ABSTRAKSI Era Globalisasi telah membawa Negara Indonesia semakin maju dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Gaya hidup metropolis mewarnai kehidupan masyarakat di Surabaya. Bidang pendidikan khususnya, merupakan salah satu rutinitas masyarakat perkotaan yang dianggap sangat penting. Dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Agar terpenuhi kebutuhan beradaptasi dan berprioritas di tengah menjalani rutinitas perkotaan yang dinilai serba cepat, disiplin dan tepat waktu. Pendidikan musik yang rekreatif dan kreatif dari sekolah Musik Purwacaraka merupakan salah satu solusi. Selain itu, regenerasi budaya bangsa dilakukan dengan pengaplikasian Budaya Indonesia, khususnya Orkestra ala Jawa ke dalam interior pada bangunan Sekolah Musik Purwacaraka. Melalui desain interior, dilakukan pengendalian terhadap penyimpangan termal, atmosfer, cahaya dan bunyi yang berasal dari lingkungan luar. Pengendalian tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan buatan yang rumit dalam sebuah interior. Persyaratan tersebut antara lain adalah persyaratan fisik, fisiologis, dan psikologis bagi kenyamanan aktivitas manusia di dalamnya. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai karakter eksisting, komponen warna terlalu banyak, kurangnya visualisasi corporate sekolah musik Purwacaraka, terjadi kebisingan akustik, dan pengolahan penghawaan kurang baik. Melalui analisa eksisting sekolah Musik Purwacaraka dan studi komparatif dari produk yang setara dilakukan studi yang akan menjadi konsep akhir. Metode pengumpulan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah variabel eksperimen dengan pengambilan data primer dan sekunder. Data primer berupa survei lapangan, wawancara, kuesioner, dan observasi. Data sekunder berupa literatur, website, regulasi, dan standart. Konsep yang ingin dicapai dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk menciptakan atmosfer sekolah musik yang menghadirkan suasana musik di dalam interior, khususnya suasana Orkestra ala Jawa sebagai suasana baru dan karya yang kreatif dari sebuah akulturasi yang estetis. Akulturasi dilakukan dengan transformasi extended tradition sebagai bentukan postmodern instrumen gamelan pada elemen interior. Penataan zoning yang inovatif pada interior melalui sistematika desain sehingga memberi kenyamanan bagi aktivitas manusia di dalamnya. Dengan menerapkan aktivitas menunggu dengan orientasi membaca. Selain itu, pola hidup bersih dengan membedakan area sandal di dalam ruangan. Hasil yang diharapkan adalah sebuah desain interior yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna dari segi fungsional dan estetika sebagai bagian dari regenerasi budaya Indonesia, khususnya Orkestra ala Jawa. Kata kunci: Desain Interior, Musik, Purwacaraka, Postmodern, Gamelan