah manusia mengembangkan pola
pikir tertentu ketika menilai harga dua produk komplemen.
Studi tentang reference price penting dilakukan karena saat ini perguruan
tinggi menghadapi persaingan dalam memperoleh mahasiswa, mengingat
fenomena penurunan jumlah mahasiswa yang dialami. Alasan lain, penelitian
mengenai pengaruh reference price terhadap keputusan memilih perguruan
tinggi belum banyak memperoleh perhatian. Penelitian di Indonesia yang
dilakukan Anandya (2005) mengungkapkan bahwa teori mengenai bagaimana
konsumen mengolah informasi tentang harga selalu merujuk pada reference
price. Penelitian ini juga dilakukan karena alasan bahwa perilaku konsumen
merupakan perilaku yang dilakukan konsumen dalam memilih, membeli,
menggunakan, menilai serta mengatur barang-barang dan jasa yang
dibutuhkan sehingga dapat memberikan kepuasan baginya (Haryanto, 2000),
termasuk perilaku konsumen terhadap perguruan tinggi sebagai penyelenggara
jasa pendidikan.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Anandya (2005) yang
memaparkan tentang pengaruh reference price terhadap keputusan tentang
6
harga. Hasil penelitian yang dilakukan Anandya (2005) menunjukkan bahwa
konsumen akan mencoba mengingat harga suatu produk dari pengalaman
reference price yang dimilikinya saat mereka melihat suatu produk untuk
pertama kalinya. Dalam penelitian lain yang dilakukan Haryanto (2000)
diperoleh kesimpulan bahwa konsumen akan semakin cermat dalam
menentukan suatu produk dan lebih cermat dalam mengambil keputusan
pembelian. Dalam perguruan tinggi keputusan pembelian merupakan
keputusan memilih perguruan tinggi yang diminati.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul “Studi
Eksperimentasi
Reference Price dan Faktor yang Berperan dalam
Keputusan Konsumen tentang Harga pada Perguruan Tinggi”.
B. Batasan Masalah
Untuk menjaga permasalahan dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas
dan pembahasan lebih mengarah pada masalah yang diteliti maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah, yaitu:
1. Penelitian ini merupakan studi kasus yang belum dapat digeneralisasikan.
2. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sewon
Bantul.
3. Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya siswa kelas XII IPS
2 dan siswa kelas XII IPS 4.
7
C. Perumusan Masalah
Masyarakat mempunyai persepsi mengenai biaya kuliah pada suatu
perguruan tinggi. Mereka akan mempertimbangkan biaya kuliah pada
perguruan tinggi yang mereka minati dengan reference price yang mereka
miliki tentang perguruan tinggi tersebut. Berdasar logika diatas, untuk kasus di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) masyarakat akan memilih
UMY apabila biaya kuliah di UMY lebih rendah dari persepsi mereka
terhadap biaya kuliah di UMY.
Dari logika di atas maka perumusan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimanakah reference price mempengaruhi pola pikir calon
mahasiswa dalam menilai biaya kuliah di suatu perguruan tinggi ?
D. Tujuan Penelitian
Masyarakat akan menggunakan persepsi mereka tentang biaya kuliah
disuatu perguruan tinggi. Reference price merupakan hal yang penting
diperhatikan karena masyarakat selalu membandingkan biaya kuliah dengan
reference price mereka miliki, dalam hal ini adalah persepsi masyarakat
tentang biaya kuliah di UMY.
Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengaruh reference price
terhadap pola pikir calon mahasiswa dalam menilai biaya kuliah pada suatu
perguruan tinggi.
8
E. Manfaat Penelitian
1) Bagi teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangan teori
mengenai pengaruh reference price dalam membentuk pola pikir dan
persepsi konsumen terhadap harga suatu layanan jasa, dalam hal ini
perguruan tinggi.
2) Bagi perguruan tinggi, penelitian ini bermanfaat dalam menyusun
kebijakan tentang harga yang sesuai. Hasil penelitian ini nantinya dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan selanjutnya
mengenai biaya kuliah di UMY yang sesuai dengan harapan dan persepsi
masyarakat.
3) Bagi peneliti, bermanfaat sebagai proses updating pengetahuan.
Download