ABSTRAK Indonesia merupakan Negara yang memiliki lima agama, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Budha, dan Hindu. Dan masyarakat Indonesia semakin majemuk dan terbuka sehingga sudah tidak mungkin membatasi pergaulan di masyarakat, hal ini dapat mendorong terciptanya pernikahan beda agama. Hal ini dapat berdampak pada kehadiran seorang anak dalam pernikahan beda agama, yang hanya dapat memiliki satu identitas agama. Meskipun memiliki satu identitas agama saja, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak yang lahir di pernikahan beda agama akan memperoleh pendidikan agama Islam dan Katolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pasangan suami istri dalam memaknai pernikahan beda agama yang mereka jalani, sekaligus mengetahui komunikasi antarpribadi yang terjadi pada pasangan suami istri dan pola komunikasi diantara mereka dalam memberikan pendidikan agama kepada anak. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan sifat deskriptif dan metode fenomenologi. Dengan menggunakan teknik analisis data fenomenologi Van Kaam terhadap hasil wawancara mendalam pada dua pasangan suami istri yang melakukan pernikahan beda agama dan memberikan pendidikan agama. Dari hasil penelitian bahwa dalam menjalani pernikahan beda agama, masingmasing informan memaknai pernikahan beda agama merupakan pernikahan yang baik untuk dilakukan dan dapat merasakan proses ibadah yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya. Memang dalam pernikahan beda agama, mengenai masalah anak, terutama pendidikan agama sudah seharusnya dikomunikasikan sebelum memasuki pernikahan. Selanjutnya dalam memberikan pendidikan agama, para informan mengedepankan komunikasi keluarga yang bersifat terbuka dengan pasangannya, memiliki sikap saling mendukung dengan pasangannya pada saat pasangannya memberikan pendidikan agama kepada anak mereka, memiliki sikap empati, positif dan kesetaraan antara pasangan suami istri. Dan komunikasi antarpribadi dalam keluarga yang terjalin secara terus menerus, maka dapat terlihat bahwa pola komunikasi yang terbentuk adalah pola komunikasi kelengkapan, yaitu pasangan suami istri dapat mengeluarkan atau memberikan pendapat kepada pasangannya mengenai pendidikan agama anak, meskipun berbeda identitas agama dengan anaknya. Kata kunci : Teori Interaksi Simbolik, Komunikasi Berbeda Agama, Komunikasi Keluarga, Fenomenologi, Kualitatif. viii